Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyudi Hartono
Abstrak :
Ruang lingkup: Di bagian produksi industri rotan, pekerja melakukan gerakan tangan berulang untuk jangka waktu yang lama dan sering kali disertai beban yang berat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi serta faktor-faktor yang berhubungan dengan Upper Extremity Work-Related Musculoskeletal Disorders (UEWMSDs).

Metode: Penelitian ini mcnggunakan desain potong lintang dengan jumlah sampel 100 yang diambil secara random sampling. Data penelitian didapat dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan provokasi neurologi pada ekstrentitas atas dan pengamatan sikap dan posisi anggota tubuh pada waktu bekerja dengan menggunakan kode skor RULA.

Hasil penelitian: Didapatkan prevalensi UEWMSDs sebesar 46 %. Kelainan UEWMSDs yang terbanyal; adalah Impingement syndrome sebesar 24.%. Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, status gizi, tingkal pendidikan, lama kerja, masa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, pekerjaan sampingan, lama tidur, riwayat keluhan fisik sebelumnya, desain ruang kerja, pelatihan kerja dan SOP tidak terbukti merupakan faktor risiko untuk terjadinya UEWMSDs. Faktor yang :Iarhubungan dengan UEWMSDs adalah sikap dan posisi anggota tubuh pada waktu bekerja dengan skor RULA ≥ 5 (p=0.000).

Kesimpulan: Hasil penelitian mendapatkan adanya hubungan bennakna antara sikap dan posisi anggota tubuh waktu bekerja dengan UEWMSDs. Sikap dan posisi anggota tubuh dengan skor RULA ≥ 5 mempunyai risiko UEWMSDs 104 kali dari sikap dan posisi anggota tubuh dengan skor RULA < 5.
The Relationship Between Upper Extremities' Posture on Work and UEWMSDs on Rattan workers at PT "X". Scope: Al the production unit of rattan industry, workers perform repetitive hand movements for prolonged periods of time and occasionally with heavy load The purpose of this study is to assess the prevalence and factors that relate with Upper Extremity Work-related Macula-Skeletal Disorders (UEWMSDs).

Method: This study used cross-sectional design with a total number of 100 samples that was randomly sampling selected. The data were compiled from anamnesis, physical examination, neurology provocation; test on upper extremities and observation during working using RUI,R score.

Result : The prevalence of UEWMSDs is 46 % . hnpingement syndrome is the greatest number of UEWMSDs (24 %). Whereas age, gender, nutrient status, educational background, length of working hours, length of service, smoking habit, sports, side jobs, length of sleep, prior history of physical complaint, workplace design, job training and standard operational procedure (SOP) are not risk factors for UEWMSDs. The factor related with UEWMSDs is extremity's posture and position during working with RULA score (p=0.000).

Conclusion : The study finds that there is a significant relationship between extremity' posture and position during working with UEWMSDs. Extremity' posture and position with RULA score ≥ 5 have a risk of 104 times greater than the ones with RULA score < 5.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T13615
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhan Fadillah
Abstrak :
ABSTRAK
Industri tekstil dan garmen adalah salah satu industri terpenting di dunia. Di Indonesia, industri tekstil dan garmen adalah satu dari sepuluh industri yang diprioritaskan dari Rencana Induk Pengembangan Industri Naosional (RIPIN) 2015-2035. Karakteristik pekerjaan dalam industri garmen umumnya proses penanganan material dan proses yang melibatkan permesinan yang memiliki pengulangan yang tinggi pada satu jenis otot yang dapat menyebabkan Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD adalah salah satu masalah kesehatan kerja terbesar saat ini. Dalam penelitian ini, pekerja divisi sablon industri garmen UMKM PT.X yang memiliki risiko tertinggi di salah satu UMKM di Jakarta dievaluasi untuk postur kerja mereka menggunakan indeks evaluasi postur menggunakan virtual environment dalam software Jack. Pekerja divisi sablon PT. X memiliki risiko WMSD dari nilai PEI dan analisis ergonomi lainnya (LBA, OWAS, dan RULA). Nilai PEI yang didapat berkisar dari 1,12 hingga 2,7. Hasilnya menunjukkan bahwa pekerja memiliki risiko low dan medium to low injury dari postur kerja yang dilakukan.<
ABSTRACT
Textile and garment industry is one of the most important industries in the world. In Indonesia, textile and garment industry is one of ten industries prioritized from the 2015-2035 Nation Industrial Development Master Plan (RIPIN). Job characteristics in the garment industry ae generally material-handling processes and processes involving machinery that have high repetition that can cause Work-related Musculoskeletal Disorder (WMSD). WMSD is one of the biggest occupational health problems nowadays. In this research, workers of screen printing division of garment industry Small Medium Enterprise (SME) PT.X which has the highest risk in one of the SME in Jakarta were evaluated for their working postures using posture evaluation index using virtual environment in Jack simulation. PT. X has a risk of WMSD from PEI values and other ergonomic analysis (LBA, OWAS, and RULA). The PEI values obtained ranged from 1.12 to 2.7. The results show that workers have a low and medium to low injury risk from the work posture performed.

