Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rhyno Febriyanto
Abstrak :
Latar belakang: Remaja merupakan kelompok risiko tinggi defisiensi besi. Adanya obesitas pada remaja meningkatkan risiko defisiensi besi disebabkan perbedaan pola asupan dan inflamasi kronis derajat rendah. Tujuan: Mengetahui status besi remaja usia 15 -17 tahun dengan obesitas. Desain penelitian: Penelitian potong lintang pada remaja usia 15 ? 17 tahun di dua SMU Jakarta Pusat pada bulan September ? November 2015. Subjek dibagi 2 kelompok berdasar indeks massa tubuh (IMT). Subjek obes bila IMT≥P95 dan non-obes bila IMT ≥P5 - Background. Adolescent period is high risk group of iron deficiency. Obesity can increase the risk of iron deficiency. It was caused by low iron intake and low grade chronic inflammation. Objective. To assess whether obese adolescents, who often have poor dietary habits, are at increased risk of iron deficiency. Methods: Cross-sectional study on adolescence 15 to 17 years old in Senior High School in Central Jakarta between September to November 2015. Subject was divided into 2 groups based on body mas index (BMI). Obese group if BMI ≥P95 and non-obese group if BMI ≥P5 -
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mursid Tri Susilo
Abstrak :
ABSTRAK
Lingkar perut WC , rasio lingkar perut-tinggi badan WHtR , dan rasio lingkar perut-lingkar panggul WHR berpotensi memberikan informasi status obesitas. Penelitian ini membandingkan indikator tersebut dengan berat badan menurut tinggi badan WHZ dan indeks masa tubuh menurut umur BMI-age . Penelitian belah lintang dilakukan pada balita 24-59 bulan nested dengan penelitian kohort ldquo;Tumbuh Kembang Anak dan Penyakit Tidak Menular rdquo;. Kurva ROC dan sistem klasifikasi z-score digunakan untuk menemukan cut-off yang tepat. Tidak terdapat perbedaan proporsi obesitas antara WHtR dengan WHZ p=0.070 . Tidak terdapat perbedaan WHtR p=0.125 dan WC p=0.070 dibandingkan dengan BMI-age. WC dan WHtR dipertimbangkan sebagai indikator dalam penyaringan obesitas balita.
ABSTRACT
WC, WHtR and WHR were to be concern given information about obesity status. The study obtained those data and also compared to obesity proportion by WHZ BMI for Age. A cross sectional study was conducted among 24 59 months old children nested with the cohort of ldquo Tumbuh Kembang Anak dan Penyakit Tidak Menular rdquo . ROC curved and z score classification system were used to found the appropriate cut offs. There was no difference proportion of obesity between WHtR and WHZ indicators p 0.070 . Meanwhile, WHtR p 0.125 and WC p 0.070 were no difference proportion compare to BMI for age. WC and WHtR considered as screening indicators to detect obesity.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmadi
Abstrak :
Obesitas merupakan fenomena saat ini yang banyak terjadi pada semua umur tak terkecuali anak usia sekolah. Pola makan yang salah serta gaya hidup kurang gerak merupakan salah satu faktor yang mendukung terjadinya obesitas selain faktor keturunan. Dampak yang terjadi pada anak-anak maupun dewasa merupakan hal yang mengkhawatirkan bagi individu, keluarga dan masyarakat. Keluarga merupakan orang terdekat bagi anak dan berfungsi melakukan perawatan pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan arti dan makna pengalaman keluarga dalam merawat anak usia sekolah dengan obesitas di kota Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologi deskriptif dengan metode wawancara mendalam. Partisipan adalah keluarga baik ayah atau ibu (care giver) yang mempunyai pengetahuan cukup dan mampu menjelaskan fenomena, dan dapat berbahasa Indonesia. Jumlah partisipan keseluruhan ada 8 orang. Data yang dikumpulkan berupa rekaman wawancara dan catatan lapangan yang dianalisis dengan teknik Colaizzi. Penelitian ini mengidentifikasi 9 tema. Persepsi keluarga dengan anak obesitas mempunyai tema yaitu persepsi baik dan persepsi buruk anak obesitas. Hambatan keluarga dalam perawatan obesitas mempunyai tema norma keluarga yang tidak tepat. Makna pengalaman keluarga merawat anak obesitas mempunyai tema perasaan membolehkan dan melarang, kepercayaan (believe) keluarga yang salah tentang anak obesitas, obesitas bukan hambatan percaya diri dan mekanisme koping pada anak. Harapan keluarga dalam perawatan obesitas mempunyai tema perbaikan pola makan pada anak obesitas dan dukungan keluarga yang mempunyai tema memotivasi anak obesitas mencapai berat badan ideal. