Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 78 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Johan Arief Budiman
Abstrak :
Keharmonisan ukuran gigi anterior rahang atas dan rahang bawah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya oklusi, overjet dan overbite yang optimal pada tahap akhir perawatan orthodontik. Tujuan penelitian ini adalah mencari korelasi antara overjet dan overbite tahap akhir perawatan orthodontik dengan rasio anterior. Data dikumpulkan dari 100 model cetakan pasien tahap akhir perawatan orthodontik, dengan hubungan kaninus kelas I. Data diolah dengan t-test dan pengujian korelasi regresi. Nilai rasio anterior yang diperoleh penelitian ini (77,21±3,08) berbeda tidak bermakna dengan nilai rasio anterior menurut Bolton. Korelasi overjet dengan rasio anterior serta overbite dengan rasio anterior adalah bermakna (p<0,05). Diperoleh persamaan regresi, yaitu overjet = -0,047 rasio anterior + 4,58 dan overbite = -0,95 rasio anterior + 100,47. Terdapat 21 sampel yang menunjukkan nilai rasio anterior, overjet dan overbite normal, sedangkan sisanya menunjukkan variasi dari ketiga nilai tersebut.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafinus Arifin
Abstrak :
Pendahuluan: Beberapa penelitian melaporkan bahwa injeksi PGE2 pada mukosa bukal yang dikombinasikan dengan tekanan ortodonti dapat mempercepat pergerakan gigi, namun mempunyai kekurangan berupa resorpsi yang besar pada tulang alveolar dan akar gigi, serta rasa sakit karena penggunaan jarum suntik. Gel dipilih untuk menggantikan bentuk injeksi. PGE2 dalam bentuk gel dibuat untuk mengatasi kekurangan pemberian PGE2 secara injeksi. Tujuan: untuk melihat kedalaman penetrasi pada lapisan mukosa mulut tikus dan membuktikan bahwa gel PGE2 dapat berpenetrasi pada mukosa mulut tikus berdasarkan observasi hitung jumlah sel-sel PMN. Metode: Desain penelitian adalah eksperimental laboratorik in vivo. Uji efek penetrasi menggunakan 36 ekor tikus Sprague Dawley yang terdiri atas 16 tikus kelompok pengolesan gel PGE2, 16 tikus kelompok pengolesan gel tanpa PGE2 yang dibagi menjadi 1 jam, 2jam, 4 jam dan 8 jam pengolesan (setiap kelompok terdiri atas 4 tikus), serta 4 tikus tanpa perlakuan (normal) untuk validitas kelompok kontrol. Gel PGE2 dosis 25 µg/mL dan gel tanpa PGE2 dioleskan pada mukosa mulut rahang bawah selama 2 menit. Tikus di sacrifice setelah 1 jam, 2 jam, 4 jam dan 8 jam pengolesan. Kemudian dibuat sediaan histologi dengan pewarnaan Hematoxylin dan Eosin. Foto preparat diambil menggunakan OptiLab View. Hitung jumlah sel-sel PMN menggunakan mikroskop cahaya dengan pembesaran 100x untuk melihat kedalaman penetrasi pada lapisan mukosa dan pembesaran 400x untuk hitung jumlah PMN. Hasil: Penetrasi gel PGE2 setelah 1jam, 2 jam, 4 dan 8 jam pengolesan telah mencapai lapisan sub mukosa, di tandai dengan peningkatan jumlah sel-sel PMN. Berdasarkan uji oneway ANOVA menunjukkan tidak ada perbedaan jumlah sel PMN yang bermakna pada mukosa rahang bawah tikus antara kelompok gel tanpa PGE2 dan normal. Terlihat peningkatan jumlah sel-sel inflamasi PMN secara bermakna antara kelompok pengolesan gel PGE2 dengan gel tanpa PGE2. (p=0,001). Kesimpulan : Gel PGE2 dapat berpenetrasi ke mukosa mulut tikus. Kedalaman penetrasi gel PGE2 dapat mencapai submukosa. Efek penetrasi gel PGE2 pada mukosa mulut menunjukkan adanya peningkatan sel-sel PMN setelah 1 jam, 2 jam, 4 jam dan 8 jam pengolesan gel PGE2 dibandingkan kontrol. ......Introduction: Several researchs reported that orthodontic force combined with PGE2 injection on buccal mucosa could accelerate tooth movement. But, it has a adverse effect such as over resorption of alveolar bone and root, also a pain due to needle infiltration. Gel was chosen to substitute injection. PGE2 in a form of gel is made to overcome the negative effects of PGE2 injection. Purpose: The aim of this study was to know the depth of the mucosal layer after PGE2 gel application and to prove that PGE2 gel could penetrate into oral mucosa based on the observation of PMN cells in rats. Methods: The design