Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yohannessa Wulandari
Abstrak :
Latar Belakang: Sindroma Guillain-Barre merupakan kondisi kritis dengan kebutuhan energi meningkat sesuai dengan hiperkatabolisme sehingga meningkatkan risiko malnutrisi. Malnutrisi dapat mengurangi kemampuan otot diafragma, dan meningkatkan risiko infeksi yang akan memperberat kondisi sakit kritis. Terapi medik gizi bertujuan menyediakan substrat energi, mengurangi responss metabolik terhadap stres, memicu responss imun, serta mempertahankan massa bebas lemak. Metode: Serial kasus ini melaporkan empat pasien sakit kritis dengan sindroma Guillain-Barre berusia antara 21-58 tahun. Keempat pasien memiliki status gizi obes berdasarkan kriteria World Health Organization WHO Asia Pasifik. Terapi medik gizi diberikan sesuai pedoman pada keadaan sakit kritis dimulai dengan enteral dini dengan target 20-25 kkal/kg BB fase akut dan protein 1,2-2 g/kg BB. Pemberian nutrisi ditingkatkan bertahap sesuai klinis dan toleransi saluran cerna. Mikronutrien diberikan vitamin D3, B, C, seng. Hasil: Tiga pasien pulang dengan perbaikan kekuatan motorik dengan lama perawatan intensif yang bervariasi, sedangkan satu pasien masih dalam perawatan karena membutuhkan ventilasi mekanik. Kesimpulan: Terapi medik gizi adekuat menunjang proses penyembuhan penyakit dan memperbaiki kapasitas fungsional.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nailul Dina Afera
Abstrak :
ABSTRAK
Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk daerah perkotaan.Faktor-faktor tersebut diantaranya rentang populasi, lingkungan, sosial ekonomi,kualitas makanan dan pelayanan kesehatan. Faktor tersebut membuat balita diperkotaan rentan mengalami masalah gizi terutama kekurangan gizi. Karya ilmiahini bertuuan memberikan gambaran variasi dan kreasi makanan sebagai tindakankeperawatan pada ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh balitadalam keluarga. Evaluasi tindakan selama 7 minggu menunjukkan hasil perbaikanstatus nutrisi balita dengan berat badan terakhir 13 kg. Hasil ini menunjukkanpentingnya variasi dan kreasi makanan untuk meningkatkan nafsu makan balitayang akan memperbaiki status nutrisinya. Dukungan keluarga terhadap caregiverbalita juga diperlukan untuk meningkatkan efektivitas intervensi ini.Kata kunci : balita, gizi, kreasi, status nutrisi, variasi keperawatan perkotaan
ABSTRACT
There are a lot of factors that affect the health of residents in urban areas . Thesefactors include the range of population , environment , socio economic , quality offood and health services . These factors make children in urban areas especiallyvulnerable to nutritional problem such as malnutrition. This paper aimed todescribed variety and food creations as the nursing intervention in family context.Evaluation after seven weeks intervention showed the improved of toddler rsquo snutritional status and weight . These results proved the importance of variety andfood creations to increase toddlers appetite that will improve their nutritionalstatus . Family support for caregivers are also needed to improve the effectivenessof this interventionKey words nutrition, toddler, public health nursing
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Silaban, Dorna Yanti Lola
Abstrak :
Latar Belakang: Diabetes melitus DM merupakan penyakit epidemik yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun di seluruh dunia. Jumlah penderita DM ini diperkirakan akan mencapai 552 juta orang pada tahun 2030. Kadar glukosa darah KGD yang tidak terkontrol merupakan penyebab terjadinya komplikasi makrovaskuler dan mikrovaskuler sehingga meningkatkan angka morbiditas, mortalitas dan lama rawat inap. Terapi medik gizi klinik adekuat dan sesuai dengan kondisi klinis pasien dapat mencegah, memperlambat dan memperbaiki komplikasi akibat DM. Metode: Pasien serial kasus dengan diagnosis DM tipe 2 disertai berbagai komplikasi, berusia 48 ndash;71 tahun. Satu dari empat pasien mendapatkan nutrisi melalui nasogastric tube NGT , dan sisanya melalui oral. Terapi medik gizi diberikan pada keempat pasien sesuai dengan kondisi klinis masing-masing. Pemberian karbohidrat disesuaikan dengan kebutuhan pasien dan dosis insulin yang diperoleh pasien. Pemberian protein disesuaikan dengan fungsi ginjal masing-masing pasien. Hasil : Keempat pasien mengalami perbaikan keadaan klinis antara lain luka pada kaki, sesak napas hilang, edema dan asites berkurang, ureum