Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 292 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Yulianti
Abstrak :
Hubungan sibling (antara saudara kandung) memberikan pengaruh yang penting pada kehidupan keluarga dan dalam perkembangan seseorang. Hal ini disebabkan karena hubungan antara saudara kandung merupakan hubungan yang paling lama (longest-fasting) dimiliki oleh individu (Papalia, 1998). Dalam hubungan dengan saudara kandung terdapat empat hal yang muncul, yaitu adanya kehangatan (warmth), status/kekuatan (relative power / status), ada konflik dan juga ada persaingan (rivalry) antara sesama saudara kandung Furman & Buhrmester (dalam Brody, 1996). Hubungan saudara kandung yang dikatakan sibling rivalry, yaitu bila terdapat adanya persaingan, kecemburuan, kemarahan dan kebencian yang menyangkut pada banyak hal seperti dalam pendidikan, kasih sayang orang tua atau lainnya. Hubungan antara saudara kandung dipengaruhi oleh beberapa hal. Furman, W. & Lanthier, (1996) antara lain variabel konstelasi keluarga dan juga peran orang tua. Beberapa variabel konstelasi keluarga yang mempengaruhi hubungan antara saudara kandung, antara lain jarak usia antara saudara kandung, persamaan / perbedaan jenis kelamin, besar kecilnya keluarga dan urutan kcluarga. Sedangkan peran orang tua yang mempengaruhi adalah pola asuh orang tua dan perlakuan / treatment dari orang tua. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha untuk mengetahui bagaimanakan gambaran pola asuh orang tua, perlakuan orang tua dan variabel konstelasi keluarga pada anak yang mengalami sibling rivalry. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan studi kasus. Sampel pada penelitian ini adalah dua orang kakak adik yang mengalami sibling rivalry yang diambil dengan metode pengambilan sampel incidental purposif sampling. Penelitian ini mcnggunakan metode pengambilan data yaitu wawancara dengan pedoman wawancara, dan juga menggunakan alat bantu lainnya seperti alat perekam serta alat tes HTP, SSCT dan family drawing. Hasil dari penelitian ini yaitu pola asuh orang tua pada anak yang mengalami sibling rivalry pada kedua pasang subyek yaitu pola asuh autoritarian dan pola asuh autoritatif. Perlakuan orang lua pada anak yang mrngalami sibling rivalry pada kedua pasang subyek yailu terdapat perlakuan / treatment khusus yang dilakukan oleh orang Lua pada salah salu saudara kandung mercka. Dua pasang subyek menyadari bahwa perlakuan yang berbeda / khusus pada Salah satu anak tersebut kemudian mempengaruhi pada penenluan anak favorit, pemberian perhatian, pembagian waktu yang diberikan oleh orang tua dan kedekatan antara anak dengan orang tua. Variabel konstelasi keluarga pada anak yang mengalami sibling rivalry pada kedua pasang subyek memiliki kesamaan pada jenis kelamin yang berbeda dan besar kecil keluarga; serta memiliki perbedaan pada variabel jarak usia dan urutan kelahiran.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16827
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didik Kusnadi
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana gambaran parenting pada pasangan penderita skizofrenia terhadap anak dalam keluarga inti. Peneliti juga ingin melihat bagaimana pandangan dari pasangan penderita skizofrenia tentang skizofienia, determinan parenting yang dimilikinya dan komponen parenting yang dikaitkan dengan teori Martin & Colbert dan Dwevedi tentang parenting. Dalam parenting komponen yang utama adalah komponen perhatian (care), kontrol dan pengembangan (development). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang mana menurut Sarantoks, 1993 (dalarn Poexwandari, 2001) mencoba menerjemahkan pandangan-pandangan interpretatif dan fenomologis yang bertujuan untuk memahami gambaran parenting pada pasangan penderita skizofrenia terhadap anak dalam keluarga inti. Untuk mendapatkan data peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam dan observasi saat wawancara untuk mendapatkan gambaran parenting yang dilakukannya. Subyek penelitian dipakai adalah tiga orang pasangan dari penderita skizofrenia yang telah memiliki anak, usia perkawinan lebih dari sepuluh tahun serta tinggal serumah dengan penderita. