Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gema Asiani
Abstrak :

Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) merupakan suatu proses kegiatan yang sistematis untuk menyusun kegiatan pada tahun berikutnya untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam upaya mengatasi masalahmasalah kesehatan setempat. Pada pelaksanaannya proses penyusunan PTP ini mengalami hambatan sehingga tidak semua puskesmas dapat menyusun PTP ini.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif sebagai upaya untuk menggali lebih jauh masalah yang timbul dalam pelaksanaan proses penyusunan PTP pada puskesmas di kota Palembang. Data diperoleh dengan observasi dan penelusuran data sekunder dan melalui wawancara mendalam dengan empat kepala puskesmas di kota Palembang, dengan Kepala Dinas kesehatan dan staf dinas, juga dengan pihak kecamatan, serta diskusi kelompok terarah dengan staf puskesmas di empat puskesmas penelitian. Informan ini adalah orang-orang yang berkepentingan dalam proses penyusunan PTP.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, proses penyusunan PTP di kota Palembang dimulai dengan pengumpulan data, dimana data yang dikumpulkan adalah data dasar dari lintas sektor dan data dasar dari puskesmas. Data yang dikumpulkan ini terlalu banyak dan luas. Setelah data terkumpul, puskesmas melihat dan menemukan masalah yang kemudian masalah ini dirangking untuk mencari prioritas masalah dan disusunlah rencana kegiatan puskesmas. Proses penyusunan PTP ini dipengaruhi oleh metode perencanaan (PTP) yang ada, dimana kepala puskesmas dan staf serta dari dinas menyatakan bahwa pedoman PTP tersebut baik, tetapi terlalu rumit, selain itu juga dipengaruhi oleh pembinaan oleh dinas kesehatan yang dianggap kurang oleh pihak puskesmas, lalu juga dipengaruhi oleh kepemimpinan kepala puskesmas dan pengorganisasian dimana menurut staf puskesmas masih perlu ditingkatkan lagi. PTP yang dihasilkan oleh puskesmas tidak semua dapat direalisasikan di puskesmas yang dipantau dalam Minlok.

Dari hasil penelitian tersebut diatas, dapat dikemukakan beberapa saran antara lain: untuk puskesmas perlunya dibentuk tim khusus dalam penyusunan PTP yang beranggotakan staf puskesmas dan ditunjuk siapa yang bertanggung jawab, diberikannya pelatihan dalam pengenalan dan penguasaan pedoman PTP bagi staf puskesmas. Untuk Dinas kesehatan kota agar membuat pedoman khusus PTP yang bisa dipakai di puskesmas sesuai dengan kebutuhan dan kondisi setempat. Juga memberikan bimtek dalam proses penyusunan PTP dan mengevaluasi kegiatan puskesmas apakah sudah sesuai dengan yang direncanakan. Terakhir agar Depkes RI dapat menyempurnakan pedoman PTP yang lebih sederhana dan efektif selaras dengan fungsi manajemen puskesmas.


Community Health Center Planning Process in Palembang CityThe Community health center planning is a systematic activities process to arrange the activities and increase the quality of services to yhe people in order to handle the health problems. In its implementation, the process of puskesmas-level planning (PTP) arrangement encountered a number of barriers so that not all puskesmas could carry out the PTP

This study was an analytical descriptive research employing a qualitative approach in an attempt to dig as much as possible from the existing problem in the implementation process of PTP arrangement in a number of puskesmas in Palembang city. It uses observation, secondary data collection, and indepth interview with four the chief of puskesmas in Palembang city, with the chief of health department and the staffs, and the head of the district (Camat), and focus group discussion with the staffs of puskesmas in four puskesmas. They are chosen because they were considered understanding well about Process of PTP arrangement.

Result of this study shows that the process of PTP arrangement in Palembang city started with data collection in wich the data gathered were basic data of various sectors and basic data from puskesmas. The data collected were too large in number and too broad in category. Following the data collection, puskesmas sought and found the problems. The problems were then ranked on priority basis. Later, PTP was carried out based on the priority set. The PTP itself was influenced by the existing PTP method of wich the chief of puskesmas and the staff and people from health department stated that the PTP was good enough but it was too complicated. It was also considered not good bythe puskesmas. Finally, it was influenced by leadership of chief of puskesmas and organization skills that, according to puskesmas could not all be implemented in puskesmas oversaw in mini workshop.

Based on above stated study result, it may be concluded that for puskesmas, there should be a special team for the PTP consisting of puskesmas staff and the person in charge should be appointed an there training of introduction and mastering the PTP guidelines for puskesmas stsff should be provided. For the city health department, it may be recommended that it make special guidelines on PTP that can be used in puskesmas in accordance with the local needs and conditions. Technical guidance should also be provided for the process of PTP arrengement as well as evaluation to compared the result with the set plan. Finally, it may be recommended for the Indonesian Health Ministry to revise the PTP guidelines into more applicable and effective one pursuant to the management function of puskesmas.

