Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dewi Sri Sumardilah
"Melahirkan bagi seorang wanita merupakan suatu peristiwa yang sangat alamiah dan juga membahagiakan. Sebagian besar wanita terutama di negara berkembang, peristiwa melahirkan ternyata dapat membawa risiko kesakitan bahkan kematian. Diperkirakan setiap tahun di Indonesia telah terjadi kematian sekitar 20.000 orang wanita akibat kehamilan atau persalinan yang mereka alami. Kematian tersebut kebanyakan dikarenakan oleh penyebab langsung, yaitu perdarahan (42%), eklamsia (13%), infeksi (10%), partus lama (9%), dan komplikasi aborsi (11%), sisanya diakibatkan oleh penyebab tidak langsung.
Eklamsia adalah kelainan akut pada wanita hamil dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang, sebagai akibat adanya hipertensi pada kehamilan (pregnancy induced hypertension). Untuk mengatasi masalah kesakitan atau kematian pada ibu hamil maka pemeriksaan kehamilan menjadi sangat penting untuk dilakukan agar dapat diketahui keadaan kesehatan ibu dan janin secara berkala dan sedini mungkin. Cakupan pelayanan antenatal (4K-5T) baru mencapai 61,2%, dan pencapaian pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 67%. Sampai saat ini kejadian komplikasi persalinan masih tinggi yaitu 27,5%, khususnya komplikasi persalinan yang disebabkan oleh eklamsia (pregnancy induced hypertension) sebanyak 13%.
Tujuan penelitian ini adalah diperolehnya informasi tentang proporsi kejadian pregnancy induced hypertension pada wanita yang pernah melahirkan dan adakah hubungan antara pelayanan antenatal dengan kejadian PIH, serta faktor apa yang paling dominan terhadap kejadian PIH tersebut berdasarkan data SDKI Tahun 1997. Faktor lain yang ikut diteliti adalah umur ibu, paritas, tingkat pendidikan, status pekerjaan, akses terhadap pelayanan kesehatan, jarak kelahiran, riwayat kehamilan sebelumnya, tenaga penolong persalinan dan tempat di mana ibu melahirkan.
Penelitian ini menggunakan rancangan cross-sectional, dengan unit analisis ibu yang pernah melahirkan dan memiliki anak lebih dari satu. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Regresi Logistik Berganda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kejadian pregnancy induced hypertension pada ibu bersalin sebesar 3,6%, dan yang memperoleh pelayanan antenatal secara adekuat hanya 27,4%. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pelayanan antenatal, umur ibu, paritas, akses terhadap pelayanan kesehatan, status pekerjaan, tempat persalinan, riwayat kehamilan dan tingkat pendidikan dengan kejadian pregnancy induced hypertension (p<0,05). Dari model regresi logistik diketahui bahwa faktor yang paling dominan terhadap risiko kejadian pregnancy induced hypertension adalah riwayat kehamilan sebelumnya (p=0,012).
Disarankan perlu penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pelayanan antenatal dengan faktor risiko kejadian pregnancy induced hypertension, dengan melihat variabel-variabel lain selain yang sudah dilakukan peneliti dengan menggunakan rancangan penelitian sejenis.

Relationship between Antenatal Service and Risk Factor of Pregnancy Induced Hypertension on Mothers giving births in Indonesia, SDKI 1997Births for a woman are a natural happening and it is happiness for them. Most women especially in developing countries, giving births is too risky and may cause death. It is assumed that each year in Indonesia about 20,000 women die during their pregnancy or delivery. The direct cause of the death respectively bleeding (42%), eclamsia (13%), infection (10%), prolonged labor (9%); while the rest due to indirect causes. Eclamsia is an acute abnormality of pregnant women in delivery process indicated by such symptoms as convulsion due to hypertension on pregnant women (pregnancy induced hypertension). To overcome such matter of pains of death occurring to pregnant women, having regular check ups is very essential during their pregnancy. Such check ups are done in order that mothers health condition, as well as fetuses, can be monitored as early as possible. Antenatal care visits (K4-5T) has covered 61, 2% and assistance during delivery by health officials has covered 67%. So far a complication accident during delivery is still high, that is 27.5%, especially complication caused by eclamsia (13%).