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa subyek dalam melakukan parenting diwujudkan dengan memberikan perhatian (care) berupa perhatian dalam pemenuhan kebutuhan tisik, perhatian dalam pemenuhan kebutuhan afeksi /emosional dan perhatian dalam pemenuhan kebutuhan kesejahteraan sosial, melakukan kontrol berupa mengenalkan aturan-aturan, memberikan batasan-batasan dan menguatkannya dengan mernberikan penghargaan (reward) dan memberikan hukuman (punishment) serta mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak-anaknya berupa pengembangan potensi intelektual, pengembangan potensi fisik dan pengembangan potensi estetika dan seni. Pasangan dari pendenta skizofrenia yang menjadi subyek penelitian memiliki pandangan yang hampir sama. Mula-mula mereka merasa kesulitan dan bingung dengan situasi dan kondisi yang dialaminya. Namun setelah mendapatkan informasi tentang skizofrenia, memahami kondisi yang sedang dialami oleh pasangan hidupnya serta adanya dukungan dari orang-orang di sekitarnya, akhirnya mampu untuk mendampingi penderita dan tetap mempertahankan pemikahannya. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa suami dari penderita gangguan skizofrenia lebih mengalami kesulitan dalam melakukan proses pengasuhan terhadap anak-anaknya. Mengingat aktivitasnya yang harus bekerja mencari nafkah, sehingga terpaksa menitipkan anaknya kepada orang lain. Sedangkan pada istri dari penderita gangguan skizofrenia masih dapat menjalankan perannya dalam pengasuhan anak. Untuk lebih melengkapi gambaran parenting pada pasangan dari penderita skizofrenia maka peneliti menyarankan : - Bagi peneliti berikutnya diharapkan setelah membaca dan mempelajari peneiitian ini, sebaiknya juga membandingkan dengan gambaran parenting pada subyek yang memiliki pasangan bukan penderita skizofrenia. - Untuk melihat gambaran parenting pada pasangan penderita Skizofrenia. Sebaiknya peneliti juga mewawancarai anaknya yang telah remaja, sehingga mempunyai gambaran yang jelas pada parenting yang dilakukan oleh pasangan penderita skizofrenia. - Untuk menambah wawasan lebih lanjut dan gambaran penelitian ini, maka disarankan kepada peneliti berikutnya untuk memberikan angket pada beberapa pasangan penderita skizofrenia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T16826
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Anandari
Abstrak :
ABSTRAK
Kasus kekerasan di Indonesia selalu meningkat dari tahun ke tahun dan pada tahun 2008 anak yang berhadapan dengan hukum mencapai 78 ribu berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Dirjen Pemasyarakatan, Dephukham. Tesis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola asuh dengan perilaku kekerasan pada pelajar SMP di DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia kerja sama dengan BNP DKI Jakarta, yaitu Survei Perilaku Remaja yang dilaksanakan pada tahun 2006 dengan desain potong lintang. Berdasarkan hasil penelitian ini, faktor pola asuh yang berhubungan dengan perilaku kekerasan pada pelajaran SMP adalah perlakuan kasar orang tua dan sanksi. Dengan demikian, untuk mengatasi masalah kekerasan pada pelajar SMP, orang tua perlu menghilangkan unsur kekerasan dalam mendidik anak-anaknya dan menggunakan cara pemberian sanksi yang tepat.
ABSTRACT
Cases of violence in Indonesia is increasing from year to year and in 2008, children in conflict with the law are 78 thousand according to data compiled by the Directorate General of Penitentiary, Department of Law and Human Rights. This thesis aim is to examine the association of parenting with violent behavior in Junior High School students in Jakarta. This research is a quantitative study that used data from Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia in cooperation with BNP Jakarta, namely the Youth Behavior Survey conducted in 2006 with a cross-sectional design. Based on these results, parenting factors related to violent behavior of Junior High School students are harsh treatment of parents and internalization of values. Thus, to overcome the problem of violence in Junior High School students, parents need to eliminate the element of violence in educating their children and use a proper way to give sanction.
