Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Apriani
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai sifat fisiko-kimia dan komposisi asam lemak penyusun trigliserida dari minyak biji pepaya (Carica papaya). Biji pepaya yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari suatu perkebunan pepaya di daerah Cihideung, Bogor. Ekstraksi minyak biji pepaya dilakukan dengan menggunakan peralatan ekstraksi Soxhlet dengan pelarut n-heksana. Hasil ekstraksi yang diperoleh berupa minyak yang berwarna kuning kemerahan setelah dimurnikan dan memiliki kadar sebesar 26,7% dari berat kering biji pepaya. Komposisi asam lemak penyusun trigliseridanya ditentukan dengan alat Kromatografi Gas. Dari hasil analisis Kromatografi Gas, diketahui bahwa komposisi asam lemak penyusun trigliserida minyak biji pepaya adalah asam kaprilat (0,35%), asam kaprat (0,08%), asam laurat (0,07%), asam miristat (0,1%), asam palmitat (20,3%), asam stearat (3,33%), asam oleat (66,1%), asam linoleat (8,99%), dan asam linolenat (0,61%).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
S30422
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwi Kurniati
Abstrak :
Kontrasepsi adalah salah satu program keluarga berencana (KB). Obat yang digunakan untuk kontrasespsi dapat berasal dari tumbuhan. Diketahui bahwa ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattusnorvegicus L.) strain Charles & Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut diujikan pada spermatozoa manusia secara in vitro. Ekstrak biji pepaya mempunyai dosis 803,571 mg/5 ml dalam larutan buffer sitrat bikarbonat dan untuk kontrol denagn menggunakan larutan buffer sitrat bikarbonat. Semen dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing kelompok dilakukan 3 kali ulangan. Kelompok pertama adalah kelompok eksperimen yang diberikan ekstrak biji pepaya dan kelompok kedua adalah kelompok kontrol. Perlakuan ekstrak dan kontrol diberikan sebanding dengan semen sebanyak 25 mikro liter, dan dibiarkan selama 15 menit. Lalu diamati terhadap parameter. Data yang diperoleh diuji dengan statistika anava satu arah atau dengan tes Ranking-Bertanda Wilcoxon untuk Data berpasangan. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa rata-rata waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 1,678 detik dan 1,001 detik. Rata-rata persentase spermatozoa motil pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 53,490 % dan 58,982 %. Sedangkan rata-rata jumlah spermatozoa yang hidup dalam % pada larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dan kontrol masing-masing sebesar 63,225 % dan 70,034 %. Hasil perhitungan dengan tes ranking-Bertanda Wilcoxon untuk data berpasangan menunjukkan perbedaan yang bermakna antara larutan ekstrak biji pepaya dosis 803,571 mg/5 ml dibandingkan kontrol larutan bufer sitrat bikarbonat masing-masing terhadap waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik, persentase spermatozoa motil dan persentase spermatozoa yang masih hidup. Diduga adanya pengruh pemberian ekstrak tersebut di atas karena adanya zat glukosida yang terdapat dalam ekstrak biji pepaya. Dari hasil pemberian ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong dengan dosis 803,571 mg/5 ml terhadap semen selama 15 menit secara in vitro, dapat diambil kesimpulan: 1. Efek perlakuan menunjukkan perlambatan waktu spermatozoa untuk menempuh jarak 0,05 mm dalam detik. 2. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase spermatozoa motil. 3. Efek perlakuan menunjukkan penurunan persentase viabilitas spermatozoa
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Famila Anindia Putri
Abstrak :
ABSTRAK
Papain adalah enzim protease pemecah protein yang terdapat pada getah pepaya yang berfungsi sebagai katalis reaksi pemecahan rantai polipeptida pada protein dengan cara menghidrolisis ikatan peptidanya menjadi senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino. Dalam penelitian ini papain dikembangankan menjadi bahan aktif sediaan sabun padat dalam bentuk enzim papain kasar crude untuk membersihkan kulit manusia dari kotoran yang mengandung protein. Untuk memperoleh khasiat lain dilakukan penambahan bahan aktif yaitu antioksidan dari buah pepaya murni. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan formula sabun padat yang aman untuk kulit dengan memenuhi standart SNI 1996 serta teruji manfaat dalam penambahan enzim papain kasar dan mengetahui aktivitas antioksidan sabun. Enzim papain kasar dan antioksidan dari buah pepaya akan diformulasikan menjadi sabun sediaan padat menggunakan metode saponifikasi. Formula terbaik dengan nilai pH 10,35; jumlah asam lemak 79 ; kadar alkali bebas 0,108; bobot jenis 1,0595; stabilitas busa t5menit 78 dan t30menit 33 ; dan nilai IC50 13.657 ppm dilakukan uji manfaat pengangkatan kotoran terhadap sabun tanpa enzim. Hasilnya perbedaan persen kotoran terangkat antara sabun negatif dengan enzim terhadap kontrol positif tanpa enzim menggunakan spektrofotometer UV-VIS adalah 9 pada t10menit, dan menggunakan pengukuran massa substrat perbedannya adalah 4 pada t10menit.
