Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suprapto
Abstrak :
ABSTRAK Ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) mempunyai bahan aktif yang dapat digunakan sebagai pestisida nabati yang efektif Kandungan bahan aktif yang ada di dalam daun tembakau (Nicotiana tobacum) adalah golongan alkaloid seperti anabarine, anatobine, myosine, nicotinoid, nicotelline. nicotine. nicotyrine. norcotine. dan nirrolidine. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pcngaruh ckstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) terhadap kcmatian lalat rumah (Musca Domestica). Metode penelitian yang digunakan adalah experimental murni dcngan menggunakan 5 (lima) konscntrasi ekstrak tembakau (Nicotiana tobacum). Konsentrasi yang digunakan adalah konscntrasi 65 gr/l, 79 gr/l, 95 gr/l, 114 gr/l dan 136 gr/l yang discrnprotkan asing-masing scbanyak 100 ml/konsentrasi/kotak perlakuan yang telah diisi dengan asing-masing 20 ekor lalat rumah (Musca domestica). Data dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan Anova satu faktor dan uji Tukcy yaitu untuk mengetahui perbedaan jumlah lalat rumah (Musca domestica) yang mati pada berbagai konsentrasi ekstrak tembakau Nicotiana tobacum), scdangkan untuk Uji efikasi ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobucum) untuk lethal concentration (LC-50) digunakan analisa Probit. Hasil uji statistik pada CI 95 % menunjukkan ada perbedaan rata-rata kematian lalat rumah (Musca domestica) yang signifikan dari satu konsentrasi dengan konsentrasi lainnya, kecuali pada konsentrasi 81,674 gr/l, dan konsentrasi 79 gr/l. Dari hasil uji Probit, diperoleh nilai LC-50 dari konsentrasi ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) yang dapat membunuh lalat rumah (Musca domestica) dalam 24 jam setelah perlakuan yaitu pada konsentrasi 81 ,674 gr/I, dan konsentrasi efektif ekstrak daun tembakau (Nicotiana tobacum) untuk membunuh lalat rumah (Muscu domestica) >90 % dalam waktu 24 jam setelah perlakuan yaitu pada konsentrasi 136 gr/I. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap serangga (vektor) lainnya seperti nyamuk, kecoa, kutu atau yang lainnya, sedangkan untuk aplikasi di lapangan disarankan memakai konsentrasi 136 gr/I, tetapi perlu lebih dahulu melakukan penelitian uji faktor keamanan terhadap makhluk hidup lainnya.
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Susanna
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui kadar nikotin dalam asap beberapa merk rokok yang banyak dijual di pasaran. Jenis rokok yang digunakan adalah tiga merk rokok filter dan tiga merk rokok kretek (non filter). Kadar nikotin yang diukur adalah kadar nikotin dalam asap arus utama dan asap rokok arus samping. Pengukuran kadar nikotin dilakukan dengan memggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi per batang rokok. Kandungan nikotin dalam rokok kretek lebih besar dibandingkan rokok filter. Pada rokok filter kandungan nikotin terbesar pada Filter-C terendah pada Filter-A. Sedangkan pada rokok kretek kandungan tertinggi pada Kretek X dan terendah pada Kretek Z Nikotin yang terdapat dalam asap rokok arus samping 4-6 kali lebih dariasap rokok arus utama. Hendaknya kadar nikotin dicantumkan pada kemasan setiap merk rokok dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentangefek terhadap kesehatan masyarakat.