2001
T437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamka Hasan
Abstrak :
Perencanaan strategis adalah yang harus dilakukan untuk menciptakan masa depan suatu perusahaan. Masalah di poliklinik Depok adalah perencanaan strategis yang belum ada. Strategi yang bagaimana untuk poliklinik Depok masih berupa pertanyaan. Dengan demikian timbul tujuan penelitian yaitu untuk menemukan strategi yang terbaik. Telah dilakukan penelitian tentang perencanaan strategis poliklinik Depok. Ruang lingkup penelitian meliputi analisis. lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, dan analisis misi, visi, nilai, dan tujuan jangka panjang menemukan beberapa strategi pilihan, menetapkan strategi terpilih, dan menyusun rencana strategis. Metode yang dipergunakan adalah jenis kualitatif. Tahapan penelitian ini meliputi pengumpulan data lingkungan eksternal dan internal, penentuan trend, analisis data tersebut dengan TOWS Matrix, IE Matrix, QSPM, membuat rencana strategis, dengan berdasarkan pada perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal, pembelajaran dan pertumbuhan, koheren, seimbang dan terukur. Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi terpilih untuk poliklinik Depok adalah meningkatkan upaya pemasaran. Faktor peluang adalah jumlah penduduk, pemasok, kesadaran berobat, dan tehnologi tersedia. Faktor ancaman terdiri atas jumlah sarana kesehatan, ancaman pesaing baru, pertumbuhan ekonomi, dan inflasi. Faktor kekuatan terdiri atas misi, visi, nilai, tujuan, kualitas SDM, upaya pemasaran, profit margin, dan SIM terpadu. Faktor kelemahan terdiri atas tingkat kepuasan pelanggan, gedung, ambulan, dan ketebatasan ambulan. Saran yang sebaiknya adalah melakukan implimentasi, evaluasi dan pengendalian strategi yang telah terpilih yang berkerangka Balanced Scorecard. Daftar pustaka: 38 (1980 - 2003)
The Strategic Plan of Depok Clinic of Jakarta Health Service Pertamedika A strategic plan is essential to uphold the future of a company. The issue concerning Depok Clinic is that the strategic plan has not been planned. The strategy for the clinic is still a question. Due to those circumstances, the purpose of this research is to find the ideal strategy for the clinic. A research has been conducted to find out the strategic plan for Depok Clinic. The scope of this research covered external factors, internal factors, analysis of mission, vision and value as well as the long term goal that identifies the chosen alternative strategy and strategic planning. A qualitative approach was implemented in this research. The stages in this research were collecting internal and external data; determining trend; analyzing data using TOWS Matrix, IE Matrix, QSPM; creating strategic plan based on financial prospective, costumer, internal bisnis process, empowerment and growth, coherent, balanced and measurable. The outcome of this research concluded that the chosen alternative for Depok Clinic is to intensify marketing effort. The opportunity factors are the number of population, provider, and the awareness to seek medication and the available technology. Factors that can be a threat are the number of health service facilities, threats from new competitors, economic growth, and inflation. The strength is mission, vision, value, goals, and the quality of human resource, marketing effort, profit margin and integrated information system. The factors that are considered the weaknesses are the costumer's level of satisfaction, the building, ambulance, and its limitation. It is advisable that Depok Clinic implement evaluate and control the selected alternative. Bibliography 32 (1980 - 2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 11215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mulyana
Abstrak :
Perubahan semakin cepat terjadi dan orientasi usaha juga menjadi berubah. Rumah sakit sebagai produsen layanan kesehatan harus mampu mengantisipasi perubahan dan mengetahui posisinya untuk mengambil keuntungan dari peluang yang ada dan menjauhi ancaman-ancaman yang akan datang. Rumah sakit yang memiliki rencana strategis akan memimpin dalam persaingan dengan rumah sakit lain dan sesuatu yang diharapkan dimasa depan dapat terwujud. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian ini disusun. Penelitian tentang perencanaan strategi pengembangan RSU. Bayu Asih tahun 2004-2008 telah dilakukan Penelitian ini meliputi analisis lingkungan, eksternal dan internal, menentukan alternatif strategis dan menetapkan strategi yang sesuai dengan kondisi RSU.Bayu Asih. Tujuan penelitian ini adalah menyusun suatu perencanaan strategis RSU.Bayu Asih periode tahun 2004-2008. Penelitian dilakukan dengan metode Operational research dengan analisis data dan pengamatan langsung terhadap kondisi RSU.Bayu Asih. Penyusunan strategi dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap pertama (Tahap input) meliputi analisis lingkungan eksternal dan internal, evaluasi faktor lingkungan eksternal dan lingkungan internal dengan menggunakan matriks EFE dan IFE dan meninjau utang pernyataan visi dan misi RSU. Bayu Asih. Tahap kedua (Tahap pencocokkan) menggunakan matriks TOWS dan matriks IE. Hasil penelitian ini, dengan matriks TOWS didapatkan posisi RSU.Bayu Asih pada posisi kuadran kedua, dinamakan Kuadran Penguatan Internal. Dengan menggunakan matriks IE, ditemukan posisi RSU.Bayu Asih berada pada sel V, yaitu Pertahankan dan Pelihara. Setelah dilakukan penyesuaian, didapat strategi yang direkomendasikan oleh kedua matriks tersebut adalah Strategi Pengembangan Produk. Dan pada tahap ketiga (Tahap keputusan) dilakukan penetapan strategi terpilih RSU. Bayu Asih untuk tahun 2004-2008 dengan menggunakan matriks QSPM Pengambilan keputusan dengan menggunakan metoda CDMG (Consensus Decision Making Group). Agar strategi terpilih dapat diimplementasikan dan berjalan sesuai dengan perencanaan, penting untuk menjabarkannya ke dalam program tahunan yang lebih spesifik, serta didukung dengan program sosialisasi kepada seluruh karyawan dan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, sebagai pemilik Rumah Sakit Umum Bayu Asih. Kepustakaan : 20 (1995 -- 2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kadaryanto
