Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kenninda Rachelyn
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh struktur pendanaan atau portofolio kredit terhadap PT risiko likuiditas perbankan konvensional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi bank konvensional yang terdaftar di Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Bursa Efek Filipina (ASEAN-5). Jumlah bank konvensional yang diteliti terdapat 48 bank dengan masa rentan dari tahun 2012 sampai dengan 2017 atau periode enam tahun yang menggunakan Metode regresi Generalized Least Square. Studi ini mengukur struktur pendanaan menggunakan tiga variabel alternatif yaitu Sektor Properti Luas (BPS), Pendanaan Konsentrasi (SPEC), dan Lending Composition Change (LCC). Berdasarkan Hasil regresi, ditemukan dua dari tiga variabel alternatif yaitu BPS dan LCC menampilkan hubungan yang signifikan dan positif dengan risiko likuiditas, sedangkan SPEC variabel menunjukkan hubungan yang juga positif tetapi tidak signifikan. Setelah mengalami kemunduran model keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa struktur pendanaan memiliki hubungan positif dan
berpengaruh signifikan terhadap risiko likuiditas perbankan konvensional di negara-negara ASEAN-5.

This study aims to see the effect of credit structure or portfolio on conventional banking risk PT. The sample used in this study includes conventional banks listed in Indonesia, Malaysia, Singapore, Thailand and the Philippines Stock Exchange (ASEAN-5). The number of conventional banks studied was 48 banks with a vulnerable period from 2012 to 2017 or a six year period using the Generalized Least Square regression method. This study measures the structure structure using three variables, namely the Property Sector Area (BPS), Concentration Funding (SPEC), and Lending Composition Change (LCC). Based on the regression results, it was found that two of the three variables, namely BPS and LCC, showed a significant and positive relationship with liquidity risk, while the SPEC variable showed a positive but insignificant relationship. After regressing the model as a whole, it can be damaged that the structure has a positive relationship has a significant effect on the liquidity risk of conventional banking in ASEAN-5 countries."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas IndonesiaE, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chitarani Kartikadewi
"Penelitian ini menguji bagaimana likuiditas pendanaan mempengaruhi pengambilan risiko bank dan bagaimana ukuran bank menentukan keputusan pengambilan risiko manajemen bank. Menggunakan data dari 89 bank umum di Indonesia dalam periode 2008 hingga 2017 dan mengkategorikan bank berdasarkan kategori ukuran bank (BUKU) Bank Indonesia (bank sentral), penulis menemukan dampak signifikan pendanaan likuiditas terhadap pengambilan risiko pada bank-bank dengan ukuran kecil. Secara khusus, berdasarkan analisis data panel, hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank yang memiliki simpanan yang lebih tinggi cenderung mengambil risiko yang lebih tinggi atas asetnya dan mengakibatkan terjadinya trade-off risiko, antara risiko likuiditas dan risiko kredit.
Hasil penelitian menunjukkan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko dan cadangan kerugian kredit yang lebih tinggi, sebagai proxy dari risiko kredit, pada saat terjadinya kenaikan saldo simpanan. Selain itu, Z-Score yang lebih rendah dan rasio liquidity creation yang lebih tinggi, sebagai proxy dari tingkat solvabilitas bank, dihasilkan dari kenaikan pendanaan masyarakat. Di lain sisi penelitian ini menemukan bahwa bank yang lebih besar cenderung berhati-hati dalam mengambil risiko ketika memiliki saldo likuiditas yang lebih tinggi.

