Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Basuki Murdowo
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah penelitian tentang kinerja Instruktur dalam kaitannya dengan tingkat pendidikan instruktur dan pengalaman pelatihan yang pernah diikuti oleh instruktur untuk meningkatkan proses belajar. Tujuan diadakannya pelatihan untuk instruktur adalah untuk meningkatkan kinerja instruktur, sehingga lulusan dari Balai Latihan kerja dan Loka Latihan Kerja menjadi lulusan yang mempunyai keterampilan dan sikap kerja yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dan pengalaman pelatihan terhadap kinerja Instruktur secara parsial. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang bersifat exs post facto, sedang lokasi penelitian adalah Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, sebagal subyek penelitian adalah Instruktur Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan responden dalam penelitian ini adalah siswa-siswa yang pada saat diadakan penelitian, siswa tersebut sedang belajar di Balai Latihan Kerja dan Loka Latihan Kerja di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Teknik analisis yang digunakan untuk melihat perbedaan adalah dengan menggunakan analisis compare means. Sedang untuk melihat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat secara parsial digunakan teknik analisis korelasi.
Hasil temuan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan kinerja instruktur apabila ditinjau dari tingkat pendidikannya. Kinerja Instruktur tertinggi adalah instruktur dengan dasar pendidikan Diploma, sedangkan kinerja instruktur tertinggi kedua adalah instruktur dari dasar pendidikan Sarjana dan dari dasar pendidikan Sekolah Menengah Atas { sama besar ). Selain itu juga terdapat perbedaan kinerja instruktur apabila ditinjau dari pengalaman training yang pernah diikuti instruktur. Kinerja Instruktur tertinggi adalah instruktur yang mengikuti pelatihan dengan lama kategori sedang atau sekitar 3548 jam sampai 6374 jam.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hubungan tingkat pendidikan instruktur dengan kinerja instruktur sangat kecil, namun dilihat dari hubungan pengalaman pelatihan yang diikuti instruktur terhadap kinerja instruktur cukup kuat, dan kontribusinya pun besar yaitu sebesar 0.872.
Dengan demikian untuk meningkatkan kinerja instruktur, seyogyanya dalam penerimaan atau pengangkatan pegawai harus memperhatikan spesifikasi kebutuhan kejuruan dan jurusan pendidikan yang diperlukan. Selain itu juga sudah saatnya diperlukan iklim kerja yang kompetitif untuk dapat memacu instruktur-instruktur yang ada dan juga perlu diadakan evaluasi kerja secara teratur.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4501
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Windari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh motivasi dan kepuasan dalam melaksanakan job training mahasiswa STIP Sahid menurut Jender. Metode penelitian yang digunakan didalam penelitian ini adalah metode penelitian survey dengan pendekatan stratistik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester akhir di STIP Sahid, sedangkan sampel diambil sebanyak 75 orang, terdiri dari 39 mahasiswa dan 36 orang mahasiswi.
Motivasi mahasiswa untuk mengikuti job training lebih rendah daripada motivasi mahasiswi. Aspek-aspek seperti: cita-cita, izin orang tua dan lokasi tempat mereka melakukan training. Kepuasan mahasiswa untuk mengikuti job training lebih rendah daripada kepuasan mahasiswi, karena adanya aspek penghasilan. Secara Statistik tidak ada berbedaan antara kepuasan mahasiswa dan mahasiswi dalam mengikuti job training.
Dengan menunjukkan r sebesar 0,682. Hubungan tersebut positif. Koefisien korelasi sebesar 0,316 dengan taraf kesalahan 5%, ini mengindikasikan adanya hubungan yang positif. Artinya makin tinggi tingkat motivasi mengikuti job training cenderung makin tinggi tingkat kepuasan dalam mengikuti job training. Dengan menunjukkan r sebesar 0,718. Hubungan tersebut positif. Koefisien korelasi sebesar 0,329 dengan taraf kesalahan 5%, ini mengindikasikan adanya hubungan yang positif. Artinya makin tinggi tingkat motivasi mengikuti job training cenderung makin tinggi tingkat kepuasan dalam mengikuti job training.
