Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bonita Putri Arinida
Abstrak :
Pandemi COVID-19 yang melanda dunia memberi dampak pada semua sektor, tidak hanya kesehatan namun juga pendidikan. Adanya pandemi dengan transmisi penularan virus melalui droplet dan kontak langsung menyebabkan dikeluarkannya kebijakan belajar dari rumah. Tesis ini membahas mengenai bagaimana manajemen pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada murid kelas 1 SDN 04 Kebon Sirih selama belajar dari rumah dengan meninjau upaya yang dilakukan puskesmas dan pendampingan orang tua murid. Selama ini, puskesmas rutin melaksanakan usaha kesehatan gigi dan sekolah (UKGS) langsung ke murid saat belajar di sekolah. Namun dengan adanya pembelajaran jarak jauh, intervensi perilaku yang selama ini diupayakan tampak menjadi tombak dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak usia sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode wawancara mendalam dan telaah dokumen. Informan penelitian adalah koordinator program UKGS di Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Suku Dinas Kesehatan Kota Jakarta Pusat, puskesmas kecamatan dan puskesmas kelurahan, petugas UKGS di puskesmas kelurahan, kepala puskesmas kecamatan dan kelurahan, orang tua murid dan guru sekolah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian KIE dan konseling melalui daring yang belum terencana dengan baik dan penjaringan daring belum optimal. Adapun dari sisi orang tua murid, pengetahuan dan pendampingan kesehatan gigi dan mulut terhadap anak terbatas. Konseling daring diharapkan tersedia dan walaupun akses ke pelayanan kesehatan cukup dekat namun orang tua masih takut dengan keadaan pandemi. Diperlukan adanya kebijakan yang lebih kuat dan terfokus ke kegiatan UKGS melalui daring dengan kerja sama lintas sektor dan berbagai inovasi kegiatan yang dapat dilakukan secara rutin dan terarah. ......Impact of COVID-19 pandemic has hit the world on all sectors, not only health sector but also education sector. Transmission of COVID-19 virus through droplets and direct contact has led to the issuance of study from home policy. This thesis discusses how management of oral health on grade 1 students at 04 Elementary School Kebon Sirih while studying from home by reviewing the efforts made by the primary health care and parents’ monitoring of students is. Before pandemic happens, primary health care routinely implemented school dental health program (UKGS) directly to students at school. However, by distance learning, the behavioral interventions that have been pursued have become the spearhead in maintaining oral health for children. This research is a qualitative study using in-depth interviews and document review. The research informants were the coordinator of the UKGS program at the DKI Jakarta Provincial Health Office, the Central Jakarta City Health Office, primary health care, UKGS’ officers at primary health care, head of primary health care, parents of students and school teachers. The results showed that the provision of IEC and online counseling were not well planned and online screening was not optimal. Knowledge and assistance on oral health of parents for their children is limited. There is a need for a stronger and more focused policy on online UKGS activities with cross-sector cooperation and various innovative activities that can be carried out routinely and structured.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marsha Griselda Yoseph
Abstrak :
Latar Belakang:Media sosial kini dapat dimanfaatkan untuk mencari informasi kesehatan, khususnya oleh para remaja. Namun, masih sangat sedikit penelitian yang membahas mengenai hal ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui preferensi remaja dalam menggunakan media sosial untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap preferensi ini. Metode:Penelitiandengan desain cross-sectional dilakukan dengan subjek 521 siswa SMP di 5 wilayah kota Jakartapada bulan Oktober 2019.Seluruh subjek diminta untuk melengkapi kuesioner yang berisi34 pertanyaan meliputi profil responden, self-perceived oral health,dandata penggunaan media sosial. Digunakan uji Chi-squareuntuk analisis statistik.Hasil:Mayoritas remaja memiliki preferensi untukmenggunakan media sosial, hanya 6,7% yang tidakmenggunakan media sosial untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut. Google adalah situs yang paling sering dikunjungi untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut (76,8%) sedangkanYouTube adalah situs yang paling diinginkan remaja untuk memperoleh informasi