Nicotine Content Determination on Cigarettes Smoke. The purpose of this descriptive study is to assess the nicotine level of several types of cigarettes brand sold in the market. The study includes three brands of filtered cigarette and three brands of non-filtered cigarette. The nicotine content was measured from both mainstream smoke and sidestream smoke by using the HPLC (High Performance Liquid Chromatography). It was found that the nicotine content of nonfiltered cigarette was higher than the filtered cigarette. The highest nicotine content in the filtered cigarettes was the Filter-C, meanwhile the lowest was Filter-A. The highest nicotine content of the non filtered cigarettes was the Kretek- X with the lowest nicotine content the Kretek-Z. The nicotine content of sidestream smoke was 4 - 6 times than mainstream smoke. Nicotine content level in the cigarette package should be mentioned and further studies should determine the effect of cigarettes to the public healths.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Saraswati Sanjaya
Abstrak :
Latar belakang: Di Indonesia, merokok merupakan salah satu masalah kesehatan terbesar akibat masih tingginya tingkat penggunaan rokok. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, persentase perokok usia di atas 15 tahun di Indonesia adalah 33,8%, perokok laki-laki sebesar 62,9%, dan perempuan sebesar 4,8%. Nikotin dalam rokok dapat memberikan berbagai efek positif terhadap kognitif dan suasana hati, namun penggunaan nikotin secara terus menerus dapat menyebabkan desensitisasi terhadap reseptor kolinergik nikotin (nAChRs) yang kemudian dapat menyebabkan kondisi ketergantungan dan adiksi. Adiksi nikotin diketahui memiliki prevalensi yang cukup tinggi pada pasien dengan gangguan psikiatri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi adiksi nikotin di Poli Jiwa Dewasa RSCM. Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang pada pasien di Poli Jiwa Dewasa RSCM. Penelitian dilakukan dengan cara wawancara kepada 87 pasien di Poli Jiwa Dewasa RSCM menggunakan kusioner yang telah disiapkan peneliti untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi adiksi nikotin, serta kuesioner Cigarette Dependance Scale (CDS) untuk mengukur tingkat ketergantungan rokok. Hasil kuesioner akan dianalisis secara bivariat untuk melihat perbedaan rerata setiap komponen faktor terhadap adiksi nikotin. Hasil: Terdapat perbedaan rerata skor total CDS yang bermakna pada jenis kelamin laki-laki (5.79 ± 5.25; p=0.000), tingkat pendidikan SMA sederajat atau lebih rendah (0.55 ± 8.34; p=0.001), usia mulai merokok ≤ 15 tahun (4.62 ± 5.29; p=0.006), dan diagnosis gangguan jiwa skizofrenia (3.92 ± 7.48; p=0.006). Tidak ditemukan perbedaan bermakna rerata skor total CDS pada kelompok usia yang berbeda (0.09 ± 7.93; p=0.471). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada rerata skor total CDS untuk kelompok jenis kelamin laki-laki, tingkat pendidikan SMA sederajat atau lebih rendah, usia mulai merokok ≤ 15 tahun, dan diagnosis gangguan jiwa skizofrenia pada pasien di Poli Jiwa Dewasa RSCM. ......Introduction:In Indonesia, smoking is one of the biggest health problem contributors as the smoking rate in Indonesia is still high. Based on Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) in 2018, the smoker at the age of 15 and above has a percentage of 33,8% in Indonesia, with 62,9% of the smoker being men and 4,8% being women. Nicotine which is found inside the cigarette has a positive effect on cognition and mood, however continuous usage of nicotine results in desensitization of nicotine cholinergic receptors (nAChRs) which can cause nicotine dependence and addiction. Nicotine addiction is known to have a high prevalence in psychiatric patients. This study is aimed to know the factors contributing to nicotine addiction at Adult Psychiatric Ward Cipto Mangungkusumo Hospital. Method:This study uses a cross-sectional design for patients at Adult Psychiatric Ward Cipto Mangunkusumo