This research examines how funding liquidity affects bank risk-taking and the how the bank size determines bank’s management risk-taking decisions. Using data of 89 commercial banks in Indonesia within the period of 2008 to 2017, and categorizing the banks based on Bank Indonesia (central bank) bank-size category (BUKU), the author finds a significant impact of funding liquidity to bank risk-taking in smaller size banks. In particular, based on panel data analysis, the research result shows that banks with higher deposits incline to take a higher risk on its assets and resulted to risk-trade off, between liquidity risk and credit risk.
The result shows higher Risk-Weighted Assets and Loan Loss Provisions, as the proxy of credit risk, as the impact of deposits increment. In addition, lower Z-Score and higher liquidity creation ratios, as the proxy of bank’s solvency level, are resulted from deposit increment. However, this research finds that bigger banks tend to be cautious in taking risks when having higher liquidity position.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gonzales Halim
"ABSTRACT
Skripsi ini membahas mengenai likuiditas, yang merupakan salah satu topik tradisional yang hampir selalu muncul pada berbagai buku manajemen keuangan. Hubungan antara aset lancar dan liabilitas lancar tersebut sampai pada saat ini masih menjadi postulat, dan menciptakan suatu rule of thumb, atau acuan yang menyatakan bahwa rasio lancar harus lebih besar dari satu dan modal kerja harus bernilai positif. Terdapat pandangan umum bahwa apabila rasio lancar suatu perusahaan berada dibawah satu yang artinya modal kerja-nya pun bernilai negatif, diindikasikan bahwa kinerja dari perusahaan tersebut tidak baik. Oleh karena itu, penelitian ini menguji pengaruh dari likuiditas yang pendekatannya dilakukan melalui pengelolaan modal kerja, serta efek interaksinya dengan ketersediaan arus kas, terhadap kinerja seluruh perusahaan pada sektor non keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan hasil uji statistik atas model regresi, disimpulkan bahwa isu pengelolaan modal kerja memiliki sifat spesifik tergantung dari sektor industrinya. Yang dimana investasi pada modal kerja memiliki pengaruh yang berbeda-beda terhadap kinerja perusahaan pada sektor industri yang berbeda. Berbagai hubungan non-linear antara pengelolaan modal kerja, serta efek interaksinya dengan ketersediaan arus kas, terhadap kinerja perusahaan pun berhasil ditangkap pada penelitian ini, seperti hubungan yang membentuk pola kurva cekung (concave) dan cembung

ABSTRACT
This study discusses liquidity, which is one of the traditional topics that almost always appears in various financial management books. The relationship between current assets and current liabilities is still a postulate, and creates a rule of thumb, or a reference stating that the current ratio must be greater than one and working capital must be positive. There is a general view that if the current ratio of a company is below one, which means that the working capital is negative, it is indicated that the performance of the company is not good. Therefore, this study examines the effect of liquidity whose approach is carried out through the management of working capital, as well as the effect of its interaction with the availability of cash flows, on the performance of all companies in the non-financial sector listed on the Indonesia Stock Exchange. Based on the results of statistical tests on the regression model, it was concluded that the issue of working capital management has specific characteristics depending on the industry sector. Which is where investment in working capital has different effects on the performance of companies."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mario
"ABSTRAK
Penelitian ini meneliti keberadaan tren waktu yang stokastik maupun determinisik dan hubungan antara komonalitas dari likuiditas dan keadaan pasar di negara Indonesia dan Thailand. Pada penelitian ini, tidak ditemukan tren waktu yang stokastik maupun deterministik pada kedua pasar. Lalu, untuk mengukur hubungan antara tingkat komonalitas dari likuiditas dan keadaan pasar, penelitian menggunakan pengembalian pasar sebagai ukuran dari keadaan pasar dan peneliti memasukan beberapa variabel kontrol, yaitu, volatilitas pasar, tingkat likuiditas, tingkat turnover, serta tingkat komonalitas dari turnover. Hasil dari penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya karena ternyata tingkat pengembalian pasar mempunyai pengaruh berbeda terhadap komonalitas dari likuiditas.

ABSTRACT
This study aims to test the existence of stochastic and deterministic time trend and the relations between commonality in liquidity and stock market conditions in Indonesia and Thailand. The results show there is no stochastic and deterministic time trend in both markets. Market return is considered as a proxy to analyze the relation between commonality in liquidity and stock market conditions and the research use market volatility, market liquidity, market turnover, and commonality in market turnover as kontrolling variables. It has different results from the previous research since market returns differently affects both market?s commonality in liquidity.
"
2015
S59758
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggita
"Penelitian ini melihat pengaruh kebijakan quantitative easing terhadap pergerakan capital inflow di negara ASEAN-5 yaitu Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand dan Filipina pada fase ekspansi maupun pada fase kontraksi tappering off . Yaitu menganalisis dampak kebijakan quantitative easing melalui dua jalur transmisi: jalur likuiditas dan jalur portfolio rebalancing. Penelitian ini menggunakan data bulanan dengan periode penelitian Januari 2008 - Desember 2015. Dengan pembagian data pada fase ekspansi yaitu Januari 2008-Agustus 2013 dan fase kontraksi mulai September 2013- Desember 2015. Dengan menggunakan metode VAR.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon indikator foreign buy terhadap syok jalur likuiditas dan syok jalur portfolio rebalancing bervariasi antar negara. Penelitian ini juga menunjukan bahwa dampak kebijakan QE pada negara ASEAN-5 memiliki jalur transmisi dominan yang berbeda-beda, yaitu jalur portfolio rebalancing untuk fase ekspansi di negara Indonesia, Malaysia dan Singapura. Sedangkan pada fase kontraksi transmisi nya justru melalui jalur likuiditas. Pada negara Thailand dan Filipina jalur portfolio rebalancing yang dominan pada kedua fase.

