Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agita Nalsalia
"Skripsi ini membahas mengenai faktor-kator yang dapat mempengaruhi intensi
pengguna intenet banking untuk mau mengadopsi mobile banking yang
dikeluarkan oleh bank yang sama. Bank yang dijadikan objek penelitian adalah
BCA dengan layanan Klik BCA dan m-BCA. Terdapat lima exogenous construct
yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu: task fit, monetary value,
connectivity, personal innovativeness, dan absorptive capacity. Endogenous
construct yang digunakan di dalam penelitian ini adalah perceived usefulness,
perceived ease of use, serta usage intention Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hanya perceived usefulness dan perceived ease of use sangat mempengaruhi
intensi nasabah pengguna Klik BCA untuk menggunakan mobile banking.
Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara absorptive capacity
terhadap inetensi untuk mengadopsi. Serta perceived ease of use memiliki
pengaruh negatif terhadap perceived usefulness.

The focus of this study to understand factors that influence intention of intenet
banking costumer to use mobile technology that created by the same bank. The
object of this research is BCA that create Klik BCA and m-BCA. To create a
unified view, this study use five exogenous construct: task fit, monetary value,
connectivity, personal innovativeness, and absorptive capacity. Also, three
endogenous construct: perceived ease of use, perceived usefulness, and absorptive
capacity. The result of this studies show that perceived ease of use and perceived
usefulness influence consumer intention to adopt mobile banking. Moreover, task
fit and monetary value can increase consumer‘s perceived usefulness
significantly. Connectivity and personal innovativeness also influence consumer‘s
perceived ease of use. However, absorptive capacity doesn‘t influence usage
intention and there is negative influence of perceived ease of use to perceived
usefulness."
Lengkap +
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S57139
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Rosalinda
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2001
S23551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raynanda Syarifudin
"Industri perbankan menjadi salah satu sektor yang memimpin dalam penggunaan teknologi informasi. Salah satunya adalah layanan keuangan digital dalam bentuk aplikasi mobile banking. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aplikasi mobile banking terhadap profitabilitas perbankan Indonesia. Penelitian ini menggunakan data panel dari 12 bank di Indonesia yang sudah memiliki aplikasi mobile banking dan diolah menggunakan metode random effect model selama periode 2006-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi mobile banking memiliki hubungan positif dengan profitabilitas tetapi tidak signifikan. Hubungan positif ini dapat mendorong perbankan untuk menghadirkan keuangan inklusif melalui layanan keuangan digital di Indonesia.

The banking industry has become one of the leading sectors in using the information technology; or instance digital finance service in the form of mobile banking application. This study discusses the impact of mobile banking application on Indonesian banking profitability. The study used panel data of 12 banks in Indonesia which have mobile banking application and was processed using the random effect model within the 2006 to 2013 period. The results show that the mobile banking application has a positive relationship with profitability although not significant. This positive relationship can encourage banks to enhance their profitability performance, since it may increase people participation in banking and financial systems.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
S56851
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldiansah Prayogi
"Pandemik Covid 19 dan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat di Indonesia telah dilalui juga dengan terjadinya peningkatan 71% transaksi mobile banking. Bank XYZ merupakan salah satu Bank milik BUMN dan sebagian sahamnya juga dimiliki oleh publik ikut berdampak dengan delapan kali lipat pengguna dan lima kali lipat transaksi mobile banking hingga 2022. Melihat peningkatan pengguna dan transaksi mobile banking ini juga menjadi perhatian penjahat siber untuk mengambil kesempatan. Hal ini ditunjukkan dengan ditangkapnya 13 pelaku pengambilalihan 493 akun nasabah mobile banking dengan kerugian 12 milyar Rupiah melalui social engineering, phishing, dan file .apk palsu untuk mengakses inbox SMS OTP atau Magic Link. Bank XYZ pun terkena serangan tersebut dengan didapatkannya 1008 akun impersonasi Bank XYZ di Whatsapp dan 500 kasus pengambilalihan akun serta pencurian uang nasabah mobile banking sejak 2022 dengan kerugian milyaran Rupiah. Akar masalah telah dianalisis dari sisi People, Process, dan Technology serta telah ditentukan sisi Technology untuk diberikan solusi untuk pencegahannya. Tinjauan literatur digunakan untuk mencari penelitian sebelumnya dan referensi pendukung penelitian ini dengan 3C+2S serta membentuk kerangka teoretis. Desain dan tahapan penelitian ini dibuat, mulai dari identifikasi masalah, tinjauan literatur, penggunaan kerangka kerja NIST CSF dan COBIT untuk menerapkan teknologi pencegahan pengambilalihan akun mobile banking, dan validasi rancangannya dengan manajemen PT Bank XYZ. Teknologi yang disarankan untuk menjadi solusi pencegahan pengambilalihan akun mobile banking adalah pengembangan atau pengganti SMS OTP atau Magic Link dengan memanfaatkan infrastruktur seluler. Verifikasi dilakukan pada jaringan inti seluler (MME, SGW, dan GGSN/PGW) dengan membandingkan kesesuaian nomor telepon yang terdaftar di aplikasi dengan nomor telepon yang sedang digunakan di smartphone atau tablet menggunakan Header Enrichment. Dengan demikian, penjahat siber yang memiliki kredensial korban, tidak bisa mengambilalih akun dan mencuri uang nasabah di mobile banking, karena penjahat siber tidak memiliki nomor telepon yang terpasang di smartphone atau tablet-nya. Pengetesan dilakukan dengan API yang disediakan salah satu operator seluler dengan mengintegrasikan ke aplikasi prototype yang dibuat. Hasil yang diperoleh dari beberapa skenario pengetesan, pengambilalihan akun tidak dapat terjadi, rancangan desain aksi penerapan teknologi autentikasi sudah tervalidasi, dan dapat dijadikan acuan.