is laboratory experience in vivo. Penetration test was using 36 rats Sprague Dawley that were divided into 16 rats with topical PGE2 gel , 16 rats with topical gel without PGE2 with 1 hour, 2 hours, 4 hours, and 8 hours of application (each group consists of 4 rats) and 4 rats with no interference (normal) to the validity of the control group. Gel with 25 µg/mL of PGE2 and gel without PGE2 were applied on oral mucosa for 2 minutes. Then, the rats were sacrificed after 1 hour, 2 hours, 4 hours, and 8 hours application. After that, the samples were prepared for histological examination with Hematoxyllin and Eosin. The picture were taken with OptiLab View and PMN cells –count with light microscope, set 100 times of magnification for observation the depth of PGE2 gel penetration and 400 times of magnification for count of PMN cells. Results: It was shown the increase of PMN cells at all blasting in submucosa layer after 1 hour, 2 hour, 4 hour, and 8 hour of PGE2 gel application. ANOVA one-way test showed that there was no significant difference of the amount of PMN cells-count of mandible mucosa of rats between non-PGE2 gel and normal. However, there was significant difference of the amount of PMN cells-count between gel with PGE2 and gel without PGE2 ( p=0,001 ). Conclusion : PGE2 gel could penetrate into rats oral mucosa. The depth of PGE2 gel penetration had reach the submucosa layer. The effect of PGE2 gel in oral mucosa showed PMN cells, 1 hour, 2 hour, 4 hour and 8 hour of topical application of PGE2 gel. The amount of PMN cells-count was significantly increased compared to control.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2012
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Fithri
Abstrak :
Dalam era persaingan industri yang semakin global disertai perkembangan teknologi yang pesat, industri-industri terus berusaha meningkatkan kuantitas dan kualitas produk yang dihasilkannya. Perkembangan hasil industri yang semakin meningkat secara terus-menerus memerlukan dukungan proses produksi yang lancar. Salah satu bentuk dukungan proses produksi terletak pada peralatan produksi yaitu mesin-mesin produksi. Untuk menjaga kondisi dari mesin-mesin tersebut agar berada dalam keadaan yang optimal saat digunakan, maka diperlukan kegiatan pemeliharaan pada mesin-mesin tersebut untuk menjaga kehandalan sistem dan menyediakan mesin cadangan untuk menghindari menurunnya ketersediaan sistem karena tindakan pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan juga dilakukan oleh industri fibre cement yang terletak di kawasan Daan Mogot Jakarta. Mesin yang sering dilakukan proses pemeliharaan adalah mesin kompresor. Pada saat ini, industri fibre cement telah memiliki jadwal pemeliharaan mesin kompresor, tetapi belum optimal. Untuk itu, perlu dilakukan tindakan penjadwalan ulang pemeliharaan mesin kompresor yang akan menjamin kehandalan mesin kompresor. Pada penelitian ini akan dicari solusi untuk menyelesaikan masalah penjadwalan yang optimal dengan menggunakan Mixed Integer Non Linier Programming dari Kamran S. Moghaddam and John S. Usher (2010). Model Kamran ini mempertimbangkan faktor perbaikan seperti biaya kerusakan, replacement, dan biaya lainnya yang berkaitan dengan proses maintenance. Dengan memiliki fungsi tujuan meminimasi biaya pemeliharaan dan memaksimalkan reliability mesin. Dari hasil pengolahan data, dapat diketahui bahwa Mesin Kompressor Atlas Copco 1 di PT. Bakrie Building Industries, Tbk bahwa mesin tersebut tidak bisa digunakan lagi karena frekuensi melakukan replace dan maintain setiap setiap periode sering. Hal ini meningkatkan biaya pemeliharaan sedangkan reliability yang dihasilkan rendah yaitu sekitar 60%. ......In an era of industrial competition that increasingly global, accompanied by rapid technological developments, industries continue to increase the quantity and quality of product. Development of industrial products that constantly increase, needs a support of smooth production process. One form of support lies in the production process of the production equipment machinery