Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 130 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sumardi
Abstrak :
Tidak lama setelah Sukarno-Hatta memproklamasikan kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia, meletuslah konfrontasi RI-Belanda yang dipicu oleh keinginan Belanda untuk kembali berkuasa di Indonesia Dalam konfrontasi ini Belanda berusaha melemahkan RI dengan cara menduduki daerah-daerah kekuasaan RI dan kemudian memprakarsai pendirian negara negara bagian di daerah-daerah yang berhasil dikuasainya, yang mana hal ini termasuk wilayah Madura. Tujuan Belanda yang sebenarnya mendirikan negara-negara bagian itu adalah untuk mengembalikan lagi kekuasaannya di Indonesia, dengan cara memfungsikan kembali alat kekuasaannya di Indonesia, yaitu Binnenlands Bestuur dan KNIL di negara-negara bagian yang dibentuknya. Adanya kenyataan bahwa di Indonesia telah berdiri suatu negara yang merdeka, yakni RI mendorong pihak Belanda untuk menjalankan siasat federalistis, yaitu berusaha agar di Indonesia didirikan sebuah negara federal yang beranggotakan RI bersama sama dengan negara-negara bagian yang dikendalikannya. Madura adalah salah satu wilayah yang berhasil dijadikan sebuah negara bagian oleh Belanda pada tahun 1948-1950, disamping wilayah-wilayah RI Iainnya seperti Sumatera Timur, Sumatera Selatan, Jawa Barat dan Jawa Timur. Madura adalah suatu wilayah kepulauan di Propinsi hum Timur, yang terletak di sebelah timur kota Surabaya atau di timur laut pulau Jawa Setelah proklamasi kemerdekaan, Madura merupakan sebuah wilayah Karesidenan dari Propinsi Jawa Timur, dengan dikepalai seorang Residen, yaitu R.A.ATjakraningrat. Dalam rangka mempermudah pembentukan Negara Madura ini, diantaranya Belanda melakukan suatu blokade ekonomi dan agresi militer. Khususnya dalam melakukan agresi militer, Belanda mengerahkan kekuatan yang terdiri dari pasukan KL, KIEL dan Veligheids Brigade (semacam Polisi Tentara Rahasia). Selain itu Belanda menyiapkan suatu Batalyon khusus, yaitu "Pasukan Cakra.. Walaupun agresi ini mendapat perlawanan yang hebat dari TNI dan rakyat setempat, namun karena tidak seimbangnya kekuatan musuh, baik di darat, lautr dan udara, maka setelah pertempuran berlangsung selama tiga setengah bulan, akhirnya Madura dapat dikuasai Belanda. Dengan dikuasainya Madura oleh Belanda tersebut berarti secara politic, telah menguasai Tjakraningrat sebagai pemimpin politik tertinggi di Madura Setelah dapat menguasai Madura, Belanda lewat vas der Plas selaku pemimpin Recamba Jawa Timur membujuk Tjakraningrat dalam upayanya menjalin kerja sama untuk membentuk Negara Madura. Kerja sama ini ternyata disambut oleh Tjakraningrat, sehingga akhirnya Madura dapat dibentuk menjadi sebuah negara, dan Tjakraningrat diangkat menjadi Wali Negaranya Keberhasilan membentuk Negara Madura, tidak terlepas dari kelihaian Belanda dalam mendekati selain para. pemimpin formal seperti Tjakraningrat, juga pendekatan terhadap para pemirnpin non-formal yang dalam masyarakat Madura mempunyai pengaruh yang amat besar, yaitu Alim Ulama atau Kyai. Disamping itu juga terlihat uanya sambutan sebagian masyarakat terhadap pembentukan negara ini yang ditunjukkan lewat hasil dari suatu plebisit Negara Madura yang telah berhasil dibentuk, sebagai layaknya sebuah negara, negara tersebut terdapat pula organ-organ pemerintahan, seperti DPR, Departemen-Departemen, dan organ-organ lainnya Sedangkan sebagai landasan hukumnya, negara ini juga memiliki sebuah "Peraturan Ketatanegaraan" yang berfungsi sebagai Undang-Undang Dasarnya Akan tetapi dalam realitasnya, negara bikinan Belanda ini ternyata hanya bertahan relatif singkat. Golongan-golongan pro-Republik, seperti yang tergabung dalam Batalyon 635 Jokotole dan