Abstrak :
Terjadinya krisis moneter pada sebagian negara di Asia termasuk Indonesia pada tahun 1997 telah menyebabkan dampak perubahan yang sangat besar. Indonesia mengalami dampak paling parah dan berkepanjangan dibandingkan dengan negara Asia lainnya, karena yang terjadi bukan hanya krisis bidang ekonomi saja tetapi berubah menjadi krisis multidemensi seperti politik, hukum, dan sosial budaya. Dari permasalahan tersebut diatas dengan dilatarbelakangi dengan masalah nasional yang terjadi, maka rumah sakit pemerintah pada umumnya perlu meningkatkan pola manajemen dengan menggunakan prinsip prinsip perencanaan-strategis. Tujuan penelitian ini ialah untuk menjawab permasalahan yang ada dengan menetapkan kebijaksanaan melalui perencanaan strategis untuk pengembangan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan agar menjadi rumah sakit mandiri serta siap menghadapi persaingan dengan rumah sakit sekitarnya serta mampu memberikan pelayanan yang bermutu. Kerangka konsep meliputi analisis lingkungan eksternal makro ialah geografi, demografi, sosio ekonomi, politik, tekhnologi dan analisis eksternal mikro yaitu pemasok, pesaing,dan pelanggan sedangkan analisis internal meliputi visi misi, manajemen, sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, keuangan. pemasaran dan Sistem Informasi Manajemen. Rancangan penelitian yang meliputi desain penelitian adalah penelitian dengan analisis deskriftif dan analisis strategik dengan pendekatan kualitatif. Sedangkan lokasi dan waktu penelitian adalah lokasi penelitian dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan pada bulan Pebruari aid Maret 2001. Pengumpulan data primer melalui wawancara mendalam dengan pihak pihak terkait dengan RSUD "45" Kuningan,selain wawancara mendalam juga dilakukan fokus diskusi group yang pesertanya pejabat struktural serta ketua Komite Medik berjumlah 16 orang yang dipandu langsung oleh Direktur, jumlah ini dianggap dapat mewakili karyawan Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kuningan, dari fokus diskusi group tersebut dapat diketahui pembobotan dari masing masing variabel dari faktor internal dan eksternal dengan menggunakan metode Delphi. Data sekunder diperoleh dari diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medik, Sub Bagian Kepegawaian serta Bagian Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah " 45 " Kuningan serta Kantor Statistik Kabupaten Kuningan. Pengolahan data meliputi tahap input yaitu analisis lingkungan eksternal dan analisis lingkungan internal serta profil matriks kompetetif sedangkan tahap matching dengan analisis SWOT dan analisis SPACE Matriks, tahap decision dilakukan fokus diskusi group sekali lagi untuk menentukan attractive score terhadap strategi yang dipilih yaitu dengan cara quantitative strategic planning matriks ( QSPM ) sehingga akhimya didapatkan urutan prioritas dari strategi terpilih. Dari hasil penelitian didapatkan hasil yaitu faktor eksternal potensial menjadi peluang yaitu : geografi, demografi, politik, teknologi dan pemasok sedangkan yang masih menjadi ancaman ialah pesaing, pelanggan dan sosial ekonomi sedangkan faktor internal yang menjadi kekuatan adalah sarana & prasarana, manajemen, keuangan dan terdapat kelarnahan pada visi SDM, pemasaran dan SDM. Didapatkan posisi Rumah Sakit Umum Daerah "45" Kabupaten Kuningan pada posisi WO yaitu strategi dengan menggunakan peluang yang ada untuk mengatasi kelemahan sehingga strategi dengan matriks SWOT dan SPACE matriks adalah strategi agresive dengan market penetration, market development dan product development. Prioritas strategi meliputi setelah melalui QSPM dan wawancara mendalam adalah pertama Meningkatkan SDM keperawatan baik ketrampilan profesional maupun manajerial, serta meningkatkan kualitas pelayanan kepada pelanggan, kedua menambah dan mengembangkan Ruang VIP dengan menggunakan SDM Rumah Sakit dengan memanfaatkan tehnologi modern, ketiga Memantapkan Rumah sakit umum daerah "45" Kuningan sebagai pusat rujukan di Kabupaten Kuningan dengan sasaran untuk meningkatkan jumlah kunjungan Rumah sakit, keempat meningkatkan komitmen terhadap Visi Misi RS dengan sosialiasi internal dan eksternal untuk lebih memfokuskan kepada tujuan yang ingin dicapai. ...... Analysis of Strategic Planning of General Hospital "45" Kuningan 2003-2008 Monetary crisis that hit to several Asia countries including Indonesia in 1997 had led to a big impact. Indonesia had faced to the most serious and prolonging impact compared to other Asian countries, because the crisis was not only in economic but also changed to multi-dimension crisis such are political, law, and socio-culture. Based aforementioned problem in the setting of national problem, so government hospital in general needs to improve its management model using strategic planning principles. This research aims at answering the existing problem with defining policy through strategic planning for the development of General Hospital of "45" Kuningan towards self-reliance hospital and ready to compete with other hospital and able to provide qualified services. The framework of research is including macro external environment such are geography, demography, socio economic, politic, technology and micro external such are supplier, competitor, and customer. Internal analysis is including vision, mission, management, infrastructure