Universitas Indonesia, 2013
T32650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
Abstrak :
Pola asuh keluarga merupakan suatu cara orangtua dalam mengasuh anak untuk mampu melakukan perawatan diri secara mandiri dengan berbagai tipe pola asuh yang digunakan keluarga yaitu, pola asuh Demokratis, permisif, dan otoriter. Anak yang mampu mandiri dalam melakukan perawatan diri dapat meningkatkan derejat kesehatan pada anak usia sekolah dengan anak mampu melakukan dan memenuhi kebutuhan udara, air, nutrisi, eleminasi, pencegahan bahaya, privasi, interaksi sosial, aktivitas dan istirahat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pola asuh keluarga dengan kemandirian perawatan diri anak usia sekolah. Metode yang digunakan adalah desain cross sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 107 orang yang diambil menggunakan teknik cluster proporsional sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis kelamin anak perempuan, dan pola asuh demokratis dan permisif yang menjadi faktor dominan dalam memandirikan anak dalam melakukan perawatan diri. Pola asuh yang digunakan keluarga dalam mendidik anak merupakan salah ssatu faktor keberhasilan orangtua dalam mendidik dan membesarkan anak, agar menjadikan anak yang berkualitas dikemudian hari dan mampu memberikan implikasi bagi pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi anak sekolah dalam membuat suatu program untuk anak usia sekolah.
The relationship of family parenting with children self-care autonomy at Cisalak Pasar-Cimanggis District in family parenting is a method which how parent educate their children to be able to self-care independently i.e. Democratic parenting, permissive parenting and authoritative parenting. Children who are able to self-care indepently, automatically they could intensify their health e.g. they are able to do and fill the necessity of air, water, nutrition, elimination, danger prevention, privacy, social interaction, activity and refreshment. The research purpose is to discover the relationsip of family parenting with children self-care autonomy to the school-age children. The research methode uses cross sectional method. The total of research sample is 107 persons, which use cluster proportional sampling technic. The dominant research result is a female children are able to self-care independently through democratic and permissive parenting method. The parenting method are the succeed factor on how to parent educate the autonomy children, bringing up in order to they have certain quality in the next future and they could be an implication for family parenting technical program for school-age children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2103
T32623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kebahagiaan wanita yang menjalani arranged-marriage dan membuktikan adanya hubungan secara simultan antara pola asuh authoritarian dan komitmen beragama dengan kebahagiaan (subjective happiness) yang dimoderatori arranged-marriage pada wanita keturunan Arab Baalwy dengan berbagai tahapan usia dewasa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan mixed-methods dengan prosedur dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada 103 partisipan, dengan pengisian kuesioner dan pertanyaan terbuka. Tahap kedua dilakukan dengan wawancara terhadap sembilan partisipan yang mewakili kelompok tahapan usia, tingkat perjodohan, dan tingkat kebahagiaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umumnya tingkat kebahagiaan partisipan tinggi. Selain itu terbukti adanya hubungan yang simultan dan signifikan antara komitmen beragama dan arranged-married dengan kebahagiaan. Namun tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh authoritarian dengan kebahagiaan baik secara langsung maupun dimoderatori oleh arranged-marriage. Dari wawancara diperoleh hasil bahwa kebahagiaan wanita keturunan Arab yang menjalani arranged-marriage mencakup aspek rasa syukur, keharmonisan dalam rumah tangga dan materi. Tampak kecenderungan bahwa pandangan mereka tentang kebahagiaan sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama. ......The purpose of this study was to investigate the correlation of authoritarian parenting style and religious commitment with happiness, which are moderatored by arranged-marriages simultaneously on women of Arab Baalwy?s descendent. This research included two steps. First step was conducted using quantitative and qualitative approach involving 103 participants. Second step was conducted using qualitative approach involving 9 participants. The results of quantitative approach, showed that the religious commitment and arrangedmarriage had significant contribution to happiness, simultaneously. Beside that, authoritarian parenting style had no significant contribution to happiness. Meanwhile, the result of qualitative approach, showed the illustration happiness of women of Arab Baalwy?s descendent who had arranged-marriage married and authoritarian parenting style, is caused by religious commitment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35812
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyiah
Abstrak :
Pemilihan jajan anak merupakan bagian dari pemenuhan gizi anak sekolah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan pola asuh, perilaku jajan keluarga dan pengaruh teman dengan pemilihan jajanan anak usia sekolah. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional pada 103 responden yang diperoleh dengan teknik simple random sampling dan diseleksi secara proportional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pola asuh, pengetahuan, sikap dan praktik keluarga dengan pemilihan jajanan anak (p value < α). Upaya promosi kesehatan tentang gizi anak sekolah perlu lebih dioptimalkan melalui kerja sama dan pemberdayaan kepada semua pihak yang terkait dengan kesehatan anak sekolah.