kesehatan gigi dan mulut (57,2%). Self-perceived oral healthyang berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi penggunaan media sosial Google untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulutantara lainkebiasaan mencari informasi mengenai gigi berlubang (OR: 1,80; p=0,010), pembersihan karang gigi (OR: 1,87; p=0,014), memutihkan gigi (OR: 2,20; p<,001), bau mulut (OR: 1,94; p=0,010), dan sariawan (OR: 2,861, 95% CI: 1,664-4,921; p<0,001). Sementara itu, jenis kelamin (OR: 0,56; p=0,002), persepsi remaja bahwa gigi mereka rapi (OR: 1,54; p=0,019), dan kepuasan terhadap warna gigi (OR: 1,66; p=0,008) secara signifikanberpengaruh terhadap keinginan remaja untuk mendapatkan informasi mengenai kesehatan gigi dan mulut melalui YouTube.Kesimpulan:Dalam penelitian ini, remaja sebagian besar memiliki preferensi untuk mencari informasi kesehatan gigi dan mulut melalui media sosial. Hal ini mengindikasikan perlunya perhatian dari tenaga kesehatan profesional untuk menciptakan intervensi kesehatan gigi dan mulut berbasis media sosial, khususnya melalui YouTubekarena lebih cost-effective dan mampu meraih audiens yang lebih luas. ......Background: Social media can now be used to seek oral health information, especially for adolescents. However, only a few studies had been conducted on this matter. Therefore, this study was aimed to assess adolescents’ preference to use social media to receive oral health information and factors associated with this preference. Methods: A cross-sectional survey was conducted, including 521 middle school students in 5 regions in Jakarta on October 2019. All the subjects were asked to fill in a questionnaire with 34 questions that assessed the subjects’ background information, self- perceived oral health, and data on social media usage. Results: Majority of adolescents preferred to use social media for oral health information—only 6,7% didn’t use social media to seek oral health information. Google was chosen as the most frequently used site to seek OHI (76,8%) meanwhile YouTube was chosen by adolescents as the most wanted social media to gain information about oral health (57,2%). Self-perceived oral health that was significantly associated with the frequency of using Google as the site to seek OHI ranged among seeking information about dental cavities (OR: 1,80; p=0,010), dental scaling (OR: 1,87; p=0,014), teeth bleaching (OR: 2,20; p<,001), halitosis (OR: 1,94; p=0,010), and aphtous ulcer (OR: 2,861, 95% CI: 1,664-4,921; p<0,001). Meanwhile, gender (OR: 0,56; p=0,002), perception of neat teeth (OR: 1,54; p=0,019), and satisfaction towards teeth colour (OR: 1,66; p=0,008) were significantly associated towards adolescents’ wantings for YouTube as the main site to gain information about OHI from in the future. Conclusion: Through this study, it could be inferred that most adolescents preferred to use social media in order to seek oral health information. This indicated the need for attention from dental health professionals to make a social media based intervention, especially through YouTube because it’s more cost-effective and it could reach a bigger audience
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoirina Nur Fadhilah
Abstrak :
Permasalahan kesehatan gigi dan mulut khususnya pada anak merupakan faktor yang harus diperhatikan sedini mungkin karena jika kerusakan gigi pada usia anak tidak segera dilakukan pemeliharan maka akan menimbulkan rasa sakit pada gigi. Faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi anak adalah kurangnya perhatian ibu sebagai orang tua terhadap kesehatan gigi anak karena orang tua dianggap memiliki pengetahuan untuk mengajarkan anaknya berbagai hal dasar mengenai menjaga kesehatan gigi dan mulut determinan yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak prasekolah (usia 3-6 tahun). Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, jumlah sampel sebanyak 162 ibu yang diambil melalui kuesioner online di bulan Juli 2020. Analisa hubungan menggunakan uji chi square dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan signifikan faktor presdiposisi (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, pengetahuan dan sikap), faktor pemungkin (sumber informasi) dan faktor penguat (dukungan anggota keluarga) dengan perilaku ibu dalam pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak. Namun tetap perlu meningkatkan upaya preventif dan promotif mengenai kesehatan gigi dan mulut agar ibu atau orang tua yang sudah memiliki perilaku positif tetap dipertahankan dengan memberikan informasi-informasi yang