and facility, human resources, financial, marketing, and management information system. The research design is a research with descriptive and strategic analysis using qualitative approach. Location and time of study is in General Hospital of "45" Kuningan from February - March 2003. Primary data collected by in-depth interview with respective parties of General Hospital "45" Kuningan, and also focused group discussion with 16 structural officers and medical committee guided by the director. This number of officer is representing total of hospital employees. From this focused group discussion can be generated the scoring of each variable from internal and external factors using Delphi method. Secondary data was taken from Sub-Division of Medical Record, Sub-division of Personnel, and sub-division of Finance of General Hospital "45" Kuningan and Statistic Office of Kuningan. Data management including steps of input such as analysis of external environment factors and analysis of internal environment factors and profile of competitive matrix, matching stage is using SWOT analysis and SPACE matrix, decision stage done through focused group discussion again to define attractive score to the chosen strategic through method of quantitative strategic planning matrix (QSPM) and finally the strategic priority can be generated. The result of research shows that external factors that potential to be opportunities are geography, demography, political, technology, and supplier. Meanwhile the threats are competitor, customer, and socio economic. The internal factor that consider as strengths is facility and infrastructure, management, and financial. There are weaknesses such are vision, mission, human resources, marketing and management information system. The position of. General Hospital of "45" Kuningan is at WO-position with the strategy is using the existing opportunities to overcome its weaknesses, so the strategic option of SWOT Matrix and SPACE Matrix is aggressive strategy with market penetration, market development, and product development. Strategic priority after goes through QSPM and in-depth interview process is including: First: improving human resources of nursing either professional or managerial, and improving service quality to the customer. Second: increase and develop VIP Rooms, using Hospital MIS by utilizing modern technology. Third: develop General Hospital "45" Kuningan with the target to increase number of hospital visitor. Forth: improving commitment hospital to its vision and mission, and socialized it to internal and external to focus it towards the expected objectives.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T12566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Priyanto
Abstrak :
Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh perubahanperubahan lingkungan yang terjadi. Lingkungan ekonomi, politik dan demand masyarakat yang dinamis menuntut organisasi rumah sakit untuk menyesuaikan diri dalam bisnisnya yaitu bisnis nilai (value business) yang mandiri dan tetap mengedepankan mutu dalam strategi wirausaha. Kebijakan pemerintah memberikan otonomi manajemen pada unit potensial memberikan peluang bagi rumah sakit untuk meningkatkan pendapatannya. Rumah sakit dr. Kariadi Semarang yang terletak di ibu kota Propinsi Jawa Tengah yang juga sebagai rumah sakit pendidikan telah menjadi Perjan dituntut untuk melakukan penyesuaian berkesinambungan terhadap perubahan lingkungan demi tercapainya mutu, efisiensi dan efektivitas pelayanan. Poliklinik Gigi dan Mulut sebagai unit dengan sumber daya yang potensial berpeluang untuk menjadi revenue centre. Tetapi kendala birokrasi organisasi dan kinerja keuangan masih menghadang. Untuk itu perlu dibuat suatu kebijakan untuk mengembangkan poli ini sebagai revenue centre yang tangguh pada Rumah Sakit dr, Kariadi. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan faktor-faktor internal dan eksternal yang berpengaruh terhadap pengembangan Poliklinik Gigi dan Mulut RS Dr Kariadi Semarang menjadi revenue centre yang tangguh serta rumusan strategi terbaiknya. Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian operasional. Data dikumpulkan dari Pemda, DinKes, BPS dan dokumen operasional rumah sakit, Wawancara mendalam dilakukan terhadap key person. Direktur dan manajer terkait. Data diolah dengan teknik IFE dan EFE matriks serta metode I-E matriks. Pendekatan Balance Scorecard (BSD) digunakan untuk menentukan strategi-strategi yang akan dipilih dalam mencapai tujuan. Dari penelitian ini diketahui bahwa Poliklinik Gigi dan Mulut Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang telah merespon peluang dan ancaman yang ada. Kebutuhan pelayanan kesehatan semakin meningkat dengan bertambahnya jumlah penduduk dengan tingkat pendidikan yang. tinggi. Peralatan modern yang dimiliki dan pemasok obat dan alat kesehatan akan menunjang mutu pelayanan. Berdasarkan matriks lE, poliklinik ini terletak pada kuadran IV, sehingga strategi yang dapat diterapkan adalah Grow and Build Strategies yang terdiri dari strategi intensif dan integrative. Strategi intensif yaitu market penetration, market development dan product development, sedang strategi integrative yaitu backward integration, forward integration dan horizontal integration. Berdasarkan kerangka Balance Scorecard strategi yang dapat diterapkan yaitu differentiation dan low cost yang diterjemahkan ke dalam 4 perspektifnya, keuangan, customer, bisnis, pertumbuhan dan pembelajaran. Disarankan agar dilakukan kajian yang lebih mendalam untuk pengembangan Poliklinik Gigi dan Mulut Rumah Sakit dr. Kariadi Semarang menjadi revenue centre yang tangguh. Pendekatan Balance Scorecard relevan untuk diaplikasikan untuk merumuskan perencanaan strategic yang komphrehensif.