Selection of child snack is part of the school-aged children nutrition fulfillment. This research aims to determine the relationship of parenting, family snack behavior and the influence of friends to school-age children snacks selection. This study applied a descriptive design with cross sectional correlation on 103 respondents obtained by simple random sampling technique. The results showed relationship between parenting, family’s knowledge, attitude and practice to the selection of children snacks (p value <α). Health promotion efforts on school-aged children nutrition needs to be optimized through cooperation and empowerment to all parties concerned with the health of school-aged children.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Veronica Maulana
Abstrak :
ABSTRAK
Di Indonesia, prevalensi gangguan jiwa cukup signifikan yaitu 11,6% (Riskesdas, 2007). Prevalensi gangguan jiwa makin meningkat bersamaan dengan perkembangan jaman dan dapat mengenai semua usia. Oleh karena itu upaya pencegahan gangguan jiwa sebaiknya dapat dilakukan sejak dini, yaitu sejak masa anak-anak. Penelitian ini bertujuan mempelajari hubungan antara praktek pengasuhan orang tua dengan gangguan atau kecenderungan. Penelitian dilakukan dengan rancangan case-control . Terpilih sebanyak 60 orang responden, dimana 15 orang merupakan orangtua dari anak dengan conduct disorder dan 45 orang adalah orang tua dari anak yang tidak memiliki gangguan conduct disorder. Responden dipilih secara purposive sampling untuk kasus dan kontrol, sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji coba terlebih dahulu dan kuesioner Block’s Child Rearing Practice Report yang telah diadaptasi dalam bahasa Indonesia. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei 2013 Dari hasil analisis didapatkan praktek pengasuhan authoritarian beresiko 4,975 kali lebih besar untuk membuat anak mengalami conduct disorder dibandingkan dengan praktek pengasuhan authoritatif pada sikap ibu yang sama (p=0,018). Faktor lain yang mempengaruhi kejadian conduct disorder adalah sikap ibu dimana sikap ibu yang tergolong negatif beresiko 4,761 kali lebih besar menimbulkan terjadinya conduct disorder dibandingkan ibu ibu yang memiliki sikap positif (p=0,037).
ABSTRACT
Prevalence of mental health problems in Indonesia is quite significant 11,6% (Basic Research, 2007). Mental health problems are increasing in line with civilization. Prevention of mental health problems are should be done as early as possible or during childhood. This study examined relationship between child-rearing practices on children with conduct disorder tendencies. Conducted with the case-control design, select 60 respondents, which 15 mother of children with conduct disorder and 45 mother of children who are not conduct disorder. Respondents were selected by purposive sampling for case and controls, according to the inclusion and exclusion sampling criteria. Data was collected using a questionnaire that had been validation test before, and questionares Block’s Child-Rearing Practice Report has been adapted in Indonesian. Data collection was conducted in May 2013 This study found that authoritarianparentingpracticesare at risk4,975times more likely tomakechildren haveconductdisordercomparedwithauthoritativeparentingpracticesonthe samematernalattitude(p =0.018). Another factoraffectingthe incidence ofconductdisorderisthe attitude ofthe motherwherethe motherwithnegativeattitude4,761times greaterthanmothers whohavea positiveattitude(p =0.037) in having child with conduct disorder.