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan gambaran perawatan anak usia sekolah dengan obesitas serta bermanfaat untuk mengurangi kejadian obesitas di masyarakat dan membuat kebijakan untuk mencegah obesitas bagi pemerintah. ......Obesity is phenomena that dwelly with most of all people include school age children. Pattern of eat and sedentary life style and also genetic cause obesity and dangerous for individu, family and community. Family are the closest with children and caring for children. This study was aimed to provide deep understanding and meaning of family to explain school age children and how the family caring children with obesity in Yogyakarta. This study was descriptive phenomenology with indepth interview method. The participant were family (father or mother) whose caring school of children with obesity, have enough knowledge to explained the phenomena and able to spoke Indonesian language well. Data were gathered by indepth interview recording and field notes, and analyzed with Colaizzi’s analysis method. This study involved 8 participants. This study identified 9 themes, obesity child’s family have themes good perception, and bad perception. Inhabated family in caring obesity have themes norm in ineffective pattern. Mean of experiences of obesity child’s family have themes wrong of pattern of care feel of agree and do not agree, family’s believe of wrong to children with obesity, obesity was not make down of self confidence and child coping mechanism. Family hope in caring obesity child have themes to repair eat pattern of child obesity and to family enhance have themes expect to motivation children with obesity to ideal body. The result of this study were expected to explained caring of child age obesity and function to decrease incident obesity in community, and for the government to make police obesity prevence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Clarissa Josephine Aditya
Abstrak :
[Pendahuluan: Obesitas adalah suatu permasalahan pandemik yang ditemukan di negara maju maupun berkembang, dengan peningkatan prevalensi dalam dua dekade terakhir. Obesitas pada anak dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit kronik, baik fisik maupun psikis. Gangguan psikososial yang berkaitan dengan obesitas pada anak meliputi: depresi, cemas, rendah diri, gangguan hiperkinetik, serta peningkatan agresivitas. Diperkirakan obesitas berhubungan dengan gangguan perilaku dan emosional akibat ekspresi genetik rentan pada individu obes. Metode: Penelitian potong lintang dilakukan pada anak usia sekolah dasar di SDN 01 Menteng Jakarta untuk mengetahui hubungan tersebut. Penelitian dilakukan dengan membandingkan status gizi anak dengan skrining gangguan perilaku dan emosional melalui kuesioner PSC-17. Hasil: Sebaran anak obes di SDN 01 Menteng Jakarta mencapai 23,18%. Hasil analisis obesitas pada anak terhadap gangguan perilaku secara signifikan bermakna untuk subskala eksternalisasi (p = 0,036). Sedangkan obesitas pada anak tidak memiliki hubungan bermakna secara statistik untuk subskala internalisasi (p = 0,428), perhatian (p = 0,233), dan skor total PSC-17 (p = 0,824). Secara umum, obesitas tidak berhubungan dengan gangguan perilaku dan emosional pada anak (p = 0,602). Diskusi: Obesitas tidak berhubungan dengan gangguan perilaku dan emosional pada anak secara general menunjukkan bahwa ada faktor-faktor lain yang berperan dalam menimbulkan gangguan psikis pada anak. Namun, penggunaan kuesioner PSC-17 yang singkat dapat menunjukkan adanya kemungkinan negatif palsu, terutama untuk gangguan cemas. Obesitas berhubungan dengan gangguan subskala eksternalisasi (agresivitas, dissosial) yang diduga berhubungan dengan sosial stigma dari peer group;Introduction: Obesity has become a pandemic problem, which is common in both developed and developing countries. The prevalence of obesity in children has increased in the last two decades. Obesity in children can increase the risk of various chronic