Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 33 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wisnu Zaroh
Abstrak :
Kecelakaan lalu lintas darat hingga akhir tahun 1988 masih menunjukkan angka yang cukup tinggi, yaitu 31.657 kejadian dengan kerugian material sekitar Rp. 27.259.567.000 (Data Statistik Dephub., 1998). Kecelakaan yang dilakukan pengendara lalu lintas jalan raya menurut Mc Cormick dan Sanders (1988), Order dan Spincer (dalam Mc Cormick dan Sanders, 1988) Goldenson (1970) disebabkan oleh faktor teknoiogis, lingkungan, dan manusia Dari kasus kecelakaan pengendara lalu lintas 85 % karena faktor manusia (human error). Kecelakaan pada pengendara lalu lintas jalan raya yang diakibatkan oleh faktor manusia tidak terlepas dari pengaruh kepribadian, demikian dikatakan Mc Cormick dan Sanders (1986), Wtrawan (1996) Menurut Grandjean (1988). Mc Cormick dan Sanders (1988), Singleton (1989), Bridger (1995), bahwa kecelakaan secara umum dapat diprediksi melalui beban kerjanya. Dan menurut Wilson dan Corleet (1990) dan Robin (1996), ada beberapa varabel yang memperlunak beban kerja, antara lain usia, pengalaman kepribadian, Locus of Control, motivasi. Penelitian ini ingin melihat hubungan Locus of Control dan tipe kepribadian dengan persepsi beban kerja pada pengemudi bus malam jurusan Solo-Jakarta serta pengalaman dan usia sebagai variabel moderator. Subyek yang dipilih dalam penelitian ini adalah pengemudi bus malam yang mengemudikan jenis bus AC pada P.O. ROSALIA INDAH Solo, sebanyak 70 penemudi bus malam. Untuk mengungkap data-data variabel penelitian kepada mereka diberikan kuesioner berupa Locus of Control, tie kepribadian, dan persepsi beban kerja pengemudi bus malam. Sebelum alat ukur ini digunakan, terlebih dahulu dilakukan perhitungan validitas dan reliabilitas alat ukur penelitian. Validitas dan reiabilitas alat ukur Locus of Control dan tipe kepribadian menggunakan data validitas dan reliabilitas yang telah pakai peneliti lain. Sedangkan alat ukur persepsi pengemudi bus malam dicari nilai S (Scale Values) dan niiai Q. Metode analisis menggunakan metode Multiple Regression yang berguna untuk menguji korelasi dari variabel penelitian. Sedangkan untuk melihat perbedaan variabel penelitian menggunakan analisis varian. Dari hasil analisis Multiple Regression diperoleh Ada hubungan yang bermakna antara Locus of Control dan tipe kepribadian yang dipengaruhi usia dan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja pada pengemudi bus malam dengan R = 0.238 dan F = 5.084 P < 0.005. Kemudian diperoleh R = 0.004 dan F = 0.129 P > 0.005 yang berarti tidak ada hubungan ant?" f #cus of Control dan tipe kepribadian yang dikendalikan.usia dan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja pengemudi bus malam. Dari analisis varian diperoleh F = 28.654 dan (Mean lntemal = 7.0381 dan Mean External = 6.53000 P < 0.005 yang berarti ada perbedaan bermakna persepsi beban kerja antara lnteral Locus of Control dengan External Locus of Control pada pengemudi bus malam. Selanjutnya diperoleh F = 9.781 dan (Mean tipe A = 5.8004 dan Mean tipe B = 6.6794) yang berarti ada perbedaan yang bermakna persepsi beban kerja antara kepribadian tipe A dengan kepribadian tipe B pada pengemudi bus ma|am Sedangkan hasil analisis hubungan masing-masing variabel adalah sebagai berikut; ada hubungan bermakna hubungan antara lnternal Locus of control dengan peersepsi beban karja R = 0.211 dan F = 0.260 dengan arah koeisien korelasi positif, tidak ada hubungan yang antara External Locus of Control dengan persepsis beban kerja R = 0.155 dan F = 1.492 dengan arah koerisien korelasi negatif, ada hubungan yang bermakna antara tipe A kepribadian dengan persepsi beban kerja R = 0.324 dan F = 18.195 dengan arah koetisien korelasi negatif, tidak ada hubungan antara kepribadian tipe B dengan persepsi beban kerja R = 0.066 dan F 1.976. Kemudian tidak ada hubungan usia dengan persepsi beban kerja R = 0.071 dan F = 5.126 dengan arah koelisien korelasi negatif, tidak ada hubungan pengalaman kerja dengan persepsi beban kerja R = 0.043 dan F = 3.055. Saran yang diajukan untuk peneliti Iain adalah pertama penggunaan kuesioner persepsi beban kerja dengan menggunakan metode skala Thorstone's tampaknya kurang tepat, karena terbukii bahwa pada item yang ekstreem jawaban subyek mengelompok. Kedua hendaknya motivasi dijadiakan sebagai variabel moderator.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2000
