Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 54 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Imelwati
Abstrak :
Akta catatan sipil merupakan salah satu bentuk layanan sipil terhadap stake holders yang dilayaninya. Dalam pelaksanaannya sangat dituntut kualitas layanan sehingga dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat. Untuk itu setiap aparatur pelayanan harus memiliki kemampuan kerja dan motivasi kerja yang positif sehingga dapat memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan kemampuan kerja, motivasi kerja pegawai terhadap kualitas pelayanan. Secara Iebih khusus penelitian ini bertujuan untuk menganalisis signifikan hubungan variabel bebas kemampuan kerja dan motivasi kerja, dengan variabel terikat kualitas pelayanan di Kantor Satuan pelaksana Catatan Sipil Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini sebagai populasi adalah seluruh pegawai di Kantor Satuan Pelaksana Catatan Sipil dan masyarakat yang pernah menerima pelayanan akta catatan sipil selama 3 (tiga) bulan terakhir tahun 2000 yaitu Oktober, Nopember dan Desember. Pengambilan sampel penelitian ini menggunakan sampel kuota purposif random sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner, sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini melalui analisis korelasi, analisis regresi, dan analisis parsial. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara kemampuan kerja terhadap kualitas pelayanan dengan koefisien korelasi sebesar 0,485, dan terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja terhadap kualitas pelayanan dengan koefisien korelasi sebesar 0,354. Sementara itu, hubungan antara kemampuan kerja dan motivasi kerja secara bersama-sama terhadap kualitas pelayanan juga mempunyai hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan koefisien korelasi sebesar 0,0564. Besarnya kontribusi kedua variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikat yaitu kualitas pelayanan sebesar 31,8 % yang ditunjukkan oleh koefisien determinasi r 2 = 0,318. Dengan demikian terlihatlah bahwa kedua variabel bebas yaitu kemampuan kerja dan motivasi kerja di Kantor Satuan Pelaksana Catatan Sipil Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan memperlihatkan hubungan yang signifikan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T3228
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayah Muliah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat produktivitas kerja melalui motivasi pegawai sebagai upaya menciptakan pelayanan yang berkualitas pada Kantor Walikotamadya Jakarta Barat. Populasinya adalah seluruh pegawai Kantor Walikotamadya Jakarta Barat yang berjumlah 221 orang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan data primer melalui kuesioner yang diberikan pada responden berjumlah 57 orang dan data sekunder melalui pustaka yang relevan dengan penelitian ini.

Alat analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji korelasi yang gunanya untuk mengetahui tingkat hubungan antara variabel independent /bebas (X) vaitu motivasi kerja yang meliputi faktor kemampuan profesional kerja, kesejahteraan pegawai, budaya kerja dengan variabel dependent / terikat (Y} yaitu produktivitas kerja pegawai.

Hasil perhitungan Koefisien Determinasi R2 = 0,45395 memberikan arti bahwa faktor-faktor motivasi yang terdiri dari kemampuan profesional kerja, kesejahteraan pegawai dan Budaya Kerja pada kantor Walikotamadya Jakarta Barat, mempunyai hubungan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai sebesar 45,40 % , sedangkan sisanya yang 54,60 % disebabkan oleh faktor-faktor lain, selain ketiga variabel tersebut diatas.

Dari hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan bahwa hubungan antara kemampuan profesional kerja, kesejahteraan pegawai dan Budaya Kerja tersebut mempunyai hubungan yang sangat signifikan untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada kantor Walikotamadya Jakarta Barat.