dan kreatinin membaik. Kasus pertama, kedua dan keempat mengalami perbaikan pada kadar glukosa darah, sedangkan kasus ketiga KGD masih tetap tinggi pada saat keluar dari RS. Keempat pasien pulang ke rumah dengan kondisi membaik. Kesimpulan: Terapi medik gizi klinik yang adekuat untuk mengontrol KGD dapat membantu memperbaiki keadaan klinis dan mencegah perburukan pada pasien DM tipe 2 dengan berbagai komplikasi. ...... Background: Diabetes mellitus DM is an epidemic disease that is increasing year by year around the world. The number of DM patients is estimated 552 million people by 2030. Uncontrolled blood glucose level is one of the cause of macrovascular and microvascular complications that may increase morbidity, mortality and length of hospitalization. An adequate nutrition therapy in accordance with the clinical condition of the patient may help to prevent, delay and improve the complications due to DM. Methods:All patients in these case series were diagnosed with type 2 DM accompanied by various complications, aged 48-71 years. One in four patients was administered nutrition through tube feeding, and the rest through oral. Nutrition therapy was given to all patients according to their clinical conditions. Carbohydrate was adjusted to the patient 39;s needs and the dose of insulin obtained by the patient. Protein administration was adjusted for each patient 39;s renal function. Result:Four patients experience of improving of clinical conditions, such as breathlessness, reduced edema and ascites, decreased urea and creatinine levels. The first, second and fourth cases improve in blood glucose levels, while the third case remains to have high blood glucose level at the time of discharge. While all patients discharge from hospital with better condition. Conclusion: An adequate clinical nutrition therapy to improve glycemic control is needed to improve clinical conditions and prevent deterioration in patients with type 2 DM with various complications.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eleonora Mitaning Christy
Abstrak :
Ileostomi merupakan tindakan pembedahan pembuatan lubang (stoma) antara ileum dan dinding abdomen, bertujuan untuk pengalihan feses. Ileostomi umumnya dibuat pada pasien yang menjalani penanganan kanker kolorektal, neoplasma stadium lanjut dengan infiltrasi usus halus, maupun peradangan saluran cerna. Ileostomi high output (produksi stoma ileum >1500 mL/hari) dapat menyebabkan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit, maupun malnutrisi pada pasien. Saat ini belum ada pedoman tata laksana nutrisi komprehensif untuk pasien ileostomi high output. Serial kasus ini bertujuan untuk mendukung terapi, mengatasi malnutrisi, menunjang perbaikan klinis, sehingga dapat menurunkan morbiditas dan mortalitas pasien ileostomi high output. Empat pasien ileostomi high output dengan rentang usia 42 hingga 50 tahun mendapatkan terapi medik gizi selama perawatan di rumah sakit. Tiga kasus merupakan kasus kronik dengan keganasan, sementara satu kasus lainnya merupakan kasus akut yaitu adhesi dan perforasi akibat hernia femoralis strangulata. Keempat kasus tersebut merupakan ileostomi high output onset awal, yaitu yang terjadi kurang dari tiga minggu pasca pembuatan stoma. Berdasarkan kriteria malnutrisi American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN), keempat pasien ini tergolong malnutrisi berat. Terapi medik gizi diberikan dengan prinsip pemberian makanan dan minuman porsi kecil namun sering, restriksi cairan hipotonik, pemberian minuman berupa larutan elektrolit-glukosa, pemberian medikasi anti motilitas, serta koreksi cairan dan elektrolit menurut kebutuhan dan kondisi klinis pasien. Target asupan energi dan protein pada keempat pasien dapat tercapai selama perawatan. Selama pemantauan, keempat pasien mengalami penurunan output ileostomi, serta perbaikan keseimbangan cairan dan elektrolit darah. Satu pasien mengalami perburukan klinis dan meninggal akibat sepsis pada hari perawatan ke-18. Tiga pasien pulang dengan kondisi klinis perbaikan. Satu pasien mengalami peningkatan output ileostomi saat perawatan di rumah, kemudian dirawat kembali sepuluh hari setelah pulang karena komplikasi anemia gravis dan ketidakseimbangan elektrolit, dan pada akhirnya meninggal. Terapi medik gizi dapat menurunkan produksi stoma, memperbaiki kadar elektrolit darah, serta memperbaiki keseimbangan cairan pada pasien ileostomi high output.