Pemerintahan Sipil Bayangan di Pengasingan Jawa, Gerakan Perjuangan Madura di Yogyakarta, dan Organisasi-Organisasi Gerakan Bawah Tanah, dengan merangkul masyarakat luas secara terus-menerus melakukan berbagai upaya untuk membubarkan Negara Madura tersebut. Dengan kuatnya gerakan pembubaran terhadap negara ini oleh unsur-unsur pro-Republik tersebut, akhirnya negara yang didirikan Belanda pada tanggal 20 Februari 1948, akhirnya dapat dibubarkan. Masyarakat Maduralah termasuk kelompok masyarakat yang paling awal mempelopori gerakan pembubaran negara ciptaan Belanda tersebut, dan mendesak bergabung dengan Negara Kesatuan RI . Kemudian melalui Surat Keputusan Presiden RIS tanggal 9 Maret 1950, secara resmi Negara Madura dibubarkan dan bergabung kembali dengan RI, serta ditetapkan sebagai sebuah Karesidenan dari RI.
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Divo Ario Noercahyo
Abstrak :
Perkembangan industri pariwisata membawa tantangan baru di Taman Nasional Bunaken (TNB). Pada tahun 2016, di resmikannya rute penerbangan langsung di beberapa kota di China dari dan menuju Manado, menyebabkan peningkatan jumlah wisatawan asal Tiongkok, situasi tersebut dapat membahayakan ekosistem terumbu karang di Pulau Bunaken. Kebijakan baru untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan tersebut dapat menimbulkan indikasi pariwisata massal yang merusak. Penelitian ini melakukan studi awal pengukuran keberlanjutan Pulau Bunaken sebagai destinasi pariwisata. Sebagai kajian untuk masa mendatang dan meninjau kembali keberhasilan manajemen pengelolaan TNB. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan metode penilaian cepat untuk pariwisata di Pulau Bunaken (RAPBunaken). Analisis RAPBunaken menggunakan 24 atribut dengan tujuan mengukur keberlanjutan berdasarkan empat indeks: ekologis (72,83), ekonomi (55,19), sosial (50,23), dan kelembagaan (45,53). Indeks kumulatif keberlanjutan ekosistem terumbu karang rata-rata adalah 55,94, hasil tersebut menunjukan keberlanjutan dalam status sedang. Temuan penelitian ini dapat digunakan sebagai rekomendasi awal untuk pengelolaan Taman Nasional Bunaken di masa depan
The development of the tourism industry brings a new challenge in Bunaken National Park. In 2016, new direct flight routes were established from and to Manado, spike an increase in the number of tourists from China, create an unusual situation that could jeopardize the coral reefs ecosystem in Bunaken Island. Encounter new policy to increase tourist volume could lead to destructive mass tourism. This research presented a preliminary measurement of sustainability in Bunaken Islands as a tourist destination, future challenge, and revisiting successful story management of this National Park. The data obtained were analyzed using the rapid appraisal technique for Bunaken Island tourism (RAPBunaken). The RAPBunaken analysis used 24 attributes to measure destination sustainability, based on four indices: ecological (72,83), economic (55,19), social (50,23), and institutional (45,53). The average cumulative index of coral reef ecosystem sustainability was 55,94, within a threshold denoting sustainability in medium status. The findings of this study can use as a recommendation for future management of Bunaken National Park
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I Gusti Ayu Agung Mas Triadnyani
Abstrak :
