Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Yulianto
Abstrak :
The purpose of this study is to find out the forms of social criticism in the short stories of the Angin Besar Menggerus Ladang-ladang Kami by Hajriansyah and Hitam Putih Kotaku by Rismivana The problems in this study are how the form of social criticism in the short stories ofAnstin Besar Menggerus Ladang-ladang Kami by Hajriansyah and Hitam Putih Kotaku by Rismiyana. The methodology used m analyzing the short stories is descriptive qualitative by using sociology of literature as the approach of this research. Based on the results of the analysis, it can be seen that there are many social criticism in both short stories as the object of study. Social critics include-criticism of the destruction of nature, criticism of the attitude of art, and criticism of promiscuity.
Jakarta: Kantor Bahasa Banten, 2017
400 BEBASAN 4:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Mujiyanto
Abstrak :
Penelitian ini berlatar belakang asumsi bahwa novel mengandungi berbagai tindak tutur disektif (TTD) yang strategi pengujarannya dapat mengusik muka mitra tutur dan bahwa penerjemahan TTD dapat disertai dengan berbagai bentuk penggeseran kebahasaan yang pada gilirannya mungkin menimbulkan perbedaan derajat kesantunan TTD itu-Berdasarkan asumsi tersebut, penelitian ini mengedepankan masalah penggeseran kebahasaan di dalam pengindonesiaan TTD, pengubahan derajat kesantunan TTD sebagai akibat penerjemahan, dan kaitan penggeseran itu dengan derajat kesantunannya. Tujuannya adalah memperoleh gambaran mengenai (1) hal-hal yang berkaitan dengan penggeseran tadi, (2) dampak penggeseran itu terhadap derajat kesantunannya, dan (3) kaitan penggeseran itu dengan kesantunan tersebut. Novel yang beriudul A Farewell to Arms karya E. Hemingway (1929) beserta teriemahannya Pertempuran Penghabisan oleh T.S. Bachtiar (1976) dijadikan sumber data. Hasil kajian terhadap sumber data ini digunakan sebagai dasar penyusunan angket yang dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan derajat kesantunan TTD tadi antara BSu dan BSa. Responden ditarik secara acak dari populasi yang terdiri atas penutur BSu dan penutur BSa. Data yang diperoleh diolah menggunakan beberapa uji statistik yang semuanya terdapat di dalam SPSS for Windows Release 6. Variabel utama penelitian ini adalah (1) TTD di dalam BSu dan BSa, yang dikelompokkan menurut faktor bahasa dan jenis penutur, dan (2) perbedaan derajat kesantunan TTD antara kedua bahasa tersebut. Variabel lainnya adalah jantina, kelompok usia, dan tingkat pendidikan responder. Uji ANOVA sate-jalur yang digunakan untuk mengolab data di atas mengungkapkan adanya perbedaan derajat kesantunan antara TTD di dalam kedua bahasa. Walaupun secara statistik perbedaan ini signifikan, perbedaan harga-harga yang diperoleh dari uji tersebut sangat kecil sehingga uji komparasi ganda (uji Duncan) mengungkapkan bahwa di antara tiga puluh enam pasang kelompok data yang disusun menurut jenis penutur hanya sepuluh pasang yang menunjukkan perbedaan itu. lni menyiratkan bahwa penerjemah memilih strategi melakukan berbagai penggeseran dengan akibat pengubahan derajat kesantunan TTD yang diterjemahkannya. Penelitian ini menyisakan pextanyaan yang menyangkut kaitan antara fitur suprasegmental dan kesantunan, kewajaran TTD di dalam novel, dan hubungan kesantunan dengan jarak sosial serta perbedaan status antara penutur dan petutur sebagaimana tertuang di dalam novel. Selain itu, kajian replikatif dapat pula dilakukan untuk mengulangtegaskan hasil penelitian ini.
