Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This article describes the role of Aplocheilus panchax fish towards the larva of culex quinquefasciatus mosquitos. Aplocheilus fish is known as larvivor - fish that eats larva..... "
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mufti Petala Patria
"Penelitian fototaksis post larva-22 udang windu
CPenaeus mdnodon F.abricius) pada perubahan salinitas
dari 50 ppt ke 5 ppt, 15 PPt, 50 ppt» dan 40 ppt, Juga
pada perubahan suhu dari 29°. 0 (suhu kamar) ke 20° 0,
29° 0,. dan 55° 0, serta pelaparan O hari, 1,hari, dan
2 hari, dilakukan pada pipa PVG dengan panj'ang 70 Gm dan'
diameter 1,5 i^ci, .yang telah dibelah'dua. Pada salah
satu ujung pipa diletakkan lampu pijar 6 Volt dengan
intensitas cahaya 500 lux.
. Fototaksis yang,diteliti meliputi, (1) prosentase
respon fototaksis positif, yaitu prosentase dari sejumlah
larva yang berjarak 10 Cm dari sumber cahaya, (2) periode
lag, yaitu waktu senjang sebelum larva bergerak merespon ■
cahaya, (5) arah fototaksis, yaitu banyaknya larva yang
menjauhi atau mendekati sumber. cahaya setelah diberi
rangsangan cahaya, (4),kecepatan, yaitu waktu yang dibutuhkan
larva' untuk menempuh, Jarak ■ 10 Cm ketlika menoauhi atau
mendekati sumber cahaya, c
Hasil uji statistik menunjukkan, bahwa perubahan
salinitas dan suhu mempengaruhi seluruh kemampuan fototaksis,
kecuali kecepatan fototaksis'negatif, sedangkan perbedaan
pelaparan hanya mempengaruhi periode lag dan kecepatan
fototaksis positif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Toxorhynchites adalah nyamuk berukuran paling besar, tidak menghisap darah, bentuk probosisnya setengah distal membengkok ke bawah dan larvanya bersifat kanibalistik. Pengamatan biologik terhadap Tx.amboinensis dilakukan di laboratorium sesuai dengan cara yang lazim digunakan pada pemeliharaan Toxorhynchites. Hasil pengamatan terhadap 18 ekor nyamuk betina selama 8 hari yang dikumpulkan dalam satu kandang nyamuk, 89,9% meletakkan telur pada cawan hitam, sedangkan sisanya pada cawan hijau 1,6% , merah 3,5%, kuning 0,4% , dan warna perak 1.6%.
"
MPARIN 6 (1-2) 1993
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengabutan insektisida lamda sihalotrin terhadap larva Ae.aegypti pada beberapa kontainer di dalam dan di luar rumah. Pengabutan dilakukan pagi hari di daerah pemukiman desa Karangcegak, Banyumas dengan menggunakan alat Swing Fog SN II yang berisi lamda sihalotrin 25 EC dosis 40 ml/ha. Berdasarkan uji hayati (Air Bioassay) diketahui dosis 40 ml/ha lamda sihalotrin 25 EC efektif membunuh larva Ae.aegypti sebanyak 80-100% di dalam rumah dan 60-84% di luar rumah pada kontainer yang berdiameter antara 2-12 cm."
MPARIN 10 (1-2) 1997
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Untuk menghindari dampak negatif penggunaan insektisida, WHO menganjurkan pengendalian biologik dengan menggunakan jasad hayati yang bersifat predator, salah satunya adalah copepoda. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan predasi copepoda terhadap larva Aedes di laboratorium. Hasil penelitian tentang kemampuan predasi 7 jenis anggota copepoda menunjukkan kemampuan predasi yang bervariasi antara 83% - 100%. Kemampuan predasi tertinggi dicapai pada perlakuan dengan M.longisetus, M.aspericornis, dan Ma.albidus.
"
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Penggunaan alkaloid tanaman merupakan salah satu alternatif untuk menanggulangi serangga vektor penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji Pachyrrizus erosus (bengkoang) terhadap larva Cx.quinquefasciatus. Pengujian dilakukan dengan berbagai konsentrasi ekstrak (4%, 2%, 1%, 0,5%, 0,25%), masing-masing konsentrasi dilakukan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukkan untuk mematikan seluruh populasi larva (LC 50) diperlukan konsentrasi 0,25% dan untuk mematikan 95% populasi (LC95) diperlukan konsentrasi (0,75%). Efektivitas umur residu menunjukkan pemberian konsentrasi 4% mampu membunuh larva sampai 16 hari, sebaliknya pada pemberian konsentrasi terendah yaitu 0,25% hanya mencapai 8 hari.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Pemberantasan Demam berdarah dengue (DBD) dilakukan dengan pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Ae.aegypti antara lain dengan temefos 1%, malation 4%, dan pemberantasan sarang nyamuk. Cara lain yang dapat dilakukan adalah teknik Jantan Mandul (TJM). Penyinaran sinar gamma dari irradiator Co-60 tipe gamma cell 220, diberikan pada pupa jantan umur 24-36 jam. Dosis 60Gy merupakan dosis terendah yang menghasilkan kemadulan lebih dari 90%. Dosis tersebut diberikan pada pupa jantan berumur 24-36 jam, dan menghasilkan nilai daya saing sebesar 0,49.
