Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manullang, Timotius Kevin P.
"Latar belakang: Individu transgender pada satu waktu akan menjalani transisi gender karena rasa tidak nyaman terhadap dirinya. Namun, proses transisi ini tidak mudah karena ada faktor internal dan eksternal yang dihadapi individu transgender. Tantangan tersebut membuat individu transgender rentan mengalami gangguan mental akibat sulitnya tercapai proses transisi yang diinginkannya. Walaupun, individu transgender sudah melakukan transisi, individu tersebut juga rentan mengalami stigma dan diskriminasi. Penelitian ini bertujuan untuk menilai kebutuhan layanan psikiatri pada individu transgender di Indonesia yang menjalani proses transisi gender, serta memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode: Studi ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan survei, melibatkan populasi transgender di Indonesia sebagai subjek penelitian. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur karakteristik sosiodemografis, proses transisi gender, dukungan keluarga, pengalaman kekerasan, penggunaan layanan kesehatan psikiatri, dan dilengkapi dengan pertanyaan terbuka.
Hasil: Dari 121 subjek menunjukkan variasi dalam karakteristik sosiodemografis dan proses transisi gender pada populasi transgender di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan faktor internal, seperti tingkat pendidikan (p=0,003), mempengaruhi pilihan transisi. Individu dengan pendidikan setara kuliah lebih sering memilih transisi medis dibandingkan mereka dengan pendidikan setara SMA ke bawah. Faktor eksternal, seperti dukungan keluarga (p=0,036) dan sikap tenaga medis (p=0,025), juga signifikan dalam menentukan jenis transisi. Sebagian besar subjek kesulitan mengakses informasi terkait transisi gender dan lebih sering berdiskusi dengan teman atau komunitas LGBTQ. Layanan psikiatri belum sepenuhnya diakses karena keterbatasan informasi. Namun, individu yang melakukan konseling psikiatri menunjukkan peningkatan signifikan dalam menjalani transisi medis.
Simpulan: Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan, dukungan keluarga, dan diskriminasi tenaga medis terhadap proses transisi gender. Layanan psikiatri yang tersedia belum sepenuhnya diakses oleh individu transgender karena informasi yang kurang. Oleh karena itu, pentingnya dukungan psikiatri yang inklusif dan terjangkau bagi komunitas transgender.

Background: Transgender individuals often undergo gender transitions due to feelings of discomfort with their identity. However, the transition process is challenging due to internal and external factors faced by transgender individuals. These challenges make transgender individuals vulnerable to mental health disorders because of the difficulty in achieving their desired transition process. Even after transitioning, they remain at risk of stigma and discrimination. This study aims to assess the need for psychiatric services among transgender individuals in Indonesia undergoing gender transitions and understand the factors influencing these needs.
Method: This study employs a quantitative survey approach involving the transgender population in Indonesia as research subjects. Data were collected using questionnaires measuring sociodemographic characteristics, gender transition processes, family support, experiences of violence, and the use of psychiatric health services, supplemented with open-ended questions.
Results: Out of 121 subjects, the study revealed variations in the sociodemographic characteristics and gender transition processes within the transgender population in Indonesia. The findings show that internal factors, such as education level (p=0.003), influence transition choices. Individuals with college-level education are more likely to choose medical transitions compared to those with high school-level education or below. External factors, such as family support (p=0.036) and attitudes of healthcare providers (p=0.025), also significantly affect the type of transition. Most subjects face difficulties accessing information about gender transitions and often discuss their plans with friends or LGBTQ communities. Psychiatric services are not fully utilized due to a lack of information. However, individuals who undergo psychiatric counseling show significant improvements in undergoing medical transitions.
Conclusion: There is a relationship between education level, family support, and discrimination by healthcare providers in the gender transition process. Psychiatric services available to transgender individuals are underutilized due to insufficient information. Therefore, inclusive and accessible psychiatric support for the transgender community is essential.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Grace Aprilia Berlianta
"Upaya RSJ Prof. Dr. M. Ildrem dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan jiwa berfokus pada pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif sesuai Peraturan Gubernur Nomor 31 Tahun 2024. Meskipun rumah sakit telah meraih predikat “Sangat Baik” dalam Indeks Kepuasan Masyarakat, terdapat ruang pengembangan untuk mengoptimalkan delapan dimensi kualitas layanan menurut Samartzis & Talias (2020). Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas pelayanan kesehatan jiwa di Instalasi Rawat Jalan RSJ Prof. Dr. M. Ildrem berdasarkan persepsi keluarga pasien. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan wawancara mendalam terhadap delapan keluarga pasien dan empat petugas kesehatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan kesehatan jiwa di instalasi rawat jalan dinilai cukup baik, terutama dari segi kesesuaian intervensi dengan kondisi klinis dan profesionalisme tenaga medis. Pelayanan menunjukkan responsivitas dan efisiensi sistem yang baik, didukung oleh manajemen antrian dan pengawasan pasien yang memadai. Namun, masih ditemukan kebutuhan perbaikan dalam komunikasi prosedural, fasilitas pendukung bagi kelompok rentan, serta kesinambungan tenaga medis. Secara keseluruhan, pelayanan telah memenuhi sebagian besar dimensi kualitas, namun diperlukan upaya berkelanjutan untuk menghadirkan layanan kesehatan jiwa yang lebih inklusif, partisipatif, dan berorientasi pada pemulihan jangka panjang.

The efforts of Prof. Dr. M. Ildrem Mental Hospital in improving the quality of mental health services focused on promotive, preventive, curative, and rehabilitative approaches according to Governor Regulation Number 31 of 2024. Although the hospital had achieved the predicate "Very Good" in the Community Satisfaction Index, there was room for development to optimize the eight dimensions of service quality according to Samartzis & Talias (2020). This study aimed to determine the quality of mental health services in the Outpatient Installation of Prof. Dr. M. Ildrem Mental Hospital based on the perceptions of patient families. The method used was qualitative, with in-depth interviews conducted with eight patient families and four health workers. The results of the study showed that the quality of mental health services in the outpatient installation was considered quite good, especially in terms of the suitability of interventions to clinical conditions and the professionalism of medical personnel. Services showed good system responsiveness and efficiency, supported by adequate queue management and patient supervision. However, there was still a need for improvement in procedural communication, supporting facilities for vulnerable groups, and continuity of medical personnel. Overall, the service had met most of the quality dimensions, but ongoing efforts were needed to provide more inclusive, participatory, and long-term recovery-oriented mental health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library