2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Fitriyani
Abstrak :
ABSTRAK
Latar belakang dan tujuan. Abortus spontan merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang cukup sering dialami oleh pekerja wanita di PT.T Jakarta. Banyak faktor yang mempengaruhi kejadian abortus spontan, salah satunya postur kerja statis berdiri ataupun duduk. Dari survey awal ditemukan 5,5 kasus abortus pada 400 pekerja wanita. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa postur kerja berdiri lama lebih berpengaruh terhadap terjadinya abortus daripada postur duduk pada pekerja di PT.T Jakarta.Metode. Penelitian ini menggunakan desain kasus control, pada 78 orang pekerja wanita di unit produksi sebuah pabrik garmen di Jakarta. Kasus adalah pekerja subyek yang pernah hamil dan mengalami abortus spontan selama kurun 2012-2017. Kontrol adalah subyek yang pernah hamil namun tidak pernah mengalami abortus spontan selama kurun waktu yang sama. Kelompok kasus dan kontrol diambil dari departemen sewing dan cutting, dengan perbandingan 1 kasus dipadankan dengan 2 kontrol.Hasil dan kesimpulan. Postur kerja berdiri lama berpengaruh terhadap terjadinya kejadian abortus spontang dibandingkan dengan postur kerja duduk. Dari hasil penelitian terbukti ada pengaruh bermakna antara postur kerja jenis pekerjaan OR 303,34; p.
ABSTRACT
Spontaneous abortion is one of reproductive health problem which oftenly happens among female workers at garment factory at PT.T Jakarta. Many factors could cause spontaneous abortion in female workers, one of them is the prolonged standing posture. The incidence is 5,5 from early survey in September 2016 among 400 female workers. The objective of this study is to get overview about the case and influence factors, especially prolonged standing posture.Methods. This research use case control study design at 78 female workers at sewing and cutting unit at garment factory in Jakarta. Case is subject which have pregnant and spontaneous abortion during 2012 2017. Control is subject which have pregnant but have never got spontaneous abortion at the same time. Group of case and control taken from cutting and sewing department, 1 case compared with 2 controls. Result and conclusion. There was a relationship between prolonged standing posture OR 303,34 p
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Zulfikar
Abstrak :
Di Indonesia, mayoritas penduduknya memeluk agama islam. Sebagai pemeluk agama islam, mereka berkewajiban untuk melakukan ibadah shalat setiap harinya. Di Indonesia juga berkembang berbagai mahzab (paham) sehingga terdapat beberapa perbedaan dalam gerakan shalat yang dilakukan. Perbedaan ini juga bisa disebabkan oleh kurangnya pemahaman akan gerakan-gerakan shalat yang sesuai dengan tuntunan yang telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Peneliti, dalam hal ini mencoba untuk menganalisa beberapa perbedaan gerakan tersebut dengan menggunakan metode perhitungan Posture Evaluation Index (PEI) pada simulasi di dalam virtual environment piranti lunak jack 6.1. Analisa dilakukan untuk mengetahui gerakan rukuk dan sujud yang paling ergonomis sehingga memberikan kenyamanan paling baik bagi masyarakat muslim yang melakukan ibadah shalat serta dapat diketahui perbedaan nilai ergonomis dari gerakan yang benar dan gerakan yang salah. ......In Indonesia, the majority of the population are muslim. As a muslim, they are obliged to perform daily prayers (shalat). In Indonesia is also developing various mahzab so that there are some differences in the prayer movement. This difference can also be caused by a lack of understanding of prayer movements in accordance with the guidance that has been taught by the Prophet Muhammad SAW. Researchers, in this paper, is trying to analyze these movements differences by using the calculation method of Posture Evaluation Index (PEI) in the simulation based on virtual environment in jack 6.1 software. The analysis is performed to determine the most ergonomic movement so as to provide the information of the most comfortable movement to every muslim. We can also distinguished the differences between the false and right movement from ergonomic point of view.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44633