Hospital. The study was conducted by interviewing 87 patients in the psychiatric ward. The interview uses a questionnaire that has been prepared by the researcher to find out the factors contributing to nicotine addiction, and Cigarette Dependence Scale (CDS) to measure nicotine dependency. The results will be analyzed using a bivariate study to discover the significance of each factor toward nicotine addiction. Result:There is a significant difference of total CDS score on men (5.79 ± 5.25; p= 0.000), educational level of high school or below (0.55 ± 8.34; p=0.001), age to start smoking ≤15 years old (4.62 ± 5.29; p=0.006), and psychiatric diagnosis of schizophrenia (3.92 ± 7.48; p=0.006). There is no significant difference of total CDS score between different groups of age (0.09 ± 7.93; p=0.471).Conclusion:There is significant difference of total CDS score between male sex group, educational level, the age to start smoking, and psychiatric diagnosis in patients at Adult Psychiatric Ward Cipto Mangunkusumo.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmadiva
Abstrak :
ABSTRACT
Tembakau selain dibuat menjadi rokok, dapat dibuat menjadi anti nyamuk. Kandungan nikotin, d-limone, indol, dan piridin yang berada pada tembakau tersebut dapat dijadikan alternatif dari bahan anti nyamuk sintetik yang berada di pasaran seperti N,N-Diethyl-meta-toluamide DEET dan permetrin. Tujuan penelitian ini adalah membuat, mengevaluasi formulasi melihat kestabilan formulasi emulgel ekstrak tembakau, dan melihat berapa kandungan nikotin yang terpenetrasi. Emulgel ini dibuat menjadi 4 formula, yaitu blangko yang tidak memiliki ekstrak, dan 3 formula lainnya dengan kadar ekstrak tembakau yang berbeda. Pengamatan organoleptis menunjukkan emulgel memberikan warna putih untuk blangko, putih kecoklatan dan semakin kecoklatan dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Setelah dilakukan evaluasi, emulgel ekstrak tembakau stabil pada penyimpanan pada temperatur 4 2 C, 28 2 C, 40 2 C, dan stabil setelah dilakukannya cycling test dan uji mekanik. Dari sediaan yang memiliki kandungan ekstrak paling tinggi dilakukan uji penetrasi, jumlah kumulatif nikotin yang terpenetrasi dari sediaan emulgel adalah 14180,628 mg/cm. Fluks dari sediaan emulgel adalah 22,986 mg/cm2menit. Persentase nikotin yang terpenetrasi dari sediaan emulgel adalah 157,562 . Berdasarkan hasil tersebut, keempat formula sediaan emulgel stabil, dan kadar nikotin yang terpenetrasi tidak melebihi batas toksik. Namun, emulgel ini tidak memenuhi syarat sebagai antinyamuk, yaitu tidak boleh terpenetrasi.
ABSTRACT
Beside for cigarrates manufacturing, Tobacco also can be used as mosquito repellent. Nicotine, d limone, indol, and pyridine contained in tobacco, can be used as alternative to substitute N,N Diethyl meta toluamide DEET dan Permethrine as mosquito repellent. But, as mosquito repellent, an active ingredients cannot be penetrated. This research 39 s objectives were to evaluate the formula and its stability, and to determine how much nicotin that penetrated. The emulgel was made into 4 different formulas 1 formula without tobacco extract and the others were differentiated by the concentration of the extract. Organoleptic observation of the emulgel was white and brownish white that getting darker along with the increasing of tobacco extract concentration. The emulgel of tobacco extract was stable at 4 2 C, 28 2 C, 40 2 C, after cycling test and sentrifugation test. From the highest concentration of tobacco extract of emulgel was tested its penetration ability. The total cumulative penetration, percentage of penetrated nicotine and flux of nicotine from emulgel dosage form was 14180.628mg cm, 157.562 , 22.986mg cm2minutes, respectively. It can be concluded that, the four Formulas of emulgel were stable and the percentage of penetrated nicotine was still below the toxic dose. But, this emulgel was not qualified as a mosquito repellent because it could be penetrated through skin.
