Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rudianto Rimbono
"Salah satu tugas yang harus dilaksanakan BPMIGAS sebagai badan yang dibentuk pemerintah untuk mengelola industri hulu minyak dan gas bumi adalah pengelolaan proyek investasi di bidang fasilitas produksi yang melibatkan dana lebih dari USD 2-3 milyar pertahun.
Tesis ini disusun untuk membantu BPMIGAS dalam usahanya meningkatkan kinerja waktu dan mutu atas pengendalian dan pengawasan kegiatan proyek investasi fasilitas produksi pada setiap tahapan proyek.
Penelitian ini dilakukan dengan pengujian terhadap berbagai fakro yang mempengaruhi proses pengendalian dan pengawasan kegiatan proyek investasi dengan melibatkan pekerja dari perusahaan minyak yang beroperasi di Indonesia dan BPMIGAS.

As the government agency to manage the oil and gas industry, one of the BPMIGAS?s responsibility is to manage the capital investment in production facilities project which involved the expenditure of approximately USD 2-3 billion each year.
This thesis is developed to help BPMIGAS to improve it?s time and quality performance in controlling and supervising all stages of production facilities facilities.
The research is carried out by assessing numbers of factors influencing the control and supervision activities involving personnel from oil companies operated in Indonesia and the ones from BPMIGAS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T25238
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Brigita Purnawati Manohara
"Negara penghasil minyak dan gas (migas) sangat ditopang oleh regulasi dan institusi. Baik regulasi dan institusi dibutuhkan dalam rangka membangun iklim investasi industry termasuk industri migas yang memiliki karakteristik high risk, high technology dan high cost. Tingginya nilai investasi dan risiko di industry migas khususnya sektor hulu migas menjadikan regulasi sebagai landasan kegiatan usaha dibutuhkan kestabilannya. Apalagi bisnis migas merupakan bisnis dengan durasi kerja sama hingga puluhan tahun. Sementara institusi berkaitan erat dengan negara tempat sumber daya berada yang di beberapa wilayah, negara merupakan pemegang hak penguasaan atas sumber daya alam. Institusi inilah yang kemudian menjadi wakil negara sebagai pemegang hak penguasaan sumber daya dalam menyelenggarakan kegiatan hulu migas. Kehadiran institusi pada pengelolaan hulu migas memiliki peran penting karena dengan fungsi dan kewenangannya institusi dapat menjadikan migas sebagai penggerak kemajuan negara atau justru sebaliknya. Hal ini dikarenakan institusi terdiri dari beragam karakteristik sumber daya manusia sehingga dimungkinkan terjadinya mis-management atau perilaku koruptif yang dapat menjadikan kelimpahan sumber daya alam sebagai resource curse (kutukan sumber daya) bagi negara pemilik sumber daya. oleh karenanya penelitian ini menjawab pertanyaan mengenai: 1. Bagaimana pengelolaan sektor hulu minyak dan gas di sejumlah negara dalam perkembangan regulasi dan institusi?; 2. Bagaimana pengelolaan hulu minyak dan gas di Indonesia dalam perkembangan regulasi dan institusi berdasarkan Pasal 33 UUD NRI 1945?; dan 3. Bagaimana optimalisasi regulasi dan institusi dalam pengelolaan hulu minyak dan gas untuk kesejahteraan rakyat?. Penelitian ini merupakan penelitian yuridis normatif dan deskriptif kualitatif. Perbandingan juga dilakukan terhadap perkembangan pengelolaan hulu migas khususnya regulasi dan institusi di negara penghasil migas lain yakni Venezuela, Arab Saudi, Malaysia, Rusia, dan Norwegia. dari penelitian ini diketahui bahwa pengelolaan sektor hulu migas di negara penghasil migas terus mengalami perkembangan sebagai wujud adaptasi terhadap kondisi sosial, politik, ekonomi dan terutama perubahan di industri migas global. Indonesia sebagai negara penghasil migas mengalami perkembangan regulasi dan institusi dalam usaha mewujudkan kesejahteraan sosial dan mencapai tujuan pemanfaatan migas yakni untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat sesuai Pasal 33 UUD NRI 1945. Namun demikian terdapat tantangan yang masih perlu dituntaskan dalam rangka mendorong perkembangan industri hulu migas nasional terutama berkaitan dengan implementasi regulasi dan kepastian mengenai lembaga pengelola hulu migas. Usaha optimalisasi regulasi dan institusi sudah dilakukan dalam rangka mengatasi tantangan dalam pengelolaan hulu migas untuk kesejahteraan rakyat meskipun implementasi regulasi belum simetris dengan kinerja institusi sehingga kesejahteraan sosial belum tercapai.