diseases, both physically and mentally. Psychosocial disorders associated with childhood obesity include: depression, anxiety, low self-esteem, hyperkinetic disorder, as well as increased aggressiveness. It is estimated that obesity is associated with behavioral and emotional disorders are due to vulnerable genetic expression in obese individuals. Method: A cross-sectional study conducted in primary school age children in SDN 01 Menteng Jakarta to determine the relationship. The study was conducted by comparing the nutritional status of children and behavioral/emotional disorders screening through PSC-17 questionnaires. Result: Distribution of obese children in SDN 01 Menteng Jakarta reached 23.18%. Association between childhood obesity and behavioral disorders is significant for externalizing subscale (p = 0.036). On the other side, childhood obesity did not have a statistically significant relationship for internalization subscale (p = 0.428), attention (p = 0.233), and PSC-17 total score (p = 0.824). In general, obesity is not associated with behavioral and emotional disorders in children (p = 0.602). Discussion: No associations between obesity and behavioral/emotional disorders in children suggest that there are other factors playing a role in causing mental disorders in children. However, the use of brief PSC-17 questionnaires may indicate the possibility of false negatives, especially for anxiety disorders. Association between obesity and externalizing subscale disorders (aggresiveness, dissocial behavior) may be caused by the social stigma of the peer group, Introduction: Obesity has become a pandemic problem, which is common in both developed and developing countries. The prevalence of obesity in children has increased in the last two decades. Obesity in children can increase the risk of various chronic diseases, both physically and mentally. Psychosocial disorders associated with childhood obesity include: depression, anxiety, low self-esteem, hyperkinetic disorder, as well as increased aggressiveness. It is estimated that obesity is associated with behavioral and emotional disorders are due to vulnerable genetic expression in obese individuals. Method: A cross-sectional study conducted in primary school age children in SDN 01 Menteng Jakarta to determine the relationship. The study was conducted by comparing the nutritional status of children and behavioral/emotional disorders screening through PSC-17 questionnaires. Result: Distribution of obese children in SDN 01 Menteng Jakarta reached 23.18%. Association between childhood obesity and behavioral disorders is significant for externalizing subscale (p = 0.036). On the other side, childhood obesity did not have a statistically significant relationship for internalization subscale (p = 0.428), attention (p = 0.233), and PSC-17 total score (p = 0.824). In general, obesity is not associated with behavioral and emotional disorders in children (p = 0.602). Discussion: No associations between obesity and behavioral/emotional disorders in children suggest that there are other factors playing a role in causing mental disorders in children. However, the use of brief PSC-17 questionnaires may indicate the possibility of false negatives, especially for anxiety disorders. Association between obesity and externalizing subscale disorders (aggresiveness, dissocial behavior) may be caused by the social stigma of the peer group]
[, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia], 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soepardi Soedibyo
Abstrak :
Anak usia sekolah 6-12 tahun, di kota besar mempunyai aktivitas flsik yang kurang dan gaya hidup yang santai. Fast food dan soft drink yang dikonsumsi mengandung kalori dan protein tinggi berasal dari protein dan karbohidrat. Obesitas mempunyai dampak terhadap tumbuh kembang anak terutama aspek psikososial. Faktor yang turut berperan mendukung terjadinya obesitas pada anak adalah keadaan sosial ekonomi, perilaku dan gaya hidup serta pola makan. Dilakukan penelitian deskriptif analitik secara seksi silang pada murid sekolah dasar di Jakarta, utituk mengidentifikasi faktor yang berperan pada obesitas anak usia sekolah. (Med 3 Indones 2006; 15:43-54).
