Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Situmorang, Jenny Rahayu Afsebel
Abstrak :
Di dalam budaya patriarki, marital rape adalah sebuah kejahatan yang pada umumnya rentan dialami oleh perempuan. Namun, perlindungan perempuan korban marital rape belum optimal dilaksanakan. Studi kualitatif ini bertujuan menemukan dan menganalisis transformasi nilai kesetaraan gender melalui kebijakan sosial yang dapat mendorong perlindungan bagi perempuan korban marital rape. Penelitian ini melibatkan 3 informan perempuan korban marital rape dan 20 narasumber terkait dari lembaga pemerintah (KemenPPA, Kepolisian, P2TP2A), lembaga layanan korban (Women Crisis Center), Komnas Perempuan, akademisi maupun pemuka agama (Islam, Kristen, Katolik, Buddha). Wawancara dilakukan secara daring dan tatap muka. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teori kriminologi feminis dan feminis radikal. Teori kriminologi feminis melihat marital rape sebagai kejahatan dan feminis radikal melihat patriarki sebagai penyebabnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bentuk kebijakan sosial di level individual, interpersonal, organization, community, dan public policy yang beragam seperti transformasi bimbingan pranikah, regulasi, layanan pendampingan (psikologis, medis, ekonomi dan keterampilan bekerja). Dari beragam bentuk kebijakan sosial yang ditemukan, peneliti memprioritaskan terlaksananya transformasi layanan pendampingan korban yang sesuai dengan kebutuhan korban dan bimbingan pranikah di berbagai level kebijakan. ......In a patriarchal culture, marital rape is a crime that is generally vulnerable to experience by women. However, protecting women victims of marital rape has not been optimally implemented. This qualitative study aims to find and analyze the transformation of the value of gender equality through social policies that can encourage protection for women victims of marital rape. This study involved three female informants who were victims of marital rape and 20 related sources from government institutions (KemenPPA, Police, P2TP2A), victim service institutions (Women Crisis Center), and Komnas Perempuan, academics and religious leaders (Islam, Christian, Catholic, Buddhist). Interviews were conducted online and face-to-face. The data collected were analyzed using feminist and radical feminist criminology theory. The feminist criminological theory sees marital rape as a crime, and radical feminists see patriarchy as the cause. The results of this study show that there are various forms of social policy at the individual, interpersonal, organizational, community, and public policy levels, such as the transformation of premarital guidance, regulation, and mentoring services (psychological, medical, economic and work skills). From the various forms of social policies found, the researchers prioritized the transformation of victim assistance services according to the needs of victims and premarital guidance at various policy levels.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghina Putri Inayati
Abstrak :
Kemudahan berkomunikasi melalui media sosial dapat memberi keuntungan maupun menjadi tantangan bagi hubungan interpersonal, termasuk dalam hubungan pernikahan. Salah satu tantangan yang muncul yaitu perselingkuhan yang dilakukan secara daring atau online infidelity. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara resiliensi dan online infidelity dengan kepuasan pernikahan sebagai mediator. Penelitian ini menggunakan tiga alat ukur yaitu Social Media Infidelity-Related Behaviors (SMIRB), Kansas Marital Satisfaction Scale (KMSS), dan versi singkat dari Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) yang diadministrasikan secara daring untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Partisipan penelitian merupakan individu yang telah menikah selama lebih dari 3 tahun (N=264, mean usia=43,18, mean usia pernikahan=16,47). Hasil menunjukkan bahwa resiliensi dan kepuasan pernikahan memiliki pengaruh negatif yang signifikan tehadap online infidelity. Hasil juga menunjukkan bahwa kepuasan pernikahan memediasi hubungan antara resilieni dan online infidelity. ......The ease of communicating through social media can provide both benefits and challenges for interpersonal relationships, including marriage. One of these challenges is online infidelity. This study aimed to investigate the mediating role of marital satisfaction in the relationship between resilience and online infidelity. This study used Social Media Infidelity-Related Behaviors (SMIRB), Kansas Marital Satisfaction Scale (KMSS), and the 10-item version of Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC 10) that administered through online questionnaireto measure the research variables. Participants of this study are individuals who are married for over than 3 years (N=264, mean age=43.18, mean years of marriage= 16.47). Result indicated that relisience and marital satisfaction have significant negative effects on online infidelity. Result also indicated that marital satisfaction has a mediating role in the relationship between resilience and online infidelity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Virda Aulia
Abstrak :

Perkembangan teknologi komunikasi digital dapat memberikan dampak negatif pada hubungan antar manusia, misalnya partner phubbing, atau perilaku individu yang lebih memperhatikan ponselnya saat berinteraksi dengan pasangannya. Penelitian kuantitatif ini berfokus pada hubungan antara partner phubbing dan kepuasan pernikahan, dengan mempertimbangkan kecirian attachment. Partisipan penelitian ini 525 orang WNI, sudah menikah dan berusia 20 hingga 65 tahun. Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan dan negatif antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan serta attachment dan kepuasan perkawinan. Namun tidak ditemukan perbedaan hubungan yang signifikan antara partner phubbing dan kepuasan perkawinan ketika dianalisis per pola attachment. Penelitian ini menunjukkan bahwa penurunan kepuasan perkawinan berkaitan dengan partner phubbing dirasakan seluruh individu terlepas dari pola attachment dengan pasangan.