Manajemen Sekolah Tinggi llmu Pariwisata Sahid agar dalam pembuatan kebijaksanaan-kebijaksanaan memperhatikan hal-hal, seperti kondisi motivasi mahasiswa untuk mengikuti job training, job training didesain dengan baik agar dapat memberikan kepuasan kepada mahasiswa, lokasi job training yang akan berlansung, mempengaruhi pada kesiapan mahasiswa terutama yang berkaitan dengan jenis kelamin, perbedaan mereka dalam pemahami dan menerima job training. Para dosen di Sekolah tinggi Ilmu Pariwisata Sahid diharapkan, memberikan perhatian kepada mahasiswa berkaitan dengan mata kuliah yang diajar agar mereka dapat memberikan ketrampilan yang sesuai dengan bakat mereka dan memberi saran untuk memotivasi dalam menjalankan job training."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10118
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Ony Prihartono
"Dalam rangka pemberdayaan masyarakat terdapat tiga strategi yang dapat dilakukan. Salah satu strategi tersebut yaitu intervensi yang dilakukan oleh pemerintah, karena pemerintah melalui aparat birokrasinya berperan untuk menjalankan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat, mendorong kemajuan masyarakat dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan keadilan. Kemajuan masyarakat tersebut dapat berwujud tatanan kehidupan masyarakat madani, yaitu suatu masyarakat yang dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam proses pelaksanaan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat.
Untuk menghadapi hal itu aparatur birokrasi secara terus menerus dan terprogram harus meningkatkan dan ditingkatkan kemampuannya agar secara internal dapat melaksanakan tugas organisasi dan secara eksternal dapat memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
Peningkatan dan pemantapan profesionalisme aparatur pemerintah (Depdagri dan Pemda) melalui pendidikan dan pelatihan aparatur merupakan salah satu fungsi yang vital hares dilaksanakan oleh Badan Pendidikan dan Pelatihan Departemen Dalam Negeri dalam rangka membina dan mengembangkan kualitas profesional aparat birokrasi pemerintahan.
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan perlu dilakukan Analisis Kebutuhan Diklat sebagai langkah awal untuk mengidentifikasi secara tepat kemampuan yang dibutuhkan atau yang belum dimiliki oleh aparatur dalam pelaksanaan tugas-tugas kedinasan dilapangan.
Akan tetapi pada kenyataannya dilapangan diperoleh fakta bahwa dalam perumusan program diklat aparatur di Badan Diktat Depdagri tidak melalui tahapan awal perencanaan yaitu melaksanakan analisis kebutuhan diklat sehingga tidak memberikan hasil yang maksimal dalam perencanaan diklat aparatur.
Sehubungan dengan hal tersebut, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah : untuk mengetahui mengapa program ini tidak dapat berjalan sesuai dengan normative yang ada serta untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berpengaruh dalam pelaksanaan analisis kebutuhan diklat agar program ini dapat berjalan sesuai dengan rencana awal kebijakan ini dikeluarkan .
Penelitian ini mempergunakan pendekatan teori dan konsep tentang analisis kebutuhan diklat, perencanaan dan pendidikan dan pelatihan aparatur serta analisis kebutuhan diklat sebagai sebuah program kebijakan Badan Diklat Depdagri. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data memakai teknik wawancara studi kepustakaan serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian dilapangan data yang telah terkumpul akan dianalisis untuk menjawab permasalahan penelitian ini.
Penelitian ini berkesimpulan bahwa, pelaksanaan program analisis kebutuhan diktat tidak dapat berjalan sesuai dengan ketentuan normatif yang ada karena lemahnya unsur perencanaan pada saat program ini akan ditetapkan sehingga program ini terlihat tidak rasional, integrative dan fleksibel. Disamping itu terdapat tiga faktor yang berpengaruh dalam pelaksanaan program ini.