production. To maintain the condition of the machines to be in optimal condition during use, required maintenance activities on these machines to maintain system reliability and provide backup engine to avoid a decrease in system availability due to maintenance actions. Maintenance activities are also carried by fiber cement industries, located in Daan Mogot Jakarta. Machines that often carried out its maintenance process is the engine compressor. At present, the fiber cement industry has a compressor engine maintenance's schedule, but it's not optimal yet. Because of that, needs a proper action to rescheduled the compressor machine maintenance that will ensure the reliability of the engine compressor. This research will look for solutions to solve the optimal scheduling problem using Mixed Integer Non Linear Programming of Kamran S. Moghaddam and John S. Usher (2010). Kamran's model considers repairing factors such as cost of damages, replacement, and other costs associated with maintenance processes and the goals are to minimize the maintenance costs and maximizing the machine reliability. The results of data processing, the Compressor Machine, Atlas Copco 1 in the PT . Bakrie Building Industries, Tbk, can't longer being used because of the frequency to replace and maintain in each period is too often.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T30536
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bilqis Nurul Azizah
Abstrak :
Latar Belakang: Kasus bencana yang diakibatkan oleh alam dan manusia di Indonesia menimbulkan banyak korban jiwa. Terdapat usia kritis yang terkait dengan undang-undang yang berkaitan dengan usia. Dibutuhkan metode yang paling baik dalam uji estimasi usia, sehingga perlu dicari metode uji estimasi usia yang akurat untuk di Indonesia. TCI-Khoman baru dikemukakan pada tahun 2015, estimasi usia pada metode ini menggunakan gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar pada radiograf periapikal yang  hasilnya belum pernah dibandingkan dengan metode estimasi usia yang sudah ada. Metode atlas Blenkin-Taylor merupakan metode estimasi usia dengan menggunakan atlas tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi usia prenatal hingga 25 tahun  pada pria dan wanita, populasinya pada Australia Modern dengan menggunakan radiograf panoramik atau sefalometrik yang telah digunakan sebagai acuan tahap pertumbuhan dan perkembangan gigi di dunia. Sehingga dibutuhkan penelitian untuk membandingkan antara hasil estimasi usia menggunakan metode TCI-Khoman yang baru ditemukan, dengan metode atlas Blenkin-Taylor yang sudah menjadi acuan di dunia. Tujuan: Menganalisis keakuratan metode estimasi usia menggunakan rumus TCI-Khoman dibandingkan dengan metode atlas Blenkin-Taylor pada gigi insisivus, kaninus, premolar, dan molar di Indonesia dalam rentang usia 8-25 tahun. Metode: Pengujian estimasi usia pada 123 sampel dengan menggunakan rumus TCI-Khoman kemudian dibandingkan dengan estimasi usia menggunakan metode atlas Blenkin-Taylor. Hasil: Metode TCI-Khoman dapat menggunakan radiograf periapikal maupun panoramik. Hasil perbandingan antara estimasi usia dengan menggunakan metode TCI-Khoman dan atlas Blenkin-Taylor tidak ditemukan perbedaan bermakna. Hasil perbandingan antara usia kronologis dengan masing-masing metode estimasi usia TCI-Khoman dan atlas Blenkin-Taylor tidak ditemukan perbedaan bermakna. Kesimpulan: Uji estimasi usia menggunakan metode TCI-Khoman dengan metode atlas Blenkin-Taylor pada rentang usia 8-25 tahun sama-sama dapat digunakan di Indonesia dengan menggunakan radiograf panoramik. ......Background: Cases of human or natural disasters in Indonesia have caused many victims. There is a critical age associated with laws relating to age. The best method for age estimation is needed, so it is necessary to find an accurate age estimation for Indonesian people. TCI-Khoman discovered in 2015, the age estimation in this method uses incisor, canine, premolar, and molar teeth on periapical radiographs whose results have never been compared with existing age estimation