Development Planning of Dental and Mouth Polyclinic of Dr. Karyadi Hospital at Semarang as the Firm Revenue CentreHospital as a health service organization is influenced by environmental changes. The dynamic environment such as political, economical and public demand pursuit hospitals organization in their business, value business, which autonomous, and prominent the quality in their entrepreneurship strategy. Government policy in management autonomy for potential unit is a chance to increase the hospital revenue. Dr. Karyadi Hospital which is located in Semarang as the central of Central Java Province and as the education hospital, has become the state enterprise (Perjan) and demanded to make continual adjustment on the changes to achieve the affectivity, efficiency and quality of services. Dental and Mouth Polyclinic as potential service unit, which has sufficient resources, has opportunity to become a hospital revenue centre. Unfortunately, there are some obstacles, organizational bureaucracy and financial. Therefore, it's need a resolute policy to develop this unit as a firm revenue centre. The purpose of this research to reveal the internal and external factors that influence the development of Dental and Mouth Polyclinic as a strong revenue centre in dr. Karyadi Hospital at Semarang, and to arrange the hest strategies. The research design applied is operational research. Data are collected from Local Government, Health District Officer, Statistic Bureau, hospital operational documents. In depth interview is conducted to key person, Director and related manager. Data processing by 1FE and EFT= matrix, and I-l matrix to placement the current position. Balance Scorecard approach is used to determine the strategies in achievement the goals. This research endeavor is conducted in June- July 2003. The result shows that Dental and Mouth Polyclinic of dr. Kariadi Hospital at Semarang has good response to the environment. The polyclinic has good opportunities and low threats, but the internal characteristic is strong. The population and education increase will make the health demand higher. Modern machine and drug and equipment supplier will improve the service. This polyclinic is located in IV quadrant by IE matrix, so the appropriate strategies is grow and build, which consists of intensive strategies and integrative strategies. The intensive' strategies are market penetration, market development and product development. The integrative strategies are backward integration, forward integration and horizontal integration. While the Balance Scorecard framework analyze, the appropriate strategies are differentiation and low cost, which applied in 4 perspectives; finance, customer, business and learning and growth. Ti is suggested to conduct the in depth study in develop the Dental and Mouth Polyclinic of dr. Kariadi Hospital at Semarang as the firm revenue centre. Balance Scorecard approach is applicable in development of comprehensive strategic planning.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T12958
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Rondang
Abstrak :
Suatu organisasi atau perusahaan agar berhasil secara efektif harus selalu mengatur perubahan. Rumah bersalin Yadika mengalami perubahan menjadi Rumah sakit wanita (Yadika RSW Yadika), yang memberikan pelayanan khusus untuk bayi dan wanita. Untuk itu diperlukan perencanaan strategi sebagai perangkat untuk mencapai tujuan yang diinginkan oleh RSW Yadika. Perencanaan strategi adalah bagian dari manajemen strategi yang memfokuskan bagaimana manajemen puncak menentukan visi, misi, falsafah, dan strategi perusahaan untuk mencapai tujuan dalam jangka panjang. Perencanaan strategi adalah merupakan tahap formulasi strategi. Dilakukan penelitian kualitatif dengan disain cross-sectional pada RSW Yadika untuk membuat perencanaan strategi. Pada penelitian ini dilakukan analisis lingkungan eksternal, analisis lingkungan internal, penetapan tujuan jangka panjang, dan penetapan startegi. Analisis lingkungan eksternal dilakukan untuk menentukan peluang atau ancaman RSW Yadika dan analisis lingkungan internal untuk menentukan kekuatan atau ancaman. Pada penetapan strategi dilakukan melalui tahapan-tahapan. Input stage: memakai matrik EFE (External Factor Evaluation) dan matrik IFE (Internal Factor Evaluation); Matching stage: memakai matrik IE (Internal Factor Evaluation) dan matrik TOWS (Threats-Opportunity-Weakness-Strength); Decision stage: memakai matrik QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix). Berdasarkan analisa tersebut posisi RSW Yadika berada pada posisi Future Quadrant. Kemudian dengan melalui matching antara matrik IE dan TOWS diperoleh alternatif strategi yang dianjurkan Market development dan market penetration. Strategi yang terpilih sebagai prioritas dari hasil menggunakan mat & QSPM adalah market development. Strategi market development masih merupakan perencanaan strategi yang harus dituangkan dalam bentuk perencanaan operasional. Kepustakaan :19(1996-2003)
Strategic Planning of Yadika Woman Hospital, Year 2003-2008 An organization or corporation should be managing the changes to gain success effectively. Yadika delivery hospital has changed to Yadika Woman Hospital (RSW Yadika), which giving special services for infant and woman. Need strategic planning to achieve expecting goals of RSW Yadika. Strategic planning is a part of strategic management which focusing on how the top management determine vision, mission, philosophy, company strategy to achieve long term goals. Strategic planning is stage of strategy formulation. This study is qualitative study with cross sectional design in RSW Yadika to make strategic planning. This study performs external environment analysis, internal environment analysis, long term goal setting, and strategy setting. The external environment analysis in order to identify opportunity and threats, internal environment analysis in order to identify strengths and weaknesses. Determining strategy performed through some stage. Input Stage using External Factor Evaluation (EFE) matrix and Internal Factor Evaluation (IFE), Matching Stage using WE matrix and TOWS (Threats-Opportunity-Weakness-Strength) matrix, Decision Stage using QSPM (Quantitative Strategies Planning Matrix) matrix. Based on these analysis RSW Yadika position is in Future Quadrant position and then by matching between IE and TOWS matrix resulting Market Development and Market Penetration as alternative strategy. Priority strategy selected by QSPM matrix is Market Development. Market Development strategy still remains as strategic planning which presented in operational strategic from. Bibliografy: 19 ( 1996-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T 12974
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yan Riyadi
Abstrak :
