Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bre Redana
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia, 2017
808.83 BRE k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Sudung Mulianto
"Pada saat sekarang, industri persurat?kabaran di Indonesia menunjukkan perkembangan yang cukup berarti. Persaingan yang terjadi dalam industri ini menunjukkan intensitas yang meningkat. Berbagai macam surat kabar mencoba untuk bertahan atau memperbesar pasar. Sebagian berhasil, namun sebagian lagi gagal.
Perubahan juga terjadi dalam industri persuratkabaran itu sendiri. Adanya kemajuan teknologi percetakan menyebabkan, berhasilnya dicetak surat kabar dengan mutu yang lebih bagus. Saat mendatang, kemungkinan digunakan teknologi cetak jarak jauh di Indonesia bukan suatu hal yang tidak mungkin.
Sifat surat kabar itu juga mengalami perubahan. Surat kabar yang tadinya merupakan juru bicara kelompok tertentu atau terkait erat dengan kelompok tertentu, kini mulai melepas ke terkaitan itu paling tidak secara formal. Sebaliknya surat kabar yang tegas-tegas menyatakan diri sebagai mewakili suara kelornpok tertentu, ternyata menghadapi pangsa pasar yang relatif statis, bahkan cenderung menurun.
Ada lagi ciri yang menonjol dan industri persurat - kabaran, yakni keterkaitannya dengan iklan. Kemampuan untuk merebut iklan adalah merupakan salah satu cara untuk mempertahankan kelangsungan hidup surat kabar. Tanpa persentase iklan yang cukup, maka sukar bagi surat kabar untuk bertahan pada tingkat harga penjualan yang ada saat ini. Sementara kemungkinan untuk menaikkan harga penjualan adalah sangat tipis sekali.
Situasi persaingan yang demikian ketat, mengharuskan adanya suatu strategi bersaing yang terencana dan sistematis bagi setiap surat?kabar. Untuk itu perusahaan surat-kabar harus melakukan analisa mendalam mengenai lingkungan yang mempengaruhi serta mengenai struktur industri persurat?kabaran itu sendirì. Berdasarkan analisa tersebut, perusahaan menyusun su atu strategi bersaing yang akan dipakai.
Adanya perencanaan strategi bersaing secara eksplisit ini, akan memberikan arah pada pelaksanaan bauran pemasaran yang dipilih oleh perusahaan. Dengan demikian diharapkan bahwa perusahaan akan dapat membangun "keunggulan kompetitif" (competiive advantage) dalam jangka panjang. Juga diharapkan bahwa sumber daya terbatas yang dimiliki oleh perusahaan dapat digunakan secara maksimal.
Kedua surat kabar SURKA dan SINPA berusaha menempatkan produknya pada suatu posisi tertentu di pasar. Mereka mencoba untuk mengadakan segmentasi pasar. Namun belum terlihat adanya kesesuaian antara produk yang disajikan dengan segmen pasar yang dituju. Hal ini menyebabkan usaha menempatkan produk dalam pasar belum lagi tepat seperti yang diinginkan.
Dalam melaksanakan strategi pemasaran kedua perusahaan tersebut telah mencoba menggunakan instrumen bauran pemasaran seperti produk, promosi, harga dan distribusi. Tetapi dalam peng gunaan instrumen tersebut kurang terlihat kesadaran bahwa keempat instrumen adalah saling mempengaruhi satu dengan lainnya. Sehingga tidak jarang dalam pelaksanaan penggunaan satu instrumen bertentangan dengan instrumen lainnya.