Faktor tersebut berupa ada tidaknya kewenangan pelaksanaan program analisis kebutuhan diktat, karakteristik pelaku kebijakan (stakeholders) serta pengaruh lingkungan intern dan ekstern yang turut mempengaruhi kebijakan pelaksanaan program analisis kebutuhan diklat. Ketiga faktor tersebut saling mempengaruhi dan terkait satu dan lainnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11446
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Yunarto
"Dalam undang-unadng Republik Indonesia nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, bahwa sistem pemasyarakatan menghendaki pembinaan narapidana dapat memberikan keterampilan kepada narapidana, sehingga dapat aktif dan produktif dalam pembangunan. Namun perkembangannya sangat lambat.
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah hubungan antara keterikatan narapidana terhadap pembinaan dengan keterampilan kerja, adakah hubungan antara kemampuan narapidana dengan keterampilan kerja, adakah hubungan antara motivasi narapidana mengikuti pembinaan dengan keterampilan kerja dan adakah hubungan antara keterikatan narapidana terhadap pembinaan, kemampuan narapidana dan motivasi narapidana mengikuti pembinaan secara bersama-sama dengan keterampilan kerja narapidana. Sedangkan tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menjelaskan adanya hubungan antara keterikatan, kemampuan dan motivasi secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan keterampilan kerja.
Motode yang digunakan adalah survei dengan tehnik sampling adalah simple random sampling. Sampel diambil 21 % dari jumlah narapidana yang mendapat pembinaan kemandirian (202 orang) yaitu 21 % x 202 orang = 42 orang, responden diambil dari pegawai bidang kegiatan kerja sebanyak 20 orang. Data yang digunakan dalam peneliitian ini adalah data primer yaitu data yang diambil dari sampel dan responden dengan menggunakan daftar pertanyaan, data sekunder yaitu data dari dokumen,buku-buku dan catatan-catatan pada lapas klas I Cipinang. Pemberian skor kuesioner digunakan skala Liked. Untuk mengetahui tingkat valid dan realiable instrumen dilakukan pengujian validitas dengan menggunakan tehnik content validity dengan rumus Product Moment Pearson dan pengujian reliabilitas digunakan interval consistency dengan tehnik Split Half Spearman Brawn.
Berdasarkan perhitungan statistik tingkat hubungan antara variabel independent dengan dependent dengan menggunakan rumus Spearman Rank di dapat hasil sebagai berikut adanya hubungan positif antara keterikatan narapidana terhadap pembinaan dengan keterampilan kerja dengan nilai koefisien korelasi p = 0,502, termasuk tingkat hubungan sedang.
Ada hubungan positif antara kemampuan narapidana dengan keterampilan kerja dengan nilai koefisien korelasi p = 0,324 termasuk dalam tingkat hubungan rendah. Ada hubungan positif antara motivasi narapidana mengikuti pembinaan dengan keterampilan kerja, dengan nilai koefisien korelasi p = 0,498 termasuk ke dalam tingkat hubungan sedang, secara bersama-sama antara keterikatan narapidana terhadap pembinaan kemampuan narapidana dan motivasi narapidana mengikuti pembinaan dengan keterampilan kerja narapidana, dengan nilai koefisien korelasi p = 0,498 termasuk tingkat hubungan sedang.
Sehubungan temuan tersebut untuk meningkatkan keterampilan kerja narapidana di Lapas K1as 1 Cipinang perlu dilaksanakan antara lain adanya hak istirahat dalam setiap minggunya, penganekaragaman jenis latihan kerja, lebih banyak dan sering diadakan pelatihan kursus-kursus keterampilan kerja, adanya penghargaan bagi narapidana yang dapat menghasilkan produk dan mempunyai nilai ekonomis atau dapat dijual. Selain itu jugs perlu ditambah tenaga instruktur dari berbagai keterampilan, sarana dan prasarana yang memadai sesuai kebutuhan dan tersedianya dana yang memadai baik untuk pengadaan peralatan, perawatan, biaya operasional dan untuk pembelian bahan baku."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12182
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Pujiantoro
"Analisis pemetaan kompetensi dan penilaian kebutuhan Diklat di Lembaga Administrasi Negara (LAN) merupakan satu kegiatan yang strategis dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan. kinerja seluruh pegawai LAN. Kegiatan ini merupakan suatu upaya untuk melakukan analisis terhadap kebutuhan organisasi dalam hal ini adalah kebutuhan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pejabat eselon III dalam melaksanakan tugasnya.