positif. Untuk ibu atau orang tua dengan perilaku negatif agar berubah menjadi lebih baik. ......Dental and oral health problems, especially in children, are a factor that must be considered as early as possible because if the tooth decay at the age of the child is not done immediately, it will cause pain in the teeth. The factor that affects children's dental health is the lack of attention of mothers as parents to children's dental health because parents are considered to have the knowledge to teach their children basic things about maintaining determinant dental and oral health related to maternal behavior in maintaining dental and oral health in preschool children. (ages 3-6 years). This research is quantitative with a cross sectional design, the total sample is 162 mothers who were taken through an online questionnaire in July 2020. Analysis of the relationship using the chi square test with a confidence level of 95%. The results of statistical tests show that there is no significant relationship between the predictive factors (age, education, occupation, income, knowledge and attitudes), enabling factors (sources of information) and reinforcing factors (family member support) with maternal behavior in maintaining children's oral and dental health. However, it is still necessary to increase preventive and promotive efforts regarding oral health so that mothers or parents who already have positive behavior are maintained by providing positive information. For mothers or parents with negative behavior to change for the better.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farhan Maulana Ismawan
Abstrak :
Latar Belakang : Masalah penyakit gigi dan mulut masih belum mendapatkan perhatian walaupun kesehatan gigi dan mulut mempengaruhi kesehatan tubuh secara umum. Masalah penyakit gigi dan mulut yang utama secara global adalah karies dan periodontitis. Namun masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering terjadi pada anak adalah Early Childhood Caries (ECC). Prevalensi ECC masih sangat tinggi terutama di negara berkembang. Terutama pada Indonesia dimana prevalensi ECC mencapai 81,5%. Untuk menurunkan dan mencegah ECC bisa dilakukan dengan memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut kepada anak dengan harapan anak tersebut akan merubah perilaku nya menjadi yang lebih sehat. Kandidat terbaik untuk memberi edukasi tersebut adalah ibu karena ibu merupakan pengasuh utama pada anak dan anak memandang ibu sebagai panutan. Namun untuk memberi edukasi kesehatan gigi dan mulut yang efektif ibu perlu memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang baik mengenai kesehatan gigi dan mulut. Sedangkan pengetahuan, sikap, dan praktik ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor sosiodemografi. Oleh sebab itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik mengenai kesehatan gigi dan mulut anak di Jakarta Selatan. Metode : Penelitian cross-sectional dilakukan kepada ibu yang memiliki anak TK di area Jakarta Selatan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah convenience sampling, dengan cara menyebarkan kuesioner dari grup Whatssapp tiap TK. Pengambilan data dilakukan pada November 2020. Pengambilan data menggunakan kuesioner untuk mencatat faktor sosiodemografi dan pengetahuan, sikap, dan praktik responden. Hasil utama dari kuesioner ini adalah untuk mengukur tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik ibu mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Kemudian skor pengetahuan, sikap, dan praktik diklasifikasikan menjadi respons baik atau buruk berdasarkan median skor responden. Kemudian Uji Chi-Square dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik. Dilanjuti dengan Uji Spearman untuk menguji korelasi antara pengetahuan, sikap, dan praktik. Hasil : Dari 554 ibu, hanya 6% yang mengetahui dosis fluoride untuk anak berusia 3 tahun. Terdapat 39,7% ibu yang tidak mengetahui pentingnya fluoride untuk mencegah penyakit gigi dan mulut. Hanya 20,2% ibu yang datang ke dokter gigi untuk kunjungan rutin. Dari hasil Uji Chi Square didapatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan (p<0,05) antara antara usia dengan praktik, tingkat pendidikan dengan sikap dan praktik, usia ibu saat kelahiran anak pertama dengan sikap, status kerja dengan sikap, dan asuransi kesehatan dengan pengetahuan dan praktik. Hasil Uji Spearman menunjukan terdapat perbedaan bermakna antara pengetahuan, sikap, dan praktik. Kesimpulan : Sebagian besar ibu masih memiliki pengetahuan, sikap, dan praktik yang buruk mengenai kesehatan gigi dan mulut