Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dania
"

Saat ini, pembangunan konstruksi di Indonesia terus tumbuh secara positif dikarenakan perkembangan pembangunan yang semakin pesat. Pekerja konstruksi dikatakan sebagai salah satu pekerjaan yang paling membuat stres dikarenakan peningkatan tuntutan (demand) secara signifikan namun tidak diikuti dengan sumber daya (resource). Sebelum itu, dilakukannya penyebaran survei dan didapatkan bahwa pekerja konstruksi memiliki potensi dalam mengalami stres kerja. Oleh karena itu, penelitian ini memiliki fokus untuk mengetahui faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap stres pekerja konstruksi, serta mengetahui keterkaitan antar faktor penyebab dari faktor stres kerja. Faktor stres kerja pada pekerja konstruksi dapat dihubungkan dengan Personal Stressors, Interpersonal Stressors, Task Stressors, dan Physical Stressors, berdasarkan pengelompokan itu didapatkan 9 faktor stres kerja yaitu Distrust, Conflict, Work Overload, Competitive Teamwork, Private Life, Dynamic Task, Environment, Job Specificity,dan Work Underload. Kemudian dilakukan pengolahan menggunakan metode Structural Equation Modelinguntuk menganalisis pengaruh antar faktor, sehingga didapatkan hasil bahwa Private Lifedan Environmentmemiliki hubungan positif secara signifikan terhadap Stres Kerja pada pekerja konstruksi. Selain itu, didapatkan juga hubungan antar variabel yang digunakan. Sehingga didapatkan faktor-faktor yang berpengaruh pada stres pekerja konstruksi baik secara langsung maupun tidak langsung. 


Nowadays, construction development in Indonesia continues to grow positively due to increasingly rapid developments. Construction workers are said to be one of the most stressful jobs due to a significant increase in demand that not supported by resources. Therefore, this study aimed to determine the factors that have an influence on the stress of construction workers, as well as determine the interrelationships between factors that causing work stress. Stress factor on construction workers can be connected with Personal Stressors, Interpersonal Stressors, Task Stressors, and Physical Stressors. Based on the grouping, 9 work stress factors are Distrust, Conflict, Work Overload, Competitive Teamwork, Private Life, Dynamic Task, Environment, Job Specificity, and Work Underload. The data was processed using the Structural Equation Modeling method to analyze the influence between factors. The results obtained that Private Life and Environment have a significantly positive relationship to Job Stress in construction workers. In addition, there is also a relationship between the variables used. The results of this study are factors that influence stress on construction workers both directly and indirectly.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margie Ervita
"Produktivitas kerja menjadi hal penting bagi setiap organisasi perusahaan tidak terkecuali yang bergerak dalam bidang sosial khususnya tim penyelamat atau biasa dikenal pekerja sosial bencana. Di Indonesia sendiri, sebagai negara rawan bencana, pekerja sosial bencana dibawahi dua organisasi yaitu dari pemerintah yang dikenal dengan Badan SAR Nasional (BASARNAS) dan swasta yang membawahi para relawan. Namun, dalam praktek kerjanya, produktivitas menjadi permasalahan dikarenakan adanya risiko stres kerja yang dimiliki para pekerja sosial bencana dikarenakan beban dan lingkungan kerja dengan tekanan tinggi.Maka dari itu, diperlukan penanganan permasalahan dari segi ergonomi kognitif terkait stres kerja dan faktor kognitif yang dimiliki para pekerja sosial bencana di Indonesia untuk penanganan risiko dan pencegahan gangguan mental yang dapat mempengaruhi performa dan produktivitas. Faktor kognitif yaitu empati dengan tiga sub-skalanya dan faktor stres kerja yaitu post-traumatic stress responses (PTSR) dan general psychological distress (GPD) akan dinilai melalui tiga jenis kuisioner dan kemudian dievaluasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor kognitif empati dan demografi yang memiliki pengaruh signifikan terhadap faktor stres kerja. Terdapat tiga jenis pengolahan data untuk mendukung hasil penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh antara faktor kognitif empati dengan faktor stres kerja yang kemudian dapat menjadi acuan untuk perbaikan pada sistem organisasi maupun individu pekerja sosial bencana untuk mengantisipasi risiko stres kerja.