T38043
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ely Febrianti Anandyarini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara variabel independen yaitu locus of control dengan variabel dependen yaitu job involvement. Untuk mengukur variabel independen (locus of control), peneliti menggunakan pengukuran work locus of control scale (WLCS) yang dikemukakan oleh Spector (1988). Untuk variabel dependen (job involvement), peneliti menggunakan pengukuran job involvement questionnaire (JIQ) yang dikembangkan oleh Rabindra N. Kanungo (1982) dan dimodifikasi dengan multi-dimensional Job Involvement model yang dikemukakan oleh Atsuko Yoshimura dalam KEIO Business Review. Penelitian ini mengambil lokasi penelitian pada PT. BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 dengan menggunakan metode kuantitatif dengan penyebaran kuesioner dan wawancara. Peneliti mengambil sampel sebanyak 52 orang karyawan tetap level non manajerial pada PT BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 dan menggunakan teknik penarikan sampel dengan total sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa locus of control dari karyawan PT. BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 cenderung Internal, sedangkan job involvement dari karyawan PT. BRI Kantor Wilayah Jakarta 1 termasuk dalam kategori tinggi. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel yaitu locus of control dengan job involvement digunakan uji korelasi Spearman's yang menghasilkan nilai yaitu 0,660 yang berarti bahwa hubungan antara locus of control dengan job involvement adalah positif dan kuat.
ABSTRACT
The aim of this research is to find correlation between independent variable (locus of control) and dependent variable (job involvement). To measure the independent variable, researcher use work locus of control (WLCS) by Spector (1988). Meanwhile, to measure dependent variable researcher used Job Involvement Questionnaires (JIQ) which developed by Rabindra N. Kanungo (1982), and modified by multi-dimentional job involvement model as written by Atsuko Yoshimura on KEIO Business Review. This research took place at PT. BRI Regional Offie Jakarta 1 by using quantitative method, making some interview and also questionnaires. Researcher took 52 samples of non managerial permanent employees by using total sampling technique. Research found that the locus of control of these employees tends to be Internal category, while there job involvement categorized as high. To find the correlation between locus of control and job involvement variables, researcher used Spearman's correlation test, which resulted 0.660 score, which mean that there is a positive and strong correlations between both variables.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
S9812
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intiyas Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Phenomena in public phenomena in public accountant that client pressure exists in an audit conflict situation are prevalent in . the audit environment. Theoretical linkages between personality, ethical reasoning and ethical behavior were interesting to study. This paper studies those phenomena with behavioral research in accounting. This paper investigates the interaction effects of locus of control, professional commitment, audit experience and ethical reasoning on the behavior of public accountants in the audit conflict situation. The data were collected through mail survey from fifty-two public accountants from CPA firm in DKI Jakarta, Semarang, and Surabaya. The convenience sampling method was used in this research because the population of public accountants' :hat worked in CPA .firm was unknown. The analyses technique was multiple regressions. The results of this research showed that the variables locus of control, professional commitment and ethical reasoning provides a better explanation for audit practice in a public accountants ' ethical decision-making. Other results qf this research show that audit experience have not interaction effect to explain audit practice in a public accountants 'ethical decision-making.
