Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Jauhari
Abstrak :
Keselamatan operasional pesawat sinar-x merupakan faktor penting untuk menjamin bahwa pemeriksaan rontgen yang dilakukan tidak mengakibatkan bahaya pada pasien, petugas maupun orang di sekitarnya. Untuk maksud tersebut maka pesawat sinar-x yang terdapat pada Jurusan Teknik Radiografi Politeknik Kesehatan Jakarta II dilakukan tes uji kepatuhan (compliance test). Disain penelitian ini menggunakan metode studi evaluasi dengan melakukan observasi dan eksperimen, kemudian dilakukan indepth analysis untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap keselamatan pesawat sinar-x. Didapatkan hasil penelitian untuk faktor eksposi terjadi koreksi rerata sebesar 7. 4 kV eff dan 7.1 kV peak pada pengukuran 100 mA, 100 ms. Koreksi rerata sebesar 10.8 kV eff dan 12.9 kV peak pada 150 mA, 200 ms. Rerata koreksi 10.3 kV eff dan 7.9 kV peak pada 200 mA, 300 ms. Untuk koreksi rerata arus tabung sebesar 22.5 mA, sedangkan koreksi rerata waktu penyinaran sebesar 5.3 detik. Untuk tabung kolimasi; materialnya masih mampu untuk menahan radiasi hambur dan radiasi boor. Tetapi reproduktivitas pesawatnya rendah bila dilakukan penyinaran dengan interval waktu yang cepat. Hasil tersebut menimbulkan permasalahan pada aspek keselamatan pemeriksaan pasien karena timbulnya unsafe act dan unsafe condition. Juga peril dan hazard yang terkandung akan dapat mengakibatkan incident dan accident pada peralatan, pasien maupun radiografer yang bakerja. Faktor keselamatan operasi pesawat sinar-x berperan penting dalam membentuk prosedur pemeriksaan yang aman dan optimal terhadap pasien, radiografer dan masyarakat umum. Sehingga kelebihan paparan pada pemeriksaan medik sinar-x tidak akan terjadi. Daftar bacaan: 22 (1988 - 2003)
Radiation Safety Analysis of X-Ray Machine on Laboratory of Radiography Departement, Jakarta 2nd Health PolytechnicsThe operational safety of x-ray machine is the most important factor, which insured that the radiation examination carried out, is not occurring hazard to the patient, radiographers, and the environment. Therefore, it is very important to make a compliances test of the x-ray machine, which is installed on a radiological department. The design of this paper is the evaluation study with in-depth analysis, which is useful to find the significant factor, influenced the safety radiation of x-ray machine. It is found that there are: mean correction of 7.4 kV eff and 7.1 kV peak at 100 mA, 100 ms; mean correction of 10.8 kV eff and 12.9 kV peak at 150 mA, 200 ms; mean correction of 10.3 kV eff and 7.9 kV peak at 200 mA, 300 ms, all for the voltage. Mean correction of 22.5 mA for the tube current and mean correction of 5.3 second for the exposure time. While for the collimator box, the material and the design of the box is still be able to hold out and observe the scattered radiation, but the reproducibility of the x-ray machine fail to perform the rapid serial exposure. The result makes a problem in the safety aspect of the patient examination because of the unsafe act and the unsafe conditions. It is also because of the peril and hazard contended tend to make some incident and accident on the x-ray machine, patient and the radiographers. Safety factor play the main rule to perform the safe and optimal examination procedure of the patient. radiographers and the environment. So un-useful radiation exposure on the medical radiation examination can be avoided. Reference: 22 (1988 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Hastuti
Abstrak :
International Atomic Energy Agency (IAEA) mengeluarkan rekomendasi kepada badan pengawas untuk menunjuk Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang berkompeten di radiologi diagnostik dan intervensional (RDI). Penelitian bertujuan mengetahui kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan sikap) PPR, faktor yang berpengaruh, indikator pengetahuan, keterampilan dan sikap yang signifikan serta hubungan antar variabel pengetahuan, keterampilan dan sikap. Rancangan penelitian rancangan cross sectional bersifat deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan 41,6 % PPR memiliki tingkat kompetensi rata rata 69,0 dengan kategori sedang. Faktor mempengaruhi pengetahuan adalah