Productivity is one of most important factors in every organization, including those engaged in the social sector, especially rescue teams or commonly known as disaster social workers. Indonesia as a disaster-prone country assign disaster social workers under two organizations, namely from the government as National SAR Agency (BASARNAS) and the private sector which oversees the volunteers. Currently, there is a growing concern regarding social workers’ productivity. This concern is due to the nature of disaster workers, which has high exposure to high mental workload and harsh work environment.
Therefore, it is important to assess the disaster workers’ condition in terms of cognitive and work stress factor in order to maintain good productivity. Work stress problems are suffered by disaster social workers in Indonesia. The assessment can be used to produce recommendation for handling risk and preventing mental disorders that can affect performance and productivity. Two main factors which are cognitive is assessed as variable of empathy with three sub-scales. Work stress factors are assessed as variables of post-traumatic stress responses (PTSR) and general psychological distress (GPD). These three variables are rated using three types of questionnaires and then evaluated. This study aims to determine relationships of cognitive factor and demographic attributes that have significant effect on work stress factors.
There are three types of data analyses performed to support the results of this research. Results show relationship of cognitive between work stress. Finally, research findings can be used as a reference for improvement for both organizational and individual systems. Recommendations are proposed for disaster social workers to increase productivity by anticipating the risk of work stress.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christy Michiko Victoria Hapsari
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji dampak stres kerja, keterlibatan pegawai, konflik nilai dan motivasi layanan publik terhadap kinerja individu. Untuk melakukan penelitian ini, 225 responden pegawai pemerintah di Jakarta telah dipilih sebagai responden. Penelitian ini dilakukan di salah satu lembaga tinggi di Indonesia yaitu Komisi Yudisial. Dalam penelitian ini, akan terlihat bagaimana stres kerja, keterlibatan pegawai dan konflik nilai dapat mempengaruhi motivasi layanan publik serta kinerja individu. Sebelum kuesioner dibagikan, peneliti menggunakan pengukuran terhadap validitas dan reliabilitas menggunakan SPSS. Pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah diformulasikan menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) Lisrel 8.7. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel stres kerja signifikan dan berhubungan positif dengan motivasi pelayanan publik, variabel keterlibatan signifikan dan berhubungan positif dengan motivasi pelayanan publik dan variabel konflik nilai berhubungan positif dengan motivasi pelayanan publik. Dan variabel lainnya adalah motivasi pelayanan publik berhubungan positif dengan kinerja individu.

The purpose of this study was to examine the impact of job stress, engagement and value conflict with public service motivation on individual performance. Based on 225 government employees in Jakarta were participates as respondents. This research was conducted in Judicial Commission, one of Indonesia high institutions. The study results showed that job stress significant and positively related to public service motivation, engagement significant and positively related to public service motivation and value conflict positively related to public service motivation. And other variable is public service motivation was positively related to individual performance. The research questionnaire used SPSS to see validity and reliability. Processing data to prove the hypothesis that has been formulated using the Structural Equation Model (SEM) Lisrel 8.7 method."
2019
T53044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Taufiqurrahman Saleh
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh stres dalam bekerja dan religiusitas terhadap konsumsi rokok seseorang. Stres dalam bekerja digunakan sebagai faktor pendorong konsumsi rokok. Sedangkan religiusitas digunakan sebagai faktor pencegah konsumsi rokok. Namun, apakah benar religiusitas dapat mencegah perokok yang mengalami stres kerja untuk mengurangi konsumsi rokoknya. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, penelitian ini menggunakan metode ordinary least square (OLS) dan menggunakan data IFLS 5. Konsumsi rokok digunakan sebagai variabel dependen berdasarkan pengeluaran komoditas rokok dan jumlah batang rokok yang dihisap. Sementara itu, variabel independen utama yang digunakan berupa stres dalam bekerja dan religiusitas berdasarkan subjektivitas individu. Kebaruan yang ditemukan dalam penelitian ini adalah pekerja yang mengalami stres dan memiliki sifat religius terbukti memiliki kecenderungan untuk mengurangi konsumsi rokok dibandingkan mereka yang tidak religius. Variabel lainnya yang signifikan berkontribusi terhadap konsumsi rokok adalah lama waktu merokok, kondisi kesehatan, pendapatan per kapita, status pernikahan, jenis kelamin, usia, dan usia kuadrat.