ABSTRACT
Papain is protease enzyme breaking protein that can be found in latex of papaya which acts as a reaction catalyst breaking polypeptide chain of protein by hydrolyzing the peptide bonds into simpler compound like amino acid. The enzyme is able to break down organic molecules made of amino acids, known as polypeptides. In this study papain developed into active ingredients of solid soap preparations in the form of crude papain enzymes to cleanse human skin. This study aims to produce a solid soap formula that is safe for the skin by meeting the standards of SNI 1996 and tested the benefits in the addition of rough papain enzymes. Crude papain enzymes and antioxidants from papaya fruit will be formulated into solid soap preparations using saponification methods. The best formula with value of pH 10.35 Amount of fatty acid 79 Free alkali content of 0.108 Weights type 1.0595 Foam stability of t5menit 78 and t30menit 33 And IC50 13,657 ppm value was tested the benefit of removal of dirt to soap without enzyme. The difference in percentage of dirt lifted between control negative with enzyme and control positive without enzyme soap using UV VIS spectrophotometer was 9 in t10 min, and using the substrate mass measurement was 4 in t10 min.
2017
S67864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Sarifah Ainy
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan pengaruh perubahan struktur vegetasi riparian di Sungai Pesanggrahan, antara daerah pemukiman, daerah binaan, dan daerah kebun campuran rakyat, serta pemanfaatannya oleh masyarakat setempat. Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret 2011 sampai dengan September 2011 dengan mengunakan stratified random sampling untuk analisis vegetasi riparian, dan metode wawancara serta perhitungan Index of Cultural Significance (ICS) untuk mengetahui nilai pemanfaatan vegetasi riparian oleh masyarakat. Nilai INP tertinggi di daerah kebun campuran adalah Gigantochloa apus (91,3%), daerah perumahan adalah pinus Pinus merkusii (61,8%), dan Gigantochloa apus di daerah binaan sebesar 98,2%. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, pemanfaatan vegetasi riparian yang terdokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk bahan makanan tambahan (27 spesies), bahan pangan lain (29 spesies), bahan materi utama (15 spesies), bahan obat (47spesies), dan tanaman hias / mitologi (12 spesies). Hasil perhitungan nilai ICS tertinggi adalah papaya (Carica papaya) dengan nilai 65, dan pemanfaatan vegetasi riparian tertinggi adalah untuk bahan obat-obatan.
ABSTRACT
The study was conducted in Lebak Bulus Village in Sounth Jakarta. The aim of this study is to know and to compare the effect of changing riparian vegetation structure in plantation area, settlement area and conservation area, also their utilization by the local community. This research has been held on March 2011 until September 2011 used stratified random sampling for riparian vegetation analysis, also used interview method and analyzing Index of Cultural Significance (ICS) to know local knowledge system. The higest Importance Value Index (INP) from plantation area is Gigantochloa apus (91.3%), residential area is Pinus merkusii (61.8%), and conservation area is Gigantochloa apus (98.2%). Based on interview with local society, utilization riparian plants diversity documented in this study are for secondary food (27 species), tersier food (29 species), the main material (15 species), medicine (47 species), ornamental plants and mythology (12 species). The result of the highest value ICS is Carica papaya with a value of 65 and the highest plants utilization is for medical purpose.