Untuk menganalisis pemetaan kompetensi dan penilaian kebutuhan Diklat LAN dilakukan dengan mengelompokkan berbagai standar kompetensi menjadi suatu model kompetensi dengan mengacu pada management competencies clock yang dikemukakan oleh Kolb yang kemudian menjadi dasar (dimensi) di dalam menganalisis .kebutuhan Diklat. Standar kompetensi tersebut adalah kompetensi afektif, kompetensi perseptual, kompetensi simbolik, dan kompetensi perilaku yang dikategorikan sebagai kompetensi khusus, selain itu juga digunakan standar kompetensi umum yang dikeluarkan oleh Badan Kepegawaian Negara, dan kompetensi teknis untuk lebih mendukung hasil penelitian ini. Responden berasal dari para pemegang jabatan eselon III di lingkungan LAN Pusat yang berjumlah 32 jabatan
Analisis Kebutuhan Diklat terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pertama, analisis kesenjangan; kegiatan ini membandingkan antara kompetensi saat ini (aktual) dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki (ideal) dimiliki oleh para pemangku jabatan eselon III. Kedua analisis masalah-masalah Diklat, merupakan pemilahan antara masalah-masalah yang dapat diatasi dengan Diklat dan masalah-masalah yang tidak dapat diatasi dengan Diktat. Dan kegiatan ketiga yaitu identifikasi kebutuhan Diklat.
Berdasarkan analisis kesenjangan kompetensi, maka dapat diketahui secara umum terdapat kesenjangan kompetensi aktual dengan kompetensi ideal baik untuk kompetensi umum, kompetensi khusus maupun kompetensi teknis. Hasil penelitian menggambarkan bahwa: (1) Tingkat Pencapaian Kompetensi umum : untuk . eselon III. LAN, adalah 86%; (2) Tingkat Pencapaian Kompetensi Khusus adalah 85%, dan (3) Tingkat Pencapaian Kompetensi Teknis adalah 86%.
Berdasarkan pemetaan kompetensi, maka secara umum dapat digambarkan bahwa kompetensi aktual pejabat strukutral eselon III di lingkungan LAN tersebut berada pada tingkat comfort dari 4 tingkatan penguasaan kompetensi menurut entegrys corporation ' (introductory, exploratory, comfort, dan mastery). Meskipun secara umum berada pada tingkat comfort, tetapi berada pada level kategori yang berbeda yaltu kategori rata-rata (average performer) dan kategori tinggi (high performers).
Setelah dilakukan TNA test dengan mengunakan teori McCann, maka secara umum kompetensi berada pada daerah yang menyatakan bahwa Diklat telah cukup, walaupun ada beberapa kompetensi berada pada daerah dimana Diklat diperlukan tetapi. tidak mendesak. Berdasarkan hasil TNA test ini maka dapat dildentifkasi kebutuhan Diklat yang bertujuan untuk .meningkatkan kompetensi yang. kurang tersebut, yaitu:
1. Kelompok Diklat Kepemimpinan.Tingkat III yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi umum berkenaan dengan peningkatan pengetahuan dan sikap para pejabat struktural. Dalam penelitian ini teridentifikasi kebutuhan Diklat yang harus dilakukan yaltu untuk meningkatkan kompetensi umum berkomunikasi dalam bahasa Inggris, kompetensi umum membangun jaringan kerja networking, dan kompetensi mendayagunakan teknologi informasi.