This research is based on the assumptions that novels contain various types of directive speech acts (DSA's for short) which may threaten the hearer's face and that the translation of such DSA's may result in various types of shifts that, in turn, can lead to differences in their degrees of politeness. Based on the assumptions, this study puts forward questions on the shifts in translating English DSA's into Indonesian, the changes of their degrees of politeness as a result of the translation, and the relationship between such shifts and the degrees of politeness. This study aims at (1) revealing aspects related to the variety of shifts; (2) the impacts of such shifts on their degrees of politeness; and (3) the relationship between the shifts and the politeness. A novel entitled A Farewell to Arms by E. Hemingway (1929) along with its translation, i.e. Pertempuran Penghabisan by T.S. Bachtiar (1976), is the source of data on the DSA's. The results of the study on it are used as the basis of compiling the questionnaire which has been designed to obtain pictures on differences in the degrees of politeness between the DSA's in the source language (Sr..) and their counterparts in the target language (TL). The respondents were randomly drawn from the population consisting of speakers of the SL as well as ones of the TL. The data obtained from the sample are analyzed using a number of statistical tests contained in the SPSS for Windows Release 6. The major variables of this research are (I) the DSA's in the SL and their counterparts in the TL, which are categorized in accordance with the language and types of respondents, and (2) the differences in the degrees of politeness of the two languages. The other variables are the sexes, the age groups, and the levels of education of the respondents. The one-way ANOVA employed to analyze the data reveals the differences in the degrees of politeness between the DSA's in the two languages. Despite the significance of the differences, the distinctions of values obtained from the analyses are so small that the multiple comparative (Duncan) tests reveal that among the thirty six pairs of data grouped on the basis of the types of respondents there are only ten pairs showing such distinctions. This implies that the translator has chosen the strategy of making shifts in the translation, resulting in changes in the degrees of politeness of the DSA's that he translates. This study leaves behind questions on the connection between the suprasegmental features and politeness, the naturalness of DSA's within novels, and the relations between politeness and social distance as well as differences in social status among interlocutors in novels. Besides, replicative study could also be carried out in order to reconfirm the findings of this research.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titik Pudjiastuti
Abstrak :
