Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 31 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dwi Susilowati
Abstrak :
Pelayanan kesehatan reproduksi yang memadai menyangkut aspek fisik, mental dan sosial, tidak terbatas pada kemampuan bereproduksi saja, tetapi juga termasuk keamanan dan keberhasilan reproduksi. Wanita sebagai pelaku reproduksi mempunyai tugas khusus yang berbeda dengan pasangannya, yaitu mengaudung dan melahirkan. Keadaan ini berisiko terhadap kesehatan fisik dan mental. Sampai saat ini aspek kesehatan mental pada ibu dan anak masih sangat sedikit diperhatikan. Salah satu gangguan mental yang mengancam wanita pascapersalinan adalah depresi pascapersalinan. Gangguan ini berdampak negatif pada kehidupan pribadi wanita tersebut maupun perkawinannya serta hubungan dengan anaknya sehingga terjadi gangguan perkembangan emosional dan tingkah laku anak di kemudian hari. Beberapa penelitian melaporkan bahwa angka kejadian depresi pascapersalinan berkisar antara 10% - 15% atau 20% - 25% pada penelitian lain. Di Indonesia penelitian tentang hal ini lebih banyak dilakukan di rumah sakit dibandingkan di masyarakat. Pada masyarakat di Kecamatan Bojongloa Kaler kota Bandung yang penduduknya padat dengan jumlah persalinan pada tahun 1999 sebesar 3161 orang, belum diketahui data tentang depresi pascapersalinan. Sehubungan dengan hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah mengetahui kasus depresi yang terjadi pada ibu pascapersalinan 4 minggu - 12 bulan serta beberapa variable yang berhubungan dari faktor psikologik-edukasional, faktor sosiocultural dan faktor obstetrik-ginekologik. Penelitian ini merupakan studi observasional dengan metode potong lintang. Penarikan sampel dilakukan dengan metode klaster 2 tahap. Pengumpulan data terhadap 210 responden dibantu oleh 10 orang kader yang sudah dilatih terlebih dahulu. Analisis data terhadap variabel yang diteliti menggunakan perangkat lunak C-Sampel pada Epi Info 6.04. Berdasarkan uji univariat dan bivariat diperoleh gambaran tentang karakteristik ibu yaitu sebagian besar responden berusia antara 20 - 30 tahun, berpendidikan rendah, sebagai ibu rumah tangga, menginginkan anaknya, memiliki dukungan sosial yang cukup, status sosial ekonomi rumah tangganya rendah, multipara, saat bersalin ditolong oleh tenaga kesehatan, dan kondisi bayi saat dilahirkan baik. Angka kejadian depresi pascapersalinan (DPP) di Kecamatan Bojongloa Kaler adalah 15,7% dengan estimasi interval sebesar 9,37 % - 22, 06 % pada tingkat kepercayaan 95 % dan variabel yang berhubungan dengan DPP yaitu usia, status sosial ekonomi rumah tangga, dukungan sosial, keinginan punya anak, jenis persalinan dan persepsi ibu terhadap kondisi bayinya. Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengurangi risiko depresi pascapersalinan melalui peningkatan pelayanan kesehatan berupa promosi kesehatan tentang usia kehamilan dan persalinan yang aman, pendidikan kesehatan bagi suami dan anggota keluarga lain, pelayanan ANC dan kunjungan rumah pada ibu nifas serta mempeluas informasi tentang DPP. Bagi ibu, perlu pembiasaan diri dalam pemeriksaan kesehatan selama kehamilan dan masa nifas secara teratur dengan memperhatikan juga faktor usia serta berusaha mencari aktivitas yang dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga selain kesibukan di rumah-taggga. Bagi suami dan anggota keluarga, perlu mengupayakan dukungan sosial-spiritual yang memadai bagi ibu hamil/nifas. Dan dibuatkannya program promosi, pendidikan dan pelayanan kesehatan yang memadai terhadap depresi pascapersalinan, oleh penentu kebijakan kesehatan di tingkat pusat maupun daerah.