2000
T4293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natalia Y. Tene
Abstrak :
Manajer adalah sumber daya manusia yang penting bagi rumah sakit. Perkembangan rumah sakit sangat dipengaruhi oleh kinerja para manajernya. Uraian tugas yang tepat, lengkap dan sesuai dengan perkembangan organisasi, akan membantu manajer menjalankan tanggung jawab-tanggung jawab pekerjaannya. Namun penyusunan uraian tugas bukanlah hal yang mudah, terutama jika dilakukan melalui analisis pekerjaan. Rumah Sakit Atma Jaya adalah salah,satu rumah sakit yang mengalami kesulitan untuk menyusun uraian tugas bagi para manajernya, karena keterbatasan sumber daya yang dibutuhkan. Uraian tugas yang ada saat ini tidak mencerminkan pelaksanaan pekerjaan yang sesungguhnya karena tidak akurat, tidak lengkap dan ketinggalan zaman. Sementara jabatan tertentu tidak memiliki uraian tugas sehingga menimbulkan ketidakjelasan pemegang jabatan mengenai pekerjaannya, jabatan-jabatan lain mengalami tumpang tindih pekerjaan. Penelitian analisis pekerjaan ini dilakukan untuk membantu RS Atma Jaya mengatasi permasalahan tersebut. Variabel yang diteliti mencakup struktur organisasi, uraian tugas yang berlaku, isi pekerjaan, kondisi dan lingkungan pekerjaan, upaya fisik serta tuntutan kompetensi. Metodologi yang dipilih adalah action research. Penelitian dibatasi pada jabatan-jabatan di Bagian Keuangan RS Atma Jaya. Melalui tahapan-tahapan action research, peneliti bekerjasama sepenuhnya dengan para pemegang jabatan yang terkait. Keberhasilan penelitian sangat dipengaruhi oleh dukungan penuh Direksi RS Atma Jaya, sejak awal hingga akhir pelaksanaan analisis pekerjaan. Hasil penelitian ini adalah uraian tugas dan spesifikasi pekerjaan dari jabatan-jabatan di Bagian Keuangan, yang dapat dimanfaatkan bagi pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen sumber daya manusia. Uraian tugas tersebut juga dapat digunakan bagi perumusan standar kinerja dan pekerjaan yang terkait serta dapat dikembangkan lebih jauh dengan menyusun bagan proses pekerjaan, untuk kepentingan pengkajian yang lebih menyeluruh. Berdasarkan hasil analisis pekerjaan, diketahui adanya beberapa permasalahan pengorganisasian Bagian Keuangan yang perlu dibenahi oleh Direksi RS Atma Jaya, antara lain menyangkut unit penagihan dan unit pembelian. Analisis pekerjaan juga menunjukkan bahwa prioritas kebijakan keuangan jangka pendek RS Atma Jaya, perlu diselaraskan dengan tujuan jangka panjangnya secara keseluruhan. Hal penting lain yang dihasilkan adalah pengalaman pelaksanaan analisis pekerjaan itu sendiri, yang menjadi sarana berharga bagi RS Atma Jaya dalam menyempurnakan proses penyusunan uraian tugas di masa yang akan datang.
Managers are important human resources for hospital. Hospital development depends very much on the performance of its managers. Accurate, complete and up to date job descriptions are valuable tools for managers in accomplishing their job responsibilities. However, writing job descriptions especially through the process of job analysis is not an easy task. The Atma Jaya Hospital is one of those hospitals facing difficulties in writing job descriptions for their managers, because of the lack of needed resources. The current job descriptions which are inaccurate, incomplete and out of date, do not reflect the reality of how jobs are done. While certain positions do not have job descriptions, others have their jobs overlapped. This research of job analysis, was taken in order to assist the Atma Jaya Hospital in solving the problem. Variables studied were organizational structure, current job descriptions, job content, working conditions and environment, physical efforts and competencies required. Action research was chosen as the research methodology. The research was limited to the managerial positions in the Financial Department of Atma Jaya Hospital. Through the steps of action research, researcher and job holders were engaged together in a collaborative work. The success of the research was very much influenced by the full support given by the hospital directors, from the beginning through the end of the job analysis process. The research results were job descriptions and job specifications of the positions at the Financial Department, which may be utilized for the human resources functions. The job descriptions could also be used in writing standard performance for the related jobs and be developed further by making work flow chart for a more comprehensive analysis. The results highlighted some important organizational problems in the department, among others were the collection and purchasing units, that need further attention and action from the hospital directors. The job analysis has also shown that the hospital priority on short term financial policy, needs to be aligned with its overall long term goal. Other significant contribution of the research was the job analysis experience itself, which has given the Atma Jaya Hospital a means to improve the process of writing job descriptions in the future.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13195