PENDAHULUAN 'Sajarah Banten' adalah sebuah karya sastra klasik Jawa bersifat sejarah. Seperti halnya kebanyakan teks klasik Jawa, teks ini pun tidak menyebutkan nama penulis atau raja yang memerintahkan penulisannya. Menurut Braades dan Djajadiningrat mungkin sekali teksnya disusun pada tahun 1662/63 AD (Brandes, 1920: 112 catatan, Djajadiningrat, 1913: 10). Djajadiningrat menyatakan, pada tahun 1701/02 AD teks tersebut telah disadur dengan agak bebas dan atas dasar itulah muncul redaksinya yang termuda yang berangka tahun 1732 AD (1913: 10). Dari penelitian naskah 'Sajarah Banten' yang telah dilakukan, ditemukan dua puluh buah naskah yang berisi duapuluh empat teks. Sebelas teks merupakan 'Sajarah Banten Besar' yang --lima di antarauya-- menyebutkan tahun 1732 AD sebagai sumber penyalinannya, sedangkan sisanya bersumber dari naskah bertanggal lebih muda yang disebut dengan 'Sajarah Banten Kecil' (D jajadiningrat,1983:14--15). Karya sastra sejarah (kranik) seperti 'Sajarah Bunten' ini di Jawa lazim disebut babad. Dalam bahasa Jawa babad berarti menebang pohon-pohonan di hutan atau memangkas semak belukar (Gericke-Roarda 1901. Poervvadruminta 1939). Berdasarkan arti ini Darusuprapta (1975 : 3-4) mengemukakan suatu perkiraan mengenai penggolongan babad yaitu: 1) yang melukiskan cerita pembukaan suatu daerah atan hutan untuk kemudian didirikan suatu ibu kota kerajaan atau pusat pemerintahan di atasnya, seperti: Babad Majapahit, BabadMataram, Babad Kartasura, BabadNgayogyakarta; 2) yang pusat ceritanya menitikberatkan kepada hal ihwal dalam suatu daerah tertentu, seperti: Babad Banten, Babad Cirebon, Babad Kebumen, Babad Pasaraan, Babad Besuki, Babad Belambangan, dan 3) yang pusat ceritanya berupa peristiwa-peristiwa dalam suatu babakan waktu tertentu, seperti: Babad Pacinan, Babad Paliban Nagari, Babad Pakepung, Babad Dipanegara, den Babad Surenglagan. Sementara itu, Brander seperti yang dikemukakan oleh Berg (1974: 80), mengelompokkan babad menjadi tiga golongan besar, yakni: 1) yang isinya tidak sesuai dengan judulnya; artinya judulnya tidak mencerminkan isi ceritanya, seperti: Babad Jenggala, Babad Majapahit, Babad Demak, Babad Pajang, Babad Mataram, dan Babad Kartasura; 2) yang isinya menceritakan sejarah setempat; artinya isinya banya menceritakan tentang sejarah suatu daerah tertentu saja, seperti: Babad Banten, Babad Cirebon, Babad Banyumas dan Babad Blambangan, dan 3) yang menceritakan suatu periode tertentu dari sejarah Jawa; maksudnya menceritakan suatu peristiwa yang terjadi pada suatu mesa tertentu, seperti: Babad Bedab Ngayogyakarta den Babad Mangkanegaran. Walaupun Brandes dan Daresuprapta telah mengelompokkan babad dalam 3 golongan, namun menurut penulis masih terdapat 1 golongan babad lagi yang belum dinyatakan oleh kedua ahli tersebut. Golongan yang ke-4 adalah babad yang isi ceritanya seawal dengan judulnya, seperti: Babad ing Sengkala. Darusuprapta, selain mengungkapkan masalah penggolongan babad juga menyatakan pendapatnya tentang perbedaan istilah babad berdasarkan has cakupan daerahnya. Umiak membedakan babad yang lebih luas cakupan daerahnya seperti "Babad Tanah Jawi" , 'Sajarah Banten? disebut dengan istilah babad pasisir (Darusuprapta, 1974: 4). Apabila ditinjau dari isinya, sebagian besar cerita 'Sajarah Banten? memang merupakan untaian peristiwa sejarah yang berlangsung di Banten pada kurun waktu abad 16 -- 17, sedangkan sisanya adalah uraian mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di Jawa sebelum Islam. Sebagai karya sastra sejarah, dalam uraian mengenai rangkaian peristiwanya terlihat kandungan nilai sastra yang menyatu dengan kroniknya. Nilai sastra itu berupa aspek estetis dan fiktif (Berg 1974, Darusuprapta 1975, Teeuw 1976). Menurut Darusuprapta, kedua aspek ini menjadi ramuan di dalam struktur sastranya yang terwujud dalam bentuk: mitologi, lagenda, lagiografi, dan simbolisme (1975:6)?.