Postpartum Depression and It?s The Related Factors at Bojongloa Kaler District in Bandung, 2001Reproductive health services included physical, mental and social aspects are not merely reproductive ability, but safety and success of reproduction as well. Woman as a reproductive subject has a special task which differs from her spouse, those are pregnant and child bearing. These conditions have a risk to physical and mental health. The problem of mental health is still ignored up to now. One of Psychiatric disturbances after delivery is postpartum depression (PPD). This disturbance may have a long-term negative impact on her family and her personal life besides she interacts with her infant who might cause her child's emotional development and behavior deviation in the future. Many researches in overseas reported that incidence of postpartum depression ranges from 10% to 25%. In Indonesian, many postpartum depression studies have been done, but those studies are more based on hospital than community oriented. Bojongloa Kaler district with it?s densely population and the amount of childbirth is 3161 per people in 1999, has not been known with the case of postpartum depression. Therefore the objectives of the study are to know depression prevalence among mothers who were at 4 weeks to 12 months postpartum, and also its factors such as psychological educational, social cultural and obstetric gynecological factors. This research design is observational study with a cross sectional method. Using a two-stage cluster sampling. Data were collected by ten cadres who were trained before. Data analysis used a software C-Sample on Epi Info 6.04. The description of respondents are at the mean of age 20 to 30 years old, low educated, being a housewife, wanted to have child, have a good social support, low social economic status, multiparity, most were assisted by health staff when they delivered their babies, and they perceived then new babies were are bad condition. It was shown that among 210 subjects, proportion of postpartum depression in Bojongloa Kaler District was 15.7% (95 % CI was 9.37% to 22.06%. More as, variables related to postpartum depression were age, household sock) economic status, social support, wanted to have child, type of childbirth, and mother perception on her infant condition as well. Accordingly, the risk to postpartum depression can be prevent and reduced by intervention such as increasing health care through health promotion especially on age of pregnancy and safe childbirth, health education for husband and family, ante natal care services and home visit to postpartum mother due to enhance the information about postpartum depression. Regarding the pregnancy, mother should concern on her age, despite doing regular ante natal and post natal care. They were expected to find a positive activity in addition to their domestic task, particularly which could also increase their welfare. The husband and family were required to give social and spiritual support for pregnant and postpartum mother. Nevertheless, health policy maker at central and regional level need to make interesting promotion, education and services of health programs to postpartum depression.
2001
T8440
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iis Indriayani
Abstrak :

Pada periode postpartum, orang tua harus beradaptasi dengan perubahan keseimbangan kondisi fisik dan mental mereka. Kegagalan untuk beradaptasi dapat menyebabkan depresi pada kedua orang tua. Dalam penelitian ini, kami bertujuan untuk mengidentifikasi kejadian depresi ayah pada periode postpartum dan faktor-faktor yang mempengaruhi di Jakarta, Indonesia. Penelitian cross-sectional ini melibatkan 390 ayah dengan pengambilan sampel berturut-turut. Depresi ayah diukur menggunakan EPDS versi Indonesia. Instrumen lain yang digunakan adalah versi Bahasa Indonesia dari Family Coping Questionnaire dan Postpartum Social Support Questionnaire, Dyadic Adjustment Scale dan Postpartum Bonding Questionnaire. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 36,7% ayah berisiko mengalami depresi pada periode postpartum dan faktor yang mempengaruhi kepuasan hubungan dengan pasangannya (rasio odds [OR] = 34,43, interval kepercayaan 95% [CI]: 15,8-74,6) , dukungan sosial (OR = 33.728, 95% CI 15.4-73.8), ikatan ayah dan bayi (OR = 17.816, 95% CI 8., 9-35.4), pendapatan keluarga (OR = 2.415, 95% CI: 1.323-4.411 ), dan status pekerjaan (OR = 0,091, 95% CI: 0,01-0,8) Penelitian ini memberikan wawasan tentang kondisi ayah selama periode postpartum di Indonesia. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menyelidiki faktor-faktor psikososial ayah lainnya selama periode childbearing di Indonesia.