School-aged children of 6-12 year old in big cities have less physical activities and relax life style. Fast food and soft drink consumed contain high calorie and protein of protein and carbohydrate sources. Obesity has impact on children's growth and development especially on psychosocial aspect. The factors that play a role in supporting the obesity occurrence in children include socio-economic condition, behavior and life style and diet. A cross sectional descriptive -analytic study was conducted on elementary school students in Jakarta, to identify factors that play roles on obesity of school-aged children. (Med J Indones 2006; 15:43-54).
[place of publication not identified]: Medical Journal of Indonesia, 15 (1) January-March 2006: 43-54, 2006
MJIN-15-1-JanMarch2006-43
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Gilda Athalia Sudarto
Abstrak :
Latar Belakang: Anak dengan leukemia limfoblastik akut ALL yang bertahan hidup cenderung mengalami obesitas, yang meningkatkan risiko ALL relaps. Obesitas dipengaruhi oleh pemberian kortikosteroid dan kemoterapi, namun juga oleh faktor-faktor lain yang hubungannya dengan obesitas pada ALL belum secara konsisten dibuktikan. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan usia saat diagnosis ALL, jenis kelamin, status gizi saat diagnosis ALL, kelas layanan kesehatan, kelompok risiko ALL, dosis kumulatif L-asparaginase dan jenis steroid, dengan kejadian obesitas setelah pengobatan ALL fase induksi. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang yang menggunakan data rekam medis pasien ALL tahun 2014-2016 di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Hasil: Dari 94 pasien ALL, 84,0 berusia. ...... Background: Child survivors of acute lymphoblastic leukemia ALL showed a tendency to become obese, increasing the risk of relapse. Obesity is influenced not only by administration of corticosteroid and chemotherapeutic agents, but also by other factors with which the relationships have not been consistently proven. Purpose: This study aims to investigate the relationships between age at ALL diagnosis, sex, nutritional status at diagnosis, class of service, ALL risk group, cumulative dose of L asparaginase and type of steroid, and post induction obesity. Method: This is an observational, cross sectional study, using data from medical records of ALL pediatric patients during the years 2014 2016 at Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta. Results: Out of 94 ALL patients, 84.0 were aged
Jakarta: Fakultas Kedokteraan Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivia Charissa
Abstrak :
Latar belakang: Obesitas pada anak dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai masalah kesehatan. Rekomendasi kebutuhan anak yang digunakan saat ini adalah berdasarkan pedoman gizi seimbang Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Konseling dan optimasi diet menggunakan linear programming (LP) merupakan salah satu cara yang baik untuk pengaturan kebutuhan anak karena dapat memperhitungkan ketersediaan makanan lokal dan kebutuhan nutrisi anak. Omega-3 memiliki banyak manfaat salah satunya sebagai antiinflamasi, akan tetapi strukturnya membuatnya rentan terhadap terjadinya peroksidasi. Vitamin e merupakan antioksidan penting dalam menangkal oksidasi asam lemak. Objektif : Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh konseling optimasi asam lemak omega-3 dibandingkan dengan konseling standar sesuai rekomendasi DepkesRI terhadap kadar vitamin E serum pada anak prone obes. Metode : merupakan penelitian uji klinis dengan intervensi berupa edukasi nutrisi diet optimasi omega-3 pada anak usia 12-24bulan di kecamatan Pulogadung, Jakarta Timur, Indonesia. Kelompok intervensi (n=14) dibandingkan dengan kontrol (n=18). Edukasi nutrisi dengan bantuan flipchart dan menu optimasi disusun dengan LP, diberikan sekali seminggu dengan durasi 10 minggu. Hasil : Mayoritas asupan omega-3 dan vitamin E anak masih cukup, meskipun peranan susu pertumbuhan cukup tinggi. Terdapat peningkatan asupan omega-3 dan vitamin E serta penurunan konsumsi susu formula dengan pemberian LP, meskipun tidak berbeda bermakna. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna dalam perubahan asupan nutrisi dan kadar vitamin E serum sebelum dan sesudah intervensi antar kedua kelompok (p = 0,52). Tidak terdapat perubahan perilaku pemberian makan antar dua kelompok (p>0,05), akan tetapi perilaku pemberian makan sebelum dan sesudah intervensi memiliki perbedaan yang bermakna. Kesimpulan : Konseling diet optimasi omega-3 dapat memenuhi dan mempertahankan kebutuhan anak, akan tetapi tidak berbeda bermakna dibandingkan konseling standar.