2016
T46292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenny Yunita
Abstrak :
Indonesia tercatat sebagai negara dengan kass demam berdarah dengue tertinggi di Asia Tenggara. Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya semakin bertambah seiring dengan meningkatnya mobilitas dan keadatan penduduk. Carica papaya L. yang termasuk dalam suku Caricaceae adalah tanaman yang dibudidayakan secara luas di Indonesia dan memiliki banyak manfaat untuk kesehatan. Bagian daun diyakini dapat meningkatkan jumlah trombosit dan bermanfaat bagi pasien demam dengue, namun bukti-bukti ilmiah masih sedikit. Penelitian ini bertujuan membuktikan pengaruh kapsul ekstrak daun C. papaya bagi pasien demam dengue. Penelitian menggunakan desain Expertimental Randomized Clinical Trial, dengan sampel berjumlah 80 subyek yang dibagi menjadi 2 kelompok masing-masing 40 subyek, terdiri atas kelompok kontrol dan perlakuan (mendapat kapsul ekstrak daun C. papaya 3 kali 2 kapsul sehari). Hasil penelitian menunjukkan kapsul ekstrak daun C. papaya dapat meningkatkan jumlah trombosit (p value = 0,0001), mempertahankan stabilitas hematokrit pada nilai normal, mempersingkat masa rawat inap (p value = 0,0001) pasien dengue, serta mempercepat peningkatan jumlah trombosit dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T29989
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Elsa Anjani
Abstrak :
ABSTRAK
Demam dengue (DD) yang disebabkan karena infeksi virus dengue (DENV) dan diperantai oleh nyamuk.Pada daerah subtropis dan tropis DBD ini merupakan penyakit yang muncul pada setiap tahunnya (endemik) dan meningkat pada saat musim hujan.  Di Indonesia dapat diketahui bahwa jumlah dan persebaran penyakit DBD ini semakin meluas serta jumlah incidence rate penyakit DBD selama 47 tahun terakhir ini tidak kunjung membaik, namun terus meningkat. Oleh karena itu, diperlukannya obat spesifik yang menghambat replikasi DENV dan mudah didapat. Carica papaya mempunyai potensi sebagai antivirus DENV dengan nilai IC50 dan CC50 6,57 ug/mL dan 244,76 ug/mL, akan tetapi mekanisme penghambatannya belum diketahui. Pada penelitian ini dilakukan intervensi pada DENV dengan ekstrak Carica papaya pada post dan pre-postinfeksi. Untuk melihat efektivitas penghambatan dan toksisitas ekstrak dilakukan uji focus dan MTT. Hasil menunjukan bahwa pada intervensi post dan pre-postinfeksi mengalami penurunan titer virus sebesar 27,71 ± 10,68%  dan 33,81 ± 19,31 % secara berurutan, tetapi tidak ada perbedaan bermakna. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun Carica papaya berpotensi menjadi alternatif pengobatan untuk dengue.
ABSTRACT
Dengue fever is caused by dengue virus (DENV) infection and is transmitted by mosquitoes. In the subtropical and tropical regions, Dengue Fever is endemic annually and the incidence increases during the rainy season. The prevalence and distribution of dengue fever cases in Indonesia is wide spread and there is no improvement of incidence rates over the past 47 years. Therefore, there is a need for specific and readily available drugs that inhibit the DENV replication. Carica papaya has the potential as DENV antivirus with IC50 and CC values 6.57 ug / mL and 244.76 ug / mL. However, the inhibition mechanism is still unknown. In this study, intervention was given on DENV with Carica papaya extract both on pre and post-infection stage. Focus test and MTT test were carried out to evaluate the effectiveness of the inhibition and toxicity of the extract. The result showed that in post and pre-post infection there was a decrease in viral titers by 27.71 ± 10.68% and 33.8 ± 19.31% respectively although the result is not statistically significant. It can be concluded that Carica papaya leaf extract has the potential to be an alternative treatment for dengue infection.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hitima Wardhani
Abstrak :
ABSTRAK
Telah diketahui bahwa ekstrak biji Carica papaya L. bersifat antifertilitas terhadap tikus jantan (Rattus norvegicus L.) strain Charles dan Holtzman. Dalam penelitian ini sifat tersebut dicobakan pada mencit jantan (Mus musculus L.) strain CBR. (Central Biomedis Research).