Secara keseluruhan masih banyak terdapat titik lemah pada kedua perusahaan itu yang perlu diperbaiki untuk dapat terus bersaing pada industri surat kabar. Tanpa adanya perbaikan maka ada kecenderungan kedua perusahaan akan dalam posisi yang semakin melemah."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasmi Wahyudi
"Skripsi ini membahas proses berdirinya Surat Kabar Republika. Proses berdirinya Surat Kabar Republika tidak terlepas dari peran ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia) dalam pendiriannya. Proses tersebut sesuai dengan realisasi hasil Silaknas I ICMI yang terbentuk rencana kerja konvergensi. Kemudian pendirian Surat kabar Republika dinyatakan secara tegas dalam program ICMI yang berbentuk Rensi Jannah (Rencana Kerja Jangka Menengah), dan Rensi Jannatun (Rencana Kerja Jangka Tahunan). Pada proses pendirian Surat Kabar Republika ICMI bekerja sama dengan orang-orang yang sudah berpengalaman di bidang penerbitan Koran. Mereka diantaranya adalah wartawan yang sebelumnya menangani harian Berita Buana, dan wartawan berpengalaman lainnya seperti Parni Hadi dari Antara. Mereka sepakat menamakan Koran yang akan dibentuk bernama Republik. Kemudian diubah menjadi Republika oleh Presiden Soeharto setelah BJ Habibie menerimanya meminta izin prinsip. Setelah mendapatkan izin prinsip dari Presiden Soeharto, mereka kemudian melakukan persiapan-persiapan untuk pendirian Republika. Hal tersebut dilaksanakan agar nanti Republika tidak hanya bertahan 1 hingga 2 tahun saja, mengingat Jumlah Koran terlalu banyak, sehingga merebut pembaca sangat ketat. Padahal kebudayaan komunikasi kita bukan budaya baca. Untuk itu tim-tim tersebut melakukan studi kelayakan Republika. Kemudian dalam proses memperoleh SIUPP tim ini membentuk Yayasan Abdi Bangsa. Yayasan yang merupakan perpanjangan dari Yayasan ISMI ini didirikan pad a17 Agustus 1992 di hotel le meridian Jakarta. Setelah berdirinya Yayasan Abdi bangsa SIUPP juga tidak keluar, kemudian dibentuk P.T. Abdi Massa. Setelah prosedur-prosedur dilengkapi akhirnya SIUPP keluar pada 19 Desember 1992. Republika terbit untuk pertama kali pada 4 Januari 1993. Kemudian setelah Republika terbit menimbulkan keraguan masyarakat apakah Republika dapat menyajikan pemberitaan secara objektif. Hal ini dikarenakan terlibatnya ICMI dalam penerbitan koran tersebut. Keterlibatan ICMI ini juga diakui oleh Habibie sebagai ketua umum ICMI. Mengenai hal tersebut Parni Hadi sebagai Pemimpin Umum Republika menyatakan bahwa harian Republika sama sekali bukan corong ICMI, sekalipun mendapat sponsor utama dari Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Republika dalam kiprahnya tetap menjadi miliki seluruh bangsa, sehingga bila terdapat kesalahan pemikiran atau tindakan yang dilakukan oleh anggota ICMI, maka harian ini akan tetap mengkritiknya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2005
S12370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I.B. Dharmasusila
"Inflasi mempengaruhi struktur pendapatan dan biaya perusahaan. Dampak inflasi cenderung menurunkan pendapatan dan meningkatkan biaya, sehingga pengendalian inflasi perlu dilakukan perusahaan untuk mempertahankan atau meningkatkan keuntungan dan mengurangi biaya. Untuk terwujudnya karya tulis ini, penulis menggunakan metoda studi kepustakaan dan riset lapangan. kepustakaan yaitu mengumpulakan buku-buku, majalah, Studi artikel koran, dan penulisan lain yang dapat mendukung terwujudnya skripsi ini. Riset lapangan yaitu melakukan kunjungan keperusahaan, wawancara, dan menganalisa data-data yang mendukung perusahaan ini. Dari hasil penelitian menunjukkan perusahaan belum memiliki sistem untuk mempelajari pengaruh inflasi. Perusahaan mengantisipasi masalah inflasi dengan membuat budget dan memperkirakan persentase kenaikan biaya. Inflasi yang dihadapi perusahaan disebabkan 'cost push' inflation. Biaya-biaya yang meningkat terutama pada biaya bahan baku, biaya cetak, dll. Dari segi pendapatan, secra nominal pendapatan perusahaan meningkat. Tetapi, jika dikonversikan dengan tingkat inflasi tahun ini dibandingkan tahun sebelumnya, pendapatan perusahaan menunjukkan penurunan. Perusahaan juga mulai memperhatikan segi promosi untuk meningkatkan penjualan. Untuk megurangi pengaruh inflasi ini, perusahaan harus mengendalikan biaya, antara lain dengan jalan : - Otomatisasi proses k8rja. - Memperbaiki sistem pengeluaran kas. - Mengendalikan pemakaian kertas koran dan bahan-bahan lainnya . Meningkatkan kemampuan karyawan dan manajemen. Untuk meningkatkan pendapatan, perusahaan sebaiknya meningkatkan harga jual dan menambah jumlah halaman. Ini berguna untuk menambah pendapatan dari penjualan iklan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18476