anak. Dari hasil ini didapatkan bahwa pengetahuan, sikap, dan praktik saling mempengaruhi secara signifikan. Beberapa faktor sosiodemografi yang memiliki perbedaan terhadap pengetahuan, sikap, dan praktik ibu adalah tingkat pendidikan, usia ibu saat kelahiran anak pertama, dan asuransi kesehatan ......Background : Oral health problems are still not getting enough attention even though oral health is related to general health. The main oral disease worldwide are caries and periodontitis. But the most frequent oral disease that can occur in children is Early Childhood Caries (ECC). The prevalence of ECC in most developing countries is still high. Particularly in Indonesia where the prevalence of ECC is 81,5%. The way to decrease and prevent ECC is to give dental health education to children with hope that they will change their behavior into a healthier one. The best candidate to give education to children are mothers because they are the main care givers to their Childs and most children see’s their mother as a role model. To give an effective dental health education, the mothers have to have a good knowledge, attitude, and practice toward oral health. Meanwhile, knowledge, attitude, and practice are influenced by sociodemographic factors. So, this study is to assess the relationship between mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward preschool children’s oral health in Jakarta Selatan. Methods : This cross-sectional study was conducted toward mothers that have children in preschool around Jakarta Selatan. The sampling technique that was used in this study was convenience sampling, with spreading questionnaire in every preschool’s WhatsApp group. Data collection were conducted in November 2020. Then, data were collected using questionnaire to report mother’s sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. Each knowledge, attitude, and practice’s score were classified into a poor or good response based on the respondent’s median score. Chi-square analysis was used to assess the relationship between sociodemographic factors and knowledge, attitude, and practice. Also, Spearman analysis was used to assess the relationship between knowledge, attitude, and practice. Results : Among 554 mothers, only 6% knows the dose of fluoride for children aged 3 years old. There are 39,7% mothers who didn’t know the important role of fluoride to prevent oral disease. Only 20,2% mothers went to see a dentist for routine checkup. From the Chi-Square analysis it was reported that there is a significant difference between age and practice, level of education and attitude and practice, age of mother at birth of the first children and attitude, mother’s employment status and attitude, and health insurance and knowledge and practice. From Spearman analysis was reported there is a significance difference between knowledge, attitude, and practice. Conclusion : Most mothers still have poor knowledge, attitude, and practice toward child’s oral health. This study shows that knowledge, attitude, and practice are significantly correlated. Sociodemographic factors that has a relation with knowledge, attitude, and practice are level of education, age of mother at birth of the first children, and health insurance
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Livia Ignatia Fergaus Enggarsetia
Abstrak :
"ABSTRAK
" Tujuan: Didapatkannya informasi mengenai hubungan oral health literacy ibu dengan utilisasi pelayanan kesehatan gigi dan mulut anak. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional menggunakan kuesioner HeLD dan kuesioner utilisasi pelayana kesehatan gigi dan mulut anak. Hasil: Nilai reliabilitas internal kuesioner HeLD adalah sebesar 0.90 Croncbach rsquo;s alpha . Terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara utilisasi pada kelompok dengan oral health literacy rendah dengan kelompok dengan oral health literacy tinggi
ABSTRACT
Goal The goal of this thesis is to get information about the relationship of mother rsquo s oral health literacy with the utilization of children rsquo s teeth and mouth treatment. Methods This Thesis uses cross sectional method that is utilized with HeLD Questionnaire and another questionnaire regarding the utilization of children rsquo s teeth and mouth health treatment. Result Internal reliability of the HeLD questionnaire reaches 0.90 Cronbach rsquo s alpha . There is significant difference between utilization of the group with low oral health literacy and the group with high oral health literacy p
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library