[Universitas Kristen Satya Wacana; Fakultas Ekonomi UI, Fakultas Ekonomi UI], 2007
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Gumgum Gumelar Fajar Rakhman
Abstrak :
Bekerja memiliki pengaruh yang besar pada identitas dan persepsi diri serta harga diri individu (Feldman,1989, Perlmutter dan Hall,1985). Tidak adanya pekerjaan yang dilakukan membuat seseorang kehilangan identitas diri dan aspek lain dalam hidupnya akan terpengaruh secara negatif. Selain itu, konsekuensi terpenting dari situasi menganggur adalah hilangnya harga diri. Melihat pentingnya harga diri dalam proses mencari pekerjaan dan dampak psikologis yang terjadi pada pengangguran terutama kemampuan protektif yang rendah terhadap stres, peneliti ingin melihat gambaran harga diri dan juga hubungannya dengan kemampuan mengatasi keadaan yang menekan (stres) dari kondisi dirinya yang menganggur.Besarnya dampak keadaan tidak memiliki pekerjaan atau menganggur membuat individu atau penganggur akan berada dalam keadaan stres atau tertekan. Salah satu karakteristik individu yang diasumsikan memiliki kaitan yang kuat dengan kondisi stres adalah pola pengendaiian atau disebut locus of control (Parkes, 1994). Perbedaan penghayatan stres antara individu yang memiliki locus of control internal dan individu yang memiliki locus of control eksternal selanjutnya juga mempengaruhi coping atau usaha untuk menghadapi stress. Folkman dan Lazarus (1984) mereka memberikan batasan coping yang lebih luas meliputi strategi kognitif dan tingkah laku mengatasi suatu situasi yang dapat menimbulkan stres (problem-focused coping) dan yang disertai emosi-emosi negatif (emotion-focused coping) (Aldwin & Revenson,1987). Atwater (1983) menyatakan bahwa semakin individu memahami dan mendekatkan situasi stres pada dasar-dasar pemecahan masalah maka semakin besar kesempatannya untuk berhasil pada coping terhadap masalahnya. Dari paparan di atas, peneliti ingin melihat gambaran locus of control yang dimiliki oleh pengangguran tamatan Sekolah Menengah Kejuruan dan hubungannya dengan kemampuan coping yang dimiliki oleh pengangguran Tamatan Sekolah Menengah Kejuruan. Peneliti juga ingin melihat sumbangan harga diri dan locus of control pada strategi coping pada pengangguran Sekolah Menengah Kejuruan. Untuk menjawab hal tersebut, penulis menyebarkan 200 kuesioner yang terdiri dari alat ukur harga diri dari Rosenberg, alat ukur Locus of Control dari IPC Leverson dan Ways of Coping Scale dari Folkman dan Lazarus dengan menggunakan skala yang memiliki beberapa alternatif pilihan. Dengan menggunakan teknik korelasi diketahui bahwa terdapat hubungan signifikan yang negatif antara harga diri dan locus of control dengan emotion focused coping (r = -0,227 dan ?0,267). Hal ini berarti bahwa semakin tinggi harga diri dan locus of control yang internal maka subyek semakin rendah menggunakan strategi emotion focused coping. Sumbangan variabel harga diri dan locus of control signifikan terhadap strategi coping.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T17943