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Priamudi
"Ketika terjadi peristiwa berdarah G 30 SIPKI tanggal 30 September 1965, masyarakat menginginkan agar Sukarno segera menyelesaikan masalah tersebut. Penyelesaian yang dinanti tak kunjung tiba ditambah kondisi ekonomi semakin memburuk mengakibatkan masyarakat mengambil jalan pintas, turun ke jalan menuntut agar PM dan ormas-ormasnya dibubarkan. Gema tuntutan itu semakin menguat dengan dukungan mahasiswa yang menjadi pelopor gerakan tersebut. Mahasiswa pada masa itu menjadi tumpuan masyarakat yang haus akan keadilan. Dengan berbagai cara mahasiswa mengupayakan agar Sukarno mengadili PM dan memperbaiki situasi ekonomi yang semakin parah. Untuk mendukung aksi, mereka pada tanggal 25 Oktober 1965 mendirikan Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAM1). Bahkan mereka mendirikan surat kabar yang berskala nasional yaitu Harian KAMI . Harian KAMI secara resmi diterbitkan oleh mahasiswa pada tanggal 17 Juni 1969 dengan tujuan mendukung kegiatan-kegiatan yang dilakukan KAMI dan menyebarluaskan keseluruh Indonesia. Program yang menonjol dari mahasiswa pads saat itu adalah TRITURA. Harian ini kemudian dengan cepat menjadi popular. Meskipun hanya sebatas koran mahasiswa, namun berita-berita yang disajikan cukup menarik perhatian umum. Disisi lain pada saat itu cukup tanggap pada keadaan negaranya. Para pengelola Harian KAMI berasal Bari orang-orang muda dan ketika peristiwa 30 September meletus PKI kemudian mendapat tekanan, orang-orang muda ini memanfaatkan momentum tersebut untuk menyalurkan aspirasi politiknya dan terlibat aktif bersama Angkatan Darat untuk meruntuhkan sistem Demokrasi Terpimpin yang dianggap menguntungkan PKI sekaligus menjatuhkan Sukarno. Tumbangnya kekuasaan Orde Lama, dan lahirnya Orde Baru tidak bisa dilepaskan dari peranan mahasiswa termasuk Harian KAMI didalamnya, yang merupakan corong suara mahasiswa. Tokoh-tokoh angkatan 66 seperti : Nona Anwar Makarim, Ismid Hadad, Cosmas Batubara, Emil Salim, Marie Muhamad, Anis Ibrahim dan Eka M Jamaan adalah sosok individu-individu yang memberi corak dan arah politik Harian KAMI. PKI adalah kekuatan politik yang menjadi sasaran kritikan keras harian ini. Koran mahasiswa ini secara frontal mengecam semua sepak terjang partai tersebut dalam kancah politik Indonesia yang selama ini dipayungi oleh sistem Demokrasi Terpimpin. Harian ini menginginkan agar PKI dibubarkan dan diadili karena mereka telah melakukan dosa besar dengan meletusnya peristiwa 30 September I965. Tokoh-tokoh yang dianggap PM seperti Subandrio dan Aidit dan tokoh lainnya seringkali mendapat kecaman keras dari harian ini. Sosok Sukarno dikecam harian ini karena Sukarno tidak segera menindak PKI dan sistem politik Demokrasi Terpimpinnya yang dianggap banyak menguntungkan PKI, dan harian mahasiswa ini menginginkan Sukarno mundur dan mempertanggungjawabkan sepak terjang politiknya yang mereka anggap telah menyimpang. Mereka juga mengkritik kekuatan-kekuatan yang masih bersimpati atau mendukung PKI seperti PNI ASU (PNI Ali Surahman). Pada tanggal 21 Januari 1974 merupakan akhir dari sepak terjang Harian KAMI. Peristiwa Malapetaka Lima Belas Januari (MALARI) telah mengakibatkan dibreidelnya beberapa koran nasional termasuk Harlan KAMI didalamnya. Pembreidelan ini membuktikan bagaimana konsistennya harian ini dalam menempatkan posisinya sebagai pembela keadilan dan kebenaran yang selalu menjadi landasan berpikir maupun bertindak para mahasiswa Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1994
S12479
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library