2. Kelompok Diklat Kepemimpinan yang didesain secara . khusus, ..berdasarkan 'kebutuhan (analisis jabatan) yang memperhatikan karakteristik kekhasan (uniqueness) di lingkungan LAN berupa Diklat kepemimpinan eksekutif/manajerial untuk LAN. Dalam penelitian ini teridentifikasi kebutuhan Diklat yang harus dilakukan yaitu untuk meningkatkan kompetensi -..khusus dalam dimensi perencanaan, bekerjasama dengan orang lain, pendelegasian wewenang, keterampilan kewirausahaan, mengumpulkan dan menganalisis informasi - serta data kuantitatif, mengatasi ambiguitas.dan implementasi kebijakan.
3. Kelompok Diklat Teknis berupa peningkatan keterampilan teknis untuk masing-masing pejabat eselon III di lingkungan LAN. Dalam penelitian ini teridentifikasi kebutuhan Diklat Teknis yang harus dilakukan yaitu teknik negosiasi, bahasa. asing; system thinking, dan merancang kebijakan.

Analysis Mapping of Competency and Assessment Requirement of Education and Training in National Institute of Public Administration (LAN) represent one strategic activity in order to improve, repairing and improving performance all LAN officers. This Activity represent an effort to analyze to organizational requirement in this case is requirement of knowledge, and ability skill of III echelon functionary in executing its duty.
To analyze mapping of competency and assessment requirement of education and training in LAN conducted by grouping various competencies standard become an competency model by relate at Clock Competencies Management told by Kolb which later; then become base in analyzing requirement of education and training. The Standard competency is affective competence, perceptual competence, symbolic competence, and behavioral competence which categorized as special competence, besides is also used by general competencies standard which released by National Board Personnel (BKN), and technical competencies to be more support result of this research. Responder comes from all III echelon position owners in LAN amounting to 32 positions.
Analysis Requirement of Education and Training consist of three activities that is first, difference analysis, this activity compare between competencies in this time with competency, which ought to have owned by all of III echelon position. Second, analysis is problem of Education and Training, representing between problem of able to overcome with education and training problems which cannot overcome with education and training. And third activity that is identifying requirement of training and education.
Pursuant to interest difference analysis, hence can know in general there are actual competencies difference with ideal competencies good to general competencies, special competencies and also technical competencies. Result of research depict that: (1). Storey; Level Attainment of General Competencies for the echelon of III LAN is 86°Io; (2) Storey; Level Attainment of Special Competencies is 85%, and (3) Storey; Level Attainment of Technical Competencies is 86%.
Pursuant to mapping of competencies, hence in general can be depicted that III echelon structural functionary actual competencies in the LAN institutional reside at comfort storey; level from 4 level domination of competencies according to corporation Entergy's (introductory, exploratory, comfort, and mastery). Though in general reside at comfort storey; level, but residing at different category level that is mean category (performer average) and high category (performers high).
After conducted by TNA test with McCann theory, hence in general competencies reside at area expressing that educational and training have enough, despite of some competencies reside at area where education and training needed by but do not insist on. Pursuant to result of TNA test this hence can identify by requirement of education and training with aim to increase less the interest, that is:
1.Group Education and Training Leadership Mount III with aim to increase general competencies with reference to make-up of attitude and knowledge all structural functionary. In this research is identified by requirement of educational and training which must be done that is to increase general competencies communicate in English, general competencies develop; build network work networking, and information technology competencies.
2.Group Education and Training Leadership which is design peculiarly, pursuant to requirement job analysis paying attention specification characteristic (uniqueness) in LAN of training and education leadership of executive for the LAN. In this research is identified by requirement of education and training which must be done that is to increase special competencies in planning dimension, work along with others, authority delegation, skill of business, collecting and analyzing information and also quantitative data, overcoming policy implementation and ambiguities.