2017
S68925
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Wening Pamungkasningsih
Abstrak :
Latar belakang: Zat beracun utama dalam rokok elektronik yang ditemukan juga pada rokok konvensional adalah nikotin.Hasil utama metabolisme nikotin berupa kotinin yang terdapat di plasma, urin dan saliva. Kotinin dapat digunakan sebagai penanda hayati penggunaan nikotin pada perokok elektronik. Nikotin juga bersifat adiktif yang menyebabkan ketergantungan, yang dapat menjadi salah satu faktor kendala dalam upaya berhenti merokok. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kadar kotinin urin dan tingkat ketergantungan nikotin pada laki-laki perokok elektronik reguler. Metode: Penelitian potong lintang secara consecutive sampling dilakukan pada kelompok laki-laki perokok elektronik reguler dan bukan perokok di tahun 2018. Semua subjek penelitian dilakukan wawancara dan pemeriksaan kadar kotinin urin menggunakan metode enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA). Kuesioner Penn State Nicotine Dependent Index (PSNDI) hanya diisi oleh kelompok perokok elektronik reguler untuk menentukan tingkat ketergantungan nikotin. Hasil: Kadar kotinin urin perokok elektronik pada kelompok tidak ada ketergantungan didapatkan lebih rendah dibanding kelompok ketergantungan sedang-tinggi (p=0,008). Kadar kotinin urin kelompok ketergantungan rendah lebih kecil dibanding kelompok ketergantungan sedang-tinggi (p=0,029).Median kadar kotinin urin kelompok perokok elektronik reguler lebih tinggi dibanding kelompok bukan perokok (276,11 [58.01-284.15] ng/mL vs 5.21 [4.65-23.72] ng/mL, p<0.001). Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar kotinin urin perokok elektronik dan bermakna secara statistik adalah usia (p=0.041), kadar nikotin cairan rokok elektronik (p=0.013) dan aroma cairan rokok elektronik (mentol dan non mentol) (p=0.040). Sebanyak 76.5% laki-laki perokok elektronik reguler mempunyai ketergantungan nikotin. Kesimpulan: Kadar kotinin urin dan tingkat ketergantungan nikotin pada laki-laki perokok elektronik reguler memiliki hubungan yang bermakna secara statistik. Kadar kotinin urin pada laki-laki perokok elektronik reguler lebih tinggi dibandingkan bukan perokok dan bermakna secara statistik. Faktor-faktor yang secara bermakna mempengaruhi kadar kotinin urin adalah usia, kadar nikotin dan aroma cairan rokok elektronik. ......Introduction: The main toxic substance in electronic cigarettes (e-Cig), also found in conventional cigarettes, is nicotine. The main product of nicotine metabolism is cotinine which can be found in plasma, urine and saliva. Cotinine can be used as a biomarker for nicotine in electronic cigarette users. Nicotine is also addictive which causes dependence, thus serves as one of problems in smoking cessation program. This study aims to determine the correlation of urine cotinine and nicotine dependence level in the regular e-Cig male users. Method: This cross-sectional study consecutively included regular e-Cig male users and non-smokers. All subjects were interviewed and were measured for its urinary cotinine levels (uCOT) were examined using an enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) method. The Penn State Nicotine Dependent Index (PSNDI) questionnaire was filled by regular e-Cig users. Results: The uCOT of e-Cig users in the non-dependency group was lower than the medium-high dependency group (p=0.008). The uCOT of e-Cig users in the low dependency group was lower than the medium-high dependency group (p=0.029). The median uCOT of the regular e-Cig users was higher than the non-smokers group (276.11 [58.01-284.15] ng/mL vs 5.21 [4.65-23.72] ng/mL, p<0.001). Factors influencing uCOT of e-Cigs users were age (p=0.041), nicotine level of e-Cig liquid (p=0.013) and flavor of e-Cig liquid (e.g. menthol or non-menthol) (p=0.040). Nicotine dependence was found in 76.5% regular e-Cig male users. Conclusion: The uCOT and nicotine dependence level on the regular e-Cig male users was significantly correlated. The uCOT of regular e-Cig male users was significantly higher than non-smokers, of which age, nicotine level and flavor of e-cCig liquid significantly influenced the uCOT.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pulungan, Alma Thahir
Abstrak :
ABSTRAK
Pendahuluan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi ketergantungan nikotin di siswa/i SMA menggunakan Fagerstrom test for nicotine dependence dengan latar belakang lingkungan perkotaan dan pedesaan.