Ileostomy is a surgical procedure to divert the ileum onto an artificial opening in the abdominal wall, aimed for fecal diversion. Ileostomy is commonly created in patients undergoing treatment for colorectal cancer, advanced neoplasms with intestinal infiltration, or gastrointestinal inflammation. High output ileostomy (stoma output >1500 mL per day) can cause imbalance of fluid and electrolytes, and malnutrition in patients. At present, there is no comprehensive nutrition management guideline for high output ileostomy patients. This case series aimed to support therapy, prevent malnutrition, improve clinical condition, as well as to reduce the morbidity and mortality of high output ileostomy patients. Four high output ileostomy patients, with a range of age 42 to 50 years old received medical nutrition therapy during their hospital stay. Three cases were chronic cases in malignancy, while the other case was an acute case of adhesion and perforation due to strangulated femoral hernia. All four cases were early onset high output ileostomy, occurring in three weeks after stoma creation. Based on the American Society for Parenteral and Enteral Nutrition (ASPEN) malnutrition criteria, these four patients were classified as severe malnutrition. Medical nutrition therapy was administered according to a set of principles: small frequent feeding and drinking, hypotonic fluid restriction, oral electrolyte-glucose solution administration, antimotility medication administration, as well as fluid and serum electrolyte correction, according to patients' needs and clinical conditions. The target of energy and protein intake in all patients were achieved during hospital stay. During hospital monitoring, decreased ileostomy output as well as improvement in fluid and electrolyte balance were observed in all patients. One patient clinically worsened and died due to sepsis on the 18th day of hospital stay. Three patients showed improvement in clinical condition and were discharged. One patient experienced an increase in ileostomy output at home, and then readmitted ten days after hospital discharge due to severe anemia and electrolyte imbalance and subsequently died. Medical nutrition therapy may decrease output as well as improve fluid and electrolyte balance in patients with high output ileostomy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nugrahayu Widyawardani
Abstrak :
Latar Belakang: Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan penyakit infeksi yang bersifat kronis dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Perubahan metabolisme akibat infeksi Mycobacterium Tuberkulosa(M.TB) dan aktivasi sistem neurohormal turut berperan terhadap terjadinya malnutrisi, yang dapat memberikan efek negatif terhadap prognosis pasien dengan TB Paru. Penderita TB Paru mengalami penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Terapi Medik Gizi sejak awal diagnosis ditegakkan, akan mendukung proses pemulihan pasien TB. Kasus : Dalam serial kasus ini, dipaparkan empat kasus pasien TB Paru dengan berbagai faktor risiko, diantaranya adalah penyakit TB Paru, TB Miliar, PPOK et causa TB Paru, Meningitis TB. Pada awal pemeriksaan didapatkan adanya defisiensi asupan makronutrien dan mikronutrien, hipoalbuminemia, CRP yang meningkat, hemoglobin (Hb) yang turun, penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Terapi medik gizi diberikan secara individual, sesuai dengan kondisi klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, dan analisis asupan makan terakhir. Hasil: Tiga dari empat pasien mengalami peningkatan asupan, perbaikan kondisi klinis, dan kapasitas fungsional serta kualitas hidup pasien. Status nutrisi pasien tidak mengalami perburukan selama perawatan, Kesimpulan: Terapi Medik gizi yang adekuat pada pasien TB dapat mempertahankan status nutrisi pasien dan mendukung perbaikan kondisi klinis, kapasitas fungsional, serta kualitas hidup pasien. ......Background: Pulmonary tuberculosis (pulmonary TB) is a chronic infectious disease with high morbidity and mortality. Changes in metabolism due to infection with Mycobacterium Tuberculosis and activation of the neurohormal system contribute to the occurrence of malnutrition, which can have a negative effect on the prognosis of patients with pulmonary TB. Patients with pulmonary TB have decreased functional capacity and quality of life.Early medical nutrition therapywill support the recovery process of pulmonary TB patients. Case : In this case series, four cases of pulmonary TB patients were presented with various risk factors, including pulmonary TB disease, miliar TB, COPD