Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
Gusti Reza Prawiranegara
Abstrak :
ABSTRAK
Lanskap perpolitikan di Indonesia semakin berkembang. Jumlah pemilih
muda yang besar dan tingginya angka swing voters untuk mengahadapi Pemilihan
Umum 2014 membawa partai politik concern untuk mengejar suara ke dalam
wilayah pemilih muda. Sistem persaingan sempurna dalam sistem kepartaian yang
dianut oleh Indonesia memaksa setiap partai politik untuk menonjolkan faktor-faktor
yang membuat pemilih muda tertarik untuk menjatuhkan pilihannya. Penelitian ini
mencoba mengungkapkan faktor-faktor pembentuk ketertarikan pemilih muda
melalui ketokohan, hubungan emosional, platform partai, citra partai, dan ideologi
partai, serta bagaimana ketertarikan tersebut berpengaruh pada niat untuk memilih
partai politik.
Fokus penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh faktor-faktor di atas
terhadap pemilih muda di DKI Jakarta dan Yogyakarta. Sampel penelitian
berjumlah 165 responden yang terdiri dari Mahasiswa Universitas Indonesia dan
Universitas Gadjah Mada. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah
non-probability sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner
dan dianalisis dengan software LISREL 8.7 untuk mengetahui pengaruh masingmasing
variabel. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif antara
ketokohan dan hubungan emosional dengan sikap terhadap tokoh, platform dan
ideologi partai dengan sikap terhadap partai, serta sikap terhadap tokoh dan sikap
terhadap partai dengan niat untuk memilih partai. Sedangkan citra partai
berpengaruh secara negatif terhadap niat untuk memilih partai politik.
ABSTRACT
Developments in the political landscape of Indonesia has been growth. A
large number of young voters and the high number of swing voters for the 2014
General Election brought political parties concerned to pursue sound into the
realm of young voters. The perfect competition system in the party system adopted
by Indonesian forces any political party to highlight the factors that make young
voters attracted to impose his choice. This study tries to reveal the factors forming
the interest of young voters through the persona, emotional connection, the party
platform, the image of the party, and the party's ideology, as well as how these
interests affect the intention to choose a political party.
The focus of this study was to examine the influence of the factors on
young voters in Jakarta and Yogyakarta. Sample was 165 respondents consisting
of students of the University of Indonesia and Gadjah Mada University. The
sampling method used was non-probability sampling. The research instrument
used was a questionnaire and analyzed with LISREL 8.7 software to determine the
effect of each variable. The results showed a positive effect between persona and
emotional connection with attitude towards the characters, party platforms and
ideology with the attitude towards the party, as well as attitudes toward the
characters and attitudes toward the party with the intention to vote. While the
party's image negatively influence intentions to choose a political party.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Inco Hary Perdana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi political marketing Partai NasDem sebagai partai politik baru dengan tujuan memenangkan Pemilu Legislatif 2014, khususnya bagaimana peran kepemilikan media dalam strategi tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan kerangka konsep political marketing Lees‐Marshment (2001) dan strategi kampanye partai politik Nursal (2004).
Kesimpulan utama, Partai NasDem merupakan sales oriented party dan banyak menggunakan pull political marketing dalam menyampaikan pesan politik mereka. Melihat dari fakta di Indonesia bahwa partai politik masih sangatlah lekat dengan figur ketokohan untuk dapat mengangkat elektabilitasnya, maka dibahas pula pembelajaran dari fenomena Partai Demokrat yang dapat memenangkan pemilu pada keikutsertaannya yang kedua kali karena kekuatan figur tokoh SBY. Sehingga penelitian ini dapat melengkapi strategi political marketing Partai NasDem yang ada saat ini.
......This study aims to determine how political marketing strategy NasDem Party as a new political party with the aim of winning the 2014 legislative elections, in particular how the role of media ownership in the strategy. This qualitative study uses the concept of political marketing framework Lees‐ Marshment (2001) and political partyʹs campaign strategy Nursal (2004).