Disertasi ini membahas pemaknaan Rangda di dalam teks Calon Arang (CA) dan Novel Janda dari Jirah (JDJ). Rangda merupakan mitos yang paling penting di dalam tradisi Bali. Teks CA memperlihatkan sosok Rangda yang memiliki karakter negatif. Hal ini sesuai dengan fungsinya di dalam praktik budaya Bali. Di dalam novel JDJ, pengarang diduga melakukan dekonstruksi dengan memberi citra baru Rangda. Rangda digambarkan memiliki karakter positif. Disertasi ini menerapkan pendekatan hermeneutika Ricoeur yang menekankan dialektika antara penjelasan dan pemahaman. Ada tiga langkah penting, yakni distansiasi, interpretasi, dan apropriasi. Tahap distansiasi meliputi analisis struktur teks (sintaksis dan semantik). Interpretasi dilakukan berdasarkan struktur yang telah dibuat. Struktur yang telah dianalisis berfungsi sebagai lintasan yang mengarahkan penafsiran agar tidak sewenang-wenang. Tahap apropriasi merupakan peleburan cakrawala teks dan cakrawala penafsir. Penafsir memahami dirinya lebih baik. Studi ini menghasilkan beberapa temuan penting. Pertama, pengarang novel JDJ tidak melakukan dekonstruksi terhadap teks CA. Ia hanya menampilkan sisi santa dari Dewi Durga. Kedua, analisis interteks memperlihatkan adanya kontradiksi muatan keagamaan. Teks CA menekankan ajaran Siwa, sedangkan novel JDJ menekankan ajaran Buddha. Ketiga, analisis interaksi tokoh menunjukkan perbedaan dalam memandang persoalan kepatuhan. Teks CA mengungkapkan pesan utama tentang kepatuhan kepada Dewa (bersifat vertikal), sedangkan novel JDJ mempersoalkan kepatuhan kepada aturan yang dibuat manusia (bersifat horisontal). Keempat, melalui tinjauan kritis terhadap kedua teks dipertajam persoalan relasi kuasa antara raja dan pendeta. Di dalam teks CA, kedudukan raja dan pendeta dimuliakan, sedangkan novel JDJ mempersoalkan krisis kekuasaan raja dan pendeta.
This dissertation examines the meaning of Rangda, an important character of both the text of Calon Arang (CA) and of Janda dari Jirah (JDJ). As a matter of fact Rangda stands significantly in the Balinese traditional myths. The text of CA shows the figure of Rangda with a negative quality, and this is in accordance with its function in the practice of Balinese culture. However, through the novel JDJ, the character has been allegedly deconstructed by uplifting a new image of Rangda due to its positive quality character. Here, Ricoeur's hermeneutic approach is applied since it emphasizes the dialectic between explanation and understanding. There are three steps. First, distanciation that analyzes structure consisting mainly of syntax and semantics. This structure functions as the trajectory in order to avoid an arbitrary interpretation. The second is about interpretation which is made based on the structure. Finally, the third is appropriation which is the fusion of horizon between the text and of the reader. As a result, readers themselves understand the text better. There are several important conclusions by this study. First, the author of JDJ didn't deconstruct the text of CA. She just displayed the aspect of saint found in Durga. Second, the intertextual analysis identified the contradiction of religious content. The text of CA emphasized the doctrine of Siwa, while, the novel of JDJ the thought of Buddha. Third, the interaction analysis shows the different obedience issues. Text CA reveals an obedience to the rule of God, which is vertical, and the novel JDJ represents an obedience to the human rules, which is horizontal. Fourth, through a critical review towards those two texts the question of power relations between the king and the priest is strongly sharpened. Text CA legitimates the position of the king and the priest, while the novel JDJ shows the crisis of power of both.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2014
D1962
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Surowo
Abstrak :