This paper examines capital inflows to emerging economies in ASEAN as the effect of quantitative easing policy taken by the FED. This effects on ASEAN 5, namely Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand and Filipine is divided by two phase of policy, ekspansionary and contractionary taper tantrum phase. This study also attempt to analyze this effect on liquidity channel and portfolio rebalancing channel. Using the monthly data within period January 2008 December 2015 and using VAR as method.
The result of this study showed that the response of capital inflows to shock by liquidity channel and shock by portfolio rebalancing channel are different between one country to another. This paper also find evidence that different dominant channelling might occur on different country. As Indonesia, Malaysia and Singapore have portfolio rebalancing channel as dominant transmission on ekspansionary phase of QE, but have liquidity channel as dominant on taper tantrum period. In Thailand and Filipine, both country have portfolio rebalancing channel as dominant transmission on both periode.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47763
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Zahrah
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menguji pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan jasa sub sektor telekomunikasi di indonesia studi pada perusahaan jasa yang terdaftar di bursa efek indonesia tahun 2009 - 2016 .
Penelitian ini dilakukan pada 5 perusahaan telekomunikasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data penelitian bersumber dari data sekunder yaitu laporan keuangan 5 perusahaan telekomunikasi tahun 2009 sampai dengan 2016. Analisis data menggunakan regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengolahan data dilakukan menggunakan aplikasi EViews 10.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode 2009-2016 terdapat penemuan variable current ratio dan net working capital secara parsial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap return on asset, dan variabel quick ratio dan secara parsial berpengaruh negative tidak signifikan terhadap return on asset.

The objective of this research is to examine the effect of liquidity on profitability in telecommunication sector company in indonesia study on service company listed in stock exchange indonesia year 2009-2016.
This research was conducted on 5 telecommunication companies listed in Bursa Efek Indonesia. The research data is sourced from secondary data that is financial report of 5 telecommunication company in 2009 until 2016. Data analysis using multiple linear regression to test the influence of independent variable to dependent variable Data processing is done using application of EViews 10.0.
The result of research indicate that during period 2009 2016 there is the discovery of variable current ratio and net working capital partially positive effect is not significant to return on asset, and variable quick ratio partially not significant negative effect on return on asset.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
In Min
"Penelitian ini menginvestigasi pengaruh likuiditas pendanaan terhadap perilaku pengambilan risiko bank. Penelitian sebelumnya di negara maju menunjukkan bank yang mengalami peningkatan deposit lebih agresif dalam mengambil risiko di periode berikutnya, untuk meningkatkan profitabilitas dan mengejar kompensasi pribadi, serta adanya skema deposit insurance yang dapat menciptakan moral hazard.
Menggunakan data 336 bank di 26 negara selama periode 2004-2016, penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan perilaku pengambilan risiko antara tiap wilayah dalam kaitannya dengan likuiditas pendanaan. Pada bank-bank di Amerika Utara, Eropa, dan Timur Tengah, ditemukan hubungan positif antara deposit dengan risk weighted asset.
Di Amerika Utara, peningkatan deposit juga berpengaruh signifikan terhadap penurunan z-scores. Di Asia Timur, peningkatan likuiditas pendanaan ternyata tidak memiliki pengaruh yang signifikan untuk semua ukuran risk taking. Di Asia Tenggara, meningkatnya funding liquidity bahkan berkontribusi terhadap menurunnya perilaku pengambilan risiko.
Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan skema explicit deposit insurance dapat meningkatkan agresivitas pengambilan risiko ketika bank mengalami peningkatan likuiditas pendanaan. Sebaliknya, bank cenderung mengambil risiko yang lebih rendah dalam merespons peningkatan likuiditas pada periode krisis keuangan global. Hal ini secara konsisten ditemukan di seluruh kawasan yang diteliti, kecuali di Asia Timur.