The main conclusion, NasDem Party is party oriented sales and using pull political marketing in their political message. View of the fact that political parties in Indonesia are still very closely with the figures to be able to lift the electability, then discussed the phenomenon of learning from the Democratic Party who can win elections on the participation of two times the force of character figures SBY. So this study can complement the strategy of political marketing NasDem Party that exists today.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30366
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Dicky M. Doorradi
Abstrak :
Salah satu indikator positif dari perkembangan demokrasi di Indonesia adalah berhasilnya Indonesia mengadakan rangkaian Pemilu yang demokratis, dimana di tahun 2004 lalu pertama kali melakukan pemilihan secara langsung presiden dan diikuti di tahun selanjutnya dengan pemilihan kepala daerah secara langsung pula.
Ada perbedaan cara berkampanye dan cara para kontestan berupaya memikat pendukung dan pemilih dalam pemilihan-pemilihan tersebut. Dimana penggunaan teknik political marketing mulai diadopsi oleh banyak partai. Dilain sisi, fenomena konflik internal dan perseturuan ditubuh partai juga menggejala. Gejala ini melahirkan pertanyaan besar lentang kondisi demokrasi internal didalam partai politik itu sendiri.
Penelitian ini berupaya untuk menjelaskan kondisi penerapan political marketing serta hubungannya dengan kondisi demokrasi internal partai politik. Penelitian yang dilakukan di 3 provinsi dan melibatkan 15 kantor partai ditingkat provinsi dan 24 kantor partai ditingkat kabupaten ini dilakukan diawal tahun 2006. Penelitian ini mewawancarai pimpinan maupun pengurus senior partai politik guna mengukur dan meneliti hubungan diantara adopsi penerapan political marketing dengan tingkat demokrasi internal partai politik.
Penelitian ini menunjukkan perbedaan tingkat penerapan political marketing diantara kantor partai demikian pula tingkat demokrasi internalnya. Penelitian berhasil rnembuktikan bahwa terdapat hubungan positif namun lemah antara kondisi demokrasi internal sebuah partai dengan tingkat penerapan political marketing yang telah dilakukan partai tersebut.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22105
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sitorus, Agustinus
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi political marketing Partai Perindo sebagai partai politik yang relatif baru dengan tujuan partai yang cukup fantastis yaitu memenangkan Pemilu 2019 dan mengajukan ketua umumnya maju sebagai calon presiden, serta bagaimana peran kepemilikan media oleh ketua umum dalam strategi partai tersebut. Penelitian kualitatif ini menggunakan kerangka konsep political marketing Lees‐Marshment (2001), kemudian strategi kampanye partai politik Nursal (2004) serta penerapan 4Ps bauran marketing Firmanzah (2008). Kesimpulan utama dari penelitian adalah Partai Perindo lebih dekat dengan penerapan sales oriented party dan lebih banyak menggunakan pull political marketing dalam menyampaikan pesan-pesan politik partainya. Namun demikian dalam perkembangan politik di Indonesia, Partai Perindo ternyata tidak dominan dan signifikan pull political marketing, karena proses perekrutan dan pesan partainya juga mengedepankan push dan pass political marketing. Sehingga penelitian ini dapat melengkapi strategi political marketing Partai Perindo yang ada saat ini
......This study aims to determine political marketing strategy Perindo Party as a political party that is relatively new to the party just fantastic goal that
won the 2019 general election and submitted its chairperson forward as a presidential candidate, as well as the role of media ownership by the general chairman of the party's strategy. This qualitative study using the framework of the concept of political marketing Lees-Marshment (2001), then the political party's campaign strategy Nursal (2004) and the implementation of 4Ps marketing mix Firmanzah (2008). The main conclusion of the study is Perindo Party closer to the implementation of a sales oriented party and more use political pull marketing to convey messages of political parties. However, in the political developments in Indonesia, Perindo Party was not dominant and significant political pull marketing, because the recruitment process and also promote the party's message using pass and push political marketing. So this study can complement the political marketing strategy Perindo Party that exists today.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45798
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Manurung, Juwita
Abstrak :
Merek yang berasal dari nama orang sering digunakan dalam dunia usaha karena dapat menimbulkan kesan yang lebih personal bagi konsumen. Namun merek tersebut dapat memiliki banyak kesamaan dengan merek-merek lainnya karena sifat nama yang umum dan sangat mungkin dimiliki oleh lebih dari satu orang. Pihak lain yang kebetulan memiliki nama yang sama dapat memiliki kepentingan untuk mengklaim dirinya terkait dengan suatu usaha. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penggunaan nama orang terkenal dalam pendaftaran merek di Indonesia. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian yuridis normatif dengan teknik pengumpulan bahan hukum berupa studi Pustaka dan wawancara. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa definisi dan kriteria untuk dapat dikatakan sebagai orang terkenal belum diatur secara eksplisit dalam Perundang-undangan di Indonesia. Dalam proses pemeriksaan permohonan pendaftaran merek, Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual menggunakan kriteria sendiri untuk dapat menentukan terkenal atau tidaknya seseorang. Hal ini dapat menimbulkan kekeliruan untuk kedepannya. Maka dari itu, perlu diadakan ketentuan yang mengatur mengenai cakupan untuk dapat dikatakan sebagai orang terkenal.