3.Technical Group Education and Training in the form of technical uplifting of skill to the each III echelon functionary in LAN. In this research is identified by requirement of Technical Education and Training which must be done by that is negotiation technique, foreign Language, thinking system, and design policy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puti Archianti Widiasih
"Perubahan lingkungan menuntut perusahaan untuk dapat beradaptasi dengan meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusianya. Kondisi ini juga dialami oleh PT. XYZ yang mengadakan perubahan fokus bisnis sejak terjadinya !crisis keuangan pada 2002. Perubahan ini secara tidak langsung menuntut peningkatan kemampuan karyawan. Pada PT. XYZ memilih untuk melakukan berbagai macam pelatihan, terutama pada jabatan baru yang memiliki tanggungjawab dan tugas yang kompleks. Salah satunya adalah jabatan Manajer Komersial & Teknologi Divisi Produk & Jasa Non Kereta Api.
PT. XYZ merasakan timbul permasalahan yang menyangkut kinerja Manajer Komersial & Teknologi Divisi Produk & Jasa Non Kereta Api. Hal ini dikarenakan jumlah pelatihan yang banyak diikuti tidak diimbangi dengan peningkatan kinerja sesuai dengan harapan manajemen. Menghadapi permasalahan tersebut maka terdapat beberapa altematif pemeeahan masalah, antara lain menyangkut analisis kebutuhan pelatihan, pelaksanaan program pelatihan dan evaluasi pelatihan (Cascio, 1995). Alternatif-alternatif ini muncul dikarenakan keefektifan pelatihan sangat tergantung pada tahapan-tahapan dalam pelatihan.
Berdasarkan hasil temuan data dari PT. XYZ maka pada Tugas Akhir ini akan diajukan uulan mengenai rancangan analisis kebutuhan pelatihan. Rancangan diajukan dengan menggunakan 3 (tiga) tahapan analisis yaitu analisis organisasi, analisis tugas dan analisis tenaga kerja. Usulan yang diberikan menggunakan tahapan analisis kebutuhan pelatihan yang dikemukakan oleh McGehee & Thayer (dalam Dipboye, Smith & Hower, 1993)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2006
T17425
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Sapuratwi
"Pendidikan dan pelatihan memiliki peran yang strategis dan sentral dalam membentuk sosok aparatur yang memiliki kompetensi, profesional dan bertanggung jawab serta mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi di sekitar lingkungan organisasi. Sosok aparatur sebagaimana diuraikan di atas hanya akan terwujud apabila pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan dan direncanakan sedemikian rupa sebagai suatu proses yang sistematis dimulai sejak analisis aspek kebutuhan diklat, penyelenggaraan hingga aspek evaluasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menelaah berbagai gejala yang relevan dengan fokus penelitian yaitu menyangkut evaluasi efektivitas pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Teknis Komunikasi Niaga Internasional di Departemen Perdagangan. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yakni mendeskripsikan atau menguraikan hasil jawaban responden yang diperoleh melalui kuesioner apa adanya dengan mengacu pada frekuensi dan presentase jawaban responden, sebanyak 40 orang peserta Pendidikan dan Pelatihan Teknis Komunikasi Niaga Intemasional diambil sebagai populasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penilaian kebutuhan pendidikan dan pelatihan oleh sebagian besar peserta dinilai belum memenuhi harapan yang diinginkan oleh peserta. Persepsi peserta menurut kualifikasi yang dimiliki sekarang aspek pengetahuan dan sikap dalam kategori cukup baik, sedangkan aspek keterampilan dan perilaku dalam kategori baik. Sementara itu untuk kualifikasi menurut job spesifikasi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam kategori baik, sedangkan perilaku dalam kategori sangat baik. Efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia aparatur di lingkungan Departemen Perdagangan untuk Pendidikan dan Pelatihan Teknis Komunikasi Niaga Intemasional menunjukkan efektivitas yang baik. Dari kelima aspek pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, aspek kurikulum, peserta dan penyelenggara dalam kategori cukup baik, sedangkan aspek tenaga pengajar, sarana dan prasarana, dalam kategori baik. Aspek kurikulum dan aspek peserta merupakan aspek yang memperoleh skor terendah dibanding aspek lainnya. Sementara itu efektivitas pelaksanaan pendidikan dan pelatihan dilihat dari hasil pembelajaran peserta menunjukkan peningkatan yang signifikan secara statistik. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan yang meningkat hasil post-test para peserta pendidikan dan pelatihan.