et causa lung TB, and TB meningitis. Deficiency of macro and micronutrient intake, hypoalbuminemia, increased CRP, decreased hemoglobin (Hb), decreased functional capacity and quality of life were found at the beginning of examination. Nutrition medical therapy is given individually, according to clinical conditions, results of laboratory examinations, and analysis of recent food intake. Result : Three out of four patients experience increased intake, improvement of clinical conditions, functional capacity and quality of life. The nutritional status of patients did not experience worsening during treatment. Conclusion: Adequate nutritional medical therapy in TB patients can maintain patient nutritional status and support improvement of clinical conditions, functional capacity, and quality of life.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfa Oktaviani
Abstrak :
Permasalahan kesehatan yang perlu penanganan serius di Indonesia adalah tingginya angka kasus stunting. Stunting terjadi hampir diseluruh wilayah Indonesia satu dari tiga baduta dan balita mengalami stunting, prevalensi stunting berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 21,6%. Target pemerintah Kota Jambi untuk menurungkan prevalensi sebesar 14% ditahun 2024 hal ini termuat secara jelas dalam Peraturan Presiden nomor 18 tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024. Dampak stunting pada anak-anak menyebabkan hilangnya PDB hingga mencapai 300 triliun rupiah setiap tahunnya, dengan implikasi serius terhadap aspek psikososial dan kesehatan mental anak. Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang / tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurva pertumbuhan WHO. Prevalensi stunting Provinsi Jambi berdasarkan tarikan data EPPGBM berjumlah 18% pada Tahun 2022. Data tertinggi stunting pada Agustus 2023 terdapat di Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi sebanyak 67 anak yang mengalami peningkatan dari tahun 2022 sebanyak 23 anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis studi kualitatif program pencegahan stunting pada pelaksanaan intervensi gizi spesifik integratif di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Pinang Kota Jambi Tahun 2023. Penelitian kualitatif ini menggunakan data primer yang berasal dari wawancara mendalam dan data sekunder yang berasal dari telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan belum optimalnya perencanaan dan penganggaran, kerjasama lintas sektoral serta pembagian kewenangan pada jajararan pemerintahan yang dapat menjadi potensi penghambat pada percepatan penurunan stunting di wilayah kerja Kecamatan Jambi Timur terutama pada kualitas pelayanan intervensi gizi spesifik integratif stunting yang dilaksanakan di puskesmas Tanjung Pinang. Pada komponen input, perencanaan dan pengganggaran serta kerjasama lintas sektor dan pembagian kewenangan belum di laksanakan dengan implementasi langsung terkait integrasi stunting . Pada komponen proses, yaitu pelayanan yang di lakukan terhadap sasaran prioritas sudah di lakukan tetapi pemantauan dan evaluasi pemberian TTD ibu hamil belum dilakukan berkala dan pendistribusia MT serta TTD belum dibuat jadwal secara tertulis. Pada komponen output, kualitas peningkatan indikator intervensi gizi spesifik terutama pada capaian cakupan Ibu memberikan asi eksklusif dan remaja putri mendapatkan TTD serta Ibu hamil mendapat TTD masih belum mencapai target. Peran dari keterlibatan lintas sektor serta edukasi dari tenaga kesehatan untuk menggiatkan para ibu guna memberikan asi eksklusif serta para remaja putri dan Ibu Hamil untuk rutin mengkonsumsi tablet tambah darah perlu ditingkatkan dan didukung penuh. ......A health problem that needs serious treatment in Indonesia is the high number of stunting cases. Stunting occurs in almost all regions of Indonesia, one in three toddlers and toddlers are stunted, the prevalence of stunting based on the 2022 Indonesian Nutrition Status Study (SSGI) is 21.6%. The Jambi City government's target to reduce prevalence by 14% by 2024 is clearly stated in Presidential Regulation number 18 of 2020 concerning RPJMN 2020-2024. The impact of stunting on children causes GDP losses of up to 300 trillion rupiah every year, with serious implications for psychosocial aspects and children's mental health. Stunting is a growth and development disorder in children due to chronic malnutrition and recurrent infections, which is characterized by being short or very short based on length/height for age which is less than -2 standard deviation (SD) on the WHO growth curve. The prevalence of stunting in