......A brand name that is derived from a persons name is often used in the business world as it gives the consumer a more intimate impression. However, that brand name may have a lot in common with other brand names as those names are common and they are most likely owned by more than one person. Other parties who happen to share the same name may have an interest in claiming that they themselves are related to said business. Because of that, this study aims to analyze the use of famous people’s names in trademark registration in Indonesia. In this study, the author will use a normative juridical research method with legal material collection techniques in the form of library studies and interviews. The result of this study will show that the definition and criteria to be a famous person has not been explicitly regulated in the Indonesian legislation. In the process of examining the applications for the trademark registration, the Directorate General of Intellectual Property will use their own criteria to define whether a person is famous or not. This matter may cause misunderstandings in the future. Therefore, it is necessary to have provisions that will regulate the scope of being a famous person.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Putri Dini Azizi
Abstrak :
Studi sebelumnya pada brand community menunjukkan pengaruh positif pada perilaku konsumen. Namun, itu bisa bertindak seperti pedang bermata dua dan memiliki sisi gelap yang berpotensi merusak brand. Penelitian ini menyelidiki brand identification dan brand passion dalam pengembangan perilaku impulsive dan obsessive-compulsive buying. Metode kuantitatif dengan survei online digunakan untuk melihat perilaku 533 tanggapan survei dari salah satu brand community di Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa brand identification berpengaruh positif terhadap harmonious brand passion dan obsessive brand passion. Hanya obsessive brand passion yang ditemukan secara langsung memengaruhi impulsive dan obsessive-compulsive buying. Penelitian ini juga menguji efek moderasi dari community identification, idea shopping, dan social shopping motivation. Penelitian ini berkontribusi pada literatur tentang studi compulsive buying dari perspektif brand community. Saran praktis untuk pemasar tentang cara mencegah dan menghadapi perilaku konsumen ini juga disertakan.
......Prior studies on brand communities showed a positive influence on consumer behavior. However, it could act like a double edge sword and possess dark sides that potentially could harm the brand. The present study investigates the role of brand identification and brand passion in the development of behaviors like impulsive and obsessive-compulsive buying. A quantitative method using an online survey was used to see the behavior of 533 survey responses from a brand community in Indonesia. The result found that brand identification positively influences harmonious brand passion and obsessive brand passion. Only obsessive brand passion was found to directly influence impulsive and obsessive-compulsive buying. This study also tested the moderation effect of community identification, shopping motivation of idea shopping, and social shopping. The research contributes to the literature on the study of compulsive buying from the brand community perspective. Practical suggestions for marketers on how to prevent and face these consumer behaviors are also included.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anindita Lintang Sari
Abstrak :
Berkembangnya industri platform e-commerce di Indonesia diikuti oleh ketatnya persaingan antar platform yang salah satunya terlihat dari pemilihan brand ambassador yang dianggap paling populer di kalangan konsumen. Dalam penelitian ini dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, peneliti mencoba untuk mengonfirmasi adanya pengaruh tingkat penilaian bintang K-Pop sebagai brand ambassador terhadap brand awareness, brand image, dan keputusan pembelian konsumen salah satu platform e-commerce yaitu Tokopedia. Penelitian dilakukan dengan membagikan kuesioner secara online kepada Milenial pengguna e-commerce usia 25-40 tahun dengan jumlah 450 responden yang kemudian diolah menggunakan analisis jalur (path analysis). Hasil analisis penelitian ditemukan bahwa adanya pengaruh tingkat penilaian kedua brand ambassador Tokopedia terhadap brand awareness dan brand image Tokopedia. Tingkat penilaian brand ambassador dan brand awareness namun ditemukan tidak cukup memengaruhi keputusan pembelian. Namun begitu ditemukan pengaruh brand image terhadap keputusan pembelian konsumen pengguna platform e-commerce Tokopedia.