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Keberadaan wanita dalam dunja perdagangan bukanlah hal baru. Keterlibatan mereka dalam dunia perdagangan telah ada sejak terbentuknya sistem ekonomi pasar. Hal ini dapat dilihat di pasar-pasar tradisional. Namun keberadaan mereka masihlah belum banyak disentuh. Peran rnereka yang sangat penting justru terabaikan Penelidan ini berusaha melihat sisi lain dari keberadaan wanita terutama dalam kaitannya dengan aktivitas mereka dalam dunia perdagangan. Motivasi bcrprestasi dianggap sebagai salah satu variabel yang dipandang penting dimiliki bagi siapapun yang hendak terjun dalam dunia usaha. Konsep motivasi berprestasi ini dipergunakan berdasar atas kajian McClelland (1987) yang cukup mendalam dalam hal motivasi manusia. Variabel-variabel yang dipandang berpengaruh terhadap motivasi berprestasi yaitu sikap terhadap peran tradisional-non tradisional wanita dan focus of control dipergunakan untk melihat sejauh mana variabel ini rnampu memprediksi pengaruhnya terhadap motivasi berprestasi. Penelitian dilakukan di Pasar Klewer pada wanita pedagang batik etnis Jawa, Cina, dan Arab. Sebanyak 108 responden disertakan dalam penelitian dengan jumlah masing-znasing etnis sebanyak 36 orang. Motivasi berprestasi dilihat dengan rnenggunakan kuesioner motivasi berprestasi yang disusun berdasar teori motivasi berprestasi. Sikap terhadap peran tradisional-non tradisional wanita dilihat dengan menggunakan axfimde foward women scale yang disusun oleh Spence dan Helmreich (1977); sedangkan locus of control diungkap dengan menggunakan skala IPC dari Levenson. Hasil menunjukkan adanya pengamh yang sangat signifikan dari ketiga variabel terhadap motivasi berprestasi (R= 0,435; p=0,000). Dari ketiga varibel tersebut, variabel LOC eksternal memberikan sumbangan sebesar 15,'7%. Uji multiple regression pada masing-masing etnis ditemukan: 0 pada wanita pedagang batik etnis Jawa ditemukan pengaruh yang signifikan dari Sikap terhadap peran tradisional-non tradisional wanita, LOC eksternal, dan LOC intemal terhadap motivasi berprestasi (R= 0,523; p<0,05). Dari ketiga variabel tersebut, LOC ekstemal mernberikan surnbangan yang cukup besar terhadap rnotivasi berprestasi wanita pedagang batik etnis Jawa. 0 pada wanita pedagang batik etnis Cina justru tidak ditemukan pengaruh yang signikan dari sikap terhadap peran tradisional-non Uadisional wanita., LOC ekstemal, LOC internal terhadap motivasi berprestasi (R= 0,398; p>0,05). Pada wanita pedagang batik etnis Arab ditemukan pengaruh yang signifkan dari sikap terhadap peran tradisional-non tradisional wanita, LOC eksternal, LOC intemal terhadap motivasi berprestasi (R= O,435; p < 0,05). Penelit-ian ini rnembuktikan bahwa variabel LOC intemal memberikan sumbangan yang cukup besar terhadap motivasi berprestasi. Hasil analisis perbedaan ditemnkan adanya perbedaan yang si gnifikan dalam ha] moiivasi berprestasi antara ketiga etnis, wanita pedagang batik etnis Cina memiliki moiivasi berprestasi yang lebih tinggi diantara kedua etnis, wanita pedagang batik etnis Jawa memiliki motivasi berprestsi yang lebih tinggi dibanding wanita pedagang batik etnis Arab. Demikian juga dalam hal LOC eksternal ditemukan perbedaan yang Signifikan antara ketiga etnis. Wanita pedagang batik etnis Cina memiliki LOC eksternal yang lebih tinggi dibanding etnis Jawa dan Cina. Hasil ini sangat menarik untuk menjadi diskusi lebih Ianjut. Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan diskusi yang menarik mengingat temuan-temuan baru yang berbeda dari teori yang ada. Dari penelitin ini nampaknya keberadaan wanita tidak bisa dilepaskan dari lingkungan dimana ia berada. Meskipun dalam diri seorang wanita ada keyakinan bahwa ia mampu berhasil atau mencapai prestasi yang baik, namun terkadang faktor di luar dirinya merniliki peran yang lebih besar untuk berprestasi. Faktor luar dalam hal ini dapat saja keluarganya termasuk suami maupun anak-anaknya, keluarganya, atau keyakinannya pada nasib atau kekuatan- kekuatan di luar dirinya.