2013
T38651
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Sandra Pratiwi
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa, di mana pada masa remaja terjadi perubahan fisik, emosi maupun sosial. Tugas utama remaja adalah untuk menemukan identitas dirinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan antara pola asuh orang tua dengan pencapaian identitas diri remaja di Kabupaten Pekalongan. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasional secara potong lintang. Responden berjumlah 465 remaja. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara pola asuh orang tua dengan pencapaian identitas diri remaja. Variabel usia yang paling berhubungan dengan pencapaian identitas diri remaja di kabupaten Pekalongan. Penelitian ini merekomendasikan kepada remaja usia 15 -18 tahun hendaknya tetap melakukan eksplorasi dan komitmen supaya identitas diri meningkat dan merekomendasikan kepada orang tua hendaknya memberikan pola asuh sesuai dengan usia anak remaja, dengan tetap melakukan komunikasi secara dua arah. Diharapkan penelitian selanjutnya meneliti tentang pola asuh dengan pencapaian identitas diri remaja pada responden kelas X, XI, dan XII agar sebaran usia remaja merata, sehingga bisa diketahui dengan jelas gambaran pencapaian identitas diri remaja baik remaja awal, madya maupun akhir
ABSTRACT
Teenager is considered in a transition period from being a child to youth. During this period, there are significant changes physically, emotionally and socially. The critical task of teenager is towards a strong self identity. The purpose of this research was to describe the relationship between the identity achievements among teenagers in Pekalongan. This study used a descriptive correlational design with a cross sectional approach. There were 465 teenagers as responder. Selected using cluster sampling procedure. The result of this research showed that there were correlations between the parenting patterns with teenagers self identity achievement. The variable that most related to teenager?s self identity achievement was their age. The study recommended to tenageers who were 15-18 years old to keep exploration and commitment that personal identity had been reached remains elevated, and also recommended to the parents in order to give parenting teenagers, with keep communication in two ways. Next study was hoped can observe about parenting with teenagers on the achievement of self identity of responder class X, XI, and XII so teenagers uneven age distribution, so it can be clear overview of the achievement of self identity both teenagers teens early, middle and late
2016
T45818
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reni Mareta
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan adalah untuk menggali pengalaman orang tua dalam mengasuh anak balita di tempat hunian sementara pasca korban bencana lahar dingin di Jawa Tengah. Subyek dari penelitian ini adalah 6 orang partisipan yang yang mempunyai anak balita dan tinggal di huntara. Pemilihan partisipan dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil analisa menunjukan bagaimana orang tua mengasuh anak balitanya di huntara. Menurut orang tua mengasuh anak di huntara tidak berbeda dengan mengasuh anak di rumah sendiri. Ditemukan ada lima tema dalam penelitian ini yaitu: respon orang tua saat di huntara, respon anak saat di huntara, perilaku mengasuh anak balita di huntara, perkembangan anak di huntara dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan di huntara.
ABSTRACT
The study aims were to explore the experience of parents in caring for children under five years old in a temporary shelter area after a cold flood disaster victim in central of java. The subjects of this study in six participants who have children under five year old and living in shelter. Participants are selected using purposive sampling method. The result of analysisi shows how parents caring for toddler at the shelter. According to parents caring for children in shelter are not different from the care of children at home. There are five themes found in this study: parental response in shelter, response of children at shelter, parenting behavior of toddler in shelter, child development, the utilization of health care facilitaties in the shelters.