RSUD Dr.HM.Rabain merupakan rumah sakit milik Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Rumah sakit ini telah berdiri sejak lebih dari 34 tahun tahun yang lalu. Akan tetapi hingga saat ini belum menampakkan perkembangan sebagai rumah sakit yang modern dan bersaing serta dapat memenuhi tuntutan masyarakat. Beberapa faktor yang menjadi kendala bagi RSUD Dr.HM.Rabain adalah tidak jelasnya rumusan visi dan misi, lemahnya sumber daya manusia, minimnya sarana dan prasarana serta penerapan manajemen rumah sakit yang masih tradisional. Sehingga sangat diperlukan adanya rencana strategi terhadap RSUD Dr.HM Rabain agar dapat berkembang dan bersaing di era yang penuh tantangan dan persaingan saat ini dan masa datang. Dalam menyusun rencana strategis RSCTD Dr.HM.Rabain ini, dilakukan penelitian dalam bentuk riset operasional. Tahap awal penyusunan adalah tahap awal masukan (input stage) yang terdiri dari analisa variabel - variabel eksternal dan variabel - variabel internal. Pengambilan keputusan melalui metoda Focus Group Discusion (FGD) terhadap petugas/staf RSUD Dr.HM.Rabain yang dikelompokkan menjadi kelompok struktural, fungsional (dokter umum, dokter simians), dan perawat. Selain itu juga dilakukan wawancara terhadap stakeholders, yaitu Bupati Muara Enim, anggota DPRD Muara Enim, Kepala -Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim dan Direktur RSUD Dr.HM.Rabain. Tahap kedua adalah matching stage antara matriks TOWS dengan matriks IE. Pengambilan keputusan melalui FGD. Tahap selanjutnya ditentukan pengambilan keputusan (decision stage) dengan menggunakan matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM). Hasil dari penelitian, bahwa dengan matriks TOWS diperoleh posisi pada Internal Fix-it Quadrant. Sedangkan hasil penelitian dengan matriks IE diperoleh posisi organisasi pada sel ke-5, yaitu hold and Maintain. Selanjutnya hasil dari pengambilan keputusan dengan matriks perencanaan strategis kuantitatif (QSPM) diperoleh pilihan strategis yaitu pengembangan produk. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa untuk memajukan dan mengembangkan RSUD Dr.HM.Rabain diperlukan langkah-langkah yaitu melaksanakan strategi unggulan dari pengembangan produk berupa pengembangan paket peiayanan medis VK dan OK Kebidanan dan Kandungan. Saran yang direkomendasikan adalah agar untuk tahun 2003 kedepan, paling tidak sampai 2007, RSUD Dr.HM.Rabain dapat mengaplikasikan hasil penelitian ini sebagai rencana strategis RSUD Dr.HM.Rabain. Daftar bacaan 17, (1990 -- 2001)
The Strategic Plan of Dr.H.M.Rabain Regional General Hospital Dr.H.M.Rabain Regional General Hospital is the hospital owned by the regional government of Muarta Enim regency. This hospital has existed for more than thirty-four years. However so far it has not shown any significant development as a modern and competitive hospital which can also meet people's demand. Some main factors which became hindrances for Dr.H.M.Rabain Regional General Hospital are indistinct formulation of its vision and mission, lack of human resources, facilities and infra structure and the implementation of hospital management which is still conservative. Therefore it is very important for this hospital to have a strategic plan so that it can develop and compete in this challenging, competitive era and in the future. In the planning the strategic plans of Dr.H.1VI.Rabain General Hospital, some researches in the form of operational research have been implemented. The preliminary stage of compiling is the input stage consisting of external and internal variables. The decision making is done by means of Focus Group Discussion (FGD) method towards the officials or staffs at Dr.H.M.Rabain General Hospital who are classified into structural, functional (general practitioner, specialist) and nurse. Besides, an interview was held to the stakeholders, i.e. The Regent of Muara Enim, The members of regional legislative council, the office chief of Health Department and the Director of Dr.H.M.Rabain regional general hospital. The secondary stage is matching stage between TOWS Matrix and IE Matrix. The decision making is done by means of FGD. At the next stage, decision stage is determined by using Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM). This research resulted in the position on Internal Fix-it Quadrant by using TOWS Matrix. Where as the research whit IE Matrix resulted in the position of organization on the fifth cell, namely Hold and Maintain. Furthermore, the decision making whit Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) resulted in Strategic selection, i.e Product Development. The result of this research concludes some measures are required to improve and develop Dr.H.M.Rabain Regional General Hospital, i.e. product development : Paket pelayanan medic VH dan OK Kebidanan dan Kandungan. The position recommended is for the years 2004 ahead, at least until 2007, Dr.H.M.Rabain Regional General Hospital can apply this research as its strategic plan. Bibliography, 17th (1990-2001)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Satriawan
Abstrak :
RSUD Pasar Rebo secara resmi menjadi RS Swadana daerah dengan PERDA DKI No.2 tahun 1996, dengan terlebih dahulu melakukan uji coba swadana selama 3 (tiga) tahun sejak 1992. Adanya dukungan dari pemilik (stake holder), yakni PEMDA DKI, ditambah pengalaman sebagai RS swadana, juga cost recovery rate (CRR) yang telah mencapai 85%, adalah hal yang mendorong rumah sakit menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Untuk menuju ke arah itu perlu dilakukan penilaian terhadap kinerja rumah sakit. Departemen Kesehatan menetapkan bahwa terdapat 3 (tiga) indikator untuk menilai kinerja rumah sakit, yakni : kinerja operasional (40%), kinerja keuangan (20%) dan kinerja administrasi (40%). Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran tentang kinerja keuangan rumah sakit yang berasal dari laporan keuangan terdiri atas, neraca, rugi laba, dan arus kas (cash flows), rasio finansial, analisis Du Pont, dan Diskriminan Altman dalam 2 (dua) tahun (2001-2002) terakhir persiapan RSUD Pasar Rebo menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). Hasil analisis kinerja keuangan RSUD Pasar Rebo didapatkan hasil sebagai berikut : pada neraca total aktia Iancar tahun 2002 turun lebih dan 30% nilai total aktiva lancar tahun 2001. Aktiva tetap tahun 2002 turun sebesar 18 % dibanding tahun 2001. Sedangkan kewajiban total tahun 2002 meningkat 4,5 kali dari total kewajiban tahun 2001. Modal RSUD tahun 2002 turun 30% dari tahun 2001. Pendapatan operasional tahun 2002 hanya naik 10% diikuti dengan beban operasional yang naik sampai 30%. Rasio likuiditas tahun 2001 besar lebih disebabkan oleh adanya dana pemerintah Rasio profitabilitas sama sekali tidak menunjukkan hasil yang baik. Solvabilitas RSUD tidak menunjukkan hasil yang baik. Diskriminan Altman menunjukkan tendensi bangkrut. Berdasarkan hasil penelitian ini dikertahui bahwa neraca menunjukkan tendensi menurunnya jumlah aktiva dan jumlah modal. Laporan rugi laba memperlihatkan defisit yang sangat besar, adapun rasio menampakkan kinerja yang tidak bagus sehingga karenanya ditinjau dari kinerja keuangan RSUD Pasar Rebo belum siap menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
