Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arya Suprihadi
"ABSTRAK
Dalam ruang Iingkup pekerjaan teknik sipil, penyelidikan tanah merupakan suatu pekerjaan pendahuluan yang sangat penting. Penyelidikan tanah ini beragam macamnya, namun pada intinya adalah untuk mengetahui bentuk dan jenis lapisan tanah, kekuatan tanah dan menentukan kedalaman lapisan tanah keras, Pekerjaan ini penting karena semua parameter tersebut sangat menentukan bentuk pondasi dan struktur bangunan yang akan dibangun di atas lokasi tanah tersebut.
Stratifikasi tanah merupakan penyelidikan tanah yang berupaya untuk mengetahui bentuk, jenis, ketebalan dan kedalaman Iapisan tanah yang berada di bawah permukaan. Untuk melakukan stratifikasi ini perlu dilakukan test di Iapangan. Testing di Iapangan yang paling banyak dilakukan adalah test Sondir dan Pemboran.
Pada suatu kondisi Iapangan tertentu, penyelidikan tanah dengan kedua jenis test tersebut kurang efisien sehingga untuk penentuan stratitikasi tanah digunakan pula Metode Geofisika. Metode Geofisika ini adalah suatu metode pendugaan untuk mengetahui bentuk dan jenis lapisan di bawah permukaan tanah dengan menggunakan sifat-sifat fisika. Salah satu metode Geofisika ini adalah Metode Seismik Refraksi yang menggunakan sifat-sifat fisika gelombang getaran (seismik) sebagai alat untuk menentukan jenis dan bentuk Iapisan tanah bawah permukaan.
Penggunaan Seismik Refraksi ini mempunyai keuntungan dalam pengukuran pada areal yang sangat Iuas dan medan lapangan yang sangat sulit karena memakai alat yang ringan, waktu pengoperasian yang singkat dan mampu memberikan informasi pada jarak titik percobaan yang berdekatan dalam waktu lebih singkat bila dibandingkan dengan test Sondir dan pemboran. Mengingat keuntungan ini maka diharapkan metode tersebut juga banyak dipakai oleh para insinyur sipil sebagai alternatif lain dari test-test Iapangan yang biasa dilakukan.
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai pemakaian metode tersebut di lapangan maka disusunlah karya tulis ini. Dalam karya tulis ini juga akan dibahas mengenai perbandingan hasil pengukuran menurut metode Seismik Refraksi dengan hasil pengukuran menurut metode Sondir dan Pemboran, serta hubungan antara metode-metode tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil Iokasi daerah Depok dan sekitarnya untuk contoh tanah lempung (Clay) dan daerah Pontianak untuk contoh tanah gambut (Peat). Penelitian yang dilakukan penulis adalah dengan menggunakan Metode Seismik Refraksi sedangkan penelitian Sondir dan Pemboran dilakukan oleh peneliti lain. Hasil-hasil yang diperoleh pada penelitian ini adalah berupa gambar profil tanah bawah permukaan berdasarkan kecepatan rariubat gelombangnya di lokasi-lokasi percobaan tersebut, gratik dan tabel hasil perbandingan percobaan dengan metoda seismik refraksi dengan percobaan sondir dan pemboran, dan analisa perbandingan intepretasi kecepatan rambat glombang menurut beberapa referensi dengan hasil penelitian.
Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan. Berdasarkan penelitian ini diharapkan selanjutnya penggunaan metode Seismik Refraksi dapat Iebih dikembangkan sesuai dengan kebutuhan penyelidikan tanah di bidang teknik sipil.

"
1996
S34580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvie Eviaty
"ABSTRAK
Kekuatan tanah dasar memegang peranan penting dalam menentukan
tebal perkerasan jalan raya yang mengunakan konstruksi perkerasan Ientur.
Dalam keadaan asli, tanah merupakan suatu materi yang sangat
kompleks dan bervariasi karakteristiknya. Seringkali tanah belum tentu
langsung dnpat digunakan sebagai lapis dasar perkerasan konstruksi jalan raya,
mengingat syarat-syarat yang dituntut terhadap tanah tersebut.
Masalah tersebut biasanya terdapat pada tanah lempung lunak
berplastisitas tinggi yang sulit dalam perkembangan sifat mekanis kekuatan
gesernya, oleh sebab itu bonding agent dibutuhkan untuk menaikkan kekuatan
geser tanah.
Stabilisasi tanah adalah alternatif yang dapat diambil untuk memperbaiki karakteristik tanah yang ada. Stabilisasi dengan semen (sebagai bonding agent) sudah sangat umum
digunakan untuk konstruksi jalan. Sekalipun demikian, masih sering dijumpai
tanah hasil stabilisasi tersebut tidak memuaskan dalam hal kekuatan geser
seperti yang direncanakan maupun dalam hal keawetan umur konstruksi
(dursbility).