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Rahmad Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang faktor risiko postur janggal yang dilakukan petugas Unit Laboratorium Puskesmas Kecamatan Kalideres saat melakukan pengambilan darah pasien. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan analitik observasional. Hasil penelitian menunjukkan petugas Unit Laboratorium Puskesmas Kecamatan Kalideres berada pada postur janggal saat melakukan pengambilan darah pasien dengan posisi leher 20ᴼ extensi; lengan atas 73ᴼ ekstensi; lengan bawah 105ᴼ ekstensi; pergelangan tangan 32ᴼ flexi; dan batang tubuh 54ᴼ flexi membungkuk ke depan. Faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya postur janggal antara lain luas ruangan yang kurang; jumlah pasien terlalu banyak; jarak Petugas dengan Objek/ Pasien terlalu dekat; derajat postur tubuh saat Sampling; pencahayaan yang kurang; vision field melewati standar; tidak adanya kursi khusus pasien; work height surface yang terlalu pendek.
ABSTRACT
This thesis discusses risk factors awkward postures performed Laboratory Unit officers Kalideres sub-district Puskesmas when fetching the patient's blood. This study is a qualitative research with observational analytic approach. The results showed officers Kalideres Laboratory Unit District Health Clinics located in awkward postures when fetching the blood of patients with neck position 20ᴼ extension; 73ᴼ extension of the upper arm; 105ᴼ extension of the forearm; 32ᴼ flexi wrist; and flexi 54ᴼ torso bent forward. Factors that cause awkward postures include spacious rooms were lacking; the number of patients is too much; Officers distance with Object / Patient too close; Sampling current posture degrees; poor lighting; vision field for the standard; the absence of a special chair patients; height work surface that is too short.
2016
S63797
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Dewi Gustiyani
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan postur kerja dan keluhan gejala musculoskletal disorders (MSDs) pada pekerja pembuat tahu. Postur kerja merupakan faktor risiko terjadinya keluhan gejala musculoskeletal. Keluhan gejala musculoskeletal merupakan gangguan pada otot, tendon, ligamen, saraf, jaringan lunak dan sendi. Penelitian ini bersifat deskriptif observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional.Penelitian ini menggunakan lembar kerja REBA Rapid Entire Body Asessment untuk mengetahui postur kerja dari aktivitas pembuatan tahu di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu. Postur Kerja yang dinilai yaitu postur punggung, leher, kaki, lengan bagian atas, lengan bagian bawah, pergelangan tangan dan penilaian aktivitas, beban, dan coupling. Sedangkan untuk mengetahui gambaran keluhan gejala MSDs pada pekerja menggunakan kuisioner yang mengacu pada Nordic Body Map. Nordic Body Map merupakan salah satu metode pengukuran subyektif untuk mengukur rasa sakit otot pada pekerja. Nordic Body Map berupa gambar tubuh manusia yang terdiri dari beberapa segmen tubuh. Faktor individu dinilai menggunakan kuisioner yang diberikan pada seluruh pekerja di Pengrajin Tahu Tambah Rahayu.Hasil penelitian pada 11 aktivitas kerja dan 17 responden didapatkan bahwa pekerja dominan berumur ge; 25 tahun, masa kerja < 2 tahun dan IMT normal. Semua pekerja mengeluhkan gejala MSDs dalam 12 bulan terkahir 43 dan 7 hari terkahir 57 , bagian tubuh yang paling mengalami keluhan gejala MSDs adalah punggung bawah, jenis keluhan yang dirasakan adalah pegal ndash; pegal yang dirasakan dalam tingkat sedang, waktu timbul keluhan setelah bekerja dan penangan yang dilakukan dengan beristirahat. Postur kerja dengan tingkat risiko sangat tinggi terdapat pada aktivitas merendam kedelai dan mengepak tahu. Tingkat risiko dapat diturunkan dengan