The Analysis of Preparation Regional Hospital Pasar Rebo (RSUD Pasar Rebo) to be a Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) in 2003 through Financial PerspectiveWith Provincial Regulation (PERDA) DKI No.2 1996 RSUD Pasar Rebo formally named as swadana hospital, preparation for swadana begun since 1992. Based on experienced twelve years since 1992 and also support from stake holders PENIDA DKI, cost recovery 85 % RSUD Pasar Rebo prepared to be Badan Usaha Milik Daerah (BUMD). The process for evaluating Pasar Rebo hospital, which was Indonesian Ministry of Health stated three indicators for evaluating hospital performances : operational indicator (40%), financial indicator (20%), and administration indicator (40%). The indicators evaluating system is one of instruments which is used to control hospital activities continuously, for knowing the progress in one period. Du Pont analysis, Altman Dyscriminan in the last two years (2001-2002) along with the preparation to be BUMD. The study result shows : balance sheet 2002, total current activa have decreased more than 30% compared with 2001. Fixed activa in 2002 have decreased 18% compared with 2001. Liabilities in 2002 increased 4,5 times than the year before. In 2002 assets decreased 30% than 2001. Operational income in 2002 increased 10%, in the other part, operational expenses in 2002 increased 30% than before. In 2001 liquidity ratios evaluation showed unclear result because of government funds. Profitabilities and solvabilities in 2001 and 2002 showed not good results. Altman discriminate showed bankrupt tendency three years forward. Return on investment (ROI) in Du Pont analysis showed lower return for both of years. Based on this study, it was known that balance sheet was not good and declined of activa and equity. Income statement shows deficit, ratios was still poor. Finally according financial perspective as one of the financial indicators, RSUD Pasar Rebo has not ready to be BUMD. References : 24 (1994-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13012
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjen Dravinne Winata
Abstrak :
ABSTRAK Rumah sakit MH Thamrin merupakan RS swasta, dengan fungsi sosio-ekonomik di bawah Yayasan RS MH Thamrin, menempati gedung 10 lantai dengan kapasitas 200 tempat tidur, di Jl. Salemba Tengah. Selama ini RS belim menetapkan strategi pemasaran secara eksplisit, dalam penelitian ini akan dibuat perencanaan strategi pemasaran pelayanan unit Poliklinik Gigi dan Mulut sebagai atudi kasus, dengan total kunjugan paling tinggi pada rawat jalan mencapai 35%, poli gigi ini terletak pada lantai 2 di sayap kanan gedung. Perencanaan dibuat 3 tahap yaitu tahap input yang menggunakan matrix, dengan data faktor-faktor eksternal dan internalnya dikumpulkan dari pengisian kuesioner oleh karyawan RS MH Thamrin yang memenuhi kriteria, data kemudian dikelompokkan dalam faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman, dan faktor internal yang melemahkan atau menguatkan, data diberi rating 1-4 serta weight yang jumlahnya 1,0 untuk unfair masing-masing faktor, hasil tahap ini ditentukan berdasarkan weight score tertinggi, yaitu hasil kali rating dan weight. Tahap selanjutntya tahap matching dengan analisis SWOT didukung analisis SPACE yang datanya dikumpulkan dari pengisian kuesioner oleh karyawan diberi rating oleh pimpinan, hasil dari tahap ini adalah alternatif strategi pemasaran sementara Tahap terakhir adalah tahap decision yang akan menghasilkan urutan prioritas strategi dengan menggunakan analisis QSPM, yang faktornya dari tahap input dan hasilnya ditentukan berdasarkan total nilai TAS (total attractive score) tertinggi, yaitu hasil weight X attractive score. Pada setiap tahap pengisian kuesioner, pemberian rating dan weight pada tahap input, matching analisis SWOT, dan pemberian nilai attractive score tahap akhir digunakan metode Delphi, berdasarkan intuisi terbaik pimpinan dalam diskusi kelompok untuk mengurangi bias penilaian. Para pimpinan yang dianggap berpotensi untuk merencanakan strategi pemasaran poli gigi, adalah Kepala Poliklinik Gigi dan Mulut, dan wakilnya, Kadiv 3DM YRS MB Thamrin, Wadir Umurn, Dokter Penanggung Jawab Rawat inap, Dokter Gigi Senior. Hasil dari penelitian manyimpulkan, poliklinik gigi dan mulut RS MH Thamrin berada pada posisi, yang dapat menggunakan peluang dan kekuatan yang ada mengatasi ancaman dan kelemahannya dengan strategi agresif. Urutan prioritas strategi pemasarannya yaitu peningkatan jam praktek, memantapkan sebagai pusat rujukan, dan mempertahankan tarif yang rasional dan kompetitif Daftar bacaan : 35 ( 1984-1997)
ABSTRACT Marketing Strategic Planning of Dental Clinic MH Thamrin Hospital MH Thamrin Hospital is a private hospital with social-economic function, under the management of MH Thamrin's foundation. The hospital building which has 10 stores with 200 beds capacity, is located on Salemba Tengah Street. Up until this time the hospital hasn't decided marketing strategic explicitly, this study will be made marketing strategic planning of the dental clinic as case study, with (he highest total outgoing patient of 35%. The dental clinic is on the second floor on the right wing of the building. The planning is formed through 3 stages. First is input stage with the use of EFE and IFE matrix. The data of external and internal factor are gathered from questionnaire, answered by hospital employees that fulfill the qualification.'I71e result of the questionnaire is grouped in opportunities and threads of external factor, and weaknesses and strengths of internal factor. The data giving 1-4 rating, and giving total 1.0 weight for each factor. The result of this stage based on highest weight score. (weight score is `rating' x `weight'). The next stage is matching stage, with the use of SWOT analysis supported by SPACE analysis that the data gathered from questionnaire answered by hospital employees and given rating from hospital government. The result of this stage is alternative in temporary marketing strategy. The final stage is decision stage which will conclude the priority ranks of the marketing strategy, with the use of QSPM analysis, that all the factor derive from input stage, the result based on total highest score of TAS (total attractive score =TAS. weight x attractive score). In each stage of answering questionnaire, giving the rating and weight of input stage, matching SWOT analysis, and giving the attractive score of final stage, is based on the best institution of hospital government in the group discussion, and the Delphi method is used to minimize the bias of this study. Hospital government are the head and the vice of the Dental Clinic, the head of Human Resources Department MH Thamrin hospital's Foundation, the general Vice Director, director of outgoing patient, and senior dentist. The result of this study concludes that the denta/clinic in MH Thamrin Hospital at a position which can use the opportunities and the strengths that exist, to handle the threats and weaknesses, in the means of developing the dental clinic with the Aggressive Strategy. The priority result of the marketing strategy from this study are adding the operation hour, resoluting as a referring center, and maintaining the rationale an competitive price. Bibliography: 35(1984-1997)
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rahmayani W.J.