Background: Children obesity is associated with the increased risk of various health problems. Recommendations for children which are used today are based on balanced nutrition guidelines Indonesian Ministry of Health. Counseling and diet optimization using linear programming (LP) is a good way of managing a child's dietary needs due to its ability to calculate the availability of local food and the nutritional needs of each child. Omega-3 has many benefits, for example as anti-inflammatory and antiobesity, however its structure makes it vulnerable to peroxidation. Vitamin E is an important antioxidant in counteracting the oxidation of fatty acids. Objective: This study aimed to evaluate the effect of dietary counseling on omega-3 fatty acids optimization towards the vitamin E serum level compared to standard counseling based on recommendations of Indonesian Ministry of Health on children who are prone to obese. Design: A clinical trial which involves a series of nutrition education sessions targeted to optimize omega-3 diet on children aged 12-24 months in the Pulogadung district, East Jakarta, Indonesia. The intervention group (n = 14) is compared to controls (n = 18). A set of optimized menu, prepared using the LP, was administered and flipcharts were used as demonstration tools during the weekly session, within the period of 10 weeks. Results: The majority of children show sufficient level of omega-3 and vitamin E intake despite the relatively high contribution of formula milk. There is an increased of omega-3 and vitamin E intakes, in addition to slight decrease in formula milk consumption as the result of the LP program. There were no significant differences in the change of nutrient intakes and the level of vitamin E in blood serum between the two groups, both before and after the intervention (p = 0.52). There is no change in child feeding behavior between the two groups (p> 0.05), whereas the behavior before and after the intervention had a significant difference. Conclusion: Optimized omega-3 diet counseling could maintain and fulfill children?s needs of nutrient, but there is no significant difference if compared to standard counseling.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Masitah Sari Dewi
Abstrak :
Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang cendrung mengalami peningkatan. Data IDF Atlas 2015 menyebutkan, Prevalensi DM di Indonesia menduduki urutan ke 7 didunia. Di Indonesia data Riskesdas menunjukkan peningkatan prevalensi diabetes melitus dari 5,7 2007 meningkat menjadi 6,9 2013. Obesitas sentral adalah prediktor yang kuat untuk terjadinya diabetes melitus tipe 2. Prevalensi obesitas sentral berdasarkan data Riskesdas 2007 sebesar 18,8 meningkat menjadi 26,6 Riskesdas, 2013 Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan obesitas sentral terhadap diabetes melitus tipe 2 pada penduduk usia ge; 18 tahun di wilayah peluncuran GERMAS tahun 2016. Desain penelitian studi cross sectional, Analisis menggunakan uji Regresi Logistic. Hasil analisis diperoleh proporsi diabetes melitus tipe 2 sebesar 6,1 dan obesitas sentral sebesar 68,9. Selain itu hasil multivariat menunjukkan hubungan obesitas sentral dengan diabetes melitus tipe 2 didapatkan nilai POR 3,296 95 CI 2,344-4,636 artinya penduduk dengan obesitas sentral memiliki peluang sebesar 3,296 kali 95 CI 2,344-4,636 mengalami diabetes melitus tipe 2 dibandingkan dengan penduduk yang tidak obesitas sentral setelah dikendalikan oleh aktifitas fisik dan hipertensi. Kesimpulan dan saran agar masyarakat rutin tiap bulan melakukan pemeriksaan kesehatan di POSBINDU PTM, untuk melakukan deteksi dini obesitas sentral dan pemeriksaan kadar glukosa darah guna menjaring kasus diabetes melitus tipe 2 sedini mungkin. ...... Diabetes mellitus is a non communicable disease that