Metode: Jumlah sampel adalah 757 siswa SMA dari enam SMA yang berbeda terdiri dari kelas 1, 2 dan 3 dipilih berdasarkan stratified cluster random sampling, siswa diminta untuk mengisi pertanyaan tentang status merokok dan mengisi Fagerstrom test for nicotine dependence jika responden adalah perokok.

Hasil: Jumlah 167 siswa dengan status merokok diperoleh ketergantungan nikotin sebanyak 28 orang (16,8%) dengan 8 orang (11,1%) di perkotaan dan 20 orang (21,1%) di daerah pedesaan. Faktor yang bermakna secara statistik terhadap ketergantungan nikotin adalah jenis kelamin, pencetus, jenis hisapan, usia pertama kali merokok lama merokok, jumlah rokok yang dihisap per hari dan indeks Brinkman. Kadar CO ekshalasi menunjukkan hubungan yang bermakna terhadap ketergantungan nikotin.

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, pencetus, jenis hisapan, usia pertama kali merokok, jumlah rokok yang dihisap per hari , lama merokok, indeks Brinkman terhadap ketergantungan nikotin dan kadar CO ekshalasi terhadap ketergantungan nikotin.
ABSTRACT
Introduction:The study aims to determine the difference in the proportion of nicotine dependence among high school students using Fagerstrom Test for Nicotine Dependece set in urban and rural environment.

Method: Sample size is 757 high school students from six different high school consists of class 1, 2 and 3 were selected based on stratified cluster random sampling was asked to fill out the question of smoking status and filling Fagerstorm Test For Nicotine Dependence if the respondent is smokers.

Result :Amount of 167 students with smoking status and nicotine dependence measured results obtained by 28 (16.8%) persons with nicotine dependence with 8 (11.1%) people in urban areas and 20 (21.1%) people in the rural area. Factors were statistically significant to nicotine dependence is gender, the originator, type of inhale, age first smoked, number of cigarettes smoked per day, time of smoking and index Brinkman. CO levels and relationship with the level of nicotine dependence shows a strong and positive patterned.

Conclusion:There is a significant relationship between gender, the originator, type of inhale, age first smoked, number of cigarettes smoked per day to nicotine dependence and and level of CO exhalation to nicotine dependence.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Mirsyam Ratri Wiratmoko
Abstrak :
Merokok dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.World Health Organization (WHO) memprediksi pada tahun 2020 penyakit yang disebabkan oleh rokok akan menyebabkan kematian sebanyak 8.4 juta orang di dunia dan setengahnya berasal dari Asia. Varenicline, sebagai agonis parsial reseptor α4β2 nikotin asetilkolin, memiliki potensi yang cukup baik pada program berhenti merokok dengan cara melepaskan withdrawal effect dari nikotin dan menurunkan kebutuhan akan nikotin. METODE. Uji acak tersamar ganda antara bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012 dengan 12 minggu waktu terapi dan 12 minggu waktu pengamatan status merokok. 80 laki-laki perokok yang bersedia mengikuti penelitian dibagi kedalam kelompok varenciline dan kelompok plasebo.Varenicline dititrasi hingga 2x1 mg (n=40) dan plasebo (n=40) ditambah konseling mingguan. HASIL. Pada pengamatan 4 minggu (minggu 1-4) setelah 12 minggu terapi menunjukkan 55% peserta kelompok varenicline berhenti merokok dibandingkan kelompok plasebo sebesar 27,5%. (Prevalence Ratio [PR] 2,0). Pada pengamatan minggu ke 5-8, 52.5% peserta pada kelompok varenicline masih berhenti merokok dibandingkan dengan 20% pada kelompok plasebo (PR, 2,6). Pada pengamatan minggu 9-12, 47,5% peserta pada kelompok varenicline masih berhenti merokok dibandingkan 17,5% pada kelompok plasebo (PR, 2,7). Rerata hari pertama bebas rokok pada kelompok varenicline adalah 40,63 hari, sedangkan