"
MPARIN 11 (1) 1998
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Suatu penelitian dilakukan di kecamatan Wulanggitang – kabupaten Flores Timur dengan menggunakan Bacillus thuringiensis H-14 (TEKNAR) dosis 0,6 liter per Ha terhadap jentik Anopheles barbirostris pada kolam tanpa vegetasi, dengan vegetasi rumput dan vegetasi lumut, untuk menekan kepadatan populasi jentik vektor di ketiga jenis kolam tersebut. Tangki semprot “Hudson” digunakan untuk menyemprotan bakteri ini ke masing-masing kolam. Kolam tanpa vegetasi sebanyak 1,98 ml per 33 m2, kolam vegetasi rumput 7,2 ml per 120 m2 dan kolam vegetasi lumut 2,1 ml per 36 m2. Hasil pengamatan 24 jam sesudah penyemprotan menunjukkan bahwa B.thuringiensis H-14 dapat menekan kepadatan populasi jentik instar I – II dan III-IV masing-masing sebesar 97.52% dan 100% pada kolam tanpa vegetasi, 91,70% dan 88,99% pada kolam vegetasi rumput serta 55,92% dan 51,39% pada kolam vegetasi lumut. Pengamatan 6 hari penyemprotan menunjukkan penurunan kepadatan populasi jentik instar 1-II dan III-IV. Penurunan ini relatif rendah, bahkan kadang tidak terlihat adanya penurunan.
"
MPARIN 7 (1-2) 1994
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a major public health problem in Indonesia. Jakarta is a capital city with the
highest number of dengue patients. Among sporadic endemic areas in Jakarta, Pulogadung, a district of East Jakarta, is
one of the endemic areas of this disease. The primary strategy for the control of DHF is based on reducing population
densities of the main mosquito vector Aedes aegypti. Organophosphate is an insecticide that has been used for more
than 25 years in dengue vector control program. The long term used and sublethal dosage of this insecticide can induce
resistance. This laboratory study used microplate test and ELISA reader to determine the increase of alfa- esterase
activity in A. aegypti larvae for detecting the resistance to organophosphate. Resistance pattern of A. aegypti to
organophosphate insecticide in RW 01 Pulogadung was shown to be: 23% high resistant, 33% medium resistant and
44% sensitive. This result was highly related to local community behavior where we found that the use of insecticide
spray by the people was very low (8.8% of the sample). We found that the people who used insecticide spray were only
8.8% of the sample. Therefore, organophosphate still can be used in this area to control the DHF in the future. Based on
resistance pattern of A. aegypti to organophosphate insecticide in Rukun Warga (RW) 01 Pulogadung, we can conclude
that organophosphate still can be used in this area to control the DHF in the future.
Deteksi Resistensi Aedes Aesgypti terhadap Insektisida Organofosfat di Pulogadung Jakarta Timur. Demam
Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. DKI Jakarta merupakan propinsi
dengan jumlah penderita DBD terbanyak. Pulo Gadung Jakarta Timur merupakan salah satu daerah endemis DBD dan
beberapa wilayah lainnya di DKI merupakan daerah sporadis penyakit tersebut. Strategi pengendalian utama DBD
masih ditekankan pada pemberantasan vektornya yaitu Aedes aegypti (A. aegypti). Sampai saat ini insektisida golongan
organofosfat adalah insektisida yang telah digunakan lebih dari 25 tahun untuk pengendalian vektor DBD. Penggunaan
insektisida tersebut dalam waktu lama dan dosis subletal dapat menginduksi terjadinya resistensi. Pada penelitian ini
dilakukan uji microplate dengan ELISA reader untuk mengetahui resistensi serangga terhadap organofosfat. Resistensi
diketahui dengan adanya peningkatan aktivitas enzim esterase non spesifik. Pola resistensi A. aegypti terhadap
organofosfat di RW 01 Pulogadung menunjukkan hasil sebagai berikut: 23% sangat resisten, 33% resistensi sedang dan
44% sensitif. Hasil ini berkaitan erat dengan rendahnya frekuensi penggunaan obat nyamuk semprot oleh masyarakat
(8,8% sampel). Berdasarkan pola resistensi A. aegypti terhadap organofosfat di wilayah Rukun Warga (RW) 01
Pulogadung, kami menyimpulkan bahwa organofosfat masih dapat dipakai dalam pengendalian DBD di wilayah tersebut."
Faculty of Medicine Universitas YARSI ; Faculty of Medicine Universitas Indonesia, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library