Oil and gas producing countries are strongly supported by regulations and institutions. Both regulations and institutions are needed in order to build an industrial investment climate, including the oil and gas industry, which has the characteristics of high risk, high technology and high costs. The high investment value and risk in the oil and gas industry, especially the upstream oil and gas sector, means that regulations as a basis for business activities require stability. Moreover, the oil and gas business is a business with a collaboration duration of up to decades. While institutions are closely related to the country where the resources are located, in some areas, the state is the holder of control rights over natural resources. This institution then becomes the state's representative as the holder of resource control rights in carrying out upstream oil and gas activities. The presence of institutions in upstream oil and gas management has an important role because with their function and authority institutions can make oil and gas a driver of the country's progress or vice versa. This is because institutions consist of various characteristics of human resources so that it is possible for mis-management or corrupt behavior to occur which can make the abundance of natural resources a resource curse for resource-owning countries. Therefore, this research answers questions regarding: 1. How is the management of the upstream oil and gas sector in a number of countries in terms of regulatory and institutional developments?; 2. How is upstream oil and gas management in Indonesia related to the development of regulations and institutions based on Article 33 of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia?; and 3. How to optimize regulations and institutions in upstream oil and gas management for people's welfare? This research is a normative and descriptive qualitative juridical research. Comparisons were also made with the development of upstream oil and gas management, especially regulations and institutions in other oil and gas producing countries, namely Venezuela, Saudi Arabia, Malaysia, Russia and Norway. From this research it is known that the management of the upstream oil and gas sector in oil and gas producing countries continues to experience development as a form of adaptation to social, political, economic conditions and especially changes in the global oil and gas industry. Indonesia as an oil and gas producing country is experiencing developments in regulations and institutions in an effort to realize social welfare and achieve the goal of utilizing oil and gas, namely for the greatest prosperity of the people in accordance with Article 33 of the 1945 Constitution of the Republic of Indonesia. However, there are challenges that still need to be resolved in order to encourage the development of the national upstream oil and gas industry. especially related to the implementation of regulations and certainty regarding upstream oil and gas management institutions. Efforts to optimize regulations and institutions have been carried out in order to overcome challenges in upstream oil and gas management for people's welfare, although the implementation of regulations has not been symmetrical with institutional performance so that social welfare has not been achieved."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rayandra Putra Andrianto
"Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kerangka kerja yang sistematis dan objektif untuk memilih subkontraktor untuk Proyek Akasia Bagus dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Teknik untuk Urutan Preferensi dengan Kemiripan dengan Solusi Ideal (TOPSIS). Studi ini mengevaluasi subkontraktor berdasarkan berbagai kriteria, termasuk biaya, lokasi, waktu pengiriman, dan kinerja historis. Metode AHP digunakan untuk menentukan pentingnya setiap kriteria relatif melalui perbandingan berpasangan, memastikan keselarasan dengan prioritas pengambil keputusan. Metode TOPSIS kemudian diterapkan untuk memeringkat subkontraktor berdasarkan kriteria berbobot yang diperoleh dari AHP, dengan menggunakan matriks keputusan yang dinormalisasi dan menghitung jarak dari solusi ideal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. PPI (A3) adalah subkontraktor peringkat tertinggi, diikuti oleh PT. Zeeco (A1), PT. Gasco (A4), dan PT. Cimmarron (A2). Temuan ini menyediakan kerangka kerja yang kuat dan andal untuk pemilihan subkontraktor, memastikan bahwa keputusan didasarkan pada data yang komprehensif dan akurat. Studi ini diakhiri dengan rekomendasi untuk meningkatkan proses pemilihan subkontraktor, dengan menekankan pentingnya pengambilan keputusan yang objektif, keselarasan strategis, dan peningkatan berkelanjutan. Industri Minyak dan Gas, Analytical Hierarchy Process (AHP), Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution, Pemilihan Vendor, Pemeringkatan Vendor