This research aims to determine the influence of job stress and religiosity on an individual's cigarette consumption. job stress is used as a driving factor for cigarette consumption, while religiosity is used as a preventive factor. However, can religiosity truly prevent smokers experiencing work-related stress from reducing their cigarette consumption? To answer this question, this study employs the ordinary least squares (OLS) method and utilizes data from IFLS 5. Cigarette consumption is used as the dependent variable based on expenditure on tobacco commodities and the number of cigarettes smoked. Meanwhile, the main independent variables used are job stress and religiosity based on individual subjectivity. The novelty found in this study is that workers who experience stress and possess religious characteristics have been proven to tend to reduce cigarette consumption compared to those who are not religious. Other significant variables contributing to cigarette consumption include duration of smoking, health condition, per capita income, marital status, gender, age, and squared age."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risky Adhie Wardhani
"Skripsi ini membahas bagaimana hubungan stres kerja terhadap kinerja karyawan. Data yang diperoleh melalui survey dengan menyebarkan kuesioner dengan skala pengukuran likert kepada 50 responden pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, sedangkan alat untuk menganalisis adalah regresi linier sederhana dan diolah menggunakan uji t dengan menggunakan SPSS 17.0. Dari hasil penelitian ini penulis mengetahui hubungan stres kerja sebagai variabel independen terhadap kinerja karyawan sebagai variabel dependen pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Dengan hipotesis stres kerja mempunyai hubungan terhadap kinerja karyawan  tetap divisi produksi pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel stres kerja (X) memiliki hubungan negatif terhadap kinerja karyawan (Y) pada PT. Shasco Gunakarya Piranti. Hubungan negatif tersebut menunjukkan tidak adanya pengaruh antara variabel X dan variabel Y yang dapat ditunjukkan melalui 4 dimensi stres kerja dengan menggunakan 11 indikator dan 7 dimensi kinerja karyawan dengan menggunakan 18 indikator. Penulis menyarankan penelitian selanjutnya untuk melakukan penelitan pada organisasi sejenis, dan dengan ruang lingkup yang lebih luas tidak hanya satu divisi saja untuk melihat hubungan antara stres kerja terhadap kinerja karyawan.

This research discusses how the relationship of job stress on employee performance . The data obtained through the survey by distributing a questionnaire used by Likert scale for measuring the 50 respondents at PT. Shasco Gunakarya Piranti . The sampling technique used is total sampling , while the tool to analyze a simple linear regression and analyzed using t-test using SPSS 17.0. From this research, the authors determine the relationship of job stress as an independent variable on the performance of the employee as the dependent variable in the PT. Shasco Gunakarya Piranti. With work stress has a hypothesized relationship to the performance of full-time employees on the production division of PT. Shasco Gunakarya Piranti. The results of this study indicate that work stress variables ( X ) has a negative relationship to employee performance ( Y ) at PT. Shasco Gunakarya Piranti. The negative relationship shown no effect between the variables X and Y that can be shown through the 4 -dimensional work stress using 11 indicators and 7 dimensions of employee performance using 18 indicators. The author recommends further research to conduct research on a similar organization , and with a broader scope with many division to see at the relationship between work stress on employee performanc"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diajeng Maharani Sekarlina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pengaruh dari stress kerja, konflik dan
manajemen konflik terhadap kinerja pegawai CNOOC SES Ltd. Sumber daya
manusia merupakan salah satu komponen yang penting bagi perusahaan.
Keberhasilan sebuah organisasi dalam menjalankan dan mengembangkan
bisnisnya harus didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten. Sumber
daya manusia yang kompeten apabila digunakan secara optimal memberikan
kontribusi yang baik bagi sebuah organisasi dalam sebuah bentuk Kinerja Optimal
dari pegawainya. Kinerja dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain Stress
Kerja, Konflik dan Manajemen Konflik.
Metode yang diaplikasikan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kulitatif
menggunakan kuisioner yang disebarkan di CNOOC SES Ltd sebagai tempat
penelitian dengan pembobotan skala likert dan uji asumsi klasik.
Hasil dari penelitian ini adalah adanya pengaruh Stress Kerja,Konflik, Manajemen
Konflik terhadap Kinerja Karyawan CNOOC SES Ltd baik secara parsial
maupun stimulan.