The objective of this research is to obtain information about proportion of pregnancy induced hypertension on women who have ever given births and whether there is a relationship between antenatal care and PIH accidents, what factors are dominant in PIH accidents based on the data of SDKI 1997. Other factors such as age, parity, education level, work status, access to health services, birth interval, pregnancy history, health officials, and place of delivery are also observed.
This research applies cross-sectional design, with analysis unit of mothers' who have ever given births and have more than one child. Statistics analysis is carried out by Multiple Logistics Regression.
The outcomes of the research indicate that the accidents of PIH on delivery process reach a figure of 3.6%, and those who have given adequate antenatal services reach a figure of 27.4%. The outcomes of statistics analysis shows that there is a significant relationship between antenatal care, age, parity, access to health services, work status, place of delivery, pregnancy history, education level and accidents of PIH (p<0.05). From the logistics regression model, it is found that the most dominant factor is pregnancy history (p=0,012).
It is recommended to carry out further research regarding the relationship between antenatal care and pregnancy induced hypertension, by variables other than those that have already been observed by researchers who apply similar research design."
2001
T7871
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Putri Reiyan
"Didapati bahwa sebanyak 22% dari total penduduk dunia memiliki hipertensi. Di Indonesia sebesar 34,1% dengan Jawa Barat sebesar 39,6%, Kota Bogor sebanyak 36,2%, dan Kecamatan Tanah Sareal sebanyak 30%. Dari jumlah penderita hipertensi tersebut paling banyak adalah perempuan. Hipertensi pada perempuan banyak dialami dalam kehamilan dan dapat menyebabkan kematian. Penelitian ini bertujuan unutk mengetahui gambaran karakteristik, pengetahuan, dan sikap ibu hamil terhadap hipertensi di Puskesmas Tanah Sareal tahun 2021-2022. Studi cross sectional dilakukan kepada 40 responden yang didapati dari purposive sampling. Data dianalisis secara univariat dan hasil penelitian menunjukkan bahwa 5% ibu hamil mengalami hipertensi, 80% usia 20-35 tahun, 47,5% memiliki pendidikan menegah, 82,5% tidak memiliki faktor genetik, 75% sedang mengalami hamil tunggal, 62,5% multigravida, 72,5% memiliki pengetahuan tinggi, dan 55% memiliki sikap positif. Pengetahuan pada ibu hamil dapat mempengaruhi dalam pencegahan hipertensi dengan meningkatnya pengetahuan dapat meningkatkan kesadaran dalam pencegahan dan deteksi dini penyakit.