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2002
T38212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Athifa An Umillah
Abstrak :
Performa tugas adalah fenomena yang penting untuk diteliti karena menjadi indikator penentu dari performa organisasi. Salah satu variabel yang diduga memengaruhi performa tugas adalah locus of control. Penelitian ini terdiri dari dua studi. Studi 1 bertujuan untuk melihat pengaruh locus of control para pegawai di Biro XYZ, salah satu biro di Institusi ABC, terhadap performa tugas mereka. Menggunakan teknik convenience sampling, sebanyak 42 orang pegawai pelaksana di Biro XYZ diberikan kuesioner Work Locus of Control (Spector, 1982). Selain itu, peneliti meminta 12 Kepala Sub-Bagian untuk melakukan penilaian Performa Tugas (Williams & Anderson, 1991) para pegawai pelaksana tersebut. Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat korelasi sebesar r = -0.43. Oleh karena itu, terdapat korelasi sedang antarvariabel. Tanda negatif berarti semakin besar (semakin eksternal) locus of control, maka semakin rendah performa tugasnya, dan sebaliknya. Hasil uji regresi linier menunjukkan koefisien determinasi (R2 = 0.19, p = 0.00). Variabel locus of control memiliki pengaruh sebesar 19% terhadap variabel performa tugas. Sisanya, yakni 81% dipengaruhi oleh variabel lain di luar locus of control. Kemudian, dilanjutkan dengan studi 2 untuk mengetahui efektivitas program intervensi yang sesuai. Peneliti melakukan intervensi pelatihan positive expectancy untuk mengubah locus of control eksternal menjadi internal, guna meningkatkan performa tugas. Hasil perhitungan melalui uji nonparametris Wilcoxon Signed Rank Test menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dengan adanya program intervensi pelatihan positive expectancy terhadap perubahan persepsi locus of control yang ditunjukkan dengan nilai z = -2.02, p = 0.04. Dengan demikian, program intervensi positive expectancy mampu mengubah persepsi responden terhadap locus of control dari eksternal menjadi internal. Implikasi hasil penelitian ini dan masukan bagi penelitian selanjutnya didiskusikan.
Task performance research is necessary to do since it is an important determinant of organizational performance. One antecedent variable that affect task performance is locus of control. This research consist of two studies. Study 1 is aiming to determine the effects of locus of control to task performance on Biro XYZ Employee, one bureau in Institusi ABC. Using convenience sampling technique. 42 staff were given Work Locus of Control Questionnaire (Spector, 1982), and 12 supervisor were given Task Performance Questionnaire (Williams & Anderson, 1991) to assess their employee's performance. The result showed that locus of control was negatively related to task performance, with r = -0.43. It's considered a moderate correlation. The simple linear regression analysis showed that there was a significant effect of locus of control to task performance (R2 = 0.19, p = 0.00. It means that locus of control affect task performance by 19%. Study 2 is aiming to determine the impact intervention program to develop internal locus of control, in order to improve the employee's task performance in Biro XYZ. Intervention program was developed in order to enhance employee's internal locus of control through positive expectancy training program. Based on Wilcoxon Signed Rank Test, there was a significant difference after intervention program, with z = -2.02, p = 0.04. In summary, the given positive expectancy training can improve employee's locus of control from external to internal. The implications of the results and the modeling procedure for future personnel research are discussed.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
T52595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutarto Wijono