This research aims to develop a systematic and objective framework for selecting subcontractors for the Akasia Bagus Project using the Analytical Hierarchy Process (AHP) and Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS) methods. The study evaluates subcontractors based on multiple criteria, including cost, location, delivery time, and historical performance. The AHP method was employed to determine the relative importance of each criterion through pairwise comparisons, ensuring alignment with decision-makers' priorities. The TOPSIS method was then applied to rank the subcontractors based on the weighted criteria derived from AHP, using normalized decision matrices and calculating distances from ideal solutions. The results indicated that PT. PPI (A3) was the top-ranked subcontractor, followed by PT. Zeeco (A1), PT. Gasco (A4), and PT. Cimmarron (A2). The findings provide a robust and reliable framework for subcontractor selection, ensuring that decisions are based on comprehensive and accurate data. The study concludes with recommendations for improving subcontractor selection processes, emphasizing the importance of objective decision-making, strategic alignment, and continuous improvement."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harry Patria
"[Studi-studi model eksplorasi secara umum menjelaskan prilaku eksplorasi dengan analisis variabel geologi dan ekonomi pada tingkat makro seperti wilayah, provinsi dan negara. Pada kenyataannya, cadangan migas dan kedalaman sumur masing-masing menentukan tingkat volume temuan dan biaya pengeboran yang dijelaskan secara spesifik pada tingkat basin geologis. Penelitian ini fokus pada tingkat pengeboran eksplorasi (wells drilled) dengan analisis analisis variabel geologi dan ekonomi menggunakan 32 basin geologis di Indonesia dalam periode 2004-2014. Hasil estimasi model empiris menunjukkan bahwa tingkat pengeboran eksplorasi ditentukan oleh tingkat keberhasilan penemuan migas (lag of success rate), volume temuan migas (lag of discovery size of oil and gas) dan lokasi basin (region). Sedangkan variabel ekonomi yang menentukan tingkat pengeboran eksplorasi terdiri dari harga minyak dunia (lag of oil price). Selain itu, deplesi minyak berdampak signifikan menjelaskan tingkat pengeboran eksplorasi dengan karakteristik basin Indonesia yang didominasi oleh mature oil fields.

Earlier studies of exploration models are generally characterized by equations describing the behavior of exploration at the macro-level analysis such as region, province or state-level. In reality, there is specific impact of geological basin characteristics to wells drilled’s decision. This study focuses on the geological and economic factors that particularly determine the wells drilled decision using an empirical model to analyze at the micro-level using disaggregated panel data of 32 geological basins in Indonesia over the period 2004-2013. The empirical results show that the number of wells drilled are determined significantly by lag of success rate, lag of discovery size of oil and gas and region of geological basin. Then, it shows that a lag of global oil price determined significantly the number of wells drilled, instead of a local oil price. Finally, oil depletion effect also determined significantly the number of wells drilled as the geological characteristic of geological basin dominated by mature oil fields., Earlier studies of exploration models are generally characterized by
equations describing the behavior of exploration at the macro-level analysis such
as region, province or state-level. In reality, there is specific impact of geological
basin characteristics to wells drilled’s decision. This study focuses on the
geological and economic factors that particularly determine the wells drilled
decision using an empirical model to analyze at the micro-level using
disaggregated panel data of 32 geological basins in Indonesia over the period
2004-2013. The empirical results show that the number of wells drilled are
determined significantly by lag of success rate, lag of discovery size of oil and gas
and region of geological basin. Then, it shows that a lag of global oil price
determined significantly the number of wells drilled, instead of a local oil price.