1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Tunjung Sari
Abstrak :
Karya sastra adalah suatu bentuk pengungkapan seni dengan bahasa sebagai medianya, tapi banyak peneliti sastra yang mengabaikan bahasa sebagai variabelnya. Oleh karena itu, saya tertarik untuk menjadikan karya sastra sebagai obyke penelitian, yang akan saya teliti dari sudut linguistik. Dalam penelitian ini, saya mengkhususkan diri pada karya sastra yang berbentuk cerpen. Dilihat dari segi gramatikal, cerpen adalah satuan gramatikal yang terlengkap yang dapat dibagi menjadi satuan-satuan yang lebih kecil yang disebut paragraf. Dilihat dari tujuannya, ada 6 jenis wacana yang kita kenal. Dari keenam jenis wacana tersebut hanya wacana tuturanlah yang akan diteliti dalam skripsi ini. Tujuan skripsi ini ialah melihat hubungan antara proposisi dalam paragraf, mencari unsur dominan yang mempersatukan paragraf tuturan, dan meneliti struktur gramatikal yang umunya terdapat pada paragraf tuturan. Dari hasil analisis, ternyata diperoleh kesimpulan bahwa (1) sebagian besar paragraf semantis mempunyai hubungan INDUK-pendukung yang non-kronologis, (2) struktur paragraf gramatikal berbentuk sub-ordinatif, dengan kalimat tema di awal paragraf, dan (3) keutuhan paragraf cerpen pada garis besarnya diikat oleh tokoh tematis.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S11144
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edwina Satmoko Tanojo
Abstrak :
Novel yang baik menurut Balai Pustaka adalah novel yang berisi pengajaran bagi pembacanya (lda.:2.3). Di samping itu banyak novel yang terbit tidak berisi pengajaran bagi pembaca dan biasanya novel semacam diterbitkan oleh penerbit tak bertanggung jawab atau Para agitator (lda.:2.2). Novel-novel semacam inilah yang disebut bacaan liar. Karena Istilah bacaan liar ini datangnya dari pihak penerbit pemerintah dalam hal ini Balai Pustaka, maka kriteria Balai Pustaka dijadikan patokan dalam menentukan sebuah novel masuk kategori bacaan liar. Kriteria pertama Halal Pustaka mengatakan bahwa novel yang diterbitkan harus mempunyai sikap netral terhadap persoalan agama.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S10844
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Sylvia Piranti
Abstrak :
Literatur populer di Jerman mencapai masa keemasannya pada tahun 1990 sejak kemunculan para penulis muda, salah satunya yaitu Benjamin von Stuckrad-Barre dengan karyanya Soloalbum. Kehidupan anak muda, pencarian identitas dan presentasi diri menjadi salah satu tema utama dalam karya-karya literatur populer saat itu. Penelitian ini berfokus kepada pencarian identitas diri tokoh ich dalam novel Soloalbum karya Benjamin von Stuckrad-Barre, dilihat dari gambaran presentasi dirinya (Selbstdarstellung) yang dapat mempengaruhi pembentukan konsep diri hingga akhirnya penemuan identitas dirinya. Hancurnya hubungan cinta tokoh ich memunculkan berbagai konflik yang membuatnya mempertanyakan bagaimanakah konsep dirinya. Untuk mengetahui hal tersebut, digunakan metode intrinsik novel, seperti tokoh, latar dan konflik yang mengarah kepada gambaran presentasi diri dan konsep diri tokoh ich, dan pendekatan psikologi sosial dimana segala bentuk presentasi diri tokoh ich yang termasuk ke dalam pembentukan konsep diri (Selbstkonzept) diklasifikasikan menurut lima faktor pembentuk konsep diri dan gaya hidup. Dalam novel Soloalbum, berbagai aspek seperti perubahan kondisi tempat tinggalnya, emosi yang stabil, mengetahui tujuan hidupnya terutama dalam hal pekerjaan dan mengetahui hal apa yang sesuai atau tidak dengan dirinya membantu tokoh ich untuk menyadari konsep diri yang sesuai dengan dirinya. Sehingga melalui konsep diri yang sesuai tersebut akan diketahui pula identitas yang dimiliki oleh tokoh ich.
