Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Taufik Hidayat
"Dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu diperlukan seorang perawat yang profesional. Saat ini perawat yang berpendidikan sarjana masih sedikit terutama di daerah. Perawat profesional nantinya akan menjadi contoh peran dimana dia bekerja terutama dalam menjalankan peran utamanya yaitu memberikan asuhan keperawatan. Untuk itu diperlukan suatu kesiapan dari individu baik secara fisik maupun psikologis Kesiapan psikologis meliputi kognise emosi dan konasi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kesiapan psikologis mahasiswa program ners kelas reguler FH UI menjadi role model di rumah sakit. Penelitian ini dilalcukan di FIK-UI dengan responden berjumlah 30 orang.
Desain penelitian ini adalah deskriptif sederhana dengan menggunakan kuesionen Hasil dari penelitian didapatkan, secara kognisi 40 % siap, 60% masih ragu-ragu. Secara emosi 20% siap, 60,7% masih ragu-ragu dan 4% tidak siap. Secara konasi 36,7% siap, 53,3% masih ragu-ragu dan 10 % tidak siap. Setelah dilakukan perhitungan secam menyelumh, penelitian ini rnenyimpulkan bahwa secara umum mahasiswa FIK UI 40 % siap, 60% ragu-ragu, dan 0% tidak siap.
Peneliti memberikan saran yaitu institusi pendidikan perlu terus meningkatkan proses dalam setiap PBM yang bertujuan untuk meningkatkatkan performa dan kepercayaan diri agar siap menjadi seorang role model khususnya peran pemberi asuhan keperawatan, dan para pengajar dan Clinical Instruktur lapangan diharapkan terus konsisten bersikap caring dan profesional karena sikap yang mereka tampilkan akan terinternalisasi oleh peserta didik. Mahasiswa disarankan untuk meningkatkan indeks prestasi akademik, aktif berorganisasi, dan menumbuhkan minat pekerjaan di pelayanan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
TA5462
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukhsma Ayu Qatrinada Lahfani
"Artikel ini membahas tentang pengaruh seorang selebriti sebagai panutan (role model), khususnya bagi komunitas LGBTQ+ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer, dan Plus). Ketika media sosial dan industri hiburan menjadi kian luas, influencer dan selebritas menjadi role model di bidang gaya hidup, masalah sosial, masalah pendidikan, dan pengetahuan terhadap dunia. Oleh karena itu, terpaan media dari seorang influencer atau selebritas sebagai panutan sangat besar, terhadap kepribadian dan gaya hidup pengikutnya sehari-hari. Hal ini pun diyakini berlaku bagi kelompok audiens yang termasuk dalam komunitas LGBTQ+. Studi ini berfokus pada analisis kasus berita seorang influencer asal Amerika Serikat, Jojo Siwa, yang mengungkapkan fakta bahwa dirinya adalah bagian dari komunitas LGBTQ+ (Twersky, 2021). Analisis dilakukan dalam kerangka teori ekologi media yang mengacu pada studi tentang bagaimana media dan proses komunikasi mempengaruhi persepsi, perasaan, emosi, dan nilai manusia (West & Turner, 2007). Tulisan ini bertujuan untuk mempelajari reaksi, tindakan, dan perasaan audiens yang termasuk ke dalam komunitas LGBTQ+ terhadap sosok Jojo Siwa, terutama pasca-pengakuannya kepada publik. Artikel tersebut berpendapat bahwa mengagumi selebriti sebagai panutan dapat menjadi sumber martabat, inspirasi, dan dukungan, terutama bagi komunitas LGBTQ+.