Ekstrak biji C. papaya L. dalam aquabidestilata diberikan dalam intramuskular selama 10 hari berturut-turut pada pangkal paha, dengan dosis 0 mg/0,2 ml (K), 1 mg/0,2 ml (D2), dan 10 mg/0,2 ml (D2)/mencit/hari. Efek antifertilitas dapat diketahui dengan menghitung jumlah spermatozoa motil/ml dari epididimis bagian kauda dan menghitung jumlah implan yang dihasilkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah rata-rata spermatozoa motil (%/ml) yang dihasilkan pada K, D1, dan D2 masing-masing sebesar 49,88, 42,48, 45,65. sedangkan jumlah rata-rata implan yang dihasilkan pada dosis yang sama, masing-masing sebesar 8,23, 8,31 dan 6,69.

Hasil uji statistika menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara K, D1, dan D2 masing-masing terhadap sifat motilitas spermatozoa dan laju fertilitas. Di samping itu juga tidak berefek terhadap berat badan, dan juga tidak berefek terhadap frekuensi reabsorpsi implan. Sebaliknya dosis 1 mg/0,2 ml/mencit/hari berefek terhadap berat epididimis bagian kauda.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zidni Hidayati
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai pengaruh penyuntikan ekstrak biji pepaya (Carica papaya L.) terhadap populasi selsel spermatogenik raencit (Mus musculus L.) strain GBR. Dalam penelitian ini digunakan tiga kelompok raencit jantan, masing-masing kelompok kelola tanpa disuntik (K1); kelompok kelola (K2) yang disuntik aqua bidest. sebanyak 0,2 ml/mencit/hari selama 10 hari; dan kelompok eksperimen (E) yang disuntik ekstrak biji pepaya dengan dosis 10 mg/0,2 ml/mencit/hari selama 10 hari. Tiga hari setelah penyuntikan berakhir sernua kelompok mencit ditimbang kemudian dibunuh.

Hasil perhitungan secara kuantitatif menunjukkan bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya dengan dosis 10 mg/0,2 ml/ mencit/hari selama 10 hari tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti terhadap populasi sel-sel spermatogenik, khususnya spermatogonia A dan spermatosit primer Pakhiten pada tingkat α = 0,05. Selain itu juga tidak memperlihatkan perbedaan yang berarti terhadap diameter tubulus seminiferus, berat testis, dan berat badan pada tingkat α = 0,05.

Hasil penelitian menggambarkan bahwa penyuntikan ekstrak biji pepaya dengan dosis 10 mg/0,2 ml/mencit/hari selama 10 hari, pada strain GBR, tidak mempunyai pengaruh terhadap parameter yang diujikan. Diduga bahwa ekstrak biji pepaya beraksi sebagai zat spermatoksit terhadap pematangan sperma kauda epididymis, jadi tidak mempengaruhi proses sperraatogenesis testis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1985
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Steffi Andyani
Abstrak :
ABSTRAK
Angka kejadian dan mortalitas DBD di Indonesia terus meningkat dan pengendalian vektor DBD, Aedes aegypti, dengan insektisida kimia menimbulkan resistensi. Alternatif, optimalisasi pengendalian vektor tersebut dengan fitokimia dari tanaman dan nanokomposit Ag-TiO2 . Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi pengaruh nanokomposit Ag-TiO2 dan ekstrak biji Carica papaya terhadap larva Ae. aegypti. Penelitian eksperimen ini terbagi menjadi kelompok kontrol dan 3 kelompok intervensi; 1 ekstrak biji pepaya dengan konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm, 2 Ag-TiO2 dengan konsentrasi 5,10,15, 20, dan 25 ppm, dan 3 campuran Ag-TiO2 dan ekstrak biji C. papaya . Setelah 24 jam didapatkan konsentrasi letal 50 LC50 dan 90 LC90 dari ekstrak biji C. papaya 25,98 ppm dan 44,30 ppm dan Ag-TiO2 5,19 ppm dan 10,87 ppm . Secara statistik ditemukan perbedaan bermakna pada kelompok Ag-TiO2 dan campuran p.