pada kelompok plasebo 56,43 hari. Efek samping yang paling banyak pada penggunaan varenicline adalah mual yang terdapat pada 9 peseerta (22,5%). Rerata kadar CO awal adalah 18,46 ppm, rerata Fagerstrom test untuk ketergantungan nikotin adalah 6,4 dan rerata indeks Binkman adalah 317,9. KESIMPULAN. Varenicline memiliki efikasi yang baik, aman dan dapat ditoleransi baik sebagai farmakoterapi program berhenti merokok. ......Smoking has increased risk of morbidity and mortality. World Health Organization predicts that by 2020, disease caused by smoking will result in the deaths of around 8.4 million people in the world and half of these deaths from Asia. Varenicline, a partial agonist at the α4β2 nicotinic acetylcholine receptor, has the potential to aid smoking cessation by relieving nicotine withdrawal symptoms and reducing the rewarding properties of nicotine. METHOD. A randomized, single-blind, placebo controlled trial conducted between July 2012 and December 2012 with a 12 week treatment period and 12 week follow-up of smoking status. 80 male adult smokers who volunteered for the study divide into varenicline and placebo group. Varenicline titrated to 1 mg twice daily (n=40) or placebo (n=40) for 12 weeks, plus weekly smoking cessation counseling. RESULT. During 4 weeks (weeks 1-4) after 12 weeks of treatment, 55% of participants in the varenicline group were continuously abstinent from smoking compared with 27.5% in the placebo group (Prevalence Ratio [PR] 2,0). For weeks 5 through 8, 52.5% of participants in the varenicline group were continuously abstinent compared with 20% in the placebo group (PR, 2,6). For weeks 9-12, 47.5% of participants in the varenicline group were continuously abstinent compared with 17.5% in the placebo group (PR, 2,7). Mean of first day free of smoking used Varenicline for smoking cessation was 40,63 days and mean of first day free of smoking used placebo was 56.43 days. The most adverse event with varenicline was nausea, which occurred in 9 Participants (22,5%). Mean of CO level was 18,46 ppm, mean of Fagerstrom score for nicotine dependence was 6,4, and mean of Brinkman index was 317,9. CONCLUSION. Varenicline is an efficacious, safe, and well-tolerated smoking cessation pharmacotherapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniella Satyasari
Abstrak :
Latar Belakang: Penilaian ketergantungan nikotin dapat memengaruhi tatalaksana. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan instrumen untuk menilai ketergantungan nikotin seseorang secara objektif dan terukur, yaitu instrumen CDS-12 versi Bahasa Indonesia dan melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut. Metode: Penelitian potong lintang pada subjek perokok di Unit Rawat Jalan Paru Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada Juli hingga Desember 2018 (N=120, usia 18 hingga 59 tahun) dengan sampling konsekutif dan sampling sistematik untuk tes ulang (N=20), melakukan penerjemahan yang disesuaikan dengan budaya Indonesia, penerjemahan balik, uji validitas isi, konstruksi dan reliabilitas test-retest instrumen CDS-12 versi Bahasa Indonesia. Hasil: Uji validitas isi memperoleh hasil I-CVI sebesar 0.96, S-CVI sebesar 0.916 dan CVR setiap butir bernilai 1, kecuali butir kedelapan yang bernilai 0.3. Hasil Exploratory Factor Analysis mengekstraksi dua faktor dan jumlah kumulatif persentase varians 65.614% dengan susunan muatan yang berbeda dari konstruksi aslinya. Hasil Confirmatory Factor Analysis tidak mengonfirmasi model tersebut sehingga diperlukan modifikasi. Model akhir yang dimodifikasi memiliki dua faktor yang masing-masing terdiri dari delapan butir dan dua butir yang memiliki nama faktor baru dengan Chi-Square 0.014, RMSEA 0.076, GFI 0.934, dan CFI 0.977. Hasil koefisien Cronbach's alpha sebesar 0.916 dan 0.913 untuk model yang baru, serta ICC test-retest