......The e-commerce platform industry development in Indonesia was followed by intense competition between platforms, which can be seen from the selection of brand ambassadors who are considered the most popular among consumers. By using a quantitative research approach, this study tried to confirm the influence of the K-Pop stars as brand ambassadors' evaluations on Tokopedia brand awareness, brand image, and consumer purchasing decisions as one of the e-commerce platforms. The research was conducted by distributing online questionnaires to millennial e-commerce users aged 25- 40 years with a total of 450 respondents which were then processed using path analysis. The results of this research analysis found that there was an influence between the evaluation level of two Tokopedia brand ambassadors on Tokopedia's brand awareness and brand image. The assessment of brand ambassadors and brand awareness, however, was found to be insufficient to influence purchasing decisions. However, it was found that the brand image of Tokoedia significantly influences purchasing decisions of Tokopedia users.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muchammad Ikhsan Fadlillah
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas strategi yang digunakan oleh dua calon anggota legislatif (caleg) yang berasal dari Partai Persatuan Pembangunan dalam Pemilihan Umum DPRD Kota Tangerang Selatan tahun 2019 di Dapil II. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pemilihan umum yang dilakukan secara serentak pada 17 April 2019. Penelitian ini pada awalnya melihat bahwa nantinya akan terjadi persaingan ketat, khususnya bagi caleg-caleg satu partai dalam memperebutkan kursi. Sehingga, dalam penelitian ini akan melihat bagaimana strategi yang digunakan oleh kedua caleg tersebut. Penelitian dilakukan dengan menggunakan teori political marketing strategy milik Newman dengan melihat candidate focus terhadap Strategi 4P (product, push marketing atau tim relawan, pull marketing atau media massa, dan polling atau penggunaan konsultan politik dalam perumusan strategi). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data primer dan data sekunder. Dengan menggunakan strategi 4P milik Newman sebagai analisis terhadap data yang didapatkan, penulis mendapatkan hasil temuan penelitian bahwa strategi yang dilakukan kedua caleg terbentuk karena pengaruh tiga dari empat candidate focus yang dibawa oleh kedua caleg. Namun dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya persaingan di antara kedua caleg yang diteliti serta tidak terlaksananya polling.
ABSTRACT
This thesis discusses the strategies used by two legislative candidates from Partai Persatuan Pembangunan in the in 2019s Election of Regional House Representatives of the City of South Tangerang in the Election District II. This research is motivated by the elections conducted simultaneously on 17 April 2019. This study initially sees that there will be fierce competition, especially for candidates-candidates of the party in contesting seats. Thus, this study will look at how the strategies used by both candidates. The study was conducted using Newmans political marketing strategy theory by looking at the candidate focus on the 4Ps Strategy (product, push marketing, pull marketing, and polling). This study uses qualitative research methods based on primary and secondary data. Using Newmans 4P strategy as an analysis of the data obtained, the findings of the study found that the strategies carried out by the two candidates were formed due to the influence of three of the four candidate focus brought by the two candidates. However, in this study, it was shown that there was no competition between the two legislative candidates studied and the Pollingwas not implemented.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Jehan Fakhirah
Abstrak :
City branding telah lama menjadi praktik populer dalam mencari dan menemukan berbagai identitas khas untuk dapat bersaing, sebagaimana terjadi pada Kabupaten Situbondo. Warga sebagai konsumen kota bertanggung jawab atas keunikan yang dimiliki Kota/ Kabupaten dalam menampilkan kualitas dirinya. Upaya atau tindakan yang dilakukan dengan melibatkan warga akan mengarah pada keberhasilan strategi city branding. Penelitian ini mengkaji kesenjangan city branding Kabupaten Situbondo yang dipengaruhi oleh efektivitas suatu kebijakan. Penelitian ini menjawab fenomena kesenjangan city branding ditinjau dari 2 (dua) persepsi, yaitu warga dan otoritas kota, yang dianalisis melalui perspektif disiplin ilmu komunikasi.