 


The development of digital communication technology can have a negative impact on human relations, such as partner phubbing, or the behavior of individuals who pay more attention to their cellphones when interacting with their partners. This quantitative research is focusing on the relationship between partner phubbing and marital satisfaction, taking into account the characteristics of attachment. The participants of this study were 525 Indonesian citizens, married and aged 20 to 65 years. The results show that there is a significant and negative relationship between partner phubbing and marital satisfaction, same result was found between attachment and marital satisfaction. However, no significant difference was found between partner phubbing and marital satisfaction when analyzed based on attachment pattern. This study shows that the decrease in marital satisfaction associated with partner phubbing was felt by all individuals regardless of the pattern of attachment with partner.

 

Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Amelia
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan korelasi antara sikap mengenai perkawinan dengan kualitas perkawinan orang tua pada kaum muda. Studi-studi terdahulu yang membahas sikap mengenai perkawinan menemukan korelasi yang signifikan, tetapi hanya berfokus satu aspek dalam perkawinan orang tua (seperti kebahagiaan atau konflik) yang dapat memengaruhi sikap tersebut. Dengan demikian, penelitian ini hendak mengembangkan studi sebelumnya dengan menggunakan konsep kualitas perkawinan orang tua yang mencakup beberapa aspek, yaitu happiness, interaction, conflict, dan divorce proneness. Sikap mengenai perkawinan juga dianalisis, serta dilihat korelasi antara sikap tersebut dengan kualitas perkawinan orang tua berdasarkan jenis kelamin. Penelitian terdahulu menemukan kecenderungan perempuan untuk menyikapi perkawinan secara lebih positif. Namun, jika dikaitkan dengan perkawinan orang tua, sikap mengenai perkawinan pada laki-laki cenderung lebih positif yang mengindikasikan bahwa laki-laki tidak terlalu terpengaruh sikapnya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner secara daring pada kaum muda berstatus belum menikah yang berusia 18-30 tahun, di area Jabodetabek. Selain itu, dilakukan wawancara mendalam kepada lima responden yang dipilih berdasarkan positif atau negatifnya sikap mengenai perkawinan dan tinggi atau rendahnya kualitas perkawinan orang tua. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang signifikan antara kualitas perkawinan orang tua dan sikap kaum muda mengenai perkawinan dengan arah korelasi yang positif, tetapi dengan kekuatan korelasi yang lemah. Kemudian, ditemukan bahwa korelasi positif antara kualitas perkawinan orang tua dan sikap mengenai perkawinan lebih signifikan pada perempuan. ......This research aimed to explain the correlation between parental marital quality and marital attitudes among youth. Previous studies on marital attitudes found significant correlation, yet only focused on one aspect of parents’ marriage which could affect the marital attitudes, such as happiness or interparental conflict. Thus, this study took a step further by using parental marital quality concept which encompasses multiple aspects, namely happiness, interaction, conflict, and divorce proneness. The marital attitudes and its correlation to parental marital quality were also analyzed by gender. Earlier studies found that females tend to have a more positive outlook on marriage than males. However, if marital attitudes are linked with parents’ marriage, males tend to have a more positive marital attitude, indicating that males are barely affected by it. This study used a quantitative approach through an online survey to youth aged 18-30, not yet married, and were living in Jabodetabek area. Furthermore, in-depth interviews were conducted with five respondents who were selected based on their positive or negative marital attitudes and the degree of their parental marital quality. This study found a positive correlation between parents’ marital quality and marital attitude amongst youth, but the strength of correlation between the two variables was weak. However, this study showed that the correlation between the two variables was more significant among women.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Johannes Marchellino Partohap
Abstrak :