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Baidun
Abstrak :
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengaplikasikan analisa jabatan sebagai dasar restrukturisasi organisasi pada perusahaan merger. Permasalallan tunggal yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah: ?Bagaimanakah cara menyusun program analisa jabatan yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam penyusunan restlukturisasi organisasi pada perusahaan Mercer??. Penelitian dilaksanakan pada PT JAPTINDO Jakarta merupakan perusahaan daerah milik Pemerintah Daerah Khusus Ibukota (PEMDA DKI) Jakarta yang melupakan hasil merger dani 3 perusahaan yaitu PT Peptija, PT Paula dau PT Puja. Metode Analisa Jabatan yang digunakan dalam proses merger ini meliputi: daftar pertanyaan (quetionare), wawancara (inrerview), buku catatan ha1ian (logs), dan pengamatan (observasi). Analisa jabatan untuk kepentingan restrukturasi organsasi perusahaan merger mengkonsentrasikan pada analsis terhadap uraian jabatan dan analisis terhadap pemegang jabatan. Analisis terhadap uraian jabatan, clilakukan dengan cara menganalisis nlengenai: (1) posisi jabatan dalam stmlnur organisasi; (2) Fungsi jabalan; (3) tugas-tugas pokok, tugas-tugas tarnbahan dan tugas-tugas Iain; (4) wewenang jabatan; (5) tanggungjawab jabatan; (6) nilai jabatan; dan (7) persyaratan jabatan Analisis terhadap pemegang jabatan dilakukan dengan ca|'a menganalisis mengenai: (I) eselon yang diduduki pejabat; (2) golongan pangkat; (3) pendidikan; (4) pelatihan dan (5)masa kerja Berdasarkan kesimpnlan di atas, maka dalam tulisan ini perlu disampaikan saran- saran sebagai berikut: (I) Analisa jabatan yang akan dijadikan sebagai dasar restrukturisasi organisasi pada pemsahaan merger memakan waktu yang relatif Iama, sehingga memerlukan waktu dan tenaga yang relatif besar. Sedangkan proses merger mcngulanrakan kecepatan dalam pengambilan keputusan. Oleh karenanya, perlu diiringi oleh metode Iain yang dapat mempercepat pengambilan keputusan dalam restrukturisasi organisasi pennsahaan merger. (2) Trend merger dalam perusahaan merupakan hal barn, khususnyya di lndonesia, selringga masih sulit ditemukan literature yang mengadakan kajian khusus mengenai konsolidasi organisasi. Oleh karenanya perlu diadakan sualu kajian yang lebih mendalam mengenai proses restrukturisasi organisasi pelusahaan merger beserta implikasinya pada penetapan strategi pengelolaan sumberdaya manusianya.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Pratiwi
Abstrak :
Berbagi pengetahuan (knowledge sharing) merupakan landasan bagi organisasi yang menjalankan strategi Knowledge Management (KM). Salah satu persoalan yang dihadapi organisasi adalah menemukan cara yang tepat untuk meningkatkan partisipasi karyawan dalam berbagi pengetahuan mengenai pekerjaan mereka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh knowledge and social characteristics of job terhadap perilaku knowledge sharing antarkaryawan di PT T. Knowledge and social characteristics of job merupakan bagian dari aspek pekerjaan yang ada dalam uraian pekerjaan karyawan. Berdasarkan uji regresi berganda pada 92 karyawan menggunakan Work Design Quesstionnaire dan Knowledge Sharing Behavior Quesstionnaire membuktikan adanya pengaruh simultan dan signifikan dari knowledge and social characteristics of job terhadap knowledge sharing dengan kontribusi sebesar 16,7% (R = 0,409**, p<0,01). Hasil analisis menunjukkan bahwa Departemen Trade Marketing memperoleh skor knowledge sharing (M = 3,60; N = 15) dan social support (M = 2,83 ? 4,17) di bawah rata-rata sehingga perlu diberikan intervensi. Intervensi berbentuk simulasi Community of Practice (CoP) diberikan pada tujuh karyawan Departemen Trade Marketing dari level Supervisor hingga Manager. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa intervensi berhasil meningkatkan perilaku knowledge sharing karyawan pada Departemen Trade Marketing (t = -3,304; p<0,05). Hasil ini berimplikasi bahwa CoP perlu dilakukan secara berkala untuk meningkatkan perilaku knowledge sharing karyawan di Departemen Trade Marketing PT T. ......Knowledge sharing is the cornerstone of organizations? Knowledge Management (KM) strategy. One of the problems faced by organization is finding the right way to increase employee participation to share knowledge about their work. The purpose of this study is to determine the effect of knowledge and social characteristics of job to the knowledge sharing behaviour among employees at PT T. Job knowledge and social characteristics are parts of job aspects which could be found in the job description. By using multiple regression test of the 92 employees, it is proven that the knowledge and social characteristics of job towards knowledge sharing has a simultaneous and significant influence with scales up to 16,7% (R = 0,409**, p<0,01). Based on the data analysis, it is revealed that the Trade Marketing Department obtained knowledge sharing score (M = 3,60; N = 15) and social support score (M = 2,83 ? 4,17) which are below the average, therefore, intervention is needed to improve it. The intervention is performed in simulation of Community of Practice (CoP) with seven participants from supervisor to manager level. The result shows that there is an improvement in knowledge sharing behaviour among the employees of Trade Marketing Department after the implementation of the CoP intervention (t = -3,304; p<0,05). This result implies that a regular based CoP in the Trade Marketing Department is needed to increase knowledge sharing behaviour.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T36133
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baskoro Gautama
Abstrak :
ABSTRAK
Thesis ini membahas tentang pembagian pekerjaan dan dokumentasi jabatan di bengkel ProQ, serta analisis proses bisnis yang telah dijalankan oleh ProQ. Tujuan utama dari Business Coaching ini adalah untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh bengkel ProQ dari hasil analisis yang telah dilakukan. Adapun yang menjadi prioritas dari pengembangan bengkel ProQ ini menitikberatkan pada aspek Sumber Daya Manusia khususnya pada pembagian pekerjaan dengan menggunakan matriks akuntabilitas dan juga dokumentasi jabatan yang kemudian dituangkan ke dalam uraian jabatan untuk semua jabatan yang ada di bengkel ProQ.
ABSTRACT
This thesis discusses about the job mapping and distribution and also job analysis in ProQ, as well as the business process analysis. The main objectives of this business coaching is to develop the potential of ProQ from the analysis that has been done. As the priorities of the development of Human Resource Management is to distribute the job equally through accountability matrix and job documentation using the job analysis for all jobs in ProQ.
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T50484
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Puspitawaty
Abstrak :
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis analisis jabatan di Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia (Ditjen HAM ) dalam hal ini implementasi analisis jabatan pada proses penempatan pegawai Direktorat Jenderal Hak Asasi Manusia dan faktor-faktor lain yang turut mempengaruhi proses penempatan pegawai selain berdasarkan analisis jabatan. Penelitian studi implementasi analisis jabatan di Ditjen HAM adalah penelitian kualitatif yang pengumpulan datanya didapat melalui wawancara mendalam dengan narasumber yang berkompeten di Ditjen HAM yaitu para Pejabat Eselon Dua dan Kepala Bagian (Kabag) kepegawaian Ditjen HAM. Proses wawancara mendalam dilakukan berdasarkan pedoman wawancara yang telah dibuat sebelumnya. Hasil wawancara dibuat transkrip wawancara dan dianalisis kemudian ditarik kesimpulan. Dari penelitian ini dan setelah dianalisis bahwa penempatan pegawai baik itu mutasi maupun promosi yang dilaksanakan di Ditjen HAM belum berdasarkan analisis jabatan. Hal ini dikarenakan analisis jabatan sendiri untuk Ditjen HAM masih dalam penyusunan karena Direktorat Jenderal ini mengalami perubahan nomenklatur sehingga menyebabkan adanya perubahan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) dari tiap-tiap direktorat yang ada di Ditjen HAM, sehingga analisis jabatan perlu disusun lagi disesuaikan dengan tupoksi yang baru. Penempatan pegawai karena belum berdasarkan analisis jabatan maka penempatan pegawai selama ini di Ditjen HAM dipengaruhi oleh empat faktor. Tiga faktor yang paling dominan adalah faktor pimpinan, faktor sumber daya manusia itu sendiri dan faktor struktur organisasi. Sedangkan faktor yang kurang dominan tapi juga mempengaruhi