This study purpose is to measure the effects of job stress , conflict and conflict
management on employee performance CNOOC SES Ltd. As we know human
resources is one of the important component at company . A success of an
organization for developing its business must be supported by a competent human
resources .A Competent human resources will give a good contribution for
organization performance. Performance can be affected by many factors including
Work Stress , Conflict and Conflict Management .
The method applied in this study is a qualitative research method using a
questionnaire distributed in CNOOC SES Ltd. as a research site with weighting
Likert scale and classical assumption .
The results of this study is the influence of Occupational Stress , Conflict ,
Conflict Management Employee Performance terjadap CNOOC SES Ltd. either
partially or stimulants.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhika Narendra Bhaskara
"Work stress merupakan sebuah fenomena yang telah lama menjadi tantangan bagi dunia perusahaan/organisasi di seluruh dunia. Work stress dipahami dapat mengurangi kinerja dari tingkat individu pekerja hingga perusahaan/organisasi. Karenanya, segala upaya untuk mengurangi tingkat work stress para pekerja menjadi penting. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah penerapan workplace spirituality. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk melihat pengaruh dari dimensi-dimensi workplace spirituality yakni inner life, meaningful work, dan sense of community terhadap work stress para pekerja. Penelitian ini melibatkan 130 pekerja dari Unit Transfusi Darah Palang Merah Indonesia Provinsi DKI Jakarta untuk mengisi kuesioner penelitian yang sudah disusun sesuai kebutuhan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ketiga dimensi workplace spirituality yakni inner life, meaningful work, dan sense of community berpengaruh secara negatif terhadap work stress para pekerja.

Work stress is a phenomenon that has long been a challenge for companies and organizations around the world. Studies shows that work stress can reduce not only the performance of individual worker but also the performance of the organization. Therefore, any attempt to reduce the level of work stress that the workers perceive becomes important. One effort that can be done is the implementation of workplace spirituality. This quantitative research aims to know the effects of workplace spirituality dimensions, which are inner life, meaningful work, and sense of community, towards the work stress perceived by the workers. This study involved 130 workers from the Blood Transfusion Unit of the Indonesian Red Cross in Jakarta Province giving answers to questionnaires that has been given to each and everyone of them. The results indicate that the three dimensions of workplace spirituality, which are inner life, meaningful work, and sense of community, adversely affect the work stress of the workers.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S66120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadilla Rahmanisa Iskandar
"Digital transformation seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi telah mengubah lanskap bisnis dengan memberikan peluang dan tantangan baru. Peningkatan permintaan akan aplikasi digital yang inovatif telah menyebabkan peningkatan beban kerja yang signifikan bagi para developer aplikasi. Namun, beban kerja yang tinggi dapat berpotensi menyebabkan occupational stress yang berdampak negatif pada kesejahteraan dan kinerja individu. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat occupational stress pada developer dan mengidentifikasi faktor yang berkontribusi terhadap tingkat occupational stress yang dialami. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kombinasi, yaitu penggunaan electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas otak dan Job Stress Scale (JSS) untuk mengumpulkan data subjektif tentang tingkat stres yang dirasakan oleh para developer. Sampel penelitian didapatkan dari salah satu perusahaan pengembang properti di Indonesia. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa gelombang Theta dan Beta Low dapat menggambarkan tingkat stress berdasarkan perbandingan workload. Korelasi antara data RPR gelombang dengan skor dimensi JSS memberikan indikasi bahwa faktor Time Stress dan Anixety Stress memiliki pengaruh yang signifikan pada tingkat stres developer aplikasi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih baik tentang tingkat occupational stress yang dialami oleh developer aplikasi dalam era digital. Temuan penelitian ini diharapkan dapat mendorong pengembangan strategi dan intervensi yang dapat mengurangi tingkat occupational stress pada developer aplikasi.