Implikasi dan hasil penelitian di atas, maka disarankan penilaian kebutuhan pendidikan dan pelatihan harus selalu dilakukan dengan mengikutsertakan dan memberdayakan semua unit-unit organisasi yang memerlukan peningkatan kualitas SDM di unitnya masing-masing. Penilaian kebutuhan pendidikan dan pelatihan diharapkan menyangkut pula dengan kompetensi SDM yang dibutuhkan oleh masing-masing unit organisasi sehingga sasaran pendidikan dan pelatihan menjadi lebih efektif. Walaupun pelaksanaan pendidikan dan pelatihan menunjukkan efektivitas yang baik, namun usaha untuk meningkatkan aspek-aspek tersebut tetap perlu menjadi perhatian pihak Departemen Perdagangan. Khusus aspek kurikulum perlu ditingkatkan sesuai dengan perkembangan teknologi pembelajaran dalam proses pendidikan dan pelatihan bagi sumber daya manusia aparatur di Departemen Perdagangan. Penguasaan pengetahuan peserta Pendidikan dan Pelatihan Teknis Komunikasi Niaga perlu lebih dimaksimalkan, sehingga secara kognitif sumber daya manusia aparatur memahami pengetahuan peserta pendidikan dan pelatihan. Hal ini perlu dilakukan melalui berbagai metode dan teknik pembelajaran yang dapat mempercepat dan mempermudah daya serap pembelajaran materi yang diberikan.

Training and education have strategic, and central role in forming competent, professional and responsible apparatus figures. They should also be able to anticipate the changing that happens around the organization. The apparatus figures explained above will be achieved if the training and education are implemented and planned as well as possible as a systematic process which is started from the aspect analysis of training and education program needs, implementation of training and education program until evaluation aspect.
This research is intended to describe and analyze various symptoms, which are relevant to the research focus that is about the effectiveness evaluation of training and education of international Commerce Communication Technique in the Department of Trade. The research used quantitative descriptive method. It was done by describing and explaining the respondent result, which is gotten through the normal questionnaire by referring to the frequency and percentage of respondent answers. 40 participants of training and education of International Commerce Communication Technique are taken as population.
The research result shows that the judgment of training and education needs by the most participants hasn?t fulfill the participants' hope. The participant's perception according to the owned qualification, knowledge aspect and behavior, are in quite good category. Meantime, skill aspect and behavior are in good category. And for this qualification according to the knowledge aspect specification job, skill and behavior are in good category, and attitude is in very good category. The effectiveness of training and education implementation for human resources in The Department of Trade for Training and education of International Commerce Communication Technique shows good effectiveness. From five aspects of training and education, curriculum aspect, participants and organizers are in quite good category. Meanwhile, Instructors and facilities are in good category. Curriculum and participants aspect are the aspects that get the lowest score compared with the others. Meanwhile, if it based on the result of participant training, the effectiveness of training and education implementation show significant improvement statically. It is show by the improvement score of post-test for training and education participants.