latar belakang pendidikan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, paparan informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor mempengaruhi keterampilan adalah peminatan studi/jurusan, pekerjaan selain sebagai PPR di RS, perlengkapan keselamatan radiasi, sumber informasi, frekuensi rekualifikasi, pelatihan serta komitmen pemegang izin. Faktor yang mempengaruhi sikap adalah tingkat pendidikan, peminatan studi/jurusan, umur, seberapa sering bekerja dengan radiasi, perlengkapan dan komitmen pemegang izin. Hasil uji multivariat diperoleh indikator pengetahuan yang signifikan adalah pengetahuan tentang konsep verifikasi kesesuaian dan kepatuhan persyaratan dan standar proteksi dan keselamatan radiasi. Indikator keterampilan yang signifikan adalah keterampilan menyusun dokumen program proteksi dan keselamatan radiasi dan Indikator sikap signifikan adalah pro aktif mendorong dokter radiologi untuk menetapkan kriteria pemeriksaan yang boleh, yang dilarang dan yang perlu konsultasi dokter. Pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap keterampilan, pengetahuan berpengaruh signifikan terhadap sikap dan keterampilan berpengaruh signifikan terhadap sikap. Hasil penelitian menyarankan adanya perbaikan pada unit kompetensi, persyaratan sertifikasi, mekanisme penyegaran, pembuatan SKKNI PPR dan pelatihan berkelanjutan bagi PPR di fasilitas RDI. ......The International Atomic Energy Agency (IAEA) urges regulatory organizations to hire a radiation protection officer (PPR) who is proficient in both diagnostic and interventional radiology (RDI). This research aimed to determine the competency (knowledge, skills and attitudes) of PPR, influencing factors, significant indicators of knowledge, skills and attitudes and the relationship between knowledge, skills and attitudes variables. The research employed descriptive quantitative method with a cross sectional design. The findings revealed that average competency score is 69,0 had moderate levels. Knowledge is influenced by educational background, occupation other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, exposure to information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. Meanwhile, skills are influenced by study/departmental specialization, work other than PPR in hospitals, radiation safety equipment, sources of information, frequency of requalification, training and commitment of permit holders. In addition, attitudes influenced by education level, study/department interest, age, how often to work with radiation, equipment and permit holder commitment. The multivariate test results revealed that comprehending the idea of validating conformity and compliance with radiation protection and safety criteria and standards was a significant indicator of knowledge. A significant skill indication is the skill to compile radiation protection and safety program documentation. Significant attitude indication is actively encouraging radiology doctors to establish standards for examinations that are allowed, prohibited, and require medical consultation. Knowledge has a significant effect on skills, skills have a significant effect on attitudes, and attitudes have a significant effect on knowledge. The research suggest improvements to competency units, certification requirements, refresher mechanisms, making SKKNI PPR and ongoing training for PPR at RDI facilities.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Telah dikembangkan alat yang dapat digunakan untuk membantu menentukan sudut pada pembuatan lead brick. Sudut yang dimaksud adalah sudut luar dan dalam yang harus memenuhi standar. Ketepatan pengerjaan sudut ini menjadi sangat penting untuk menjaga keseimbangan agar susunan lead brick tidak miring dan rubuh. Oleh karena itu setiap pengerjaannya menggunakan rotary table karena memudahkan dalam setting benda kerja dan kepresisian pengukuran dapat djaga. Namun dikarenakan banyaknya operator yang belum dapat menggunakan alat bantu ini untuk mencapai toleransi sudut maka diperlukan adanya metode pengukuran yang tepat pada proses machining lead brick menggunakan alat bantu rotary table sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk mencapai tingkat ketelitian sudut 0,03 derajat pada pembuatan sudut luar dan dalam lead brick.