Finally, oil depletion effect also determined significantly the number of wells
drilled as the geological characteristic of geological basin dominated by mature
oil fields]
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T44650
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herry Winandi
"ABSTRAK
Pemadaman sistem tenaga yang memasok fasilitas produksi minyak dan gas bumi menyebabkan ratusan barel kerugian setara minyak per jam. Karenanya, terdapat kebutuhan untuk meningkatkan kontinuitas pasokan dengan misalnya mengubah konfigurasi distribusi daya dari radial ke ring. Namun, peralihan ke konfigurasi ring memerlukan penyesuaian terkait kemampuan sistem dalam memberikan arus yang lebih tinggi, mengambil rute distribusi yang lebih panjang, atau menangani arus gangguan yang lebih tinggi. Penelitian ini mengembangkan pendekatan untuk mengevaluasi persyaratan-persyaratan dan manfaat-manfaat tersebut. Evaluasi tersebut meliputi analisis aliran beban, analisis hubung singkat, analisis koordinasi relai proteksi, dan analisis keandalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemampuan sistem yang ada dalam menerapkan konfigurasi ring dan merekomendasikan penyesuaian yang diperlukan. Penelitian ini juga bermaksud untuk memperkirakan pengurangan durasi pemadaman. Secara keseluruhan, sistem distribusi daya radial yang ada dapat diubah ke konfigurasi ring dengan beberapa penyesuaian. Penerapan konfigurasi ring memberikan pengurangan pemadaman tahunan sebesar 43,21 persen dari 17,322 menjadi 9,837 jam per tahun, nilai bersih sekarang sebesar US$ 161.080, tingkat pengembalian internal sebesar 807,06%, dan waktu pengembalian dalam 1,33 tahun.

ABSTRACT
Outage of power system supplying oil and gas production facilities causes hundreds of barrel of oil equivalent loss per hour. Hence, there is a need to improve the supply continuity by e.g. altering the power distribution configuration from radial to ring. However, switching to ring configuration demands adjustment related to system capability in delivering higher current, taking longer route, or handling higher fault current. This study develops an approach to assess those requirements and benefits. The evaluation includes load flow, short circuit, protection relay coordination, and reliability analysis. This study aims to evaluate the existing system capability in applying ring configuration and recommend any required adjustment. This study also intends to estimate the reduction of outage duration. Overall, the existing radial power distribution system can be switched to ring configuration with several adjustments. The ring application offers 43,21 percent annual outage reduction from 17,322 to 9,837 hours annually, net present value of US$ 161.080, internal rate of return of 807,06%, and payout time in 1,33 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Yuliadi
"Kompresor adalah peralatan yang digunakan untuk menaikkan tekanan dari fluida yang kompresibel (dapat dimampatkan) seperti udara dan gas, dari tekanan masuk di bawah atmosfer (vakum) sampai dengan tekanan tinggi (positif) di atas atmosfer. Kompresor secara umum digunakan untuk keperluan proses, transportasi, distribusi dan pada industri migas. Kompressor gas pada umumnya akan menghandle berbagai jenis gas dan beroperasi pada tingkatan kapasitas dan tekanan yang bervariasi..."
Sekolah Tinggi Energi dan Mineral, {s.a.}
553 JESDM 7:1 (2015) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adrianto
"Minyak dan Gas Bumi (MIGAS) merupakan komoditas penting, tidak saja pada masa lalu dan saat ini, tetapi juga masih akan beperan sebagai penyumbang terbesar energi dunia beberapa dekade ke depan. Kini di Indoensia kondisi sudah jauh berubah. Produksi minyak nasional sudah anjlok. Sedangkan konsumsi minyak semakin tinggi. Hal itu mendorong semakin tingginya ketergantungan kita pada pasokan impor. Permasalahan dalam penyelenggaraan migas semakin kompleks. Pada 2050, diperkirakan konsumsi energi migas dunia akan lebih dari dua kali lipat hari ini. Penelitian ini akan berusaha menjawab bagaimana upaya Negara dalam menghadapi kondisi tersebut dengan perlunya mewujudkan kedaulatan energi nasional oleh SKK Migas. Uraian penelitian akan menuangkannya dengan memahami potret kebijakan migas Indonesia dan membangun skenario apa yang akan terjadi pada migas nasional di masa depan. Sehingga kedaulatan energi nasional dapat diwujudkan. Dimana kemampuan bangsa untuk menetapkan kebijakan, mengawasi pelaksanaannya dan memastikan jaminan ketersediaan energi selaras dengan tujuan dan kepentingan nasionalnya melalui implementasi strategis dinamis sesuai dengan tuntutan dinamika dan konstelasi global, regional dan nasional yang berubah.