sebesar 0.931 dan 0.914 untuk model yang baru. Diskusi: Belum ada instrumen pembanding ketergantungan nikotin di Indonesia, hasil validitas konstruksi yang perlu dimodifikasi. Simpulan. CDS-12 versi Bahasa Indonesia layak digunakan karena memiliki nilai psikometrik yang sahih dan andal dengan memerhatikan pertimbangan terkait validitas konstruksinya. ......Background: Assessment of nicotine dependence will have impact on it's treatment This study aims to obtain an instrument to assess nicotine dependence objectively and measurably, CDS-12 Indonesian version and to evaluate the validity and reliability of the instrument. Methods: This is a cross-sectional study on smokers subject, conducted in the Lung Clinic of Cipto Mangunkusumo Hospital from July to Desember 2018. Subjects were recruited through consecutive sampling (N = 120, aged 18-59 years old). The instrument was translated, adapted to Indonesian culture, and back-translated. Content validity and test-retest reliability (N = 20 using systematic sampling) of CDS-12 Bahasa Indonesia version were evaluated. Results: I-CVI is 0.96, S-CVI is 0.916 and CVR for each butir is 1, except 0.3 for butir 8. Exploratory Factor Analysis extract two factors and explains 65.614% of variance with different factor loading configuration from that of the original construct. Confirmatory Factor Analysis with last modified model given two factors with new name consists eight and two items each, with two items removed. New model given Chi-Square 0.014, Root Mean Square Error of Approximation 0.076, Goodness Fit Index 0.934 and Comparative Fit Index 0.977. For reliability, Cronbach's alpha is 0.916 and 0.913 for the new model along with ICC 0.931 and 0.914 for the new model. Discussion: Currently there is no other instrument assessing nicotine dependence in Indonesia and the result of modified construction validity. Conclusion: The CDS-12 Indonesian version is acceptable for use to measure nicotine dependence with good psychometric properties which reliable and valid by considering certain reasoning regarding its construct validity.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Ahmad Fauzantoro
Abstrak :
Penelitian dalam disertasi ini mengusulkan metode ekstraksi panas refluks etanol untuk mendapatkan kadar nikotin yang tinggi dalam ekstrak hasil refluks etanol EHRE . Kandungan tertinggi nikotin dalam ekstrak diperoleh sebesar 6,30 b/b , yang dicapai pada 6 jam ekstraksi dengan suhu optimum 70 C, kecepatan pengadukan 150_rpm dan rasio solid terhadap pelarut sebesar 1:5. Nikotin yang dihasilkan dari literatur hanya berkisar 0,30 ndash; 3,60 berat berdasarkan berat kering daun tembakau b/b . Pengembangan teknik ekstraksi dalam penelitian ini ternyata mampu meningkatkan kadar nikotin 60 lebih tinggi daripada hasil yang ada dalam literatur. Peningkatan yang signifikan ini sangat penting untuk keperluan data lebih lanjut pada pemurnian nikotin. Ekstrak yang diperoleh kemudian diaplikasikan sebagai biopestisida terhadap hama penggerek buah kopi Hypothenemus hampei . Aplikasi EHRE sebagai biopestisida menunjukkan intensitas rata-rata serangan hama penggerek buah kopi hanya 1,83 dibandingkan dengan kontrol 12,58 selama 6 minggu pengamatan. Hasil tersebut menunjukkan bahwa EHRE N. tabacum var. Virginia memiliki potensi kuat dan efektif digunakan sebagai biopestisida melawan hama penggerek buah kopi. Simulasi produksi pabrik biopestisida skala komersial berikut studi kelayakan ekonominya juga dilakukan dalam penelitian ini. Data diambil dari literatur maupun hasil penelitian pada skala pilot. Berdasarkan simulasi dan analisis menggunakan software SuperPro Designer v9.0, diperoleh kapasitas produksi sebesar 433 kg.batch-1 atau 570.282 kg.tahun-1. Nilai ROI; Payback period; IRR; dan NPV berturut-turut sebesar 30,57 ; 3,27 tahun; 30,55 ; dan 16.580.000 USD.