"
1996
S34552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Setiadi
"ABSTRAK
Tanah gambut atau yang lebih dikenal dengan peat di Indonesia tersebar
terutama di Kaiimantan, lrian Jaya dan Sumatera dengan ketebalan yang
bervariasi antara 1.00 - 6.00 meter, dan luasnya menempali urutan kelima dari
seluruh negara yang mempunyai lahan gambut.
Beberapa sifat dari tanah gambut adalah sifatnya yang mempunyai kadar
organik dan air yang tinggi. Karena sifat yang demikian inilah, maka tanah
gambut dapat dikatakan memiliki kemampuan daya dukung yang rendah dan
kompresibilitas yang tinggi. Di dalam dunia konstruksi tanah gambut rnerupakan
jenis tanah yang jelek jika digunakan sebagai Iandasan bagi struktur di alasnya.
Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode Stress Path
(jalur tegangan). Pada dasarnya metode ini adalah untuk menentukan variasi
tegangan, regangan untuk suatu elemen tanah dari kondisi yang sesungguhnya.
Dengan metode ini kita dapat mengetahui sejarah perubahan tegangan yang
terjadi dari sampel yang diuji.
Prinsip dasar dan metode ini adalah bahwa suatu massa tanah tiap
elemennya mengalami perubahan kondisi tegangan akibat beban yang bekerja
yang bekerja di atasnya atau karena faktor-faktor Iain. Perubahan yang terjadi
diantaranya terjadi pada air pori. Dengan metode ini dapat diberikan representasi
yang berkesinambungan tentang perubahan tersebut. Dengan metode ini juga
dapat diramalkan perubahan tegangan, regangan yang terjadi pada tanah.
Pemodelan tegangan, regangan dimungkinkan menjadi lebih realistis.
Sebelum metode ini terdapat metode lain dalam studi tegangan,
regangan pada elemen tanah. Salah satunya adalah Lingkaran Mohr yang
menggambarkan tegangan nomnal dan geser yang tenjadi pada tanah. Namun
dengan metode ini akan menjadi sangat membingungkan jika kita hanya
menggunakan satu sampel uji. Hal ini karena selubung keruntuhan yang
tergambar akan menjadi tidak jelas letaknya. Sehingga parameter-parameter
kekuatan geser dari sampei uji menjadi tidak tepat. Penggambaran tersebut
akan menjadi jelas, jika Iingkaran yang tergambar diganti dengan titik-titik yang
dihubungkan dengan suatu garis lurus yang menghubungkan titik-titik tegangan
yang relevan.
Pengujian yang dilakukan adalah uji triaksial terkonsolidasi dan tidak
trdrainasi Uji triaksial merupakan uji kekualan geser yang paling sering
digunakan, karena cocok untuk semua jenis ianah. Keuntungannya adalah
bahwa pengaliran dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila
diperlukan tanah jenuh dengan permeabilitas randah dapat dibuat terkonsolidasi.
Uji triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainasi dilakukan dengan cara
memberikan tagangan normal pada sampel tanah yang diuji, sementara air pori
masih diperbolehkan mengalir sampai terjadi konsolidasi, dimana sudah tidak
Iagi terjadi perubahan volume pada sampel uji. Kemudian jaian air dilutup dan
sampel diberikan tegangan geser secara tertutup (undrained). Tegangan normal
masih tetap bekerja. Biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser
diberikan

"
1996
S34567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius adi prabowo
"Lokasi penelitia terletak di perbukitan Kulonprogo, provinsi Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi satuan bentuk lahan di dome Kulonprogo sebagai hasil proses geomorfologi yang terekam pada citra Landsat 8 dan citra STRM. penelitian ini dilakukan dengan analisis dan pembagian kelas bentuk lahan pada citra Landsat 8 dabn pembagian kelas kelerengan pada itra STRM. DAri dua citra tersebut didukung oleh data sekunder berupa pembagian kelas kemiringan lereng dan genesa daerah penelitian. Pengamatan yang dilakukan di lapangan dapat mengidentifikasi litologi daerah penelitian disusun oleh endapan lempung-pasir, batulempung, batupasir tufan, lava andesit, dan breksi andesit. Intrepetasi dari citra SRTM menggambarkan sudut lereng di dome Kulonprogo adalah 0-2%, 3-7%, 8-13%, 14-20%, 21-55%, 56-140%, >140%. Intrepretasi citra landsat 8 menunjukkan bentuk lahan asal proses fluvial (dataran banjir, danau), bentuk lahan asal denudasional (lereng dan perbukitan, perbukitan dan pegunungan), Bentuk lahan asal vulkanik (perbukitan volkanik terdenudasi)."
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (P3M) STTA, 2017
551 JIA 9:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library