The implication of research result above, it is suggested that the judgment of training and education should always be implemented by joining and using them all organization units that need the quality improvement in each units. The judgment of training and education needs also hopefully relate to human resource competency needed by each organization units so that the training and education target become more effective. Even though the training and education show good effectiveness, but the effort to improve those aspects still should get attention from the Department of trade, especially for curriculum aspect that need improving based on the training technology improvement in training and education process for human resource apparatus in the department of trade. The participant knowledge mastery of training and education of commerce communication technique need to be maximized, so that the human resource apparatus understand the knowledge of training and education participants cognitively. It should be done through various kinds of method and training technique, which will fasten and ease the absorptive power of material training.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21529
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Josa Septian Sudomo
"ABSTRAK
Tesis ini menguji pengaruh pelatihan kerja terhadap kompetensi dan kemampuan memperoleh pekerjaan. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus di Pusat Pelatihan Kerja Daerah (PPKD) provinsi DKI Jakarta dengan responden alumni peserta pelatihan kerja. Untuk pengujian menggunakan metode regresi logistik dan metode regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil pengujian, kualitas materi pelatihan (kurikulum, silabus, dan modul) memiliki pengaruh positif terhadap meningkatnya kelulusan uji kompetensi dan meningkatnya kemampuan memperoleh pekerjaan, namun tidak berpengaruh terhadap nilai uji kompetensi dan waktu tunggu memperoleh pekerjaan. Kualitas tenaga pelatih memiliki pengaruh positif terhadap kelulusan uji kompetensi, nilai uji kompetensi, kemampuan memperoleh pekerjaan dan waktu tunggu memperoleh pekerjaan. Kelengkapan sarana/prasarana memiliki pengaruh positif terhadap nilai uji kompetensi dan waktu tunggu memperoleh pekerjaan, namun tidak berpengaruh terhadap kelulusan uji kompetensi dan kemampuan memperoleh pekerjaan. Kualitas sarana/prasarana memiliki pengaruh positif terhadap kelulusan uji kompetensi, nilai uji kompetensi dan kemampuan memperoleh pekerjaan, namun tidak berpengaruh terhadap waktu tunggu memperoleh pekerjaan. Jenis program pelatihan tidak memiliki pengaruh terhadap kelulusan uji kompetensi, nilai uji kompetensi, kemampuan memperoleh pekerjaan dan waktu tunggu memperoleh pekerjaan alumni peserta pelatihan PPKD provinsi DKI Jakarta.


ABSTRACT
This thesis examines the effect of job training on the competence and ability to get a job. This study uses case study method at the Regional Work Training Center (PPKD) of DKI Jakarta province with respondents of alumni of job training participants. For testing using logistic regression method and multiple linear regression method.

Based on the test results, the quality of the training materials (curriculum, syllabus, and module) has a positive effect on the graduation of competency test and the increase of job acquisition ability, but does not affect the competency test and the waiting time to get the job. The quality of trainers has a positive influence on the passing of competency test, competency test score, job acquisition ability and waiting time to get a job. Completeness of facilities / infrastructure has a positive influence on the value of competency test and waiting time to get a job, but does not affect the graduation of competency test and job acquisition ability. The quality of facilities / infrastructure has a positive influence on the passing of competency test, competency test score and job acquisition ability, but does not affect the waiting time to get a job. The type of training program has no influence on the passing of the competency test, the competency test score, the ability to obtain the job and the waiting time to get the alumni of the trainee of PPKD DKI Jakarta."

2017
T53672
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
New York, NY: Springer, 2010
370.113 LEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Indonesia sekarang ini mengalami krisis tenaga kerja ahli. Hanya 2% dari total tenaga kerja Indonesia yang mengenyam pendidikan tinggi, dan mereka rata-rata kurang memiliki soft skill yang memadai. Untuk mengatasi masalah ini, perusahaan memerlukan sebuah sistem yang dapat mendukung kultur ekspertis. Dengan berkaca pada sistem kolektivis Jepang dan Cina yang mengutamakan pada waktu kontrak pegawai jangka panjang, pengutamaan kualitas pegawai, dan pemberian on-the-job training secara berkala, penulis menggagas ide mengenai pengadaan talent-based training, sebuah bentuk sistem penempatan pegawai yang berbasis pada on-the-job training dan minat serta bakat pegawai. Dengan sistem ini diharapkan dapat tercipta suatu kultur organisasi yang dapat mendukung para pegawai untuk menjadi seorang master."
330 ASCSM 19 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>