2012
T31143
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dili Indriawati Hidayat
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkah laku prososial merupakan salah satu bentuk tingkah laku sosial positif yang diperlukan melihat kondisi krisis ekonomi dan moral yang melanda bangsa Indonesia. Pengembangan tingkah laku prososial di masyarakat merupakan hal yang penting sebagai salah satu sarana untuk mengurangi permasalahan sosial. Keluarga sebagai unit terkecil masyarakat memegang peran penting dalam pengembangan tingkah laku prososial ini. Pengalaman dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang, perhatian, dan responsif menurut Kohn (dalam Kasser et al, 1995) akan mempengaruhi secara langsung nilai prososial pada anak. Orang tua sebagai pendidik utama mempengaruhi perkembangan anak melalui pola asuh. Baumrind (dalam Eisenberg & Mussen, 1989) menggolongkan tigajenis pola asuh orang tua yaitu otoriter, otoritatif, dan permisif berdasarkan empat aspek tingkah laku orang tua berupa tingkat kontrol, kejelasan komunikasi, kasih sayang dan tuntutan kedewasaan. Ayah sebagai salah satu orang tuajnemiliki peran penting terhadap perkembangan anak. Peranan ayah terhadap perkembangan anak baru akhir-akliir ini mendapat perhatian. Ketika anak memasuki masa pertengahan (middle childhood) peranan ayah semakin besar dengan besarnya kebutuhan anak akan pemberi semangat. Menurut Fromm (dalam Lugo & Hershey, 1979) kasih sayang ayah mendorong untuk menghargai nilai dan tanggung jawab. Anak usia 9-11 tahun berada pada masa anak pertengahan,. riiasa kritis di mana anak sedang membentuk pola tingkah laku. Menurut Hoffman (dalam Slavin, 1997) mereka mulai mengembangkan sensitivitas yang lebih besar terhadap kondisi sosial yang dapat mendorong anak untu melakukan tindakan prososial. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan tingkah laku prososial pada anak usia 9-11 tahun dengan pola asuh ayah. Tingkah laku prososial menurut Zanden (1984) terdiri atas beberapa bentuk yaitu simpati, kerja sama,menolong, bantuan, berderma dan altruitik. Sedangkan pola asuh ayah didasarkan atas empat aspek tingkah laku yaitu tingkat kontrol, kejelasan komunikasi atau demokrasi, kasih sayang dan tunmtan kedewasaan (menurut Baumrind dalam Eisenberg & Mussen 1989). Penelitian mi juga hendak mengungkap perbedaan tingkah laku prososial pada anak perempuan dan laki-laki usia 9-11 tahun. Hal ini dilakukan mengingat adanya perbedaan harapan dan perlakuan ayah terhadap anak perempuan dan laki-laki. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alal pengumpul data yang terdiri atas tiga jenis skala yaitu skala tingkah laku prososial, skala pola asuh ayah berdasarkan penilaian anak dan skala pola asuh untuk ayah. Dengan menggunakan metode Incidental Sampling didapatkan 134 orang subyek penelitian anak usia 9-11 tahun dan ayahnya. Hubungan antara tingkah laku prososial anak dan pola asuh ayah diuji dengan teknik koreiasi Pearson dan perbedaan mean diuji dengan t-tes. Hasil penelitian menunjukkan adanya koreiasi positif antara tingkah laku prososial anak usia 9-11 tahun dan pola asuh ayah. Sedangkan pada perbedaan mean tingkah laku prososial antara anak perempuan dan laki-laki menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna. Hasil penelitian lainnya yaitu adanya koreiasi positif antara prestasi akademis dan usia anak dengan tingkah laku prososial anak. Selain itu pula didapatkan banyaknya subyek ayah yang pola asuhnya di luar pola asuh Baumrind Adanya hubungan yang bermakna antara tingkah laku prososial anak usia 9-11 tahun dengan pola asuh ayah menunjukkan adanya peran penting ayah dalam salah satu aspek perkembangan anak yaitu tingkah laku prososial. Dalam hal ini pola asuh otoritatif mendukung perkembangan tingkah laku prososial anak. Untuk mendapatkan gambaran hubungan yang lebih jelas mengenai hubungan tingkah laku prososial anak dan jenis pola asuh lainnya yaitu otoriter dan permisif diperlukan penelitian lebih lanjut dengan jumlah subyek yang representatif. Adanya koreiasi positif antara prestasi akademis dan usia anak dengan tingkah laku prososial anak menunjukkan adanya peran kognitif terhadap tingkah laku prososial . Oleh karena itu berbagai metode yang dapat meningkatkan kematangan kognitif anak dapat dilakukan sabagai salah satu sarana meningkatkan tingkah laku prososial pada anak.
2002
S2832
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>