perbaikan desain tempat kerja, pengaturan jam kerja, penyediaan media edukasi dan melakukan peregangan otot. ......This study illustrates the work posture and complaints of symptoms of Musculoskletal Disorders MSDs in tofu maker workers. Posture is a risk factor for symptoms of musculoskeletal symptoms. Complaints of musculoskeletal symptoms are a disorder of muscles, tendons, ligaments, nerves, soft tissues and joints. This research is descriptive observational by using cross sectional approach.This research uses REBA worksheet Rapid Entire Body Asessment to find out the working posture of the activity of making tofu in Tambah Rahayu Factory. Work posture assessed is the posture of the back, neck, legs, upper arms, lower arms, wrists and assessment of activity, load, and coupling. While to know picture of symptoms MSDs symptoms on workers using questionnaires that refer to the Nordic Body Map. Nordic Body Map is one of the subjective measurement methods to measure muscle pain in workers. Nordic Body Map is a human body image consisting of several body segments. Individual factors were assessed using a questionnaire given to all workers in the Tofu Maker.The results of the study on 11 work activities and 17 respondents found that the dominant workers aged ge 25 years, working period
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67389
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Bagaskara
Abstrak :
Kameramen merupakan suatu pekerjaan yang akan memiliki peran penting dalam industri perfilman dan konten Over-The-Top (OTT). Dengan adanya tren peningkatan konsumsi film dan konten OTT, terutama di Indonesia, terdapat peningkatan permintaan pasar akan film dan konten OTT. Hal ini membuat kru produksi terutama kameramen menjadi korban atas keinginan production house untuk dapat memproduksi episode sebanyak-banyaknya. Dalam 6 hari kerja, kameramen dapat bekerja 12 jam non-stop ditambah banyaknya tekanan fisiologis dan lingkungan. Kondisi inilah yang sering kali menyebabkan kameramen mengalami insiden Work-Related Musculoskeletal Disorder (WMSD). Berdasarkan hal tersebut, peneliti melakukan analisis mengenai pekerjaan kameramen dengan metode Cornell Musculoskeletal Disorder Questionnare (CMDQ) dan evaluasi terhadap postur kameramen pada saat pengambilan gambar menggunakan metode Rapid Upper Limb Assessment (RULA) dan Rapid Entire Body Assessment (REBA) untuk membandingkan postur tubuh sebelum dan sesudah adanya intervensi. Dengan adanya risiko WMSD terhadap postur kameramen, peneliti mengunakan framework Hazardous Manual Task Assessment dan Hierarchy of Control untuk mengetahui sumber risiko dan bentuk pengendaliannya. Dari penggunaan framework tersebut, dihasilkan beberapa kombinasi pengendalian risiko dengan mempertimbangkan biaya investasi dari pengimplementasian kombinasi tersebut. Melalui proyeksi penerapan kombinasi pengendalian risiko, peneliti melakukan analisis RULA dan REBA setelah adanya intervensi tersebut. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa kombinasi pengendalian risiko dapat mengurangi risiko kameramen mengalamai WMSD dalam aktivitas pengambilan gambar. ...... Cameraman is a job that have an important role in the film industry and Over-The-Top (OTT) content. With the increasing trend of film and OTT content consumption, especially in Indonesia, causing an increment of market demand on film and OTT content. However, the production crew especially the cameramen, often are victims of the production house's desire to be able to produce as many episodes as possible. In 6 working days, cameramen can work 12 hours non-stop coupled with physiological and environmental stress. This condition often causes cameramen to experience Work-Related Musculoskeletal Disorder (WMSD) incidents. Therefore, the researcher is trying to analyzed cameramen’s job using the Cornell Musculoskeletal Disorder Questionnaire (CMDQ) method and evaluated the cameraman's posture at the time of shooting using the Rapid Upper Limb Assessment (RULA) and Rapid