In the postpartum period, parents must adapt to changes in the balance of their physical and mental conditions. Failure to adapt can lead to depression in either parent. In this study, we aimed to identify the incidence of paternal depression in the postpartum period and the influencing factors in Jakarta, Indonesia. This cross-sectional study involved in 390 fathers with consecutive sampling. Paternal depression was measured using the Indonesian version of the Edinburgh Postpartum Depression Scale. Other instruments used were the Indonesian version of the Family Coping Questionnaire and Postpartum Social Support Questionnaire, Dyadic Adjustment Scale, and the Postpartum Bonding Questionnaire. The results revealed that approximately 36.7% of fathers are at risk for depression in the postpartum period and the influencing factors are satisfaction of relations with their partner (odds ratio [OR]=34.43, 95% confidence interval [CI]: 15.8-74.6), social support (OR = 33,728, 95% CI 15.4-73.8), father and baby bonding (OR = 17,816, 95% CI 8.,9-35.4), family income (OR = 2.415, 95% CI: 1.323-4.411), and working status (OR = 0.091, 95% CI: 0.01-0.8)  This study provides insight into the father's condition during the postpartum period in Indonesia. Further research is needed to investigate other psychosocial factors of the father during the childbearing years in Indonesia.

 

2019
T53261
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Suryani
Abstrak :
Latar Belakang,Tingginya kejadian depresi yang dialami ibu dilaporkan oleh WHO (2018) 15,6% pada masa hamil, 19,8% pada postpartum. Hal ini akan mempengaruhi emosional dan mood ibu dalam berinteraksi dengan bayi dan resiko mencederai dirinya. Tujuan penelitian, mengembangkan dan mengevaluasi skala maternal blues model Suryani (MBS) periode antepartum, postpartum melalui bonding attachment dalam memprediksi postpartum blues. Metode penelitian, desain penelitian adalah research and development dengan proses tiga tahap. Tahap pertama mengidentifikasi item pernyataan dengan studi kualitatif terhadap 18 partisipan ibu antepartum dan postpartum. Tahap dua validasi skala MBS terhadap ibu antepartum sebanyak 450 responden, postpartum 501 responden. Tahap tiga penerapan skala MBS pada 60 ibu antepartum dan postpartum. Draft skala MBS diuji validasinya terhadap skala maternity blues Kennerley. Pengumpulan data menggunakan Puskesmas Jakarta Selatan. Analisis data kualitatif dengan konten analisis, analisis faktor, uji korelasi, uji diagnostik dan uji general linear model (GLM). Hasil penelitian, skala MBS antepartum dihasilkan 24 item pernyataan terdiri dari delapan faktor internal (menggambarkan resiko postpartum blues), 16 faktor eksternal (menggambarkan sumber pendukung). Skala MBS periode postpartum ada 32 item yang terdiri dari 24 faktor internal dan delapan faktor eksternal. Tahap uji coba terhadap ibu antepartum sejak 35 minggu sampai postpartum diperoleh bahwa skala MBS dapat memprediksi resiko postpartum blues (RR faktor internal .85, RR faktor eksternal .25). Kesimpulan, skala MBS periode antepartum dan postpartum dapat memprediksi kejadian postpartum blues. Skala direkomendasikan untuk digunakan oleh perawat/bidan dalam pengkajian antepartum dan postpartum sehingga resiko postpartum blues dapat dicegah sejak dini.
Background, Increasing the evident of mentally deprivation among women were reported by WHO (2018) that 15.6% happened since pregnancy and 19.8% happened after delivered their baby. This will in turn affect the emotional and mood of women wheninteracting with baby and danger the life of the baby and theirselves. The purpose of research, development and evaluation of maternal blues scale model of the Suryani (MBS) in the period antepartum, postpartum through bonding attachment in predicting postpartum blues. Methods, The research design is research and development with a three-stage process. The first stage identified statement items with qualitative studies of 18 antepartum and postpartum maternal participants. The second stage is MBS scale validation that participant by 450 pregnant women and 501 postpartum women. The draft of MBS scale has been tested of its validation toward the excity scale by Kennerley's. Phase three applies the MBS scale for 60 antepartum and postpartum mothers that observed pregnant women from 35 weeks until they delivered their babies. This study conducted at in the South Jakarta community Health Center in 2017Year. Data analysis used thematic content analysis, factor analysis, correlation tests, diagnostic tests and GLM Results of the study, antepartum MBS scale, produced 24 items statement consists of eight internal factors (describing the risk of postpartum blues) and 16 external factors (describing sources of support). Postpartum MBS scale, produced 32 items statement consists of 24 internal factors and eight external factors.. Both scales produced NFI > .80 and goodness of fit > .5. That showed good validity and reliability. The third phase showed that the scale of MBS can predict the risk of postpartum blues. Conclusions, MBS antepartum and postpartum scale period can predict the incidence of postpartum blues. Scale is recommended to be use by nurses / midwives in antepartum and postpartum assessment.
