Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
Korea: Loen Entertainment, 2014
KOR 781.63 GIR
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Aisha Andari Rahmiputri
"Tesis ini membahas mengenai representasi fantasi boyfriend dalam fandom yang muncul karena hubungan parasosial. Dengan menggunakan paradigma konstruktivisme, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif di mana peneliti melakukan analisis multimodalitas untuk melihat representasi fantasi boyfriend di Twitter yang disebabkan karena adanya hubungan parasosial. Selain analisis multimodalitas dilakukan pula wawancara untuk mengetahui bagaimana hubungan parasosial yang dirasakan penggemar dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi representasi yang mereka gambarkan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat representasi fantasi boyfriend yang hadir karena hubungan parasosial Teori yang digunakan adalah teori parasosial oleh Horton dan Wohl serta teori representasi oleh Stuart Hall. Konten Twitter akan dianalisis menggunakan analisis visual oleh Kress dan Van Leuween dan analisis Systemic Functional Linguistics (SFL).
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa representasi fantasi boyfriend ditampilkan berdasarkan karakteristik idola yang penggemar dapatkan dari hubungan parasosial setelah mengkonsumsi media. Hubungan parasosial tidak hanya terjadi antara idola dan penggemarnya namun juga antar penggemar. Sedangkan, karakteristik idola yang didapatkan, merupakan dasar utama dalam merepresentasikan fantasi boyfriend itu sendiri.
This thesis talks about how fans represent the fantasy of boyfriend with the help of parasocial relationship in their Tweets. Using constructivism as the paradigm, this research is a qualitative research where the researcher analyses some tweets using multimodality to help to see how the fantasy of boyfriend as the result of parasocial relationship. Besides multimodality, the researcher also did some interviews to find out how fans experience parasocial relationship and how they see their idol and imagining them as boyfriends. The purpose of this research is to see how fans represent the fantasy of boyfriend that they have on the idols that is caused by parasocial relationship. Parasocial theory by Horton and Wohl dan representation by Stuart Hall are used in this research. Then, the tweets that are used in this research are analysed using visual analysis by Kress and Van Leeuwen and Systemic Functional Linguistic (SFL) by Halliday. The results show that the fantasy representation of boyfriend following the parasocial relationship after using media. It also shows that parasocial relationship leads the fans to know about their idols characteristic that helps them to represent them as a boyfriend. It also shows that paracosial relationship not only happens between fans and their idol but also amongst the fans themselves. Results also show that the characteristic of the idol helps a lot to build the representation of boyfriends fantasy."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
T55099
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Elieser Wahyu Bagus Prakoso Priambodo
"Fenomena budaya K-pop menyebar ke seluruh dunia melalui berbagai saluran, salah satunya melalui Twitter. Twitter, sebagai sosial media, mendorong individu pada gagasan yang tidak terbatas dalam mengekspresikan dirinya, sehingga muncul pembentukan persona baru bagi fandom lewat penggunaan akun penggemar. Eksplorasi terhadap akun-akun penggemar K-Pop dalam Twitter dilakukan dengan menggunakan metode etnografi digital yaitu melalui observasi partisipan dan wawancara, membantu memberikan gambaran jelas mengenai identitas baik secara individu maupun kolektif. Identitas akun penggemar K-pop secara umum ditampilkan lewat penggunaan idola K-pop sebagai foto profil mereka atau ava. Tulisan ini mengambil penggemar Stray Kids, yang mengidentifikasi diri mereka sebagai ‘STAY,’ yang berinteraksi secara aktif di Twitter sebagai subyek penelitian. Menelusuri identitas melalui perspektif penggemar serta penggunaan kolektif emoji mur dan baut pada akun mereka berhasil menunjukkan adanya keterkaitan antara identitas dan aktivitas sosial yang dilakukan oleh individu.
The K-pop culture phenomena have been globalized through many channels, one of which is Twitter. Twitter, as a social media, expose individuals to a limitless idea of expressing themselves, thus creating new personas for fandoms through fan accounts. The exploration of K-Pop fans’ Twitter account utilize digital ethnographic methods of observation on participants and interview helps to give a clear view on the identity of fan accounts both individually and collectively. The identity of K-pop fan accounts are mainly represented with the usage of K-pop idols as their profile picture or ava. This literature is taking Stray Kids fans, who identify themselves as ‘STAY’, that are actively interacting on Twitter as the subject of interest. Analyzing identities through the perspective of fans and collective usage of nuts and bolts emojis on their account shows the correlation between identity and social activities done by individuals."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Fannisa Shafira Ridfinanda
"Skripsi ini membahas tentang praktik-praktik yang dilakukan oleh Kpopers antar generasi dalam menjalani aktivitas fangirling/fanboying dunia K-Pop di media sosial. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah wawancara mendalam bersama dengan enam subjek dan observasi media sosial. Kpopers yang masih aktif menjalani aktivitas fangirling/fanboying di media sosial terbagi menjadi Kpopers generasi 2, generasi 3, dan generasi 4. Pembagian generasi antara Kpopers kerap menimbulkan perbedaan pemahaman dan gesekan ketika menjalani aktivitias fangirling/fanboying yang akhirnya menimbulkan stigma tersendiri untuk Kpopers di setiap generasinya. Hasil penelitian menunjukkan memang terdapat stigma karena perbedaan media teknologi dan budaya yang diterima oleh masing-masing Kpopers saat aktif mengemari dunia K-Pop, tetapi mereka tetap memiliki motivasinya masing-masing yang tertanam dalam diri yang terkadang tidak mencerminkan stigma dari setiap generasinya.
