Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jay, Ros
Jakarta: Gramedia, 2006
808.5 JAY e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pramana Padmodarmaya
Jakarta: Balai Pustaka, 1988
792 PRA t
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Wiranita Ramadhani Utami
"Sebagai media sosial berbasis foto, Instagram memberikan ruang ke penggunanya untuk secara hati-hati mengekspresikan diri dengan tujuan untuk menyampaikan sisi positif pengguna ke pengikutnya. Hal ini menciptakan perilaku baru dimana pengguna membuat persona yang bukan diri mereka sendiri dan perempuan menjadi yang paling rentan dalam menghadapi efek negatif presentasi diri. Untuk mengurangi efek negatif dari Instagram, Tagar #MakeInstagramCasualAgain mendorong pengguna menampilkan foto dengan sedikit kurasi untuk menunjukkan diri mereka yang otentik atau tidak sempurna. Penelitian ini bertujuan untuk memahami apakah gerakan ini mampu membantu perempuan menampilkan diri mereka secara berbeda tanpa mengikuti standar social di Instagram. Enam puluh sampel diambil dari lima akun yang mengunggah foto mereka dari Januari hingga Desember 2021. Menggunakan teori presentasi diri dari Goffman (1959), analisa menunjukkan foto yang masuk ke dalam tagar menggunakan sedikit kontrol. Selain itu, sosial media juga tidak mempunyai standar spesifik foto yang layak untuk dibagikan. atau singkatnya, setiap pengguna mempunyai kendali sendiri terhadap foto yang mereka bagikan. Terakhir, dengan lebih banyaknya pengguna yang beralih untuk mengunggah foto yang kurang dikurasi, estetika Instagram yang ada mungkin akan tergantikan dengan postingan biasa. Secara keseluruhan, gerakan ini berdampak positif pada cara orang menampilkan diri dan cara audiens Instagram memandang media sosial.

As a photo-based social media platform, Instagram allows users to create self-expression carefully. They are aiming for users to perceive their bright and positive side of them. This behavior often leads users to create a persona that is not theirs. Mostly, women are vulnerable to facing the consequence of creating self-presentation on Instagram. The hashtag #MakeInstagramCasualAgain encourages users to start displaying photos with less curation to show their imperfect and authentic selves to the public to lessen the negative effect of Instagram. This study aims to understand how this movement helps women present themselves differently without following the social standard through Instagram. Sixty samples are taken from posts uploaded by five accounts from January to December 2021. Using Goffman's (1959) theory of self-presentation, the study found that photos taken under the hashtag reveal that public users share a less controlled action. It also reveals that social media does not have any specific standard of which image is worth sharing. In short, the people who run the platform have control over what to share. Eventually, the existing aesthetic of Instagram may be replaced with casual posts because more users are shifting to show less curated photos. Overall, the movement positively impacts how people present themselves and how the audience of Instagram perceives social media."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Siwi Sarita
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara need to belong dan self-presentation yang ditunjukkan remaja di Instagram. Need to belong didefinisikan sebagai kebutuhan untuk membentuk dan mempertahankan setidaknya kualitas minimum dari hubungan interpersonal, yang biasanya telah dibawa sejak lahir dan universal bagi manusia. Self-presentation adalah proses di mana individu berusaha untuk mengontrol kesan yang diberikan orang lain kepada mereka. Pengukuran need to belong dilakukan dengan menggunakan alat ukur Need to Belong Scale (NTBS) yang dikembangkan oleh Leary, Kelly, Cottrell, & Schreindorfer (2013). Pengukuran self-presentation dilakukan dengan menggunakan alat ukur Self-Presentation Tactics Scale (SPT) yang dikembangkan oleh Lee, Quigley Nesler, Corbett, & Tedeschi (1999). Alat ukur tersebut diadaptasi agar lebih sesuai ke dalam konteks penggunaan Instagram. Partisipan penelitian berjumlah 204 remaja berusia 10-22 tahun yang menggunakan Instagram. Melalui teknik statistik Pearson Correlation, diketahui bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara need to belong dan self-presentation yang ditunjukkan remaja di Instagram, khususnya pada tipe self-presentation ingratiation.

ABSTRACT
This research was conducted to find the correlation between need to belong and self-presentation that adolescents show on Instagram. Need to belong defined as a need to form and maintain at least a minimum quantity of interpersonal relationship, is innately prepared (and hence nearly universal) among human beings. Self-presentation defined as the use of behavior to communicate some information about oneself to others. Need to belong was measured using an instrument named Need to Belong Scale (NTBS) developed by Leary, Kelly, Cottrell, & Schreindorfer (2013). Self-presentation was measured using Self-Presentation Tactics Scale (SPT) developed by Lee, Quigley Nesler, Corbett, & Tedeschi (1999). This instrument was adapted to the context of the use of Instagram. Participants of this research were 204 adolescents aged 10-22 years old who use Instagram. The Pearson Correlation indicates positive significant correlation between need to belong and self-presentation that adolescents show on Instagram, particularly the ingratiation tactic of self-presentation."
2016
S64823
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hague, Paul
London : Kogen Page, 1994
R 658.452 HAG p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Meidina Aysha Anindita
"ABSTRAK
Media sosial telah merubah cara manusia berkomunikasi dengan satu sama lain. Perkembangan sosial media
saat ini membuka peluang karir baru yang belum pernah ada sebelumnya. Salah satunya adalah menjadi seorang
beauty vlogger. Tasya Farasya adalah salah satu beauty vlogger yang paling sukses di Indonesia saat ini.
Meskipun baru memulai karirnya di tahun 2017, Tasya saat ini memiliki 2.88 juta subscribers YouTube dan 2.6
juta followers di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu upaya yang dilakukan Tasya Farasya
sebagai seorang beauty vlogger mempergunakan media sosial sebagai kanal untuk mempresentasikan dan
mempromosikan dirinya. Artikel ini terpusat pada panggung depan dari teori Dramaturgi karya Ervuing
Goffman dan personal branding milik Peter Montoya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa presentasi diri
Tasya Farasya di sosial media adalah sebagai pribadi yang menyenangkan, ceria, positif, dan jujur. Tasya
memiliki kredibilitas terhadap promosi produk yang baik, dan menonjol berkat spesialisasinya dalam full glam
makeup look dia diantara beauty vlogger lain yang mengikuti trend natural.

ABSTRACT
Social media has changed the way humans communicate with one another. The development of social media
opens up new career opportunities like never before. One of them is to become a beauty vlogger. Tasya Farasya
is one of the most successful beauty vloggers in Indonesia today. Although she only started her career in 2017,
Tasya currently has 2.88 million YouTube subscribers and 2.6 million followers on Instagram. This study aims
to explore the efforts made by Tasya Farasya as a beauty vlogger to use social media as a channel to present
and promote himself. This article is centered on the front stage of Ervuing Goffmans Dramaturgi theory and
Peter Montoyas personal branding. The results showed that Tasya Farasyas self-presentation on social media
was fun, cheerfu, positive, and truthful. Tasya has credibility for good product promotions, and she stands out
thanks to her specialization in full glam makeup look for her among other beauty vloggers who sticks to the
natural trend."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Goffman, Erving
New York: Doubleday , 1959
301 GOF p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Haryono Suyono
Jakarta: The State Ministry for Population, 1995
304.66 HAR f
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Pluymaekers, Mark
Bussum: Coutinho, 2011
BLD 302.224 PLU o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>