This study proposed a heat reflux extraction HRE method to increase the yield of nicotine from ethanolic heat reflux extract EHRE of N. tabacum. The highest yield of nicotine 6.30 wt was achieved at 6 hours, optimum temperature at 70 C, 150 rpm and fixed solid-to-solvent ratio at 1:5. Nicotine yields from the literatures were obtained between 0.30 to 3.60 wt of nicotine per dry weight of tobacco leaves. Development of the HRE increased the nicotine yield to 60 more than the highest yield reported in the literatures. This significant improvement is important for further purification in nicotine production. The EHRE was then applied as a biopesticide against coffee berry borer Hypothenemus hampei . Application of the EHRE as a biopesticide shows that average intensity of the coffee berry borer attack was 1.83 compared with the control 12.58 for six weeks observation. These results indicated that the EHRE of N. tabacum var. Virginia has strong potential and effective as a biopesticide against coffee berry borer. Simulation of production of biopesticide plant at commercial scale and its feasibility study was accomplished in this research. Data were taken from the literature as well as pilot scale results. The simulation results showed that capacity of biopesticide production was 433_kg.batch-1_or 570,282_kg.year-1, while values of ROI; payback period; IRR; and NPV were 30.57 ; 3.27 years; 30.55 ; and 16,580,000 USD.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2484
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Muhammad Fathi
Abstrak :
Pembatasan penggunaan daun tembakau kering untuk produksi rokok harus disertai dengan adanya pengembangan produk alternatif non-rokok yang berbahan dasar daun tembakau. Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan kandungan senyawa nikotin yang telah diisolasi pada daun tembakau. Nikotin diisolasi dari ekstrak daun tembakau menggunakan metode kromatografi kolom dengan variasi rasio campuran petroleum eter dan etanol sebagai fasa gerak, dimulai dari 8:2, 6:4, 4:6, 2:8, hingga 0:10. Fraksi hasil dari setiap rasio yang berhasil didapatkan, kemudian diuji secara kualitatif dengan menggunakan kromatografi lapis tipis KLT serta secara kuantitatif dengan instrumen HPLC. Proses kromatografi yang dilakukan mampu mengisolasi 4,006 senyawa nikotin dari nilai awal sebesar 4,19 . Didapatkan pula bahwa senyawa etanol baik untuk digunakan dalam mengisolasi nikotin yang terdapat dalam ekstrak daun tembakau.
Restrictions on the use of dried tobacco leaf for cigarette production must be accompanied by the development of non cigarette alternative products that are made from tobacco leaves. One of the alternatives that can be done is to use the nicotine compound that is isolated from tobacco leaf extract. Nicotine is isolated using column chromatography method with the variation of mobile phase mixture petroleum ether and ethanol, started from 8 2, 6 4, 4 6, 2 8, to 0 10. All of the chromatographic fraction from each mobile phase rsquo s ratio is then tested qualitatively using thin layer chromatography TLC and also quantitatively using HPLC instrument. The column chromatography process can isolate 4.006 of nicotine compound from 4.19 tobacco leaf extract rsquo s nicotine. It is also known that ethanol is good to be used as chromatography rsquo s mobile phase for nicotine isolation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>