Entire Body Assessment (REBA) methods to compare body postures before and after intervention during shooting activity on several postures. With the risk of WMSD on cameraman posture, Hazardous Manual Task Assessment framework and Hierarchy of Control are used to determine the source of risk and the form of control. From the use of these frameworks, several risk prevention methods combinations are generated by considering the investment costs of implementing these combinations. The researcher applied a combination of risks, performed RULA and REBA analysis after the intervention. Thus, it can be said that the combinations of risk control can reduce the risk of cameramen experiencing WMSD when shooting activity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Sukendar
Abstrak :
Adanya tren perubahan perilaku selama pembatasan aktivitas sosial masyarakat penularan pandemi COVID-19 memberikan pengaruh pada berbagai aspek dalam kehidupan di Indonesia, khususnya dalam dunia pendidikan tinggi memaksa mahasiswa menjalani kuliah secara daring. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kondisi tingkat aktivitas fisik dihubungkan dengan kondisi postur, keluhan muskulosketal serta faktor-faktor lainnya, pada mahasiswa yang telah mengalami program kuliah daring selama minimal 2 tahun. Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan analisis hubungan, teknik pengambilan consecutive sampling, dengan mengolah data primer yang didapat dari instrumen kuesioner IPAQ-SF bahasa Indonesia, CMDQ dan penilaian NYPRS untuk dianalis univariat dan bivariat. Didapatkan hasil dari subjek (n=112) variasi postur terbanyak forward neck (76%), asimetri bahu (76%), kifosis (68%) dengan keluhan muskuloskletal terbanyak punggung bawah (38%), leher (28%), upperback (25%). Hasil analisis hubungan didapatkan kemaknaan pada tingkat aktivitas fisik dan kondisi postur (p<0,05). Ditemukan kemaknaan hubungan antara IMT dengan lumbar lordosis, anterior tilt dan genu valgum (p<0,05). ......The trend of behavior changes during lockdown to prevent transmission of the COVID-19 pandemic has an impact on various aspects in Indonesian social activity life, especially in the undergraduate level education, forcing the college students to have online class. This study aims to measure the level of physical activity associated with the condition of body posture, musculoskeletal discomfort and other factors, the subject are college students who experienced 2 years online to face new normal era. The study used a cross-sectional design with a relationship analysis approach, consecutive sampling technique, with instrument IPAQ-SF questionnaire, CMDQ and NYPRS, to analyse primary data with univariate and bivariate analysis. The results (n = 112) variation of posture forward neck (76%), uneven shoulder (76%), kyphosis (68%), prevalence of musculoskeletal discomfort in lower back (38%), neck (28%), upper back (25%). The results of the bivariate analysis significance correlations between physical activity level and NYPRS (p<0.05). BMI and lumbar lordosis, anterior tilt and genu valgum (p<0.05).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Galuh Rahmawati Hendra P
Abstrak :
Latar Belakang: Postur kepala yang baik adalah kepala tegak dengan kerja otot minimal dan mencapai efisiensi mekanis maksimal pada sistem saraf pusat. Ketidakseimbangan otot di tulang servikal dan sistem stomatognatik mempengaruhi postur kepala dan menyebabkan malrelasi maksila-mandibula. Usia 10-12 tahun merupakan periode emas perawatan ortodontik. Penilaian postur kepala perlu dipertimbangkan dalam perawatan ortodontik. Sudut NSL/OPT mewakili fleksi-ekstensi dari postur kepala dan sudut ANB digunakan dalam penentuan relasi maksila-mandibula. Penelitian mengenai hubungan antara sudut NSL/OPT dan sudut ANB belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sudut NSL/OPT dengan sudut ANB pada anak usia 10-12 tahun ras Deutro Melayu. Metode Penelitian: Penelitian dilakukan di Klinik Gigi Anak dan Radiologi RSKGM FKG UI dengan