Jambi Province based on EPPGBM data is 18% in 2022. The highest stunting data in August 2023 was at the Tanjung Pinang Community Health Center, Jambi City, with 67 children, which had increased from 2022 with 23 children. This research aims to analyze a qualitative study of the stunting prevention program in the implementation of specific integrative nutritional interventions in the work area of ​​the Tanjung Pinang Community Health Center, Jambi City in 2023. This qualitative research uses primary data originating from in-depth interviews and secondary data originating from document review. The results of the research show that planning and budgeting, cross-sectoral cooperation and the division of authority within government levels are not yet optimal, which could be a potential obstacle to accelerating stunting reduction in the East Jambi District work area, especially in the quality of stunting-specific integrative nutritional intervention services implemented at the Tanjung Pinang health center. In the input component, planning and budgeting as well as cross-sector collaboration and division of authority have not been carried out with direct implementation regarding stunting integration. In the process component, namely the services provided to priority targets have been carried out but monitoring and evaluation of the provision of TTD to pregnant women has not been carried out regularly and the distribution of MT and TTD has not yet been made into a written schedule. In the output component, the quality of improvement in specific nutritional intervention indicators, especially in achieving coverage of mothers providing exclusive breastfeeding and adolescent girls receiving TTD and pregnant women receiving TTD, has still not reached the target. The role of cross-sector involvement and education from health workers to encourage mothers to provide exclusive breastfeeding as well as young women and pregnant women to regularly consume blood supplement tablets needs to be increased and fully supported.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Prieska Precilia
Abstrak :
ABSTRAK
Pasien gagal ginjal terminal dengan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis dapat meningkatkan harapan hidupnya, namun kualitas hidup yang rendah pada pasien tersebut masih banyak ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor risiko pada kualitas hidup terkait kesehatan pasien hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2014. Sebanyak 94 responden yang diteliti menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan ditemukan sebesar 51,1% responden memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk. Responden dengan kategori usia muda (75,5%), laki-laki (57,4%), berpendidikan tinggi (80,9%), berstatus tidak bekerja (66,0%), berpenghasilan rendah (61,7%), berstatus gizi baik menurut lingkar otot lengan atas (67,0%),memiliki komorbiditas (75,5%), dan dengan tingkat aktivitas fisik rendah (11,7%). Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,024, OR=4,324). Pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,005, OR= 3,972). Ahli gizi dan staff dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi gizi terkait penyakitnya yang disesuaikan dengan pendapatannya, sehingga pasien dapat mempertahankan status gizinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.Pasien gagal ginjal terminal dengan terapi pengganti ginjal berupa hemodialisis dapat meningkatkan harapan hidupnya, namun kualitas hidup yang rendah pada pasien tersebut masih banyak ditemui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor risiko pada kualitas hidup terkait kesehatan pasien hemodialisis di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2014. Sebanyak 94 responden yang diteliti menggunakan kuesioner WHOQOL-BREF dan ditemukan sebesar 51,1% responden memiliki kualitas hidup terkait kesehatan yang buruk. Responden dengan kategori usia muda (75,5%), laki-laki (57,4%), berpendidikan tinggi (80,9%), berstatus tidak bekerja (66,0%), berpenghasilan rendah (61,7%), berstatus gizi baik menurut lingkar otot lengan atas (67,0%),memiliki komorbiditas (75,5%), dan dengan tingkat aktivitas fisik rendah (11,7%). Pendidikan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,024, OR=4,324). Pendapatan memiliki hubungan yang bermakna dengan kualitas hidup terkait kesehatan (p= 0,005, OR= 3,972). Ahli gizi dan staff dapat membantu meningkatkan pengetahuan pasien tentang terapi gizi terkait penyakitnya yang disesuaikan dengan pendapatannya, sehingga pasien dapat mempertahankan status gizinya dan meningkatkan kualitas hidupnya.