Digital transformation has changed the business landscape, presenting new opportunities and challenges with the rapid advancement of technology. The increasing demand for innovative digital applications has led to a significant workload for developers. However, high workloads can potentially result in occupational stress, negatively impacting the well-being and performance of individuals. This study aims to determine the level of occupational stress among developers and identify contributing factors. The research methodology combines the use of electroencephalogram (EEG) to measure brain activity and the Job Stress Scale (JSS) to collect subjective data on perceived stress levels. The study sample was obtained from a property development company in Indonesia. Data analysis revealed that Theta and Beta Low waves can indicate stress levels based on workload comparisons. The correlation between EEG data and JSS dimension scores indicates that Time Stress and Anxiety Stress significantly influence the stress levels of application developers. The findings of this study are expected to provide a better understanding of the occupational stress experienced by application developers in the digital era. It is hoped that these research findings will encourage the development of strategies and interventions to reduce occupational stress levels among application developers."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Krisna Azahra
"Penelitian ini mengkaji hubungan antara tingginya tingkat stres kerja yang dialami pekerja white-collar kalangan Generasi Z dan Milenial dengan tingkat pembelian produk pakaian yang tinggi pada kedua generasi. Tujuan utamanya adalah untuk membahas mengenai apakah terapi ritel melalui konsumsi balas dendam pada produk pakaian merupakan mekanisme penanggulangan yang digunakan untuk mengatasi emosi negatif akibat stres kerja dan dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis pekerja white-collar dari Generasi Z dan Milenial. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain konklusif deskriptif, data dikumpulkan melalui survei online terhadap 240 responden, dan dianalisis menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi negatif akibat stres kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi konsumsi untuk memperbaiki suasana hati dan mendapatkan pengakuan sosial. Motivasi ini mendorong perilaku konsumsi mencolok dan impulsif, yang pada gilirannya meningkatkan harga diri dan kesejahteraan pekerja white-collar. Penelitian ini memberikan wawasan penting bagi bisnis ritel khususnya yang menjual produk pakaian, untuk menyesuaikan strategi pemasaran mereka agar dapat memenuhi kebutuhan psikologis konsumen, khususnya yang mengalami stres karena pekerjaan.

This study examines the relationship between the high levels of work-related stress experienced by white-collar workers among Generation Z and Millennials and their high levels of clothing product purchases. The main objective is to discuss whether retail therapy through revenge consumption involving clothing products serves as a coping mechanism used to address negative emotions due to work-related stress and can enhance the psychological well-being of Generation Z and Millennials white-collar workers. This research employs a quantitative method with a descriptive conclusive design; data were collected through an online survey of 240 respondents and analyzed using Structural Equation Modeling (SEM). The results of the study indicate that negative emotions due to work-related stress significantly influence the motivation to consume for mood alleviation and social recognition. This motivation drives conspicuous and impulsive consumption behavior, which in turn enhances the self-esteem and well-being of white-collar workers. This study provides important insights for retail businesses, particularly those selling clothing products, to adjust their marketing strategies to meet the psychological needs of consumers, especially those experiencing work-related stress."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Wati
"

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh work family conflict (WFC) dan family work conflict (FWC) terhadap turnover intention dengan job stress bertindak sebagai variabel mediasi dan self-efficacy bertindak sebagai variabel moderasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Structural Equational Model (SEM) dan perangkat lunak lisrel 8.8 untuk pengolahan data. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan menggunakan sampel sebanyak 176 responden di rumah sakit wilayah Nusa Tenggara Barat. Data dikumpulkan menggunakan survei melalui kuesioner yang dibagikan secara online dan offline.  Hasil penelitian menunjukan bahwa WFC dan FWC memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap job stress. Job stress memediasi secara parsial hubungan antara WFC dan turnover intention, sementara job stress memediasi secara penuh hubungan antara FWC dan turnover intention. Ditemukan juga bahwa self-efficacy sebagai variabel moderasi meningkatkan efek positif WFC dan FWC terhadap job stress. Hasil penelitian tersebut mengimplikasikan bahwa penting bagi rumah sakit untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dan efektif, memberikan batasan tanggung jawab dan peran, melihat kembali apa yang menjadi kesepakatan awal antara pihak rumah sakit dan perawat, serta memberikan afeksi dan motivasi agar perawat tidak mengalami stres berlebih sehingga tidak memiliki niat untuk meninggalkan pekerjaanya


The purpose of this study was to determine the effect of work-family conflict (WFC) and family-work conflict (FWC) on turnover intention, in which job stress acted as a mediating variable and self-efficacy as a moderating variable. The study employed a quantitative research using surveys to 176 nurses from hospitals in West Nusa Tenggara. Data was collected by questionnaire which had been shared online and offline afterwards, data is analyzed using Lisrel 88 software and Structural Equation Modeling (SEM). The result showed that WFC and FWC had significant effects on job stress. Job stress partially mediated the relationship between WFC and turnover intention, while job stress fully mediated the relationship between FWC and turnover intention. It was found that self-efficacy acted as a moderating variable increasing the effects of WFC and FWC on job stress. The results of this study imply that hospitals need to create a supportive and effective work environment, set limits on responsibilities and roles, review preliminary agreements between the hospital and nurses, and provide affection and motivation to reduce excess stress on nurses, hence nurses do not have the intention to leave job.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>