Komitmen perkawinan berperan untuk menjaga keutuhan dari suatu perkawinan, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti perilaku memelihara hubungan dan juga kepuasan perkawinan. Penelitian ini meneliti peran kepuasan perkawinan sebagai mediator antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen perkawinan. Partisipan pada penelitian ini merupakan WNI yang sudah menikah pada pernikahan pertama, yang terdiri dari 121 perempuan dan 96 laki-laki dengan rata-rata usia 43 tahun. Partisipan diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara daring melalui media sosial seperti WhatsApp, Instagram, LINE, dan Twitter. Hasil analisis mediasi menggunakan PROCESS dari Hayes (2022) menunjukkan bahwa kepuasan perkawinan memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen personal, memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen moral, dan tidak memediasi hubungan antara perilaku memelihara hubungan terhadap komitmen struktural. ......Marital commitment plays a role in maintaining the integrity of a marriage, which is influenced by several factors such as relationship maintenance behavior and marital satisfaction. This study examines the role of marital satisfaction as a mediator between relationship maintenance behavior and marital commitment. Participants in this study were Indonesian citizens who were married in their first marriage, consisting of 121 women and 96 men with an average age of 43 years. Participants were obtained by distributing online questionnaires through social media such as WhatsApp, Instagram, LINE, and Twitter. The results of the mediation analysis using PROCESS from Hayes (2022) show that marital satisfaction mediates the relationship between relationship maintenance behavior and personal commitment, mediates the relationship between relationship maintenance behavior and moral commitment, and does not mediate the relationship between relationship maintenance behavior and structural commitment.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agni Aflikhiya Sari
Abstrak :
Pandemi COVID-19 membawa berbagai dampak masalah psikologis kepada pasangan menikah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kebosanan, religious coping, dan traits kepribadian dengan kepuasan perkawinan selama masa pandemi COVID-19 di Indonesia. Partisipan terdiri dari 287 orang Indonesia berstatus menikah, terdiri dari 199 perempuan dan 88 laki-laki (usia 20-65 tahun). Pengukuran dilakukan dengan ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iranian Religious Coping (IRCOPE), dan IPIP-BFM-25 Indonesia. Data di analisis dengan Pearson’s correlation. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi negatif antara kebosanan dan kepuasan perkawinan, ada korelasi positif antara semua traits kepribadian (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) dan kepuasan perkawinan, dan tidak ada korelasi antara religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) dan kepuasan perkawinan. Implikasi praktis dari hasil penelitian adalah untuk memperhatikan pentingnya mengatasi kebosanan dan mengembangkan religious coping yang tepat agar dapat meningkatkan kepuasan perkawinan di masa pandemi dan selanjutnya. ......COVID-19 pandemic cause psychological problems for marital couple. This study investigated the relationship between boredom, religious coping, and personality traits with marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia. Participants were 287 married individuals (20-65 years old), consisting 199 women and 88 men, living in Indonesia. Data were collected through online survey forms using ENRICH Marital Satisfaction (EMS), State Boredom Measure (SBM), Iran Religiousitas Coping (IRCOPE), and Personality Traits (IPIP-BFM-25 Indonesia). The results showed a negative correlation between boredom and marital satisfaction and positive correlations between personality traits (emotional stability, conscientiousness, intellect, extraversion, agreeableness) and marital satisfaction. However, there was no significant correlation between religious coping (benevolent reappraisal, religious practice, active religious coping, passive religious coping, negative feelings toward God) and marital satisfaction. The result showed the importance of overcoming boredom and develop the right religious coping to improve marital satisfaction during the COVID-19 pandemic in Indonesia.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lulu Rizqiana
Abstrak :