Depok: Universitas Indonesia, 2019
D2564
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Ningsih Tresia
Abstrak :
Ibu mengalami perubahan suasana hati selama periode postpartum. Perubahan suasana hati seperti sering menangis, sedih, marah, lelah dan sulit tidur disebut postpartum blues. Postpartum blues dapat terjadi pada ibu persalinan pervaginam dan sectio caecaria (SC). Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik dan kejadian postpartum blues pada ibu persalinan pervaginam dan SC. Sampel pada penelitian ini berjumlah 91 orang. Teknik sampel yang digunakan yaitu consecutive sampling. Hasil menunjukkan kejadian postpartum blues pada persalinan SC sebesar 88,1% dan pervaginam sebesar 71,9%. Oleh karena itu, petugas kesehatan sebaiknya lebih memperhatikan kondisi ibu postpartum khususnya pada ibu persalinan SC. ...... Women experience mood swings during the postpartum period. Mood swings such as frequent crying, sadness, anger, fatigue and difficulty sleeping are called postpartum blues. Postpartum blues can occur in vaginal delivery and caecarean section (SC). This research used descriptive design to identify characteristics and the incidence of postpartum blues at vaginal delivery and caecarean section. The participants of this research were 91 postpartum. Sampling technique used in this research was consecutive sampling. The result of this research showed the percentage postpartum blues at caesarean section 88,1% and vaginal delivery 71,9%. Therefore, medical team needs to observe the condition of postpartum, in particular postpartum at caesarean section.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46089
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melvia Linda
Abstrak :
ABSTRAK
Perubahan berat badan pada ibu postpartum dapat menyebabkan masalah kesehatan bagi ibu postpartum yaitu dapat memicu menetapnya kelebihan berat badan pada ibu setelah melahirkan sehingga menyebabkan terjadinya obesitas, selanjutnya dapat memicu timbulnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan penurunan berat badan ibu postpartum. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan disain cross sectional. Peneliti menggunakan data sekunder dari penelitian Intervensi Peningkatan ASI dan MPASI dalam Rangka Penerapan Program 1000 Hari Pertama Kehidupan. Penelitian primer dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Cipayung Tahun 2017. Jumlah sampel penelitian ini adalah 151 ibu menyusui. Variabel dependen adalah penurunan berat badan ibu postpartum. Variabel independennya adalah karakteristik ibu umur, tingkat pendidikan, dan status pekerjaan , asupan ibu asupan energi, asupan protein, asupan lemak, dan asupan karbohidrat , IMD, ASI eksklusif, paritas, riwayat persalinan, dan pengetahuan ibu postpartum. Rata-rata umur ibu adalah 29,85 tahun 95 CI: 28,89-30,80 tahun . Sebagian besar pendidikan ibu adalah tamat SMA, tidak bekerja, multipara, riwayat persalinan normal, memiliki pengetahuan tinggi, tidak melakukan IMD, dan sebagian besar memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Rata-rata asupan energi ibu adalah 2296,04 kkal/ hari 1392,72-3595,46 kkal , protein 74,13 gram/ hari 41,68-128,28 gram , lemak 79,41 gram/ hari 40,45-169,49 gram , dan karbohidrat 318,27 gram/ hari 198,83-499,71 gram . Rata-rata penurunan berat badan ibu pada 6 bulan postpartum sebesar 2,3 kg. Terdapat hubungan yang signifikan antara IMD dengan penurunan berat badan ibu postpartum p = 0,046 , ASI eksklusif dengan penurunan berat badan ibu postpartum p = 0,028 , dan pengetahuan p = 0,002 . Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif merupakan faktor dominan penurunan berat badan ibu postpartum. Pengetahuan ibu tentang ASI harus ditingkatkan agar ibu berhasil memberikan ASI eksklusif sehingga ibu lebih mudah mengalami penurunan berat badan postpartum.