This article discusses the influence of a celebrity as a role model, especially on LGBTQ+ (Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer, and Plus) identity. As social media and the entertainment industry are becoming more extensive than ever, influencers and celebrities serve as role models in lifestyle, social issues, educational concerns, perceptions, and understanding of the world. The effect of media exposure of an influencer or celebrity as a role model is incredibly huge, affecting the audience's personalities and lifestyle daily. This notion also applies to those who adhere to the LGBTQ+ community. By adopting the media ecology theory--which refers to the study of how media and communication processes affect human perception, feeling, emotion, and value (West & Turner, 2007)--and taking the case of the response of Jojo Siwa's coming out news (Twersky, 2021), this paper studies how the LGBTQ+ community perceives this issue. This article focuses on the community's reactions, acts, and feelings towards the announcement. The study found that admiring celebrities as role models can be sources of dignity, inspiration, and support, particularly for the LGBTQ+ community.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jordy Oktobiannobel
"Pendahuluan: Role Model dalam pendidikan kedokteran tidak hanya penting dalam meningkatkan pembelajaran, tetapi juga memengaruhi pilihan tempat tinggal dan karir mahasiswa. Karir mahasiswa kedokteran yang dapat dipilih salah satunya adalah menjadi dokter spesialis. Saat ini 30 provinsi di Indonesia masih kekurangan dokter spesialis dan studi memperlihatkan role model memiliki pengaruh dalam pilihan karir dokter spesialis. Tujuan penelitian ini adalah melihat hubungan antara persepsi mahasiswa terhadap role model dan pemilihan karir dokter spesialis.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan alat ukur kuesioner yang diadaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Harun dkk. Instrumen telah melalui tahapan validasi, dimulai dari tahap telaah ahli oleh 6 panel ahli dan wawancara kognitif kepada 10 mahasiswa, Berikutnya dilakukan uji pilot kepada 30 mahasiswa dan analisis faktor yang melibatkan 170 mahasiswa, untuk kemudian dilakukan analisis kuantitatif untuk mengukur atribut persepsi role model yang berpengaruh pada pilihan karir dokter spesialis.
Hasil: Berdasarkan analisis faktor didapatkan 11 indikator persepsi mahasiswa terhadap dosen sebagai role model dan didapatkan seluruh faktor valid dengan faktor loading >0,45 dan reliabel dengan cronbach alpha 0,875. Terdapat 3 indikator persepsi dengan skor tertinggi, yaitu cara mengajarkan materi yang sulit agar dapat dimengerti, keterampilan klinis dan pengetahuan klinis. Hasil uji statistik memperlihatkan hubungan antara memiliki role model dengan keinginan memilih karir dokter spesialis (p value <0,05), terdapat hubungan antara cara dosen menghargai junior/mahasiswa, cara mengajarkan materi yang sulit agar dapat dimengerti dan keterampilan klinis dosen dengan mahasiswa memiliki role model (p value <0,05), serta terdapat hubungan antara cara dosen merespon kebutuhan mahasiswa dan keterampilan klinis dosen dengan keinginan memilih karir dokter spesialis (p value <0,05).
Kesimpulan: Penelitian ini memperlihatkan persepsi mahasiswa dalam mempertimbangkan pemilihan role model menunjukkan indikator keterampilan klinis secara konsisten selalu muncul baik dalam skoring kuesioner, maupun analisis statistik. Penelitian ini juga telah menghasilkan suatu kuesioner yang valid dan reliabel.

Introduction: Role models in medical education are not only important in improving learning, but also influence students' choices of residence and career. One of the careers that medical students can choose is to become a specialist doctor. The current condition of Indonesia is that 30 provinces still lack specialist doctors and several literatures show that role models have an influence on the career choices of specialist doctors. The purpose of this study was to see the relationship between students' perceptions of role models and the choice of specialist doctor careers.
Method: This study used a cross-sectional design with a questionnaire measuring instrument adapted from previous research conducted by Harun et al. which were validated through various stages, starting from expert review by 6 expert panels and cognitive interviews with 10 students. Then a pilot test was conducted on 30 students and factor analysis was conducted involving 170 students, of which the data was then subjected to quantitative analysis to measure the role model perception attributes that influence the career choices of specialist doctors.
Result: Based on factor analysis, 11 indicators of student perceptions towards lecturers as role models were obtained, all factors were valid with loading factors >0.45 and reliable with a Cronbach alpha of 0.875. There were 3 perception indicators with the highest scores, namely how to teach difficult material so that it can be understood, clinical skills and clinical knowledge. The results of statistical tests showed a relationship between having a role model and the desire to choose a specialist doctor career (p value <0.05), there was a relationship between the way lecturers respect juniors/students, how to teach difficult material so that it can be understood and the clinical skills of lecturers with students having role models (p value <0.05), and there was a relationship between the way lecturers respond to student needs and the clinical skills of lecturers with the desire to choose a specialist doctor career (p value <0.05).
Conclusion: This study shows that clinical skills indicators consistently appears, both in questionnaire scoring and statistical analysis, as a factor which relates to students' perceptions in considering a role model. This study has also produced a valid and reliable questionnaire.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library