Oil and Gas (Oil and Gas) is an important commodity, not just in the past and at present, but also still be beperan as the largest contributor to world energy for decades to come. Now at the premises condition has changed so much. National oil production has fallen. While higher oil consumption. That prompted increasing our reliance on imported supplies. Problems in the implementation of increasingly complex oil and gas. By 2050, world oil and gas estimated energy consumption will more than double today. This study will attempt to answer how the efforts of the State in the face of these conditions by the need to realize the national energy sovereignty by SKK Migas. Description of the research will be poured by understanding portrait of Indonesian oil and gas policy and possible scenarios of what will happen to the national oil and gas in the future. National sovereignty so that energy can be realized. Where the nation's ability to set policy, monitor its implementation and ensure energy security in line with the objectives and national interests through the strategic implementation of dynamically according to the demands of the dynamic and global constellation, regional and national change."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nata Jaya
"Indeks Keamanan Informasi KAMI adalah alat bantu untuk mengukur tingkat kepatuhan sistem berdasarkan SNI/ISO 27001, standar ini diwajibkan pada sistem yang bersifat strategis sesuai dengan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 4 tahun 2016. Akan tetapi untuk organisasi yang sangat bergantung pada sistem kendali industri, seperti pada industri migas, sistem ketenagalistrikan ataupun industri manufacturing, best practice yang disarankan yaitu menggunakan kerangka NIST SP 800-82. Penelitian ini mencoba mengajukan suatu metode pendekatan agar sistem dapat patuh terhadap kedua standar tersebut sekaligus. Adapun metode yang dilakukan yaitu dengan melakukan audit berdasarkan standar NIST SP 800-82 sehingga didapatkan rekomendasi kontrol berdasarkan analisis risiko yang ditemukan. Selanjutnya rekomendasi kontrol tersebut akan dijadikan referensi untuk menjawab checklist Indeks KAMI. Melalui metode ini didapatkan tingkat kepatuhan sistem terhadap Indeks KAMI meningkat sebesar 81,2 sehingga sistem tidak hanya patuh berdasarkan SNI 27001 tetapi juga berdasarkan NIST SP 800-82.

Indeks Keamanan Informasi KAMI is a tool for measuring system compliance based on SNI ISO 27001, where based on the Regulation of the Minister of Communication and Information Technology Number 4 of 2016 states all strategic systems must comply with this standard. However, for the organizations that rely on industrial control systems, such as the oil and gas industry, electricity systems or manufacturing industries, the best practice is to use the NIST SP 800 82 framework. Therefore, this research tries to propose an approach method so that the system will comply with both of standards. The approach is done by conducting an audit based on the NIST SP 800 82 framework to obtain controls recommendation based on the risk analysis that found on the system. Furthermore, such control recommendations will be used as a reference to answer the checklist of Indeks KAMI. Through this approach method, the system compliance level on Indeks KAMI increased by 81.2 so that the system does not only complies with SNI 27001 but also based on NIST SP 800 82.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hascaryo Rat Kusumo
"Saat ini kebutuhan industry minyak dan gas bumi di Indonesia terhadap pekerja selam (commercial diver) untuk melaksanakan pekerjaan dalam air masih mengacu pada standar internasional. Welding Center (Sub Sea) University of Indonesia (WCSS) didirikan dengan tujuan untuk menghasilkan pekerja selam yang memiliki kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaan inpeksi bawah air dengan metoda NonDestructive Testing (NDT). Tujuan dari penelitian ini adalah mencari kesenjangan terhadap kualifikasi yang dimiliki oleh pekerja selam WCSS UI saat ini dengan standar internasional yang diacu untuk pekerjaan inspeksi bawah air dengan metoda NDT dan memberikan rekomendasi perbaikannya.