ABSTRACT
AbstractMaternal postpartum body weight change can cause health problems for maternal postpartum that can trigger the resumption of excess weight in the mother after giving birth, causing obesity, then can lead to degenerative diseases. This study aims to determine the determinants of postpartum maternal weight loss. This research is a quantitative research with cross sectional design. This study uses secondary data from research on breastfeeding intervention and complementary foods of breast milk in the implementation of first 1000 days of life program. The primary research was conducted in Puskesmas Cipayung Puskesmas on 2017. The sample size was 151 breastfeeding mothers. Dependent variable is maternal postpartum weight loss. The independent variables are maternal characteristics age, education level, and employment , maternal intake energy intake, protein intake, fat intake, and carbohydrate intake , early breastfeeding initiation, exclusive breastfeeding, parity, delivery, and maternal postpartum knowledge. Mean age of the mothers was 29.85 years 95 CI 28.89 30.80 years . Majority of the mother had senior high school, not employment, multiparous, vaginal delivery, high knowledge, not doing early breastfeeding initiation, and exclusive breastfeeding practice. Mean maternal energy intake was 2296.04 kcal day 1392,72 3595,46 kcal , protein 74,13 gram day 41,68 128,28 gram , fat 79,41 gram day 40.45 169.49 grams , and carbohydrates 318.27 grams day 198.83 499.71 grams . Mean maternal weight loss in 6 months postpartum of 2.3 kg. There was a significant relationship between early breastfeeding initiation p 0,046 , exclusive breastfeeding p 0.028 maternal knowledge p 0.002 with postpartum weight loss. Maternal knowledge of exclusive breastfeeding is the dominant factor in postpartum weight loss. Maternal knowledge about breastfeeding should be improved so that mothers succeed in giving exclusive breastfeeding so that mothers are more likely to experience postpartum weight loss.
2018
T51362
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Anjali
Abstrak :
Dukungan sosial yang dipersepsikan ibu dan paritas merupakan salah satu faktor yang dapat menyebabkan depresi pasca persalinan pada perempuan pasca melahirkan. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan oleh ibu dengan risiko depresi pasca persalinan khususnya pada ibu primipara di provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan metode consecutive sampling untuk mengambil 111 sampel ibu primipara. Kuesioner yang digunakan terdiri dari karakteristik responden dan versi bahasa Indonesia dari Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) serta Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Berdasarkan data hasil penelitian diketahui sebanyak 67.6% ibu primipara di DKI Jakarta mempersepsikan dukungan sosial yang tinggi (dari keluarga 90,1%; suami 88,2%; dan peer/teman 46,8%) dan sebanyak 34.2% ibu primipara cenderung mengalami depresi pasca persalinan di DKI Jakarta. Hasil uji bivariat menggunakan uji Chi Square ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara dukungan sosial yang dipersepsikan ibu dengan risiko depresi pasca persalinan pada ibu primipara (nilai p = 0,001; α < 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan kepada perawat, suami, dan/atau keluarga untuk selalu memberikan dukungan sosial kepada ibu pasca kelahiran bayi. ......Social support perceived by the mother and parity is one of the factors that can cause postpartum depression in postpartum women. Therefore this study aims to identify the relationship between social support perceived by the mother and the risk of postpartum depression, especially among primiparous mothers in the province of DKI Jakarta. This study used a cross-sectional design with consecutive sampling methods to take 111 samples of primiparous women. The questionnaire used consisted of the characteristics of the respondents and the Indonesian version of the Edinburgh Postpartum Depression Scale (EPDS) and the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS). Based on research data, it is known that 67.6% of primiparous mothers in DKI Jakarta perceive high social support (90.1% from family; 88.2% of husbands; and 46.8% of peers/friends) and as many as 34.2% of primiparous mothers tend to experience depression postpartum in DKI Jakarta. The results of the bivariate test using the Chi Square test found a significant relationship between social support perceived by the mother and the risk of postpartum depression in primiparous women (p value = 0.001; α <0.05). Based on the research results, it is recommended that nurses, husbands, and/or families always provide social support to mothers after the birth of a baby.