22% of total world population has hypertension. In Indonesia it has 34.1% with 39.6% in West Java, 36.2% in Bogor City, and 30% in Tanah Sareal District. From the number of patients with hypertension, most are women. Hypertension in women is often experienced in pregnancy and can cause death. This study aims to describe the characteristics, knowledge, and attitudes of pregnant women towards hypertension at Tanah Sareal Public Health Center in 2021-2022. A cross-sectional study was conducted on 40 respondents which was obtained from purposive sampling. The data analyzed with univariate and the results showed that 5% of pregnant women had hypertension, 80% aged 20-35 years, 47.5% had secondary education, 82.5% did not have genetic factors, 75% were having a single pregnancy, 62, 5% are multigravida, 72.5% have high knowledge, and 55% have a positive attitude. Knowledge of pregnant women can affect the prevention of hypertension with increased knowledge can increase awareness in the prevention and early detection of disease."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alviani Gloria Sisti
"Preeklampsia berat PEB yang berpotensi menjadi eklampsia merupakan salah satu faktor risiko yang meningkatkan kematian ibu Usia maternal merupakan salah satu faktor risiko yang diduga berasosiasi dengan kejadian PEB Namun masih terdapat perbedaan data penelitian tentang berapa usia yang berisiko tinggi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui asosiasi usia maternal dengan prevalensi PEB Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional retrospektif Data penelitian berasal dari rekam medis pasien hamilsejak 1 Januari 31 Desember 2011 di Departemen Obstetri dan Ginekologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM 2439 data usia pasien hamil dibagi menjadi tiga kategori yaitu 34 tahun Status PEB dikelompokkan menjadi PEB dan non PEB Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi PEB di RSCM tahun 2011 adalah 16 3 Usia 34 tahun menempati persentase tertinggi untuk mengalami PEB yaitu sebesar 22 5 diikuti oleh usia 34 tahun adalah 1 66 dan

Severe preeclampsia SPE potential to be eclampsia is a risk factor in increasing maternal mortality Maternal age is one risk factor considered to have association with SPE but there was different research data for high risk age The purpose of this study was to know the association of maternal age with prevalence of SPE Research design used here was retrospective cross sectional Data was conducted from pregnant patient medical reports from January 1 December 31 2011 in Cipto Mangunkusumo Hospital 2439 data of patient age was divided into three categories 34 years old SPE status was divided into SPE and non SPE The result showed SPE prevalence in Cipto Mangunkusumo Hospital in 2011 was 16 3 Age 34 years old had the most percentage to be SPE 22 5 followed by age 34 years old was 1 66 and
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keisya Karami
"Latar Belakang: Prevalensi BBLR di Indonesia sudah mengalami penurunan sejak tahun 2000 akan tetapi penurunan ini belum mencapai target gizi global. Prevalensi BBLR kembali meningkat di tahun 2019 dan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya hingga di tahun 2022 prevalensi BBLR mencapai 12,58%. BBLR berpengaruh besar terhadap angka kematian neonatal dan kematian bayi. Di Indonesia, BBLR mejadi masalah kesehatan masyarakat sebab BBLR berkontribusi selama bertahun-tahun sebagai penyebab utama kematian neonatal. Tingginya angka kejadian BBLR akan berpengaruh pada tingginya AKB. BBLR dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang salah satunya adalah hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR di Indonesia.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional dan menggunakan data sekunder berupa data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bayi dengan BBLR sedangkan variabel independennya adalah hipertensi dalam kehamilan. Penelitian ini juga memiliki variabel kovariat yang meliputi variabel usia ibu, tingkat pendidikan, tempat tinggal, jumlah kunjungan ANC, riwayat aborsi, suplementasi Fe, status merokok, dan jenis kelamin bayi. Sampel penelitian ini merupakan perempuan berusia 15-49 tahun yang pernah melahirkan dalam 5 tahun terakhir sebelum pelaksaan survei. Data akan dianalisis secara univariat, bivariat, dan stratifikasi.
Hasil: Diantara ibu yang melakukan kunjungan ANC didapatkan proporsi ibu dengan hipertensi dalam kehamilan yang melahirkan bayi BBLR sebesar 5% sedangkan ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan dan melahirkan bayi BBLR memiliki proporsi sebesar 3,3%. Ibu yang mengalami hipertensi dalam kehamilan akan berisiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi dengan berat badan lahir yang rendah dibanding ibu yang tidak mengalami hipertensi dalam kehamilan (OR=1,54; 95% CI: 1,036-2,304). Penelitian ini juga menemukan terdapat risiko yang lebih tinggi pada ibu berusia ≥35 tahun untuk melahirkan bayi BBLR dibanding ibu pada kelompok usia 20-34 tahun (OR=1,41; 95% CI: 1,053-1,909). Analisis stratifikasi menemukan variabel usia ibu, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal, jumlah kunjungan ANC, riwayat aborsi, suplementasi Fe, status paparan rokok, dan jenis kelamin bayi sebagai variabel confounding terhadap hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR di Indonesia.