The Corona virus 19 pandemic and the gathering activity restrictions in Indonesia have been passed with an increase of 71% in mobile banking transactions. Bank XYZ is a state-owned bank and which part of its shares are also owned by the public has had an impact too with eight times more users and five times more transactions of mobile banking until 2022. Seeing the increase in mobile banking users and transactions, it is also a concern for cybercriminals to take advantage. This was shown by the arrest of 13 threat actors who have taken over 493 mobile banking customer accounts with a loss of 12 billion Rupiah through social engineering, phishing, and fake .apk files to access OTP SMS inboxes or Magic Link. The attack also hit Bank XYZ by obtaining 1008 Bank XYZ impersonation accounts on Whatsapp and 500 cases of account takeover and theft of mobile banking customer money since 2022 with losses about billions of Rupiah. The root cause problem has been analyzed from the People, Process, and Technology side, then a Technology side has been determined to provide a solution for its prevention. The Literature review is used to find previous research and references to support this research with 3C + 2S also build a theoretical framework. The design and stages of this research were made, starting from identifying the problem, reviewing the literature, using the NIST CSF and COBIT frameworks for technology implementation to prevent takeover of mobile banking accounts, and validating the design with management of Bank XYZ. The recommended technology to be a solution to prevent takeover of mobile banking accounts is the development or replacement of SMS OTP or Magic Link by utilizing cellular infrastructure. Verification is carried out on the cellular core network (MME, SGW, and GGSN/PGW) to do comparison between the suitability of the phone number registered in the application with the phone number being used on a smartphone or tablet using Header Enrichment. Thus, cyber criminals who have the victim's credentials cannot take over accounts and steal customer money in mobile banking, because cyber criminals do not have a phone number installed on their smartphone or tablet. The test was carried out using an API provided by one of the mobile operators with a prototype application that has been built. The results obtained from several test scenarios, account takeover cannot occur, the action plan for implementing authentication technology has been validated and can be used as a guide or reference."
Lengkap +
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Namira Nur Azzahra
"Perkembangan era digital mendorong sektor perbankan agar turut berpartisipasi dalam memperluas cakupan layanannya. Dalam hal ini tentunya tidak hanya dampak positif, namun dampak negatif turut timbul bagi bank penyelenggara dan nasabah pengguna sebagai akibat dari layanan perbankan digital yang makin meluas. Bahkan, saat ini perilaku menyimpang yang menyalahgunakan layanan perbankan digital sering terjadi dan mudah sekali ditemukan terutama pada saat bertransaksi menggunakan kartu kredit dalam platform digital seperti e-commerce. Oleh sebab itu, skripsi ini akan membahas mengenai dibutuhkannya sistem keamanan yang layak dan mampu memberikan perlindungan bagi pihak yang terlibat dalam penggunaannya. Metode penelitian pada skripsi ini adalah yuridis-normatif dengan pendekatan kualitatif, serta menggunakan bahan kepustakan seperti bahan hukum primer dan sekunder. POJK tentang Penyelenggaraan Layanan Perbankan Digital mengatur bahwasannya bank wajib menerapkan paling sedikit two factor authentication untuk verifikasi transaksi keuangan pada layanan transaksional. Kode OTP adalah metode yang umum digunakan sebagai bentuk lapisan keamanan dengan kode unik yang dikirimkan kepada nomor telepon terdaftar milik nasabah dan hanya berlaku dalam waktu yang singkat, digunakan dalam rangka memverifikasi bahwa transaksi yang hendak dilakukan memang benar dilakukan oleh nasabah pemilik kartu. Tidak jarang ditemukan bahwa pihak yang dengan sengaja menyalahgunakan kode OTP. Cara-cara yang ditempuh mulai dari meminta sendiri kode OTP kepada nasabah yang bersangkutan sampai berusaha menguasai identitas dari nasabah secara utuh. Pada akhirnya, peneliti memperoleh kesimpulan bahwa masih diperlukan sistem keamanan yang mumpuni diiringi dengan edukasi dan literasi secara berkelanjutan kepada nasabah terkait kerahasiaan kode OTP yang harus dijaga serta potensi risiko terhadap produk dan/atau layanan perbankan digital.

The development of the digital era encourages banking sector to participate in expanding the scope of its services. In this case, there are not only positive impacts, but also negative impacts for the operating bank and customers as a result of increasingly widespread digital banking services. In fact, nowadays deviant behavior that misuses digital banking services often occurs and is easy to find, especially when transacting using credit cards on digital platforms such as e-commerce. Therefore, this thesis will discuss a proper security system that is needed and have to be able to provide protection for the parties involved. The research method in this thesis is juridical-normative with a qualitative approach and uses library materials such as primary and secondary legal materials. OJK Regulations on the Implementation of Digital Banking Services stipulates that the operating bank is required to implement at least two factor authentication for verification of financial transactions in transactional services. OTP Code is a method that commonly used as a form of security layer with unique code that is sent to the customer's registered phone number and is valid for a short time period, used to verify that the transaction is done by the customer who owns the card. It is easy to find that there are people who intentionally misuse the OTP code. Usually, it starts from asking the customer for the OTP code themselves to trying to master the identity of the customer. In the end, it could be concluded that a capable security system is still needed accompanied by education and literacy to customers regarding the confidentiality of the OTP code that must be maintained as well as the potential risks to digital banking products and/or services."
Lengkap +
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library