ABSTRACT
Incidence and mortality rate of dengue hemorrhagic fever case in Indonesia kept on increased and vector control of DHF, Aedes aegypti, using chemical insecticide have developed resistance. Alternatively, optimalization of vector control using phytochemical from plants and nanocomposite Ag TiO2 . The aim of this study is to evaluate effect of nanocomposite Ag TiO2 added to C. papaya seed extract on Ae. aegypti larvae. This experiment study divided into control and 3 intervention groups 1 papaya seed extract with concentration 2, 4, 6, 8, dan 10 ppm, 2 Ag TiO2 with concentration 5,10,15, 20, dan 25 ppm, dan 3 mixed Ag TiO2 dan C. papaya seed extract . After 24 hours exposures, gotten lethal concentration 50 LC50 and 90 LC90 of C. papaya seed extract 25,98 ppm dan 44,30 ppm and Ag TiO2 5,19 ppm dan 10,87 ppm . Statistically, found significantly difference on Ag TiO2 and mixed groups p
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Nuraini
Abstrak :
Faktor penyebab kurangnya keikutsertaan pria dalam kontrasepsi antara lain adalah kurangnya pilihan jenis kontrasepsi pria yang memenuhi persyaratan. Penelitian ini bertujuan mengkaji efektivitas bahan alam untuk alternatif alat kontrasepsi pria, yaitu dengan penyuntikan ekstrak biji papaya (Carica papaya L.) varietas Cibinong pada monyet ekor panjang (Macaca fascicularis L.). Penelitian dilakukan di Pusat Studi Satwa Primata Institut Pertanian Bogor dengan jumlah sampel 8 monyet, dibagi dalam 3 kelompok perlakuan dan 1 kelompok kontrol. Penyuntikan ekstrak biji papaya secara intramuskular dilakukan selama 21 hari dengan dosis 40 mg/monyet, 80 mg/monyet, dan 120 mg/monyet. Analisis data kualitas spermatozoa (motilitas, viabilitas, bentuk) sebelum, setelah intervensi, dan pemulihan dilakukan menggunakan uji Cochran, sedangkan untuk data konsentrasi spermatozoa dan kadar hormon testosteron dianalisis menggunakan uji Friedman. Hasil menunjukkan terjadi penurunan motilitas, viabilitas, dan bentuk spermatozoa setelah penyuntikan ekstrak biji papaya dan meningkat ke arah normal pada tahap pemulihan (p = 0,05). Hasil ini didukung dengan terjadinya aglutinasi semen. Penyuntikan ekstrak biji papaya secara intramuskular yang paling efektif adalah dosis 40 mg/monyet/hari yang dapat menurunkan motilitas spermatozoa dari 87,5% menjadi 40% dan menurunkan kadar hormon testosteron dari 2,35 ng/mL menjadi 1,83 ng/mL. Meskipun menurun, kadar hormon testosteron tersebut masih dikategorikan baik.
Lack of contraceptive choices which meet the requirements is one of the contributing factors to less participation of man in contraceptive use. This research aimed to study the effectiveness of natural material for alternative male contraception, by injecting papaya seed extract with Cibinong variety (Carica papaya L.) to long tail monkey (Macaca fascicularis L). The research was conducted at Primates Study Center, Institute of Agriculture, Bogor. Total samples of this research were 8 monkeys, with three intervention groups and one control group. Papaya seed extract was injected via intramuscular in 21 days, with dose for each group were 40 mg/monkey, 80 mg/monkey, and 120 mg/monkey. Data analysis of spermatozoa quality (motility, viability, morfology) was done by using Cochran test before and after intervention stages, and during recovery stage. Meanwhile, data aalysis of spermatozoa concentration and testosterone hormone level was done by using Friedman test. Result of this reseach demonstrated reduction of motility, viability, and morfology of spermatozoa after inejction of papaya seed extract and increase to normal level at recovery stage (p ≤ 0.05). These results was supported with cement aglutination. The most effective dose was at 40 mg/monkey/day, with reduction of spermatozoa motility from 87.5 % to 40%, and reduction of testosterone level from 2.35 ng/mL to 1.83 ng/mL. Even though spermatozoa motility and testosterone hormone level reduced, but its conditions were still in good condition category.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>