Kesimpulan: Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan hipertensi dalam kehamilan pada ibu yang melakukan kunjungan ANC dengan bayi BBLR.

Background: The prevalence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia has decreased since 2000, but the decreases have not yet reached the global nutritional target. The prevalence of LBW increased again in 2019 and continues to increase every year until 2022 the prevalence of LBW reaches 12.58%. LBW has a major effect on neonatal mortality and infant mortality. In Indonesia, LBW is a public health problem because LBW has contributed for many years as the main cause of neonatal death. The high incidence of LBW will affect the high Infant Mortality Rate (IMR). LBW can be influenced by several factors, one of the factors is hypertension. This study aims to determine the description and relationship of hypertension in pregnancy in mothers who conduct ANC visits with LBW babies in Indonesia.
Methods: This research was conducted using a cross-sectional study design and used secondary data (Basic Health Research data for 2018). The dependent variable in this study was infants with LBW while the independent variable was hypertension in pregnancy. This study also has covariate variables which include mother's age, education level, place of residence, number of ANC visits, history of abortion, Fe supplementation, smoking status, and baby's gender. The sample of this study were women aged 15-49 years who had given birth in the last 5 years prior to the survey. The data will be analyzed by univariate, bivariate and stratification.
Results: Among mothers who did ANC visits, the proportion of mothers with hypertension in pregnancy who gave birth to LBW babies was 5%, while mothers who did not experience hypertension in pregnancy and gave birth to LBW babies had a proportion of 3.3%. Mothers who experience hypertension in pregnancy will have a higher risk of giving birth to babies with low birth weight than mothers who do not experience hypertension in pregnancy (OR=1.54; 95% CI: 1.036-2.304). This study also found that there was a higher risk for mothers aged ≥35 years to give birth to LBW babies than mothers in the age group 20-34 years (OR=1.41; 95% CI: 1.053-1.909). Stratification analysis found the variables of mother's age, mother's education, area of residence, number of ANC visits, history of abortion, Fe supplementation, smoking exposure status, and baby's sex as confounding variables on the relationship between hypertension in pregnancy in mothers who had ANC visits with LBW babies in Indonesia.
Conclusion: This study conclude that there is a relationship between hypertension in pregnancy in mothers who visit ANC with LBW babies.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tasyafania Budi Putranti
"Dari seluruh kasus komplikasi selama kehamilan, hipertensi pada kehamilan memiliki jumlah kasus sebesar 5-10%. Hipertensi pada kehamilan adalah penyebab terbesar kasus kematian ibu di Jawa Tengah pada tahun 2019 dengan angka 29.6% dari total angka kematian ibu. Salah satu faktor risiko hipertensi pada kehamilan adalah berat badan berlebih dan obesitas. Kabupaten Brebes merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah dengan angka obesitas tertinggi di Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan status gizi ibu yang dilihat dari indeks massa tubuh dengan hipertensi pada kehamilan di Kabupaten Brebes tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah sampel total 160 pasien, 80 pasien kasus dan 80 pasien kontrol. Data diambil dari rekam medis ibu hamil dan dianalisis menggunakan uji chi square dengan nilai kemaknaan p<0,05. Analisis hubungan antara status gizi berlebih dengan hipertensi pada kehamilan didapatkan hasil bermakna dengan nilai odds ratio: IMT <25 kg/m2 (OR 3,857; 95%CI 1,867-7,969), IMT 25,1-29,9 kg/m2 (OR 3,429; 95%CI 1,550-7,583), dan IMT >30 kg/m2 (OR 4,821; 95%CI 2,029-11,458). Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara status gizi ibu dengan kejadian hipertensi pada kehamilan di Kabupaten Brebes.