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenggah Runiari
Abstrak :
Singkatnya hari rawat bagi ibu postpartum mengakibatkan berkurangnya kesempatan perawat untuk memberikan seluruh materi edukasi postpartum, sehingga diperlukan prioritas materi edukasi yang diberikan pada ibu postpartum. Penelitian ini merupakan penelitian dengan disain deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk mengetahui persepsi perawat, ibu postpartum dan keluarga tentang materi yang prioritas dan metode edukasi postpartum yang diberikan selama ibu dirawat di rumah sakit. Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 191 responden yang terdiri dari 47 responden perawat, 72 responden ibu postpartum dan 72 orang anggota keluarga ibu postpartum. Pemilihan sampel menggunakan tehnik total populasi untuk perawat sedangkan untuk ibu postpartum dan keluarga menggunakan tehnik quota sampling.Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan wawancara mendalam. Untuk mengetahui materi edukasi yang prioritas dan metode edukasi postpartum yang efektif dilakukan analisis univariat dilanjutkan dengan content analisis untuk menemukan terra alasan responden dalam memilih materi yang prioritas dan metode edukasi postpartum. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan prioritas materi edukasi postpartum antara perawat, ibu postpartum dan keluarga. Metode penyuluhan perorangan merupakan metode edukasi postpartum yang paling efektif menurut persepsi perawat, ibu postpartum dan keluarga. Selanjutnya disarankan kepada perawat untuk memberikan materi sesuai prioritas ibu postpartum dan keluarga dan dilakukan penyempurnaan media dan metode edukasi postpartum.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yafeti Nazara
Abstrak :
Latar belakang. Ibu-ibu postpartum sering mengalami depresi, sebagai akibat gangguan adaptasi psikologis pada periode postpartum, sehingga sangat diperlukan tindakan keperawatan dalam mencegah terjadinya depresi ini. Penelitian ini bertujuan untuk menilai efektifitas intervensi psikoedukasi yang diberikan kepada ibu-ibu postpartum terhadap pencegahan terjadinya depresi postpartum dan adanya pengaruh usia, paritas, pekerjaan, pendidikan dan dukungan keluarga terhadap efek intervensi dalam mencegah depresi postpartum. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimentai dengan post test only design. Penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Gunung Sitoli dan di lima Puskesmas di Kabupaten Nias. Sampel adalah ibu yang melahirkan normal, didampingi suami, ibu dan bayi dalam kondisi sehat tanpa komplikasi sebanyak 85 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner Edinburg Postpartum Depression Scale (EPDS) dan intervensi yang diberikan adalah psikoedukasi dengan media booklet. Hasil kejadian depresi postpartum berhubungan dengan faktor pendidikan dan dukungan keluarga. Intervensi psikoedukasi efektif secara signifikan (p= 0,001), Odds Ratio (OR) : 5,924 (95 % CI : 2,081-16,868) mencegah terjadinya depresi postpartum. Faktor dominan yang berpengaruh pada efektifitas intervensi psikoedukasi adalah dukungan keluarga dengan nilai p x,001, OR : 80 (95 % CI : 6,069 - 1054,570). Simpulan. Intervensi psikoedukasi efektif secara bermakna mencegah terjadinya depresi postpartum setelah dikontol oleh faktor dukungan keluarga. Rekomendasi : Psikoedukasi perlu diimplementasikan disemua tatanan pelayayan keperawatan matemitas dengan memberikan booklet sebagai media. Perlu juga dikembangkan program suami siaga dan keluarga siaga dalam memberi dukungan bagi ibu selama periode postpartum.