Satu tahun pernikahan merupakan masa penyesuaian yang dicirikan dengan adanya perasaan romansa yang kuat dan konflik yang tidak terlalu kompleks sehingga pernikahan akan cenderung stabil. Berbanding terbalik dengan masa setelah satu tahun yang menunjukan kerentanan pasangan mengalami perceraian. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang bertujuan untuk melihat hubungan antara kepuasan pernikahan yang diukur menggunakan Couple Satisfaction Index dengan sikap terhadap perselingkuhan yang diukur menggunakan Attitudes Toward Infidelity Scale. Terdapat 457 partisipan yang diperoleh melalui convenience sampling dengan cara menyebarkan poster penelitian melalui media sosial. Karakteristik partisipan dalam penelitian ini yaitu individu dengan usia pernikahan minimal satu tahun dan tingkat pendidikan minimal SMA. Hasil penelitian terhadap hubungan kedua variabel penelitian setelah mengontrol gender, pendapatan keluarga, dan kondisi tinggal menunjukan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara kepuasan pernikahan dengan sikap terhadap perselingkuhan. Semakin individu merasa puas dengan pernikahannya, semakin mereka tidak menyetujui adanya perselingkuhan ......The first year of marriage is a period of adjustment characterized by a strong feeling of romance and less complex conflicts so that the marriage will tend to be stable. It is inversely proportional to the period after first year which show the vulnerability of the couple to divorce. This is a correlational study that aims to see the relationship between marital satisfaction which measured by Couple Satisfaction Index and attitude towards infidelity which measured by Attitudes Toward Infidelity Scale. There were 457 participants obtained through convenience sampling by distributing research posters through social media. The characteristics of the participants in this study were individuals who are married at least one year and a minimum high school education level. The result of the study on the relationship between the two research variables after controlling for gender, family income, and living condition shows that there is a significant negative relationship between marital satisfaction and attitude towards infidelity. The more individuals feel satisfied with their marriage, the more they disapprove of the existence of infidelity.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Nur Fatihah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara gaya resolusi konflik dan kepuasan perkawinan pada keluarga single-earner (hanya suami yang bekerja) dan dual-earner (suami dan istri sama-sama bekerja). Gaya resolusi konflik, menurut Kurdek (1994) terbagi menjadi empat gaya yaitu positive problem solving, compliance, conflict engagement, dan withdrawal. Sebanyak 672 partisipan (82 laki-laki, 590 perempuan) diminta untuk mengisi kuesioner (terdiri dari alat ukur kepuasan perkawinan, gaya resolusi konflik, human value, dan marital characteristics) secara tatap muka dan online (via Google Form). Hasil menunjukkan bahwa positive problem solving berkorelasi secara positif dengan kepuasan perkawinan pada kedua kelompok. Sebaliknya, compliance, conflict engagement, dan withdrawal berkorelasi secara negatif dengan kepuasan perkawinan pada kedua kelompok. Hanya gaya positive problem solving, conflict engagement, dan withdrawal yang dapat memprediksi kepuasan perkawinan partisipan pada kedua kelompok. Selain itu, ditemukan bahwa tidak ada perbedaan kepuasan perkawinan di antara keluarga single-earner dan dual-earner. ......This study aims to examine the relationship between conflict resolution style and marital satisfaction in the context of single-earner (only the husband work) and dual-earner family (both husband and wife work). According to Kurdek (1994), conflict resolution style is divided into four styles, which are positive problem solving, compliance, conflict engagement, and withdrawal. A total of 672 participants (82 male, 590 female) filled out offline and online questionnaires (via Google Form). The questionnaire consisted of marital satisfaction, conflict resolution styles, human value, and marital characteristics measuring instrument. Result shows that positive problem solving is positively correlated with marital satisfaction in both groups. On the contrary, compliance, conflict engagement, and withdrawal are negatively correlated with marital satisfaction on both group. Only positive problem solving, conflict engagement, and withdrawal that could predict marital satisfaction of the two groups. Furthermore, this study found that there are no difference in marital satisfaction between single-earner and dual-earner.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library