Of all cases of complications during pregnancy, hypertension in pregnancy has a number of cases of 5-10%. Hypertension in pregnancy is the biggest cause of maternal deaths in Central Java in 2019 with a rate of 29.6% of the total maternal mortality rate. One of the risk factors for hypertension in pregnancy is overweight and obesity. Brebes Regency is one of the districts in Central Java with the highest obesity rate in Central Java. This study was conducted to examine the relationship between maternal nutritional status as seen from body mass index and hypertension in pregnancy in Brebes Regency in 2021. This study used a case-control design with a total sample of 160 patients, 80 case patients and 80 control patients. Data were taken from medical records of pregnant women and analyzed using the chi square test with a significance value of p<0.05. Analysis of the relationship between excess nutritional status and hypertension in pregnancy showed significant results with odds ratio values: BMI <25 kg/m2 (OR 3.857; 95% CI 1.867-7.969), BMI 25.1-29.9 kg/m2 (OR 3.429; 95% CI 1.550-7.583), and BMI > 30 kg/m2 (OR 4.821; 95% CI 2.029-11.458). It can be concluded that there is a relationship between the nutritional status and the incidence of hypertension in pregnancy in Brebes Regency."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline
"Latar belakang: Hipertensi pada kehamilan merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas maternal dan perinatal. Ketersedian sarana yang terbatas pada pelayanan kesehatan mengharuskan diketahuinya faktor prediktor luaran maternal dan perinatal kasus hipertensi pada kehamilan.
Tujuan: Mengetahui faktor prediktor luaran buruk maternal dan perinatal pada kehamilan dengan hipertensi.
Metode: Penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain potong lintang pada ibu hamil dengan hipertensi yang melahirkan di RSUP Persahabatan periode Januari 2014 hingga Desember 2018. Pengambilan sampel secara total sampling. Usia ibu, usia hamil, tekanan darah sistolik, tekanan darah diastolik, kadar asam urat, kadar platelet, kadar SGOT, kadar SGPT, kadar ureum, kadar kreatinin, kadar LDH, dan kadar albumin merupakan variabel bebas berskala kategorik yang diperoleh dari rekam medik. Variabel terikat adalah luaran buruk maternal yaitu eklamsia, sindrom HELLP dan edema pulmonal. Sedangkan luaran buruk perinatal yaitu kelahiran preterm, skor APGAR <7, dan kecil masa kehamilan. Pasien dengan perubahan pada variabel independen akibat kondisi lainnya dieksklusi dari penelitian.
Hasil: Didapatkan sebanyak 631 subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Faktor prediktor luaran buruk secara umum adalah kadar albumin < 3,2 g/dL (p = 0,038 OR = 1,43 IK95% 1,02 – 2,01), faktor prediktor luaran buruk perinatal adalah kadar albumin < 3,2 g/dL (p = 0,025 OR 1,48 IK95% 1,05 – 2,07) dan kadar ureum > 11 mg/dL (p = 0,041 OR 1,45 IK95% 1,01 – 2,0), dan faktor prediktor luaran buruk maternal adalah kadar albumin < 3,2 g/dL (p = 0,046 OR 2,26 IK95% 1,02 – 5,06).
Simpulan: Albumin merupakan faktor prediktor independen terjadinya luaran buruk maternal dan/atau perinatal pada kasus hipertensi pada kehamilan.

Background: Hypertension in pregnancy is one of the main causes of morbidity and mortality in pregnancy and childbirth. Limited resources in health centers make it necessary to know the most important predictors of maternal and/or perinatal outcomes in pregnancy with hypertension.
Aim: This study aims to determine the predictors for adverse maternal and/or perinatal outcomes in pregnancy with hypertension.
Method: This is a cross-sectional observational-analytic study whose subjects are pregnant women who gave birth at Persahabatan General Hospital in January 2014 until December 2018. Data of maternal age, pregnant age, systolic and diastolic blood pressure, uric acid, platelet, SGOT, SGPT, ureum, creatinine, LDH, and albumin levels are independent variables retrieved by medical records. Maternal adverse outcomes in this study were eclampsia, HELLP syndrome, and pulmonary edema, while perinatal adverse outcomes were preterm birth, APGAR score <7, and small-for-gestasional-age infant. Patients with documented changes in the independent variables because of other problems were excluded from the study.