penempatan pegawai di Ditjen HAM adalah faktor prosedur penempatan pegawai, dalam hal ini Bapeijakat. Baperjakat dalam hal ini belum sepenuhnya dipakai dalam setiap proses penentuan penempatan pegawai Ditjen HAM. ......This research is to analyze whether job analysis is already implemented on replacement staff in Directorate General of Human Rights or not yet and which factor beside job analysis that influence processing replacement staff on promotion or mutation. This research is qualitative research, which is collecting of data through deep interview with competent respondents. They are directors and head of human resource department of Directorate General of Human Rights. Interview with term of reference that already arranged before that interview do. After interview has done, transcript of interview made, analyze and made some conclusion. From this research has known that the replacement of staff in Directorate General of Human Rights, mutation or promotion that all this time already happen have not based on job analysis yet. This had been happen because job analysis is not already used on, still in progress. This Directorate had changed structure of organization and also changed the main task and function all of each directorate on Directorate General of Human Rights, and this consequence made that a job analysis has to redesign. The replacement of staff in Directorate General of Human Rights is not already based on job analysis, it based influence by four factors. The factor that dominant influence the replacement staff in Directorate General of Human Rights is leadership, human resources and structure of organization and the last factor that not influence too much is procedure of replacement, in this case are Baperjakat meeting. Baperjakat meeting is not used completely in process the replacement staff in Directorate General of Human Rights.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26327
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Zulfa Dzikrina
Abstrak :
Perkembangan digitalisasi yang pesat saat ini telah mengubah cara hidup masyarakat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sebagai negara dengan penetrasi internet yang tinggi, Indonesia memiliki ekosistem startup yang berkembang pesat dan berpotensi besar dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, banyak startup yang menghadapi tantangan dan kesulitan dalam bertahan di tengah persaingan yang ketat. Untuk mengatasi hal ini, praktik kerja agile telah menjadi pendekatan yang populer dalam pengembangan produk dan layanan di perusahaan startup. Kesuksesan dari praktik kerja agile, (seperti tim yang mandiri, perencanaan iteratif, inkrementasi, dan retrospektif), sangat bergantung pada manusia yang terlibat dalam prosesnya. Namun, meskipun praktik kerja agile memiliki potensi untuk meningkatkan kesejahteraan individu, hubungan antara praktik kerja agile dan well-being penggunanya masih belum dipahami dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh praktik kerja agile terhadap kesejahteraan kerja dan performa proyek di perusahaan startup di Indonesia. Melalui pengembangan model konseptual dan analisis data menggunakan metode Partial Least Squares (PLS-SEM), penelitian ini menunjukkan bahwa praktik kerja agile berpengaruh positif terhadap kesejahteraan kerja, yang tercermin dalam tingkat kelelahan yang rendah dan keterlibatan kerja yang tinggi. Selain itu, praktik kerja agile dan keterlibatan emosional juga berdampak positif terhadap performa proyek. Temuan ini memberikan wawasan yang berharga bagi perusahaan startup dalam mengoptimalkan penggunaan praktik kerja agile untuk meningkatkan kesejahteraan kerja dan performa proyek. Rekomendasi yang dihasilkan dari penelitian ini berupa (1) perhatian lebih terhadap karakteristik kerja yang diterima oleh tim, yang mana mempengaruhi kesejahteraan kerja tim; (2) training mengenai praktik kerja agile yang efektif; (3) memastikan adanya peningkatan sumber daya kerja dengan mengadopsi praktik kerja agile. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang hubungan antara praktik kerja agile, kesejahteraan kerja, serta hasil akhir yang dipengaruhi, perusahaan startup di Indonesia dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menghadapi tantangan dan mencapai keberhasilan jangka panjang. ......The rapid development of digitization has transformed the way of life for people worldwide, including in Indonesia. As a country with high internet penetration, Indonesia has a rapidly growing startup ecosystem with significant potential to support economic growth. However, many startups face challenges and difficulties in surviving amidst intense competition. To address this, agile work practices have become a popular approach in product and service development for startup companies. The success of agile work practices, such as self-managing teams, iterative planning, incremental development, and retrospectives, heavily relies on the individuals involved in the process. However, despite the potential of agile work practices to enhance individual well-being, the relationship between agile work practices and user well-being is still not well understood. Therefore, this study aims to examine the influence of agile work practices on job satisfaction and project performance in startup companies in Indonesia. Through the development of a conceptual model and data analysis using the Partial Least Squares (PLS-SEM) method, this research demonstrates that agile work practices have a positive impact on job satisfaction, reflected in low levels of fatigue and high job engagement. Additionally, agile work practices and emotional involvement also have a positive impact on project performance. These findings provide valuable insights for startup companies to optimize the use of agile work practices to enhance job satisfaction and project performance. The recommendations derived from this research include (1) paying more attention to job characteristics accepted by the team, which influence team job satisfaction; (2) providing effective training on agile work practices; (3) ensuring an increase in workforce resources by adopting agile work practices. With a better understanding of the relationship between agile work practices, job satisfaction, and influenced outcomes, startup companies in Indonesia can take appropriate steps to address challenges and achieve long-term success.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghiffari Alfani Royan
Abstrak :
War for talent yang terjadi secara global, termasuk di Indonesia, telah meningkatkan urgensi employer branding yang tepat bagi perusahaan dan organisasi. Praktisi SDM perlu menaruh perhatian khusus pada Generasi Y atau Generasi Milenial dan Generasi Z sebagai generasi digital native yang mendominasi pasar tenaga kerja saat ini. Karakteristik kedua generasi yang memiliki perbedaan mengharuskan adanya strategi unik untuk menarik masing-masing generasi agar dapat menjadi bagian dari perusahaan atau organisasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi pemilihan pekerjaan dan membandingkan urutan prioritas antara Generasi Y dan Generasi Z atas faktor-faktor tersebut dengan metode Analytical Hierarchy Process. Data penelitian diperoleh dari 488 responden Generasi Y dan Generasi Z yang telah memeroleh gelar Sarjana (D-4/S-1), sudah pernah atau sedang bekerja, dan merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) yang juga berdomisili di Indonesia. Hasil penelitian menemukan bahwa faktor terpenting dalam memilih pekerjaan bagi Generasi Y adalah faktor terkait pendidikan. Sedangkan, faktor terpenting dalam memilih pekerjaan bagi Generasi Z adalah faktor terkait pribadi. Sehingga, kedua generasi memiliki pandangan yang berbeda terkait faktor terpenting dalam pemilihan pekerjaan. ......The war for talent that is happening globally, including in Indonesia, has increased the urgency of proper employer branding for companies and organizations. HR practitioners need to pay special attention to Generation Y or Millennial Generation and Generation Z as the digital native generation that dominates the labor market today. The characteristics of the two generations that have differences require a unique strategy to attract each generation to become part of a company or organization. This study aims to analyze the factors that influence job choice and compare the order of priority between Generation Y and Generation Z for these factors using the Analytical Hierarchy Process method. The research data was obtained from 488 Generation Y and Generation Z respondents who had obtained a Bachelor's degree (D-4/S-1), had worked or were currently working, and were Indonesian Citizens (WNI) who are also domiciled in Indonesia. The results of the study found that the most important factors in choosing a job for Generation Y were factors related to education. Meanwhile, the most important factors in choosing a job for Generation Z are personal factors. Thus, the two generations have different views regarding the most important factors in job choice.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6   >>