tends to increase. IDF Atlas 2015 data says, DM prevalence in Indonesia ranked 7th in the world. In Indonesia, Riskesdas data showed an increased prevalence of diabetes mellitus from 5.7 2007 increased to 6.9 2013. Central obesity is a strong predictor for the occurrence of type 2 diabetes mellitus. The prevalence of central obesity based on Riskesdas 2007 data of 18.8 increased to 26.6 Riskesdas, 2013 The objective of the study was to investigate the relationship of central obesity to type 2 diabetes mellitus in the population age ge 18 years in GERMAS launching area in 2016. Study design cross sectional study, Analysis using logistic regression test. The analysis results obtained proportion of type 2 diabetes mellitus by 6.1 and central obesity of 68.9. In addition, multivariate results showed that the association of central obesity with diabetes mellitus type 2 was found to be POR 3,296 95 CI 2,344 4,636 meaning that people with central obesity had a chance of 3,296 times 95 CI 2,344 4,636 had diabetes mellitus type 2 compared with non obese residents after being controlled by physical activity and hipertension. Conclusions and suggestions for routine public health checks in POSBINDU PTM, to perform early detection of central obesity and blood glucose examination to capture cases of type 2 diabetes mellitus as early as possible.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mutu Manikam
Abstrak :
ABSTRAK
NamaProgram StudiJudulPembimbing::::Ratna Mutu ManikamIlmu Kesehatan MasyarakatKonsumsi Makanan Siap Saji dan Faktor Lain PenyebabKejadian Kegemukan dan Obesitas pada Siswa di SMP Islam AlAzhar 2 Jakarta Tahun 2018Prof. Dr. dr. Kusharisupeni Djokosujono, M.ScKegemukan dan obesitas pada remaja memiliki dampak yaitu meningkatan risiko terhadap berbagaipenyakit kardiovaskular dan hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya kegemukan dan obesitas adalahgaya hidup modern dengan pola makan yang tidak sehat seperti sering mengkonsumsi makanan siap saji.Tujuan penelitian ini untuk mengetahui konsumsi makanan siap saji dan faktor lain penyebab kejadiankegemukan dan obesitas pada siswa. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dan metodepengambilan data total sampling dengan jumlah sampel 172 siswa. Pengumpulan data dilakukan denganmelakukan pengukuran antropometri, pengisian kuesioner dan recall 2x24 jam . Pengolahan dan analisisdata menggunakan uji chi square bivariat dan regresi logistik ganda model faktor risiko multivariat .Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan dan obesitas pada siswa sebesar 40.7 . Hasiluji chi square menunjukkan bahwa ada perbedaan kejadian kegemukan dan obesitas pada siswaberdasarkan konsumsi makanan siap saji p=0.01 , jenis kelamin p=0.008 , aktivitas fisik p=0.001 ,kebiasaan sarapan p=0.01 , asupan protein p=0.006 , durasi tidur p=0.001 , dan besar uang jajan p=0.001 . Hasil uji regresi logistik ganda model faktor risiko menunjukkan bahwa konsumsi makanan siapsaji merupakan faktor risiko penyebab kejadian kegemukan dan obesitas pada siswa setelah dikontrol olehvariabel kebiasaan sarapan dan besar uang jajan. Mengubah pola makan menjadi gizi seimbang sangatpenting sebagai upaya pencegahan kegemukan dan obesitas pada remaja.Kata kunci:Kegemukan, Obesitas, Makanan Siap Saji, Remaja
ABSTRACT