This research investigates the effect of funding liquidity on bank risk taking behavior. Previous research in developed countries shows that banks with higher deposits are more aggressive in taking risks in the next period, to increase profitability, pursue personal compensation, and the existence of deposit insurance schemes that can create moral hazard.
Using data of 336 banks in 26 countries over the period 2004 2016, this study shows differences in risk taking behavior between each region in relation to funding liquidity.In banks in North America, Europe and the Middle East, a positive relationship was found between deposit and risk weighted assets.
In North America, increased deposits also have a significant effect on the decrease in z scores. In East Asia, increased funding liquidity did not have a significant effect on all measures of risk taking. In Southeast Asia, increased funding liquidity even contributes to the decline in risk taking behavior.
The results of this study also indicate that the implementation of explicit insurance deposit scheme can increase the aggressiveness of risk taking when the bank has higher funding liquidity. In contrast, banks tend to take lower risks in response to increased liquidity in the period of global financial crisis. This is consistently found throughout the area studied, except in East Asia.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T49503
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Aprilina
"Penelitian ini membuktikan mengenai intensitas pencarian (search volume) terhadap stock return dan likuiditas di negara emerging market. Sampel terdiri dari 9 negara emerging market berdasarkan Morgan Stanley Capital International (MSCI) Emerging Market Index. Intensitas pencarian diproksikan oleh Google Trend bernama Google Search Volume Index(SVI) sebagai proksi untuk perhatian investor dan Abnormal Trading Volume (ATV) sebagai proksi likuiditas. Dalam penelitian ini, kami menggunakan Model Tiga Faktor Fama-French untuk menjelaskan variabilitas return saham di emerging market. Penelitian ini menggunakan data mingguan untuk periode Juli 2014-Juni 2018 dan currency depreciation sebagai peristiwa attention-grabbing. Kami mengklasifikasikan sampel ke dalam 3 portofolio yaitu negara yang memiliki depresiasi mata uang rendah, negara yang memiliki depresiasi mata uang menengah, dan negara yang memiliki depresiasi mata uang tajam. Hasilnya, terdapat indikasi SVI berpengaruh terhadap portofolio walaupun secara keseluruhan SVI tidak signifikansi terhadap return saham namun signifikan terhadap likuiditas. Faktor pasar (premi risiko pasar) positif dan signifikan pada portofolio keseluruhan. ATV memiliki informasi yang lebih dominan dari SVI dalam menjelaskan return saham. Selain itu, kami menemukan bahwa pada negara yang memiliki depresiasi mata uang rendah dan depresiasi tajam, preferensi investor berinvestasi pada small stock dengan book-to-market yang tinggi sementara pada negara yang memiliki depresiasi mata uang menengah preferensi investor untuk berinvestasi pada big stock dengan book-to-market yang tinggi. Dapat disimpulkan bahwa pada emerging market investor akan berperilaku rasional dalam jangka panjang.

The research examines the evidence of search intensity toward stock return and liquidity in emerging market country. The sample consists of 9 emerging market country classified as Morgan Stanley Capital International (MSCI) Emerging Market Index. Search intensity is measured by Google Trends named Google Search Volume Index (SVI) as a direct proxy for investors attention and Abnormal Trading Volume (ATV) as proxies for liquidity. We use the Fama-French Three-Factor Model to explain stock return variability in emerging market. We obtain weekly data for the period from July 2014-June 2018 and currency depreciation as an attention-grabbing event. We classified the sample into 3 portfolios which are low currency depreciation, medium currency depreciation, and sharp currency depreciation. The result showed that the SVI has a tendency to explain stock return variability in portfolio even though in general SVI insignificant toward stock return however significant on liquidity. Market factor (market risk premium) consistent positive and significant in overall portfolio. ATV has dominance information rather than SVI in explaining stock return. Additionally, we find that in low and sharp currency depreciation, investor tend to invest in small stock with high book to market meanwhile in medium currency depreciation investor tend to invest in big stock with high book to market. Overall, we conclude that in emerging market, in a long term investor behave on their rationality."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betarto Fitriaji
"Pengelolaan likuiditas perbankan sangatlah penting, yang disadari sejak krisis keuangan tahun 2007-2009, yang mendorong keluarnya Basel III. Penelitian ini dijalankan dengan memperbandingkan data time-series dari rasio likuiditas, yaitu Rasio Intermediasi Makroprudential (RIM, bentuk terkini dari Loan to Deposit Ratio/LDR), Long Term Core Deposit ratio (LTCD, proxy dari Liquidity Coverage Ratio/LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) dari bank umum di Indonesia, dengan menggunakan perhitungan korelasi dan regresi linier. Data yang digunakan adalah laporan keuangan triwulanan interim 54 bank umum periode 2005-2016. Hipotesa studi ini adalah bahwa bank telah mengelola likuiditas secara aktif sejak sebelum krisis, dan menyesuaikan pendekatannya sepanjang periode hingga implementasi Basel III. Untuk menguji perilaku pengelolaan likuiditas sehubungan dengan pergerakan profitabilitas perbankan dan likuiditas negara, Cost of Fund (COF), Net Interest Margin (NIM) dan Return on Asset (ROA) serta penerbitan Surat Perbendaharaan Negara (SBN) digunakan sebagai variabel. Hasil studi menunjukkan bahwa bank di Indonesia mengelola likuiditasnya sebelum krisis, tetapi dengan metode yang tidak terstandar. Sepanjang periode penelitian bank mulai menggunakan pendekatan yang standar dengan tetap menunjukkan kepatuhan pada ketentuan, namun dengan cadangan likuiditas yang lebih rendah. Terdapat bukti adanya hubungan antara likuiditas bank dengan profitabilitas dari industri perbankan, dan juga dengan likuiditas dari pemerintah.