Background : Postpartum mothers have experienced many postpartum depression frequently, as a result of psychological adaptation disturbances at postpartum period, therefore nursing care for postpartum mothers in preventing depression is needed. This research purposes to prove the effectiveness of psycho-education intervention effect which is given to postpartum mothers in preventing the existence of postpartum depression and effect of age, parity, occupation, education and family support to affect an intervention in preventing a postpartum depression. This research used a quasi experimental with post test only design. Research was implemented at public hospital of Gunung Sitoli and five community health centers in Sub-Province of Nias and used 85 mothers with normal childbirth as samples, they were accompanied by their husband, condition of mothers and their babies were healthy without complication. This research used an Edinburgh Postpartum Depression Scale questionnaire as instrument and psycho-education intervention was given with a booklet as media. Result: The incident postpartum depression related to education and family support. This research showed that psycho-education intervention was effective significantly (p= 0,001), Odds Ratio (OR): 5,924 (95 % Cl : 2,081-16,868) to preventing a postpartum depression occurrence. The most dominant variable on effectiveness of psycho-education intervention is family support variable with p-value is p = 0,001, OR : 80 (95 % CI : 6,069 - 1054,570). Conclusion: Psycho-education intervention is very effective for preventing a postpartum depression occurrence after controlled by family support factor. Recommendation: Psycho-education is important to implement in maternity services and use a booklet as media. It is also important to develop an alert husband and family program in supporting mother during postpartum period.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Nirmala Sari
Abstrak :
Penelitian ini menyoroti fenomena Depresi Pasca Melahirkan (DPM) yang lebih dikenal sebagai kelainan kejiwaan yang terjadi pada perempuan di masa nifas. Akan tetapi dibalik anggapan tersebut, justru tersimpan realitas bahwa reaksi depresi ini dapat muncul karena terjadi ketimpangan antara ekspektasi sosial atas peran simbolis perempuan sebagai ibu dengan realitas yang harus perempuan hadapi dalam kesehariannya. Berangkat dari perspektif inilah penelitian ini mengangkat bagaimana ketimpangan tersebut begitu halus ditanamkan dalam kesadaran dan memproduksi praktik kekerasan simbolik yang memanifestasi kasus DPM. Manifestasi ini hampir tidak pernah tertangkap dalam kesadaran karena masyarakat pada umumnya lebih melihat gejala DPM sebagai ketidaksiapan seorang perempuan menyandang peran ibu. Penelitian ini kemudian dilakukan dengan menggunakan paradigma critical constructionism, pendekatan kualitatif dan strategi fenomenologi deskriptif. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara mendalam dan observasi. Informan ditentukan dengan menggunakan teknik snowball sampling pada penyintas DPM yang tergabung dalam komunitas Mother Hope Indonesia. Penelitian ini menghasilkan temuan bahwa praktik kekerasan simbolik telah terjadi sejak kecil, jauh sebelum perempuan memasuki fase melahirkan. Pengalaman perempuan di masa lalu menyiratkan persetujuan menjadi korban kekerasan simbolik di arena berikutnya. Perempuan menjadi lebih rentan mengalami kekerasan simbolik pada pengalaman pertamanya menjadi seorang Ibu karena pembentukan kapitalnya sebagai Ibu masih minim. Kapital simbolik perempuan sebagai Ibu direbut oleh para aktor sosial lainnya yang lebih dulu memiliki pengalaman menjadi ibu dan membuat perempuan kesulitan memenuhi standar ekspektasi sosial. Hal ini kemudian semakin melanggengkan kesadaran palsu bahwa ketika perempuan tidak mampu memenuhi ekspektasi sosial terkait peran istri dan peran ibu maka perempuan menjadi biang atas kegagalan yang terjadi. Rasa frustasi karena kekerasan simbolik yang diberlakukan tersebut kemudian menormalisasi bentuk kekerasan lainnya. ......This research highlights the Postpartum Depression (PPD) phenomenon, better known as psychiatric disorders that occur in women in the postpartum period. Depression reaction can arise because there is an inequality between social expectations of the womens symbolic role as mothers and the reality that women must face in their daily lives. This study then focused on how those inequalities were rooted subtly in consciousness and produced symbolic violence practices that manifested the PPD case. The manifestation is rarely caught in consciousness because the community, in general, sees the PPD symptoms as the lack of a woman to have their mothers role. This research then carried out by using the critical constructionism paradigm, qualitative approach and descriptive phenomenology strategy. The research data collection method was carried out by in-depth interviews and observations. The informants were determined using snowball sampling techniques on PPD survivors, the members of the Mother Hope Indonesia community. This research produces findings that the practice of symbolic violence has occurred since childhood, long before women enter the postpartum period. Womens experiences in the past imply agreement to be a victim of symbolic violence in the next arena. Women become more vulnerable to experience symbolic violence during their first motherhood experience because their lack of capital to become a mother. The womens symbolic capital as mothers has also been taken away by other social actors who already have the experience of being mothers. It was hard for women to gain the same capital. When women are unable to meet social expectations related to the mother's role, it perpetuates misrecognition that the woman becomes the source of failure. Those false awareness triggers frustration because the symbolic violence practices normalize the other forms of violence.