PRIMA 6:11 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sistem mekanik ini tersiti dari kerangka, dudukan, sumber, kolimator, dan tempat perisai. Sistem penggerak berupa poros ulir dan batang engkol yang dapat diputar. Poros ulir dirancang untuk dapat dikopel dengan sistem penggerak konvensional ataupun penggerak yang dikendalikan dengan sistem control yang dapat digerakkan. Mempunyai jarak kebebasan 1000 m dari sumber ke detector serta dilengkapi dengan skala jarak dlam mm. Tempat perisai dapat diatur ketebalannya sesuai dengan perisainya. Dari rancangan mekanik dan sistem penggerkkan ini, diharapkan peralatan dapat dipakai untuk percobaan sistem proteksi dan keselamatan radiasi nuklir.
PRIMA 6:11 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The aim is to delineate areas of radiological hazards within and in the surrounding of two selected heavy mineral processing plants. For this purpose, gamma radiations were measured at points in regular grids, except in areas with high radiation the grid distance was condensed to less than the design one. The final results are contour maps of external gamma radiation with coordinates corresponding to the map of the site.
IMJ 2:1 (1996)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Asima
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran pajanan radiasi sinar X pada petugas Radiologi di unit Radiologi RS Paru Dr.H.A.Rotinsulu Bandung dengan menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian dilakukan terhadap 11 responden pada bulan April?Mei 2014 menggunakan desain cross-sectional, data primer berupa kuesioner,observasi, pemeriksaan kelenjar Tiroid dengan USG,pemeriksaan hematologi, pemeriksaan sel darah tepi pada seluruh petugas Radiologi, dan pengukuran dosis paparan radiasi di unit Radiologi,data sekunder berupa hasil pengukuran dosis paparan radiasi pada petugas Radiologi dan gambaran desain ruang Rontgen dan ruang pesawat CT Scan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 45 % petugas radiologi yang menderita Nodul Tiroid, dimana frekuensi kejadian Nodul Tiroid tinggi pada petugas Radiologi : berusia lebih dari 40 tahun (60%), memiliki masa kerja lebih dari 5 tahun (55,60%), tidak terproteksi (75%). Untuk menindaklanjuti adanya kejadian Nodul Tiroid pada petugas Radiologi, dan mencegah terjadinya dampak kesehatan yang tidak diinginkan, perlu dilakukan pemeriksaan kesehatan yang lebih lanjut pada seluruh petugas Radiologi RS Paru Dr.H.A.Rotinsulu.
This study aims to provide an overview of the exposure to X-ray radiation at the officers in the unit Radiology Radiology Dr.HARotinsulu Lung Hospital using quantitative descriptive analysis. The study was conducted on 11 respondents in the April-May 2014 using cross-sectional design, the primary data in the form of questionnaires, observation, examination of the thyroid gland with ultrasound, hematology examination, examination of peripheral blood cells in whole officer Radiology, radiation exposure and dose measurements in units of Radiology, secondary data from the results of measurements of radiation exposure dose to the official description of the design room of Radiology and Xray and CT scan space shuttle. The results showed that there was a 45% radiology staff who suffer from thyroid nodules, Thyroid nodules in which the high frequency of occurrence in the officer Radiology: over the age of 40 years (60%), has a life of over 5 years (55.60%), are not protected (75%). To follow up on a similar incidence of Thyroid Nodules Radiology officers, and prevent the occurrence of undesirable health effects, is necessary to further medical examinations on all officers Dr.HARotinsulu Radiology Lung Hospital.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cember, Herman
New York: Pergamon Press, 1987
616.075 7 CEM i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Frankel, Robert
New York: John Wiley & Sons, 1976
616.075 72 FRA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Muhyidin Farid
Abstrak :