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kuantitatif dan kualitatitif. Pendekatan kuantitatif mempunyai tujuan untuk 1) menguji pengaruh kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran dan iklim organisasi sekaligus terhadap stres kerja, 2) menguji pengaruh kepribadian tipe A, locus of cantrol eksternal, peran dan iklim organisasi sekaligus terhadap prestasi kerja, 3) menguji hubungan antara stres dan prestasi kerja dan 4) menguji pengaruh kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran, iklim organisasi dan stres kerja (variable perantara) sekaligus terhadap prestasi kerja. Sementara itu pendekatan kualitatif ini bertujuan untuk memahami/memperdalam dinamika penghayatan subyektif terhadap sumber stres (kepribadian tipe A, locus ofcontrol eksternal, peran dan iklim organisasi) yang menimbulkan stres kerja dan mempengaruhi prestasi kerja. Pendekatan kualitatif ini digunakan sebagai pendalaman untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Subyek penelitian adalah manajer madya yang bekerja di empat buah perusahaan swasta di Wilayah Jawa Tengah. Keempat perusahaan tersebut bergerak di bidang: produksi air mineral di Semarang, produksi rokok di Kudus, produksi minuman berenergi di Semarang, dan produksi otomotif di Magelang. Jumlah subyek sebagai sampel penelitian sebanyak 145 responden. Dari hasil penelitian terlihat bahwa kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran dan iklim organisasi berpengaruh sekaligus terhadap stres kerja. Variabel kepribadian tipe A dan peran berpengaruh signifikan terhadap stres kerja. Secara khusus juga ditemukan bahwa beban peran dan dimensi hubungan berpengaruh paling besar terhadap stres kerja. Ada dua belas kasus dari hasil penelitian kualitatif mempunyai ciri-ciri kepribadian tipe A. Hasil penelitian kuantitatif mengenai beban peran tersebut didukung oleh hasil penelitian kualitatif yaitu beban param sebagai kondisi, stuasi atau peristiwa yang mengganggu, membahayakan dan mengancam kesejahteraannya menimbulkan stres kerja. Hal ini terlihat pada S kasus yaitu kasus LC (stres kerja rendah), kasus RA (stres kerja sedang) dan kasus AA, EK dan BS (stres kerja tinggi). Dukungan diperoleh dari hasil penelitian yaitu dimensi hubungan sebagai kondisi, situasi atau peristiwa yang mengancam kesejahteraannya menimbulkan stres kerja. Hal ini juga terlihat pada ll kasus yaitu kasus H, LC dan 1-lT (stres rendah), kasus T, CH, S dan RA (stres kerja sedang) dan kasus AA, B, EK dan BS (stres kerja tinggi). Berikutnya ditemukan bahwa kepribadian tipe A, locus of control eksternal, peran dan iklim organisasi berpengaruh sekaligus terhadap prestasi kerja. Dari keempat variabel tersebut terlihat bahwa variabel iklim organisasi berpengaruh paling besar terhadap prestasi kerja diikuti oleh variabel locus of control ekstemal. Hasil penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ada hubungan signilikan dan negatif antara stres kerja dan prestasi kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin rendah stres kerja individu, maka prestasi kerjanya semakin tinggi. Sebaliknya semakin tinggi stres kerjanya, maka semakin rendah prestasi kerjanya. Hubungan kedua variabel ini bersifat linier negatif. Hasil penelitian ini sejalan dengan deskripsi responden yang menunjukkan bahwa individu yang mengalami stres kerja rendah menunjukkan tingkat prestasi kerja yang tinggi, individu yang mempunyai tingkat stres kerja sedang menunjukkan prestasi kerja sedang pula, sedangkan individu yang mempunyai tingkat stres kerja yang tinggi menunjukkan prestasi kerja yang rendah. Hasil penelitian kualitatif juga mendukung temuan ini dimana kasus G, H, LC dan I-IT dengan stres kerja rendah merasa prestasi kerjanya tinggi, kasus CH yang stres kerja sedang merasa prestasi juga sedang dan kasus AA, B, EK dan BS yang mengalami stres kerja tinggi merasa prestasi kerjanya rendah. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa kepribadian tipe A dan peran berpengaruh sekaligus terhadap stres kerja (variabel perantara) dan prestasi kerja. Dengan demikian kedua variabel yaitu kepribadian tipe A dan peran dapat berpengaruh sekaligus terhadap prestasi kerja jika stres kerja menjadi variabel perantara.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
D678
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosidah
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2033
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4   >>