Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Nyeri Haid (Dysmenorrhea) bila dibandingkan dengan gangguan menstruasi yang
lairmya, merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh remaja. Oleh karena itu,
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat pengetahuan remaja putri
di Jakarta tentang nyeri haid (Dysmenorrhe) baik mengenai pengertian, penyebab, tanda
dan gejala maupun cara yang tepat dalam mengatasinya. Sebelumnya telah dilakukan uji
coba kepada 30 orang terhadap instrumen yang digunakan. Hasil uji inter reliabilitas
pada tingkat pengetahuan tentang nyeri haid (dysmenorrhea) menunjukan hasil r-alpha
(Cronbach’s Alpha)=0,763. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif sederhana
yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan remaja putri tentang
gejala dan cara mengatasi nyeri haid (Dysmenorrhea), dengan jumlah sampel 92. Sampel
tersebut dipilih dengan menggunakan simple random sampling. Data demografi, riwayat
menstruasi dan tingkat pengetahuan diolah dengan menggunakan analisa univariat yang
bertujuan melihat proporsi dan distribusi frekuensi dari seluruh variable. Hasil penelitian
menunjukan bahwa bahwa tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh remaja putri di SMP
9 SSN Jakarta Timur mengenai nyeri haid (Dysmenorrhea) tergolong sedang sebanyak
69 orang (75,0%), namun untuk memperoleh hasil yang optimal perlu untuk menambah
jumlah sampel dan tempat penelitian agar hasil yang diperoleh dapat lebih representatif."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2007
TA5589
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kiblat Puspa Vijaya
"Latar belakang : Tentara Perermpuan harus mengikuti SekoJah Pertarna Perwira dimana dia akan dilatih flsik dan mentalnya sesuai aturan - aturan militer. Perubahan kehidupan dari orang biasa menjadi tentara membuat stres psikososial yang akan mengganggu poros hipotalamus hipofisis sehingga mempengaruhi po1a haidnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan haid dan faktor - faktor yang mempengaruhi gangguan haid.
Metode: Studi cross - sectional ini dilakukan Januari 2009 - Maret 2010 di Pusdikkowad, Lembang, Bandung. Jumlah sampel 45 siswi (total sampel). Data diperoleh dengan wawancara, pemeriksaan fisik, dan pengisian kuesioner SCL - 90.
Hasil: Prevalensi gangguan haid menurun pada tiga bulan kedua pendidikan, 93,3 % menjadi 62,2 o/Perubaban pola haid yang terbanyak adalah 88,9 % mengalami amenorea sekunder pada tiga bulan pertama pendidikan. Tanpa pemeriksaan gangguan organik yang adekuat, faktor risiko latar belakang pendidikan, IMT, penurunan > 10 % BB, pengeluaran kalori, gangguan haid sebelum pendidikan, dan gejala gangguan mental emosional tidak terbukti berhubungan dengan gangguan haid.
Kesimpulan Dan Saran : Gangguan haid banyak dialami para siswi tentara Penyelenggara pendidikan disarankan melakukan perubaban pola pengasuhan dan pendidikan serta pemeriksaan fisik dan psikis rutin untuk deteksi dini gangguan haid selama pendidikan. Para siswi diliarapkan mampu beradaptasi dengan baik terhadap sistem pendidikan yang dijalani.

Background: Military women must have basic education to build their military character. This suddenly lifestyle changeover will make stress which cause menstrual dysfunction due to distrurbance on the hypothalamic -pituitary axis. The goal of this research are to find out the objective menstrual dysfunction prevalence and to find out the correlation between physical exercise and other factors with menstrual dysfunction.
Method: This cross-sectional research was done in January 2009 - March 20l0 in Center of Military Woman School, Lembang, Bandung. The sample consists of 45 subjects (total sample}. The collecting of data is done by interviewing. physical examination, and filling of SCL - 90 questionnaires.
Result: The prevalence of menstrual dysfunction decreased on second three months education from 93,3 % to 62,2 %, which the largest menstrual pattern changing was secondery amenorrhea (88,9 %) on first three months education. Without adecuate organic dysfunction examination, risk factors including educational background, Body Mass Index, decreasing 10 % of weight, energy expenditure, menstrual dysfunction before military education. and symptom of emotional disturbance showed no reiation with menstrual dysfunction.
Conclusions and Suggestions: Most of the military women who following their first education experienced menstrual dysfunction which most of it was secondary amenorrthea. The education stakeholder is recommended to change their education style and to commit checking of physical and psychological condition regularly to early detection of menstrual pattern changing. The students are expected to he more adaptable with this education system."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
T20896
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fairuz Thifal Ariqoh Iriandi
"Menarche merupakan proses terjadinya menstruasi yang pertama kali dialami oleh remaja. Remaja yang tidak memiliki kesiapan menghadapi menarche lebih rentan terhadap tekanan psikologis seperti depresi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Desain penelitian adalah cross-sectional terhadap 113 sampel di SMP Negeri, yang diambil dengan metode quota sampling. Data penelitian diuji menggunakan uji Independent sample t-test dan Chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kesiapan remaja dalam menghadapi menarche adalah 58,4%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche dengan nilai OR 95% CI = 2,236. Namun, tidak ada hubungan antara usia menarche, sumber informasi, dan dukungan keluarga dengan kesiapan remaja dalam menghadapi menarche. Hasil ini dapat menjadi dasar bagi pelayanan kesehatan terutama perawat untuk memberikan edukasi serta promosi kesehatan bagi remaja mengenai menarche baik melalui institusi pendidikan maupun melalui orang tua.

Menarche is a process of menstruation that happened for the first time in adolescents. Adolescents who do not have the readiness to face the menarche are more vulnerable to psychological distress such as depression. This study aimed to determine the factors related to adolescents readiness to face menarche. Its design was cross-sectional with 113 samples at Junior High School, using quota sampling method. The research data was tested by using Independent sampe t-test and Chi-square test. The result showed that the prevalence of readiness to face menarche in adolescent was 58,4%.
The result showed that there is a relationship between knowledge and adolescents readiness to face menarche with OR 95% CI = 2.236. However, there is no relationship between the age of menarche, resources, and family support with adolescents readiness to face menarche. These results can be the basis for health care especially nurses to provide education and health promotion for adolescents about menarche either through educational institutions and/or through the parents.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S65178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library