ABSTRACT
ESRD patient with maintenance hemodialysis therapy can increase its life expectancy, but its quality of life is found relatively low in many patients. This research is objected to know the difference proportion of some factors of health related quality of life (HRQOL)in hemodialysis patients. Among 94 samples of hemodialysis patients at RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo were participated in this crossectional study.Using WHOQOL-BREF questionnaire there wasfound 51,1% respondent havelow HRQOL. Respondent within the young age category is 75,5%, proportion of male respondent is 57,4%,higher education category is80,9%, unemployeed respondent is 66%, low income category is 61,7%, low nutrition status based on mid arm muscle circumference 67,0%, having comorbidity is 75,5%, and low activity level is 11,7%. Education has a significant relation with health related quality of life (p= 0,024, OR=4,324). Income has a significant relation with health related quality of life (p= 0,005, OR= 3,972). Dietitian and staff can help the patients toincrease their knowledge on nutrition therapy that fit with their disease condition and income, so that patients be able to maintain their nutritional status and increase their quality of life.
2014
S55179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Escott-Stump, Sylvia
Philadelphia: Wolters Kluwer, Lippincott Williams & Wilkins, 2008
615.854 ESC n (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Philadelphia: Lea & Febiger , 1985
615.854 NUT
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Walsh, William J.
Abstrak :
Updated to cover the latest scientific developments, a must-read for individuals, families, and medical practitioners that opens a new door in psychiatric health care. Psychiatry has made great advances in the past fifty years, but it needs a new direction. Today's emphasis on psychiatric drugs will not stand the test of time. Recent scientific advances, particularly in the molecular biology of the brain, have provided a road map for the development of effective, natural, drug-free therapies that do not produce serious side effects. Psychiatric medications have served society well over the last fifty years, but the need for drug therapies will fade away as science advances. Nutrient Power presents a science-based nutrient therapy system that can help millions of people diagnosed with mental disorders. The author's database containing millions of chemical factors in blood, urine, and tissues has identified brain-changing nutrient imbalances in patients diagnosed with attention-deficit/hyperactivity disorder (ADHD), autism, behavior disorders, depression, schizophrenia, and Alzheimer's disease. This book describes individualized nutrient therapy treatments that have produced thousands of reports of recovery. Walsh's approach is more scientific than the trial-and-error use of psychiatric drugs and is aimed at a true normalization of the brain. Depression, schizophrenia, and ADHD are umbrella terms that encompass disorders with widely differing brain chemistries and symptoms. Nutrient Power describes nutrient therapies tailored to specific types, not umbrella solutions to individual problems, and offers a groundbreaking approach to psychiatric health care. Updates to the paperback edition include sections on nutrient therapies for bipolar disorder, expanded chapters on depression and schizophrenia, and analysis of the latest scientific developments in brain research and advanced nutrient therapies
New York: Skyhorse Publishing, 2014
615.854 WAL n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>