Result: Data collected were categorized and analyzed using bivariate and multivariate analysis. There were 631 subjects met the subject criteria. Predictor(s) for general adverse outcomes is albumin levels <3.2 g/dL (p=0.038 OR=1.43 IK95% 1.02 – 2.01), for perinatal outcomes are albumin levels <3.2 g/dL (p=0.025 OR=1.48 IK95% 1.05 – 2.07) and ureum levels > 11 mg/dL (p = 0.041 OR=1.45 IK95% 1.01 – 2.0), and for maternal outcomes is albumin level <3.2 g / dL (p = 0.046 OR=2.26 IK95% 1.02 – 5.06).
Conclusion: Albumin is an independent predictive factor for adverse maternal and/or perinatal outcome in pregnancy complicated by hypertension.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Alimatuz Zahroh
"Hipertensi dalam kehamilan atau HDK sampai saat ini masih menjadi penyumbang terbesar penyebab kematian ibu di seluruh dunia. Hipertensi dalam kehamilan juga menjadi penyebab terbesar kematian ibu di Jawa Timur berturut-turut dari tahun 2015-2020. Selain itu, saat ini terjadi peningkatan tren prevalensi obesitas baik pada ibu hamil maupun wanita usia subur. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara indeks massa tubuh ibu terhadap terjadinya gangguan hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Kebomas Gresik tahun 2021. Penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan total sampel yang diperoleh sebesar 420 sampel. Berdasarkan hasil analisis, prevalensi hipertensi dalam kehamilan di Puskesmas Kebomas Gresik tahun 2021 sebesar 12,1%. Penelitian ini menemukan hubungan signifikan antara ibu yang overweight dengan terjadinya gangguan hipertensi dalam kehamilan dengan nilai PR 4,10 (95% CI 1,52 – 11,02). Untuk variabel kovariat, tingkat pendidikan ibu berhubungan signifikan dengan terjadinya hipertensi dalam kehamilan dengan nilai PR 1,92 (1,05 – 3,51). Setelah dilakukan stratifikasi, risiko terbesar ibu hamil yang mengalami overweight untuk menderita hipertensi ada pada kelompok ibu hamil berusia ≥35 tahun, memiliki jarak kehamilan <3 tahun, berpendidikan tinggi, serta bekerja. Perlunya dilakukan pengukuran dan edukasi secara rutin terhadap para remaja terutama remaja putri mengenai pentingnya menjaga berat badan tetap normal. Selain itu, pentingnya pelaksanaan kunjungan ANC secara adekuat perlu digalakkan pada masyarakat.

Hypertension in pregnancy or Hypertensive Disorders of Pregnancy (HDP) is still the biggest cause of maternal death worldwide. Hypertension in pregnancy is also the biggest cause of maternal death in East Java in a row from 2015-2020. In addition, currently there is an increasing trend of obesity prevalence in both pregnant women and women of reproductive age. This study aims to find the relationship between body mass index and the occurrence of hypertensive disorders in pregnancy at the Kebomas Gresik Health Center in 2021. This study used a cross-sectional study design with a total sample of 420 samples. Results based on the analysis, the prevalence of hypertension in pregnancy at the Kebomas Gresik Health Center in 2021 was 12.1%. This study found a significant relationship between overweight women and the occurrence of hypertensive disorders in pregnancy with a PR value of 4.10 (95% CI 1.52 – 11.02). For the covariate variable, maternal education level was significantly associated with the occurrence of hypertension in pregnancy with a PR value of 1.92 (1.05 – 3.51). After stratification, the greatest risk of pregnant women who are overweight to suffer from hypertension is in the group of pregnant women aged ≥35 years, having a pregnancy interval of <3 years, highly educated, and working. The need for regular measurements and education of adolescents, especially adolescents about the importance of maintaining a normal weight. In addition, the importance of adequate ANC visits needs to be encouraged in the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library