Hasil dari penelitian ini adalah masih ditemukan kesenjangan antara kualifikasi pekerja selam WCSS UI dengan standar internasional yang diacu. Untuk kualifikasi sebagai pekerja selam yaitu memperoleh nilai pemenuhan standar sebesar 70% sedangkan untuk kualifikasi sebagai personel inspeksi NDT bawah air level 3.1U dan 3.2U sebesar 73.33% dan 33.33%. Rekomendasi perbaikan untuk menutup kesenjangan yang ditemui antara lain dari sisi materi latihan dan pelatihan yang sesuai standar, penambahan fasilitas pendukung pelatihan praktek dan tenaga pengajar professional yang tersertifikasi.

Today, commercial diver requirements for underwater jobs in Indonesian oil and gas industry are still refer to international standards, such as qualification and certification from well-known international association. Welding Center (Sub Sea) University of Indonesia (WCSS) established to generate qualified and competent commercial diver for underwater NDT inspection jobs. The objectives of this research are to analyze qualifications gap between WCSS UI commercial diver and international standards for underwater NDT inspection jobs.
The result shows that WCSS UI commercial diver still has qualifications gaps from international standards. For commercial diving category 70% compliance, for underwater NDT inspector level 3.1U and 3.2U are 73.33% and 30% respectively. Recommendations to improve qualification gaps such as to add training syllabus as per standards, training facilities and last but not least is having real world qualified and certified professional instructors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dibran Paramartha
"PT PHE WMO berupaya untuk terus mempertahankan produksi minyak salah satunya dengan cara melakukan optimalisasi fasilitas proses dengan cara mengurangi slug flow yang terjadi pada pipa dengan cara mengurangi produksi air dari lapangan PHE-30. Saat ini produksi minyak, gas dan air dari lapangan PHE-30 masing-masing sebesar 2.070 bopd, 5,1 MMscfd dan 10.800 bwpd. Tingginya produksinya minyak dari lapangan PHE-30 dapat dioptimalkan dengan menambahkan tangki pemisahan di anjungan PHE-30 untuk mengurangi air yang terproduksi sehingga mengurangi slug flow yang terjadi di sepanjang pipa transportasi PHE-30 menuju PPP. Naskah tesis ini membahas analisis penambahan tangki pemisahan di PHE-30 untuk optimalisasi sumur minyak dan gas. Parameter yang digunakan adalah laju alir minyak, gas dan air, kecepatan superfisial gas dan liquid, flow regime, serta keekonomiannya.
Dari hasil penelitian, penambahan tangki pemisahan di PHE-30 merupakan pilihan terbaik untuk mengurangi slug flow pada pipa penyalur PHE-30 menuju PPP. Hal ini didasarkan pada perubahan gas superficial velocity dari yang sebelumnya 18,3 ft/s menjadi 6,35 ft/s sedangkan perubahan liquid superficial velocity dari yang sebelumnya 1,0 ft/s menjadi 0,16 ft/s. Dari perubahan tersebut, didapatkan flow regime yang berubah dari yang sebelumnya slug flow menjadi stratified flow sehingga mengoptimalkan produksi minyak dari PHE-30 menuju PPP.

PT PHE WMO is trying to mantain the oil and gas production. Optimization the surface facility by reducing water produce from PHE-30 to minimize slugging at pipeline is one of method to maintain the oil and gas production. Currently, PHE-30 has produced 2.070 bopd of oil, 5,1 MMscfd of gas, and 10.800 bwpd of water. PHE-30 has potential to increase oil production by addition the separator to separate oil and water. This tesis discusses the analysis of additional separator at PHE-30. The parameter used is the flowrate of oil, gas, and water then will be analyzed economically.
The riset shown that utilizing the separator at PHE-30 impacted the flow regime in pipeline transportation from PHE-30 to PPP. Based on changed of the gas superficial velocity and liquid superficial velocity, the flow regime switched from slug flow into stratified flow. This is based on changes in superficial velocity gas from the previous 18.3 ft/s to 6.35 ft/s while the liquid superficial velocity changes from the previous 1.0 ft/s to 0.16 ft/s. Based on that, it was found that flow regimes changed from the previous slug flow to stratified flow so that its optimize the oil production from PHE-30 to PPP.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T52928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>