Salah satu upaya perlindungan dari potensi bahaya radiasi di lingkungan sebagai dampak dari adanya lepasan radiasi disekitar fasilitas nuklir adalah dengan pemantauan dosis radiasi di lingkungan secara waktu nyata dan terus-menerus. Penelitian ini mengkaji sistem pemantaun radiasi di lingkungan yang telah diterapkan saat ini, kemudian mengembangkan sistem tersebut agar lebih berdayaguna dalam rangka kesiapsiagaan nuklir. Pengembangan sistem dilakukan melalui penambahan jaringan sensor nirkabel dan fitur peringatan dini.Jaringan sensor nirkabel JSN yang diaplikasikan kedalam sistem, meliputi JSN berbasis radio frekuensi RF dan general packet radio service GPRS. Faktor koreksi hasil pengukuran JSN GPRS tipe Pancake terhadap peralatan komersial JSN RF untuk pengukuran paparan radiasi lingkungan adalah 0.657, sedangkan faktor koreksi JSN GPRS tipe NaI Tl adalah 0,502. Data yang dikirim oleh perangkat deteksi gamma dikumpulkan di server yang dikelola oleh Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir PPIKSN-BATAN. Data yang diterima server disimpan di database xmonitoring, dapat dilihat secara langsung nilai paparan radiasi di lingkungan melalui phpmyadmin. Disain website dapat dikunjungi pada alamat http: 223.25.97.90/radmon-farid/index.php. Sistem peringatan dini akan dikirimkan ke operator penanggungjawab sistem radmon, apabila parameter pembatas paparan radiasi lingkungan sebesar 0,3 ?Sv/jam terlampaui. SMS peringatan dini akan dikirimkan kepada operator sistem radmon setelah 15 - 60 detik data pengukuran paparan radiasi lingkungan diterima oleh server.
One effort to protection from increasing of potentially environmental radiation hazards as impact of radiation discharge around nuclear facilities by environmental radiation monitoring in real time and continuously. This research focus on radiation monitoring sistem, then develop this sistem more efficiently for nuclear preparedness. This system was developed through addition of wireless sensor networks and early warning features. Wireless sensor networks WSN was applied to this system, including WSN based on radio frequency RF and general packet radio service GPRS. The correction factor of WSN GPRS Pancake type measurement results compare to WSN RF commercial equipment for environmental radiation exposure is 0.657, and correction factor for WSN GPRS NaI Tl type is 0.502. Data has been collected on the servers, who manage by Center for Informatics and Nuclear Strategic Zone Utilization BATAN Serpong. The value of doserate data was received of the server will be viewed on the graph of the website, with address 223.25.97.90 radmon farid index.php. This system will be sent to the radmon operator, if the parameters of threshold environmental radiation level was exceeded from 0.3 Sv h. after 15 60 seconds of measurement data of environmental radiation exposure received by the server. SMS early warning will be delivered to the operator this system, after 15 60 seconds environmental radiation exposure measurement was received.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
T47352
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dadan Faozan
Abstrak :
Risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah hal yang perlu dikendalikan agar dapat meminimalisasi terjadinya kecelakaan atau kesakitan di tempat kerja. Penelitian yang dilakukan pada proses standardisasi bahan radionuklida di laboratorium standardisasi PTKMR Batan Pasar Jumat tahun 2016 menunjukkan bahwa masih terdapat beberapa risiko yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah menilai tingkat risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses standardisasi radionuklida di PTKMR Batan. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatan observasional berdasarkan standar AS/NZS 43600: 2004 dan Perka Batan No.20/KA/I/2012. Tahapan dari penelitian ini meliputi identifikasi aktivitas kerja, identifikasi bahaya, identifikasi pengendalian risiko yang telah dilakukan, dan penilaian risiko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya beberapa bahaya fisik dan bahaya kimia pada proses kerja standardisasi radionuklida. ......Risk of Occupational Health and Safety should be controlled to minimalize the occurence of accident and disease in the workplace. This study was conducted at PTKMR Batan Pasar Jumat on 2016 and analyzed about standardization of radionuclide process. This study showed that there are some activity with high risk on the process of standardization of radionuclide. The aim of this study is to determine the value of risk of occupational health and safety on the process of standardization of radionuclide at PTKMR Batan. This study used descriptive analytical design and observational approach based on AS/NZS 43600:2004 and Perka Batan No.20/KA/I/2012. The steps of this study were identifying the process of radionuclide standardization, identifying hazards, identifying risk control of PTKMR Batan, and estimating the value of risk. The result of this study showed that there were some physical and chemical risk on the process of radionuclide standardization.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62866
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>