Popular literature in German met its golden age around the 90?s with the appearance of young writers, one of them being Benjamin von Stuckrad-Barre with his novel Soloalbum. The life of young people, the search of identity, and self presentation (Selbstdarstellung) are the main themes in these new popular litteratures. This research is focusing on the theme of the identity search of the character ich in Benjamin Von Stuckrad-Barre?s Soloalbum from the point of view of his self-presentation which can influence his self-concept in order to finally find his own self-identity. His recent breakup leads to several conflicts that makes ich asks himself about his self-concept. In order to analyze this the writer uses the intrinsic method, such as characters, settings, and conflicts which leads to the image of his self-concept and self-presentation, and also social psychology, where every type of self-presentation and self-concept of ich are being classified according to the five factors of the self-concept and lifestyle, to determine ich?s search of self-concept. In Soloalbum, a lot of aspects such as the condition change of his living place, his emotion and anger in taking decisions, and finding out which are the things that he likes or dislikes helps ich in realizing the self-concept suitable for him. Hence from that self-concept it is possible to find finally the desired identity of ich.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S52439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kirana Chandra Mumpuni Budiana
Abstrak :
ABSTRAK
Topik yang diangkat dalam penelitian ini adalah makna kehilangan dalam film Zerkalo Cermin, sebuah film karya penulis naskah dan sutradara, Andrej Tarkovskij. Tulisan ini dibuat bertujuan untuk menganalisis makna kehilangan yang ditampilkan melalui tokoh Maria dan latar tempat yang terdapat film. Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori semiotik Roland Barthes. Teori ini menjadi dasar dilakukannya dua tahap pemaknaan, yaitu denotasi dan konotasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekspositori, deskriptif, dan kritik. Hasil penelitian ini yaitu kehilangan dalam film Zerkalo dimaknai sebagai suatu bentuk penderitaan yang harus dinikmati dan merupakan bentuk ekspresi ketidaksadaran dari rasa bersalah yang dirasakan tokoh Maria. Jika dikaitkan dengan teori masokisme moral Freud, tokoh Maria merupakan sosok yang masokis karena ia menikmati penderitaan akibat peristiwa kehilangan suami yang dialaminya. Kecintaan pada penderitaan tersebut didasari oleh rasa bersalah Maria yang tidak bisa mempertahankan rumah tangganya. Bentuk masokisme ini telah mengakar dalam kesusastraan Rusia. Selain itu, latar belakang penulis naskah dan sutradara, Andrej Tarkovskij, sebagai pengagum Dostoevskij juga menjadi alasan adanya unsur masokisme dalam film ini, seperti dalam karya-karya Dostoyevskij.
ABSTRACT
The topic discussed in this research is the meaning of loss in Zerkalo Mirror, a movie by screenwriter and director, Andrej Tarkovskij. This paper is intended to analyze the meaning of loss that is displayed through the character of Maria and the background of the place in the movie. The main theory used in this research is Roland Barthes semiotic theory. This theory became the basis for the implementation of two stages of meaning, namely denotation and connotation. The methods that being used in this research are expository, descriptive, and criticism. The outcome from this research is the loss in Zerkalo ndash Mirror is interpreted as a form of suffering that must be enjoyed and a form of unconsciousness of the guilt felt by the character of Maria. When it comes to Freud theory of moral masochism, the character of Maria is considered as a masochistic figure because she enjoys the suffering of the events that occur behind it. The love of suffering is based on the guilt of Maria who can not maintain her marriage. This form of masochism rooted in Russian literature. In addition, the background of scriptwriter and director, Andrej Tarkovskij, as an admirer of Dostoevskij has also been the reason for an element of masochism in the movie, as in the works of Dostoyevskij.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Mahmud
Jakarta: Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, 1997
899.221 072 MAH a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vinokurov, Yevgeniy
Abstrak :
Buku yang berjudul Poeziya i mysl' ini ditulis oleh Evgenij Vinokurov; editor, V. M. Kurganova; teknik editor, A. S. Elagin; korektor, A. F. Kvitko. Buku ini berisikan pembahasan dari puisi-puisi Rusia karya sastrawan terkenal.
Moskwa: Sovetskaya Rossiya, 1966
RUS 891.704 4 VIN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Kroetz, Franz Xaver
Abstrak :
Buku ini membahas karya sastra jerman dari berbagi macam pengarang terkenal dengan mengkritisasi karya-karya pengrang tersebut. Pengarang terdiri dari pengarang sastra, sandiwara dan lain sebagianaya. Pada seri ke-57 ini, Text + Kritik membahas mengenai salah satu pengarang sandiwara bernama Franz Xaver Kroetz. Di dalam buku ini disajikan beberapa tema yang berkaitan dengan Kroetz dan dramanya, seperti teori drama Kroetz, drama negatif dan postif, pembahasan salah satu karya drama Kreotz "Agnes Bernauer", Kreotz dan Brecht, dan lain sebagianya.
München: text + kritik GmbH, 1978
JER 830.9 KRO t LVII
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>