methods. The Blenkin-Taylor Atlas method using atlas order of eruption between prenatal age to 25 years old in men and women with Modern Australian population uses panoramic or cephalometric radiographs that have been used as a reference for tooth development and eruption atlas in the world. So the research is needed to compare the results of age estimation using the newly discovered TCI-Khoman method, with the Blenkin-Taylor atlas method that has become a reference in the world. Objectives: To analyze the accuracy of the age estimation method using the TCI-Khoman formula in incisor, canine, premolar, and molar  teeth compared to the Blenkin-Taylor atlas method in Indonesia in the age range of 8-25 years. Methods: Testing age estimations in 123 samples using the TCI-Khoman formula then compared with age estimation using the Blenkin-Taylor atlas method. Results: The TCI-Khoman method can use in both periapical and panoramic radiographs. The results of the comparison between age estimations using the TCI-Khoman method and Blenkin-Taylor atlas did not show significant difference. The results of the comparison between actual age between each TCI-Khoman age estimation method and Blenkin-Taylor atlas did not show significant differences. Conclusion: Both age estimation methods, TCI-Khoman method and Blenkin-Taylor atlas method, in the age range of 8-25 years can be used in Indonesia using a panoramic radiograph.
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranda Hotmauli
Abstrak :
Proses pengolahan CPO membutuhkan mesin-mesin kritis, termasuk mesin screw press, yang vital untuk menjaga produktivitas dan kualitas produk. Kurangnya penjadwalan preventive maintenance yang terorganisir pada mesin-mesin pengolahan kelapa sawit dapat membawa konsekuensi serius. Risiko kegagalan mesin dapat meningkat, yang berpotensi menghambat kelancaran produksi dan menimbulkan biaya perbaikan yang tinggi. Sehingga dilakukan penelitian ini yang bertujuan merancang pemeliharaan preventif untuk mesin press dengan tujuan meminimalkan risiko kegagalan dan meningkatkan efisiensi operasional menggunakan metodologi Reliability Centered Maintenance (RCM). Rencana pemeliharaan ini dikembangkan berdasarkan analisis FMEA untuk komponen-komponen kritis seperti worm screw, bearing, lengthening shaft, dan press cage. Data reliabilitas dari Januari hingga Desember 2023 menunjukkan kondisi awal komponen-komponen tersebut, dimana untuk mencapai reliabilitas target 70%, jadwal pemeliharaan ditetapkan dengan poin seperti rekondisi worm screw setiap 22 hari dengan kawat las SS 304 electrode, penggantian bearing setiap 22 hari sebelum melewati umur teknis, pemeriksaan baut dan mur lengthening shaft setiap 17 hari, serta pemeriksaan dan pembersihan press cage setiap 18 hari. Implementasi rencana pemeliharaan ini diharapkan dapat mengurangi risiko kegagalan mesin screw press, meminimalkan downtime produksi, dan mendukung pencapaian target produksi secara efisien dalam pasar global yang kompetitif. ......The processing of CPO requires critical machinery, including screw press machines, which are essential for maintaining productivity and product quality. A lack of organized preventive maintenance scheduling for palm oil processing machines can lead to serious consequences. The risk of machinery failure may increase, potentially disrupting production flow and resulting in high repair costs. Hence, this research aims to design preventive maintenance for press machines to minimize failure risks and enhance operational efficiency using the Reliability Centered Maintenance (RCM) methodology. The maintenance plan is developed based on Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) for critical components such as worm screws, bearings, lengthening shafts, and press cages. Reliability data from January to December 2023 indicated the initial conditions of these components. To achieve a target reliability of 70%, the maintenance schedule includes actions such as reconditioning worm screws every 22 days using SS 304 electrode wire, replacing bearings every 22 days before reaching their technical life, inspecting bolts and nuts on the lengthening shaft every 17 days, and inspecting and cleaning the press cage every 18 days. Implementation of this maintenance plan is expected to reduce the risk of screw press machine failures, minimize production downtime, and support efficient production target achievements in a competitive global market.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wilson, Jennie