This paper discusses the practices carried out by intergenerational Kpopers in carrying out fangirling/fanboying activities in the K-Pop world on social media. The method used for this research is in-depth interviews with six subjects and social media observations. Kpopers who are still actively carrying out fangirling/fanboying activities on social media are divided into 2nd generation, 3rd generation, and 4th generation. The generational division between Kpopers often creates differences in understanding and friction when undergoing fangirling/fanboying activities, which ultimately creates a stigma for Kpopers based on their generation. The results of the study show that there is indeed a stigma due to the differences in technology and cultural media received by each Kpopers when they are actively involved in the K-Pop world, but they still have their motivations that are embedded in themselves which sometimes do not reflect the stigma of each generation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Korea, Seoul: YG Entertainment : Manufactured & distributed by Yedang Entertainment, 2006
KOR 781.63 BIG
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Kim, Yoon-mi
Korean: Korean Culture and Information Service, 2011
781.63 KIM k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Syifa Nabilah Humaira
"Strategi Marketing Public Relations atau MPR merupakan salah satu cara meningkatkan pelayanan atau produk. Tulisan ini dikhususkan untuk perusahaan musik asal Korea Selatan, SM Entertainment, yang menggunakan strategi MPR dalam pemasaran artisnya, EXO. Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui strategi MPR apa yang mereka gunakan serta mana yang paling mempengaruhi pemasarannya. Analisis yang dilakukan melalui berbagai artikel berita dan hasil interpretasi penulis yang didukung oleh data, baik dari media sosial hingga prestasi yang dihasilkan oleh EXO. Tulisan ini didukung oleh teori dari public relations dan konsep marketing public relations. Hasil analisis memperlihatkan bahwa strategi marketing public relations dengan komponen lain didalamnya mampu membuat serta meningkatkan produk dan pendapatan perusahaan.
Strategy of Marketing Public Relations or MPR is one way to improve service or product. This paper is devoted to a South Korean music company, SM Entertainment, which uses the MPR strategy in its artist marketing, EXO. The purpose of this paper is to find out what MPR strategies they are using and which are most influencing their marketing. The analysis is done through various news articles and interpretation results of the author supported by the data, both from social media to the achievements generated by EXO. This paper is supported by the theory of public relations and the concept of marketing public relations. The results of the analysis show that public relations marketing strategy with other components in it is able to make and improve product and income company. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
"Can't stop --
Diamond girl --
Cold love --
Sleepless night --
Love is --
Like a child."
Seoul: CJ E&M,, 2014
KOR 781.63 CAN
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Soul: SM Entertainment, 2014
KOR 781.63 TOH t
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Cleisia Tyas Alemina Theodora Inakawa
"
ABSTRAKTesis ini membahas tentang peran media yang membentuk nilai kecantikan para penggemar K-Pop yang aktif mengkonsumsi berbagai tayangan K-Pop lewat media. Tidak hanya membentuk nilai kecantikan tetapi penelitian ini ingin melihat bagaimana media juga berperan mendorong penggemar K-Pop untuk memakai kosmetika asal Korea Selatan sebagai bagian dari adopsi nilai yang dilihat dalam media. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menemukan bahwa media dengan tayangan K-Pop mempengaruhi nilai kecantikan yang diingkan oleh wanita muda penggemar K-Pop yang aktif mengkonsumsi media tersebut. Media juga berperan dalam mendorong pemakaian produk perawatan dan kosmetika BB Cream oleh wanita muda penggemar K-Pop. Para penggemar K-Pop juga lebih memilih menggunakan barang keluaran Korea Selatan karena selera mereka telah didominasi oleh dunia hiburan K-Pop. Media yang paling berperan besar adalah internet
ABSTRACTThis thesis describes the role of media in forming beauty values of K-Pop fans who actively consume media about K-Pop. This research also describes how media takes role to encourage K-Pop fans to use Korean cosmetics as an action of adopting values which they seen in the media. This research is qualitative research using narrative design. The result of this research found that media gave a big influence to form the beauty of values that is desired by young adult K-Pop fans female. Media also took part to encourage them to use Korean BB Cream and other skin-care product. The biggest media that could give big influence to the fans is internet"
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42391
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library