Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Hana Khairunnisa Salsabila
"Mual dan muntah adalah suatu kondisi yang dapat timbul dari manifestasi berbagai macam kondisi, contohnya efek samping obat, tindakan pembedahan, infeksi sistemik, kehamilan, dan radiasi atau kemoterapi. Ondansetron dan Metoklopramid merupakan dua jenis antiemetik yang kerap kali diberikan pada pasien rawat inap RS UI yang mengalami mual dan muntah. Ondansetron adalah obat antiemetik golongan selective 5-HT3 serotonin-receptor antagonist dan Metoklopramid merupakan antagonis reseptor dopamin D2. Pada proses peresepan obat, penilaian kesesuaian indikasi obat dengan diagnosis pasien dilakukan guna memperoleh ketepatan, keamanan, dan keefektifan pemberian obat. Melalui tugas khusus ini, diharapkan kesesuaian antara pemberian Ondansetron dan Metoklopramid pada pasien rawat inap RSUI bulan Januari 2023 dengan indikasi yang dipersyaratkan pada literatur dapat dinilai dan dievaluasi. Data pemberian Ondansetron pada pasien rawat inap RSUI periode Januari 2023 menunjukkan bahwa dari keseluruhan 50 pasien yang diberikan Ondansetron, sebanyak 24 pasien adalah pasien yang menjalani pembedahan. Di sisi lain, data pemberian Metoklopramid pada pasien rawat inap RSUI periode Januari 2023 menunjukkan bahwa sebagian besar pasien yang diberikan Metoklopramid Injeksi 10 mg/2 mL adalah pasien yang mengalami peradangan pada saluran pencernaan. Berdasarkan pengkajian data pemberian obat Ondansetron dan Metoklopramid pada pasien rawat inap RSUI periode Januari 2023, diperoleh kesimpulan bahwa pemberian Ondansetron dan Metokloramid di RSUI telah didasarkan pada diagnosis pasien dan disesuaikan dengan indikasi obat berdasarkan literatur, pemberian Ondansetron pada pasien rawat inap RSUI di bulan Januari 2023 didominasi oleh pasien yang merasakan mual muntah pasca pembedahan, dan pemberian Metoklopramid lebih difokuskan pada pasien yang mengalami peradangan dan nyeri pada saluran pencernaan.
Nausea and vomiting are conditions that can arise from the manifestation of various situations, for example, drug side effects, surgical, systemic infections, pregnancy, radiation or chemotherapy. Ondansetron and Metoclopramide are two types of antiemetics that are often administered to inpatients at RSUI who experience nausea and vomiting. Ondansetron is an antiemetic drug that belongs to the selective 5-HT3 serotonin-receptor antagonist, while Metoclopramide is a dopamine D2 receptor antagonist. In the drug prescription process, an assessment of the appropriateness of the medication's indication for the patient's diagnosis is performed to ensure the accuracy, safety, and effectiveness of drug administration. Through this special task, it is hoped that the compatibility between the administration of Ondansetron and Metoclopramide to inpatients at RSUI in January 2023 with the required indications in the literature can be assessed and evaluated. The data on the administration of Ondansetron to inpatients at RSUI in the January 2023 period show that out of a total of 50 patients given Ondansetron, 24 patients underwent surgery. Meanwhile, data indicates that most patients receiving Metoclopramide experienced digestive tract inflammation. Based on this assessment, it is evident that Ondansetron and Metoclopramide administration at RSUI is in line with diagnoses and aligned with indications specified in literature. Ondansetron was primarily given to post-surgery patients with nausea and vomiting in January 2023, whereas Metoclopramide was focused on those with digestive tract inflammation and pain."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Adriani Sekar Cantika
"Latar Belakang. Postoperative nausea and vomiting (PONV) atau mual dan muntah pascaoperasi adalah komplikasi yang paling sering terjadi setelah tindakan operasi dengan anestesi pada 24 jam pertama pascaoperasi. Tatalaksana PONV di RSCM masih berdasarkan kebijakan terkait dengan cost effective menggunakan kombinasi deksametason dan metoklopramid pada seluruh pasien tanpa melihat faktor risiko. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keefektifan tatalaksana PONV berdasarkan stratifikasi risiko PONV dan tatalaksana yang terdapat di RSCM. Metode Penelitian ini merupakan uji klinik acak tidak tersamar dengan 354 pasien yang menjalani operasi elektif dengan anestesi umum. Subjek dibagi menjadi dua kelompok: 193 pasien menerima tatalaksana standar (kombinasi deksametason 4 mg dan metoklopramid 10 mg), sedangkan 161 pasien lainnya mendapatkan intervensi berdasarkan stratifikasi risiko menggunakan kombinasi deksametason dan ondansetron untuk risiko sedang serta penambahan haloperidol untuk risiko tinggi. Hasil: Persentase kejadian PONV di RSCM berdasarkan penelitian adalah sebesar 14,6% pada seluruh sampel, dengan 52 pasien dari total 354 mengalami PONV. Kejadian PONV pada pasien risiko tinggi dengan anestesi umum berdasarkan stratifikasi risiko PONV lebih rendah secara bermakna dibandingkan pada pasien dengan tatalaksana kombinasi deksametason dan metoklopramid yang terdapat di RSCM (p < 0,001; OR 0,08; 95% CI: 0,01–0,28). Kesimpulan. Pencegahan PONV dengan Stratifikasi Risiko lebih efektif dibandingkan Tatalaksana Kombinasi Deksametason dan Metoklopramid pada Pasien Risiko Tinggi PONV.
Background. Postoperative nausea and vomiting (PONV) are the most common complications occurring within the first 24 hours following surgery under anesthesia. PONV management at RSCM is currently guided by cost-effectiveness policies, using a combination of dexamethasone and metoclopramide for all patients without considering risk factors. This study aims to evaluate the effectiveness of PONV management based on PONV risk stratification compared to the standard management used at RSCM. Methods. This study is a randomized, open-label clinical trial involving 354 patients undergoing elective surgery with general anesthesia. Subjects were divided into two groups: 193 patients received standard management (a combination of dexamethasone 4 mg and metoclopramide 10 mg), while the other 161 patients received intervention based on risk stratification using, namely, a combination of dexamethasone and ondansetron for moderate risk and the addition of haloperidol for high risk. Results. The overall incidence of PONV among all samples was 14,6%, with 52 out of 354 patients experiencing PONV. Among high-risk patients undergoing general anesthesia, the incidence of PONV was significantly lower with risk stratification-based management compared to standard treatment using a combination of dexamethasone and metoclopramide (p < 0.001; OR 0.08). Conclusion. PONV prevention based on risk stratification is more effective than standard management using a combination of dexamethasone and metoclopramide in high-risk PONV patients."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library