Edinburgh: Bailliere Tindall, 2003
616.911 22 WIL i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Gray, J.A. Muir
New York: Oxford University Press, 1979
614.44 GRA m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sardjito
Abstrak :
Buku ini berisi mengenai uraian pencegahan terhadap beberapa macam jenis penyakit: uraian bab kesehatan; mencegah sakit perut dengan jalan disuntik; sakit di dalam perut dan cara-cara pencegahannya; sakit yang disebabkan digigit oleh binatang; sakit yang diakibatkan karena bersentuhan; pencegahan beberapa macam penyakit dengan cara memakan makanan yang berfaedah, bervitamin.
Batavia Centrum: Bale Pustaka, 1932
BKL.0196-PW 63
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyah Nur Fadhilah
Abstrak :
Mencegah dan bertahan merupakan dua bentuk upaya manusia dalam melindungi diri maupun harta benda yang dimiliki. Begitu pula dengan mereka yang tinggal dalam hunian yang berada di dalam non-gated community. Ketiadaan fasilitas pengamanan yang diberikan oleh kawasan membuat hunian dalam nongated community membutuhkan sebuah desain hunian yang tidak hanya mampu mendukung aktivitas penghuninya, namun juga menghadirkan ruang berlindung dari ancaman tindak kejahatan yang sewaktu-waktu mungkin datang. Berdasarkan sebab-sebab yang mendasari kecenderungan pelaku tindak kejahatan dalam memilih target, didapat lima prinsip desain arsitektur yang berfungsi melindungi penghuni yakni menutup kesempatan terjadinya tindak kejahatan. Kelima prinsip tersebut berupa desain dengan penegasan batas teritori secara jelas (territoriality), desain yang menghadirkan upaya pengawasan (surveillance), desain yang menghadirkan pengontrolan akses (control access), desain yang memberikan kesan positif dan terawat melalui pengelolaan area teritori hunian (image and maintenance), serta lokasi hunian terhadap area disekitarnya (milieu/safe area). Kemudian, dalam menghadirkan desain arsitektur preventif yang tepat guna, dibutuhkan pemahaman mengenai permasalahan/titik kelemahan target, karakter masing-masing prinsip desain, dan kemungkinan terjadinya keterbatasan efektivitas desain terhadap waktu. ...... Prevent and survive are the two forms of human?s effort to protect themselves and their property. So does with the people who live in unprotected residential area (non-gated community). The absence of security facilities (that provided by a residential area manager) makes the residents need more than a design that able to support resident's activities, but also a design that could protect them from the threat of crime. Based on the causes of criminal's tendency in selecting target, there are five principles of architectural protection strategy which have function to block, to prevent residents from the crime opportunity. The five principles are: design with a clear assertion of territorial boundaries (territoriality), design that supports surveillance activity (surveillance), design that creates control of the access (access control), design that creates a positive, a well-maintained image to an outsider through the territoriality maintenance of the building (image and maintenance), and the residential location from its surrounding (milieu/safe area). Thus, in order to get an effective architectural preventive design, it needs a comprehensive understanding of the problem (the cause that creates crime opportunity), the character of each principle, and the possibility of limited design effectiveness due to the environmental changes over time.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56910
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>