jumlah responden 33 anak usia 10-12 tahun, sesuai kriteria inklusi dan eksklusi. Pada anak dilakukan pengambilan foto radiografi sefalometri lateral. Selanjutnya dilakukan penentuan sudut NSL/OPT dan ANB pada foto menggunakan software ImageJ. Analisis hubungan antara sudut NSL/OPT dengan sudut ANB menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil: Nilai rerata yang didapatkan sudut NSL/OPT adalah 97,9 dan nilai rerata sudut ANB adalah 3,15. Uji korelasi didapatkan r 0,067 dengan p-value 0,713, menunjukkan hubungan sangat lemah antara sudut NSL/OPT dengan sudut ANB, dan tidak signifikan. Kesimpulan: Penelitian hubungan sudut NSL/OPT dengan sudut ANB secara sefalometri pada anak usia 10-12 tahun ras Deutro Melayu di Jakarta, hasil uji statistik menunjukkan bahwa terdapat hubungan linear yang sangat lemah, dan secara substansi dapat disimpulkan sudut postur kepala tidak dapat dihubungkan dengan sudut ANB. ......Background: Good head posture is an upright head with minimal muscle work and maximum mechanical efficiency in the central nervous system. Muscular imbalance in cervical spine and stomatognathic system affects head posture and maxillary-mandibular malrelation. Age 10-12 years is the golden period of orthodontic treatment. Assessment of head posture needs to be considered in orthodontic treatment. The NSL/OPT angle represents flexion-extension of the head posture, and the ANB angle is used to determine the maxillary-mandibular relationship. bnResearch on the relationship between the NSL/OPT angle and the ANB angle in children aged 10-12 years of the Deutro Malay race has never been found before. Purpose: to analyze the relationship between the NSL/OPT angle and the ANB angle in children aged 10-12 years of the Deutro Malay race. Methods: This research was conducted at the IKGA and Radiology Clinic RSKGM FKG UI with a total of 33 respondents aged 10-12 years, according to inclusion and exclusion criteria. Lateral cephalometric radiographs were taken. The NSL/OPT and ANB angles were determined on the photos using ImageJ software. Data analysis using Pearson correlation test. Results: The mean value for the NSL/OPT angle is 97.9 and ANB angle is 3.15. The correlation test r 0.067 with p-value 0.713, indicating a very weak relationship between the NSL/OPT angle and the ANB angle, and not significant. Conclusion: The results showed that there was a very weak linear relationship, and in substance it can be concluded that the angle of head posture cannot be related to ANB angle.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Gangguan muskuloskeletal merupakan isu global dalam profesi kedokteran gigi. Penelitian ini mengevaluasi postur kerja para mahasiswa/i yang berisiko menimbulkan gangguan muskuloskeletal di masa datang pada tindakan pembersihan karang gigi dengan posisi duduk. Hasil evaluasi dengan pendekatan virtual environment menunjukkan bahwa kondisi aktual memiliki risiko muskuloskeletal untuk tubuh bagian atas, yaitu leher, bahu dan punggung. Simulasi virtual environment yang mengacu pada postur kerja duduk ideal menunjukkan tindakan pembersihan karang gigi yang ergonomis dapat dilakukan dengan sudut sandaran dental unit 15°. Dalam menangani kuadran 1 dan 4 digunakan posisi kerja jam 9, sedangkan pada kuadran 2 dan 3 digunakan posisi jam 11. ......Musculoskeletal disorders (MSDs) are global issues in the dental profession. This research evaluated the MSDs risk caused by the sitting working posture of clinical students performing the task of scaling. The evaluation using the virtual environment approach shows risk of MSDs in the students upper extremities such as neck, shoulder, and trunk. Further simulation based on the ideal sitting working posture shows that ergonomic scaling could be achieved when the patient sits at a 15° angle. When scaling the 1st and 4th quadrant of the teeth, the 9 o?clock position is used. Hence, the 11 o'clock position is used when scaling the 2nd and 3rd quadrant.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>