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Riani Widyawati
Abstrak :
ABSTRAK
Masa kehamilan dan pasca persalinan merupakan periode stres psikologis bagi semua ibu, baik ibu primipara maupun ibu multipara, terutama pada masyarakat urban. Ada beberapa dari mereka yang mengalami stres minimal yang biasa disebut postpartum blues, tetapi juga ada yang mengalami stres berat karena kehamilan dan melahirkan dimaknai sebagai suatu bencana dan ancaman bagi dirinya. Jika stres ini tak bisa dikendalikan maka akan berlanjut menjadi depresi yang dinamakan depresi postpartum.

Gejala depresi postpartum ditandai dengan rasa sedih dan tertekan, rasa tidak berbahagia berkepanjangan, hilangnya minat pada sesuatu yang disukai, gangguan tidur, tidak nafsu makan, bersikap negative pada diri sendiri, berfikir tentang kematian yang bukan hanya membahayakan dirinya sendiri namun juga membahayakan bayinya.

Sesungguhnya setiap individu berusaha mempertahankan keadaan homeostatisnya dalam menghadapi perubahan yang dapat menjadi stresornya. Oleh karena itu strategi coping akan sangat dibutuhkan. Mekanisme coping bisa berlangsung dengan baik jika individu memiliki sumber daya yang memadai. Sebaliknya, jika sumber daya yang menghasilkan energi tidak memadai untuk dimobilisasi maka yang terjadi adalah kerusakan tubuh atau keadaan maladaptif. Sumber daya yang paling berpengaruh bagi individu berasal dari pengalaman hidupnya sendiri.

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana pengalaman-pengalaman hidup itu digunakan oleh ibu pasca melahirkan pada masyarakat urban untuk membuat strategi coping bagi depresi postpartumnya.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan biografi atau riwayat hidup.

Hasil penelitian menunjukkan pengalaman hidup seorang ibu berpengaruh signifikan terhadap strategi coping yang diambilnya pada masa postpartum, serta menentukan keberhasilan atau kegagalan pada copingnya tersebut.
ABSTRACT
Pregnancy and postpartum are periods of psychological stress for all women, whether primiparous or multiparous mothers, especially in urban communities. Some of them might have experienced the minimal stress of it which is postpartum blues, but there are also severe stress due to pregnancy and childbirth interpreted as a disaster and a threat to them. If stress is not controlled soon, it will become depression called postpartum depression.

Symptoms of postpartum depression are characterized by feelings of sadness and depression, prolonged unhappiness, loss of interest in something one usually likes, sleep disturbances, loss of appetite, being negative on own self, thinking about death that not only endangers herself but also harms the baby.

Basically, every individual tries to maintain homeostatic circumstance in dealing with changes that can be the stressor. Therefore, coping strategy will be needed. Coping mechanisms can be run properly if the individual has adequate resources. Conversely, if the resources are not sufficient to generate mobilized energy, there will be damage to the body or maladaptive state. In fact, the most powerful and influential resource for individuals comes from their own life experiences.

This research aims to reveal how life experiences were used by mothers after childbirth in urban communities to create coping strategies for postpartum depression. The research was done using descriptive and qualitative methods, and also biography approaches. The results showed that mother’s life experiences bring a significant effect on deciding the coping strategies in their postpartum period and also to determine the success or the failure of the coping.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>