ABSTRAK. Periode Sejarah Revolusi Indonesia, 1945-1949 antara lain ditandai adanya sengketa Indonesia-Belanda yang mengakibatkan didirikannya Republik Indonesia Serikat, RIS. Salah satu negara bagian di dalam RIS adalah Negara Madura. Negara Madura berdiri setelah agresi militer pertama. Dalam waktu singkat Belanda dapat menduduki Pulau Madura karena adanya beberapa faktor pendukung, yaitu digunakannya Barisan Tjakra, didirikannya Persatuan Kebangsaan Madura dan diada_kannya blokade ekonomi selain dari kekuatan militernya yang memang lebih unggul. Setelah berhasil menduduki, Belanda mengajak beberapa orang Madura untuk bekerja sama mendirikan Negara Madura. Usaha ini berhasil, make dibentuklah Komite Penentuan Kedudukan Madura yang bertugas menyelenggarakan Pemungutan Suara. Ternyata hasil Pemungutan Suara mayoritas rakyat mendukung didirikannye Negara Madura. Selanjutnya oleh Komite dibentuk sebuah Panitia guna meminta pengesahan berdirinya Negara Madura dari Gubernur Jenderal Hindia Be_landa. Akhirnya pada 20 Februari 1948, Pulau Madura disah_kan sebagai Satuan Ketatanegaraan dan Tjakraningrat ditetap_ken sebagai Wali Negara. Madura akan dijadikan Negara Bagian setelah memiliki _Undang-Undang Dasar, _Parlemen dan Menteri-Menterin. Karena itulah pada tanggal 15 April 1948 diadakan Pemilihan Anggota Parlemen. Tugas utama Palemen a_dalah menyusun Undang-Undang Dasar Untuk Negara Madura. Pada tanggal 8 Maret 1949, Parlemen mengesahkan sebuah Undang-Un_dang Dasar yang kemudian juga disahkan oleh Wali Negara tang-gal 28 Juni 1949. Se].enjutnya melalui Staatablad van India no. 218 tahun 1949, Pemerintah Hindia Belanda merwahkan Undang-Undang Dasar tersebut. Untuk kelengkapan Negara Madu_ra maka Wali Negara Madura mengangkat para Menteri pada 21 Agustus 1949. Setelah memenuhi syerat-syarat tersebut di a_tas maka akhirnya Belanda mengumumkan berdirinya Negara Ma_dura pada tanggal 8 September 1949 di dalam rapat Parlemen Negara Madura. Pemungutan Suara dengan hasil mayoritas mendukung berdirinya negara Madura harus dilihat bahwa pada waktu itu Pulau Madura baik secara geografis, administratif dan poli_tis telah dikuasai Belanda. Jadi adalah sangat mungkin apa-apa yang terjadi di dalam proses didirikannya Negara Madura adalah sandiwara belaka. Dan yang jelas sandiwara dan cara apapun yang dilakukan oleh Belanda untuk mendirikan Negara Madura (dan negara-negara bagian lainnya) pada akhirnya ke_inginan rakyatlah yang akan keluar sebagai pemenang yaitu kembali kepada bentuk Negara Kesatuan.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1988
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Belo, Jane
New York: J.J. Augustin, 1953
959.86 BEL b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Schroder, EEWG
Leiden Brill: Boekhandel, 1917
BLD 305.8 SCH n I
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wiener, Margaret j
Chicago & London: The Univercity of Chicago Press, 1995
959.8 WIE v
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Stuart-Fox, David J.
Leiden: KITLV Press, 1992
R 016.959 85 STU b
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Tani Frisda
Abstrak :
Penelitian ini mengidentifikasi respon termal oleh penghuni rumah tradisional Nias Selatan. Besaran termal diukur menggunakan Questemp 34, dan Anometer Kanomax serta angket tertutup untuk mengetahui kesan termal penghuni. Data dianalisis menggunakan regresi linier dan komparasi karakter termal bangunan antara periode musim hujan dan kemarau. Lokasi penelitian yaitu di Desa Batohilitano dan Desa Bawomataluo, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa respon termal pada rumah tradisional Nias Selatan yaitu responden kedua desa menyatukan suhu rumah panas 30,56 C di Desa Bawomataluo dan 31,3 C di Desa Botohilitano.
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2020
690 MBA 55:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Moeljo
Semarang: Dahara Prize, 1993
915.98 DJO b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>