Berdasarkan three-gap branding model, framework pada penelitian ini perlu: (1) mengeksplorasi identitas khas untuk menjadi keunggulan kompetitif; (2) mengidentifikasi persamaan dan perbedaan persepsi terhadap inkonsistensi branding (merek); dan (3) mengetahui persepsi kepuasan merek (pengalaman tempat dan citra yang dirasakan) warga. Hasil penelitian mengungkapkan untuk mengatasi kesenjangan city branding perlunya saran akademis dan praktis. Pada saran akademis menyarankan konsep three-gap branding model yang dikemukakan oleh Govers & Go (2009). Sedangkan saran praktis meliputi (1) mengikutsertakan peran warga dalam memahami identitas; (2) mempelajari kebutuhan dan pengalaman dari tipe utama konsumen; (3) memberi ruang pada kelompok pemangku kepentingan lainnya; dan (4) persepsi tokoh agama perlu digali dan dikomparasi dengan pemangku kepentingan lainnya.
......City branding has long been a popular practice in seeking and finding various distinctive identities to be able to compete, as happened in Situbondo Regency. Citizens as city consumers are responsible for the uniqueness of the City/Regency in displaying their quality. Efforts or actions taken by involving citizens will lead to the success of the city branding strategy. This study examines the city branding gap in Situbondo Regency which is influenced by the effectiveness of a policy. This study answers the phenomenon of the city branding gap in terms of 2 (two) perceptions, namely citizens and city authorities, which are analyzed through the perspective of communication disciplines.
Based on the three-gap branding model, the framework in this research needs to: (1) explore a distinctive identity to become a competitive advantage; (2) identify similarities and differences in perceptions of branding inconsistencies (brands); and (3) knowing the perception of brand satisfaction (place experience and perceived image) of residents. The results of the study reveal that to overcome the city branding gap, academic and practical advice is needed. The academic suggestion suggests the concept of the three-gap branding model proposed by Govers & Go (2009). While practical suggestions include (1) involving the role of citizens in understanding identity; (2) studying the needs and experiences of the main types of consumers; (3) provide space for other stakeholder groups; and (4) perceptions of religious leaders need to be explored and compared with other stakeholders.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Anisa Humairoh
Abstrak :
Political marketing menjadi subjek yang semakin menyita perhatian. Salah satu hal yang membuat topik ini menarik adalah karena semakin berkembangnya negative campaign pada saat melakukan political marketing. Namun sumber negative campaign bisa juga berasal dari pemberitaan negatif di media. Pemberitaan negatif di media ini yang kemudian dapat mempengaruh intention to vote dari masyarakat. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menguji peran dari negative news dalam memoderasi party identification, political trust, political interest dan government performance terhadap intention to vote. Subjek penelitian ini adalah dampak pemberitaan negatif gubernur incumbent terhadap Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2022. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah SEM dengan menggunakan variabel moderasi. Hasil menunjukkan bahwa political interest tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap intention to vote sedangkan ke tiga variabel lainnya terbukti memiliki hubungan positif yang signifikan. Sedangkan negative news terbukti hanya memperlemah hubungan political trust dengan intention to vote incumbent. Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa negative campaign terhadap incumbent melalui negative news masih terlihat belum efektif dalam melemahkan intention to vote incumbent seseorang.
......The growth of negative campaign commited during marketing is one of the factors that is making political marketing topic interesting. On the other hand, the negative coverage done by the media can also be the source of negative campaign. The negative news from media can then influence public's intention to vote. Therefore, this study is aiming on examining the role of negative news in moderating party identificaiton, political trust, political interest and government performance towards interntion to vote. This study's subject is the impact of negative news towards incumbent governors on the election of the DKI Jakarta's Governer in 2022. The method used for this study is Structural Equation Model (SEM) method with moderation variable. Results shows that political interest doesn't have any significant relations towards the intention to vote. On the other side, the other three variables are proved to be positively influence intetion to vote. Meanwhile, negative news is proved to weaken the relationship between political trust and intention to vote incumbent but not in others. In conclusion, negative news is somehow still inefective in weakening one's intention to vote for incumbent.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library