Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fuad Gani
Abstrak :
ABSTRAK
Pencarian akar dan identitas dalam novel Song of Solomon merupakan penyelusuran sejarah keluarga dari segi baik dan buruknya. Sejairah keluarga tersebut akan menjadi landasan seorang kulit hitam dalam menunjukkan identitas dan harga dirinya untuk bertahan di tengah-tenyah masyarakat kulit putih yang memandanq rendah terhadap mereka.

Novel ini dibahas dengan pendekatan intrinsik dan menggunakan metode analisis-diskriptif. Disamping itu keterkaitan antara novel Song of Solomon dengan Song of Solomon dalam Kitab Perjanjian Lama serta relevansi masalahnya dengan sejarah Amerika Serikat dalam tahun 1960-an, juga menjadi bahan pembahasan.

Hasil pembahasan menyimpulkan bahwa pencarian akar dan sejarah keluarga yang d i 1 akuk:an tokoh utama, Milkman pada i nti nya di sebabkari ti mbul nya kesadaran tokoh utama akan pentingnya sejarah keluarga untuk membentuk identitas dirt. Disamping itu akhirnya is menga4.ui bahwa dirinya adalah bagian dari ras kulit hitam. Adanya kesadaran dan pengakuan inilah yang merupakan pelambanq keinginan orang kulit hitam untuk melestarikan budaya asli mereka, yaitu Budaya Afrika.

Latar cerita yang mengambil tempat di Utara dan Selatan pada fokus tahun 1960-an mempengaruhi watak tokoh-tokoh. Ada usaha pengarang untuk menggambarkan apa yang ada dalam masyarakat Amerika Serikat dalam karyanya.

Kembali kepada akar budaya as1i Afrika merupakan suatu bentuk konsolidasidasi yang perlu dilakukan oleh orang kulit hitam.
1989
S14068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Parwati Hamidjojo
Abstrak :
Dari uraian pada bab-bab yang terdahulu, dapat ditarik kesimpulan bawa rasialisme di Amerika dibangun oleh orang kulit putih. Kemudian tambuh dan berkembanq pada masa kolanial. Lama kelamaan bertambah kuat dan mucul dalam bentuk yang disebut 'perbudakan rasial'. Dengan terhapusnya perbudakan tersebut setelah Perang Saudara, bukan berarti bahwa rasialisme yang dilaksanakan oleh orang kulit putih ikut lenyap. Rasialisme tersebut tetap muncul dalam kehidupan politik, solial dan ekonomi orang kulit hitam.Dalam hubungan antar ras, kehadiran rasialisme kulit putih memandang sebagai kesulitan dan ketegangan. Ini disebabkan karena orang kulit putih menganggap dirinya lebih unggul dan lebih tinggi kedudukannya dari pada kulit hitam. Sehingga di daerah-daerah tertentu, mereka menolak untuk hidup berdampingan dengan orang kulit hitam. Dan karena itu orang kulit hitam tidak dapat tinggal pada daerah pemukiman kulit putih, tidak diperkenankan bersekolah pada tempat yang sama tidak bisa menjadi anggota organisasi kulit putih, dan dilarang memasuki tempat hiburan untuk orang kulit putih.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1981
S14060
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Vleeskruyer, Rudolf
Amsterdam North-Holland Publishing 1953
829.5 V 245 l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Zusmeidar
Abstrak :
Terjemahan beranotasi adalah terjemahan yang dilengkapi dengan catatan yang menyampaikan pertanggungjawaban penerjemah atas padanan yang dipilihnya. Karena tujuan utama penerjemahan mengalihkan pesan dari BSu ke BSa, penerjemah buku Nasty Bosses menerapkan prosedur, metode, dan teknik penerjemahan sebelum mulai menerjemahkan. Ketiga prosedurÂ?analisis, pengalihanan termasuk de-verbalisasi, dan restrukturisasi teks dilakukan untuk mengatasi dua masalahÂ?ketidakmampuan memahami arti kata, frasa, kalimat, dan paragraf dalam TSu dan kesulitan dalam penerjemahan; menandai, memberikan nomor, dan mengelompokkan ungkapan-ungkapan yang akan dianotasi. Masalah yang dihadapi penerjemah buku Nasty Bosses antara lain dalam menganalisis masalah, misalnya mengidentifikasi idiom dan/atau membedakan idiom dari ungkapan biasa, dan penerapan teknik dan metode yang sesuai untuk mendapatkan padanan yang tepat. Ini disebabkan ungkapan-ungkapan dalam buku Nasty Bosses berbentuk metaforis dan idiom yang mengakibatkan penerjemah terlebih dahulu harus menganalisa makna TSu berdasarkan konteksnya. Setelah selesai menerjemahkan, penerjemah memahami bahwa dalam menerjemahkan tidak cukup hanya berdasarkan metode, prosedur dan teknik melainkan juga memiliki wawasan yang luas. ......An annotated translation is a translation completed with a note or annotation showing the translatorÂ?s responsibility in choosing the equivalent words. Since the core of translation is to transfer or reproduce the source language message into the target language, the translator of Nasty Bosses, before translating, applied the procedures, methods, and techniques of translation. The three procedures analyzing, transferring including de-verbalizing, and restructuring the text are done in order to solve the two practical problems the incapability of comprehending meaning of words, phrases, sentences, and paragraph of the source text and the difficulty in translating such as marking, numbering, and grouping the expressions going to be annotated. The problems faced by the translator of Nasty Bosses among others are analyzing the problems, such as identifying idioms and/or distinguishing them from common expression, and applying the techniques and methods suitable and applicable to get accurate equivalence. This because the annotated expressions of Nasty Bosses are expressions such as idiom and metaphor which make the translator analyze its contextual meaning first. Having finished translating, the translator got the impression that doing the translation is not enough only by basing on the method, procedure, and technique but also by having wide horizon.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Brugge, CJM Lubbers-Van der
Groningen Wolters 1951
820.9 L 422 j
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London :The Poetry Society Inc
050 POR 51 (1951)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Reading the novels of D.H. Lawrence for the first time in his life is for the student of English Literature usually a be_wildering experience. At least, with me it certainly was the case. In the beginning I was really puzzled when reading these novels; and I hardly could disentangle the knot of problems in them which struck me as being subtle and complex, and even often seemingly contradictory. At the same time this initial confusion and bewilderment was a challenge for me to try to understand this unusual and interest_ing writer. Gradually I became aware that one of Lawrence's main preoccupations in his novels was the pursuit of happiness through personal relationships. Also I became aware that Lawrence assumed to teach mankind new ways in the realm of human experience through personal relationships.In this I was rather astonished to find Mr. Mark Spilka's judgement in his book The Love Ethic of D.H. Lawrence, that As The Prophet of individual regeneration, Lawrence had achieved a good measure of success; his vision of love, friendship, and life-responsibility had broadened and deepened, through the major novels, and had reached its fullest scope with Lady Chatterley's Lover_
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1964
S14146
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
We have now seen something of the state of religion in the time of Chaucer. All England was ostensibly Roman Catholic, but in the period under discussion many people had wandered away from the faith and strayed far from the Church and its rules. That Geoffrey Chaucer was aware of this can be guessed from the ironic way in which he delineates many of the religious figures in his Canterbury Tales...
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1962
S14080
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>