Abstrak :
Sejak tahun 2000 berdasarkan PP No. 125 / 2000 tentang Perusahaan Jawatan (PERJAN), Rumah Sakit DR Wahidin Sudirohusodo (RSWH) selain sebagai rumah sakit pendidikan juga sudah menjadi Rumah Sakit Perusahaan Jawatan (PERJAN). Berarti dengan status ini RSWSH diberi kewenangan penuh untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan rumah sakit dengan mengutamakan efisiensi, efektivitas juga mutu layanannya. Unit Rawat Jalan adalah unit fungsional yang memberikan sumbangan pendapatan paling rendah dibandingkan unit lainnya. Selain itu, dari tahun ketahun juga peningkatan pendapatannya masih lebih rendah dari unit lain. Dengan demikian kinerja Unit Rawat Jalan RSWSH perlu segera merespon-nya dengan memperbaiki kinerjanya selama ini dengan mengaplikasikan Konsep Manajemen Strategis dengan membuat Perencanaan Pengembangan Unit Rawat jalan menjadi Unit Bisnis Strategis. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan strategi yang paling baik dan paling cocok/relevan untuk Pengembangan Unit Rawat jalan RSWSH di masa yang akan datang sehingga dapat menjadi Unit Bisnis Strategis di Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo dengan pendekatan penelitian operasional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; (1) faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mendukung pengembangan unit rawat jalan menjadi unit bisnis strategis di RSWSH adalah : demografi, ekonomi, peraturan/regulasi, pelanggan, pemasok, teknologi, sumber daya manusia, produk/jasa, keuangan, manajemen, organisasi dan pemasaran. (2) faktor-faktor yang lingkungan eksternal dan internal menghambat pengembangan unit rawat jalan menjadi unit bisnis strategis di RSWSH adalah : sosial pendidikan, pesaing, sarana dan prasarana, sistem informasi manajemen. (3) strategi yang paling cocok dan aplikatif untuk digunakan unit rawat jalan dalam upaya pengembangannya menjadi unit bisnis strategis di RSWSH adalah : strategi integrative dengan memperluas pangsa pasar, meningkatkan efisiensi, memberikan insentif dokter, penelitian dan pengembangan, dan strategi intensif dengan memberikan pelayanan berorientasi mutu, optimalisasi kapasitas, pemasaran aktif dan SIMRS berbasis komputer. Melihat hasil ini maka Unit Rawat Man RSWSH disarankan untuk melaksanakan strategi yang menjadi prioritas berdasarkan hasil analisis matriks QSPM dan rencana operasionl yang ada sampai tahun 2009.
The Ambulatory Care Development Planning to Become Strategic Business Unit in Dr Wahidin Sudirohusodo Hospital, Makassar 2005 - 2009Since the year of 2000 based on "PP No.125/2000" about the state enterprise (PERJAN). The DR Wahidin Sudirohusodo Hospital ( RSWSH ) beside as a education hospital also become a state enterprise (PERJAN). With this status the hospital is given full authority to do the hospital service activities with efficiency, effectively, and service quality as priorities. Ambulatory Care is a functional unit that give the lowest revenue comparing the other unit. The Ambulatory Care year revenue also lower than the other unit. We need to response this by applying a strategic management concept by making the Ambulatory Care plan become a strategic business unit. The purpose of this research is to get the best strategy for the Wahidin Sudirohusodo Hospital (RSWSH) Ambulatory Care development in years to come, so it can become a strategic business unit in Wahidin Sudirohusodo Hospital (RSWSH) with an operational research approach. The research shows that; (1) The external and internal factors that supporting the development of Ambulatory Care to become a strategic business unit is: demography, economic, regulation, customers, supplier, technology, human resources, product, finance, management, organization and marketing. (2) The external and internal factors that stagnant the development of Ambulatory Care to become a strategic business unit is: social education, competitor, infrastructure, and management information system (SIMRS)_ (3) The best strategy to use in the Ambulatory Care development for becoming a strategic business unit in Wahidin Sudirohusodo Hospital is: integrative strategies by expanding the market, increase the efficiency, giving doctor incentives, research and development, and intensive strategies by giving services that orientated on quality, capacity optimally, active market and SIMRS based on computer. The result shows that the Wahidin Sudirohusodo Hospital Ambulatory Care is suggested to apply the strategy that become the priority based on the result of Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM) and operational planning that exist into the year of 2009.
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>