NameStudy ProgramTitleCounsellor Ratna Mutu ManikamPublic Health of ScienceFast Food Consumption and Other Factors Causes Overweightand Obesity in Students at SMP Islam Al Azhar 2 JakartaProf. Dr. dr. Kusharisupeni Djokosujono, M.ScOverweight and obesity in adolescents has affects increase of cardiovascular disease and hypertension. Amodern lifestyle with an unhealthy intake is one of causes overweight and obesity. The purpose of thisstudy is to identify fast food consumption and other factors causes overweight and obesity. This study wasa cross sectional design with total sampling technique 172 sample . Data collection consist ofanthropometric measurements, filling out the questionnaire, and recall 2x24 hour . Data analysis using chisquare test bivariat and multiple logistic regression risk factor model multivariat . The prevalence ofoverweight and obesity in adolescents was 40.7 . Fast food consumption p 0.01 , gender p 0.008 ,physical activity p 0,001 , breakfast habit p 0,01 , protein intake p 0.006 , sleep duration p 0.001 ,and pocket money p 0,001 had a significant relationship with overweight and obesity. Fast foodconsumption is associated with overweight and obesity after being controlled with breakfast habit andpocket money. Consumption of food with balanced nutrition is important as an effort to prevent overweightand obesity in adolescents.Keywords Overweight, Obesity, Fast Food, Adolescents
2018
T51042
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Syafira Audi Syahroel
Abstrak :
Dalam Riset Kesehatan Dasar 2013 di Indonesia, permasalahan gizi pada anak salah satunya adalah angka obesitas yang masih tinggi. Angka kejadian obesitas ini secara global akan meningkat dengan prediksi mencapai 9,1% atau sebanyak 60 juta anak pada tahun 2020. Obesitas tidak hanya merugikan secara fisik tetapi juga secara psikologis. Permasalahan psikologis yang dialami oleh anak-anak obesitas adalah body image discontent atau ketidakpuasan anak terhadap bentuk tubuhnya. Hal ini dapat terjadi sejak usia dini dikarenakan perlakuan bully dari pihak keluarga ataupun teman mengenai bentuk tubuhnya. Salah satu faktor yang berperan dalam kejadian obesitas adalah minimnya kontrol diri terkait perilaku makan. Perilaku makan yang dimaksud adalah mengonsumsi makanan yang tidak sehat (tinggi kalori) atau mengonsumsi makan dalam jumlah yang berlebihan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki kemampuan kontrol diri terkait perilaku makan pada anak obesitas usia 6-8 tahun. Teknik yang digunakan adalah dengan menggunakan metode penggolongan makanan (berdasarkan jenis, porsi, dan frekuensi) mengikuti aturan warna lampu lalu lintas yang disebut dengan Lampu Lalu Lintas Makanku. Penelitian ini menggunakan desain before-after experimental dan dianggap dapat memperbaiki kontrol diri terkait perilaku makan pada anak obesitas usia 6-8 tahun dinilai dari perbaikan skor pre test dan post test partisipan.
Based on Riset Kesehatan Dasar 2013 in Indonesia, one of the nutritional problems in children was the high obesity rate. The incidence of obesity globally will increase with predictions reaching 9.1% or as many as 60 million children in 2020. Obesity is not only detrimental physically but also psychologically. Psychological problem experienced by obese children is body image discontent or their dissatisfaction with their body shape. This can occur from an early age due to bullying from the family or friends regarding to their body shape. One of the factors that play a role in obesity is the lack of self-control related to eating behavior. Eating behavior means consume unhealthy foods (high in calories) or consume excessive amounts of food. This study conducted with the aim of improving the ability of self control related to eating behavior in obese children aged 6-8 years. Food classification method (based on type, portion, and frequency) following the traffic light color rules called 'Lampu Lalu Lintas Makananku' is the technique that used. This study use before-after experimental design and considered to improve self-control related to eating behavior in obese children aged 6-8 years assessed from the improvement of participants' pre-test and post-test scores.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T52339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>