The importance of bank liquidity management realized since 2008 financial crisis and resulted in Basel III implementation. This research compared the time-series data of liquidity ratios, namely Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM, the newest form of Loan to Deposit Ratio/LDR), Long Term Core Deposit ratio (LTCD, proxy of Liquidity Coverage Ratio/LCR) and Net Stable Funding Ratio (NSFR) from Indonesian commercial banks, using correlation calculation and linear regression. It used quarterly interim financial data from 54 commercial banks in 2005-2016. The study tested hypothesis that banks have actively managed their liquidity risk before the crisis, and adjusted their approach along way to the implementation of Basel III. Then, Cost of Fund (COF), Net Interest Margin (NIM) and Return on Asset (ROA) and Surat Perbendaharaan Negara (SBN) issuance variables are used to test liquidity management changes correlate to industry profitability trend and government liquidity. The result showed that Indonesian banks have managed its liquidity prior to the crisis, but with unstandardized methods used by each bank. Through time, Indonesian banks started to use some standards, resulting in the new regulations compliance, but in lower liquidity reserves. The banks liquidity reserve also correlated with banking industry profitability and government liquidity condition."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54679
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syaipul Malik Ibrahim
"Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara penyebaran kepemilikan, likuiditas, dan nilai perusahaan menggunakan sampel dari 225 Perusahaan pada kondisi pasar di Bursa Efek Indonesia (“BEI”) sejak 2014 hingga  2018. Kami menguji penyebaran kepemilikan yang diukur dengan free float, likuiditas sebagai diukur dengan Amihud Illiquidity, nilai perusahaan yang diukur dengan Tobin's Q, dan total aset, rasio laba operasi terhadap harga, rasio leverage keuangan, laba operasi terhadap aset, relative bid-ask spread, turnover, depth, tingkat pengembalian saham, dan RoA sebagai variabel kontrol. Kami menggunakan data panel, yang merupakan kombinasi data cross-section dan time-series dari datastream Thomson Reuters. Penelitian ini menunjukkan bahwa free float berhubungan negatif dengan likuiditas saham dan nilai perusahaan sedangkan likuiditas saham berhubungan positif dengan nilai perusahaan. Temuan kami konsisten dengan beberapa penelitian sebelumnya dalam kaitannya dengan penyebaran kepemilikan yang memiliki hubungan negatif dengan Tobin's Q dan penyebaran kepemilikan berdampak negatif terhadap likuiditas saham.

This study aims to investigate the relationship between disperse of ownership, liquidity, and firm value using a sample of 225 Companies on Indonesia Stock Exchange (IDX) market conditions since 2014 until 2019. We examine disperse of ownership as measured by free float, liquidity as measured by Amihud illiquidity, firm value as measured by Tobin’s Q, and total assets, operating income to price ratio, financial leverage ratio, operating income on assets, relative bid-ask spread, turnover of stock, depth of stock, stock return, and return on assets as control variables. We uses panel data, which is combination of cross section and time series data from Thomson Reuters data stream. We find that this study indicated that free float is negatively associated with liquidity of stock and both firm value while liquidity of stock is positively associated with firm value. Our findings are consistent with some of prior research in relation to blockholder dispersion have a negative correlation with Tobin’s Q and disperse of ownership negatively impact liquidity of stock."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>