Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 45 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mardiana Bhakti Mekkah
Abstrak :
Dalam menghadapi persaingan antara rumah sakit dan adanya era globalisasi, rumah sakit hares mampu bertahan hidup melalul peningkatan mutu pelayanan dan menerapkan prinsip-prinsip ekonomi. Namun sejak Indonesia mengalami krisis di berbagai bidang, maka rumah sakit harus melihat kesempatan untuk meningkatkan pendapatannya dan tidak mengabaikan pelayanan sosial sesuai dengan misi rumah sakit dan memberikan pelayanan yang lebih bail( kepada masyarakat kelas ekonomi menengah ke bawah. Rumah Sakit Harum adalah rumah sakit swata tipe madya, harus dapat mengembangkan semua unitnya utamanya pelayanan rawat Map yang memberikan kontribusi pendapatan yang terbesar. Layanan rawat inap Rumah sakit Harum dalam dua tahun terakhir ini pemanfaatannya menurun, pada tahun 1996 BOR 59,9 % dan pada tahun 1997 BOR 43,1 %. Persaingan dalam pelaksanaan layanan rawat inap cukup berat sehingga perlu merumuskan strategi pemasaran layanan rawat inap yang akan dijalankan. Terdapat beberapa faktor pada lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi pemanfaatan layanan rawat inap. Dan lingkungan eksternal diidentifikasi peluang antara lain peningkatan golongan sosial ekonomi menengah ke bawah, sedangkan pada ancaman adanya RS pesaing yang mempunyai fasilitas yang lebih modem dan dokter subspesialis yang lebih lengkap. Pada lingkungan internal diidentifikasi kekuatan berupa letak rumah sakit yang strategis dan mudah dicapai, ketersediaan dokter spesialis dan 4 subspesialis bedah dengan kelemahan internal antara lain adanya konflik antara dokter dan pihak rumah sakit dan kegiatan pemasaran yang belum memadai. Dari hasil identifikasi lalu dilakukan analisis matriks SWOT ( TOWS ) untuk merumuskan strategi pemasaran layanan rawat inap yaitu dengan strategi SO, strategi ST, strategi WO, dan strategi WT. Dengan melihat kondisi yang ada pada saat ini, maka dusulkan perbaikan hubungan dokter dan pihak rumah sakit dengan membuat kontrak kerja sarna yang menguntungkan kedua belah pihak, jugs membuat "Paket Hemat" ( Bedah ), "Paket Unggulan" (Kebidanan ) serta rnenyediakan "Paket Karyawan". ...... The Effect of Working Programs on Low Back Pain Occured on Women Employer at P.T. Dewi Duta Busana Tama in North of JakartaLow back pain is a sign of sigh or disturbance of movement system usually found out in working area. In several industries such as garment industry, especially in sewing division because they worked with backless chair. Low back pain is a silent symptom, most of them consider that low back pain is a small minority of case. So that, they didn`t pay more attention to this matter, and it will be decreasing of productivity not only in quality and quantity but also a great losses in treatment. Low back pain is strongly related with posture and working position, design equipments, facility, layout of working area. Special attention and well management must be paid to the caused factors so, low back pain can be prevented. Experimentally study held in garment industry that low back pain is used to find in sewing division. A simple experiment study held and it finds that in amount of 171 population women employers which is divided in two groups, they are consisted of control groups and intervency groups based in random row. The purpose of this experimental study is to know how far the influence of working program and its implementation, as well as sitting stretches on their work. The result of experimental study is show that intervency group can reduce low back pain until 80% and decreasing of pain 11%. According to t - test for paired sample is found a significant result, so intervency program is very important to loss of low back pain, with sitting stretches it will make our body fit, in order to prevent occupational disease, improvement and maintenance of fitting condition of employer must be optimally.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yawestri Pudjiati Giningrum
Abstrak :
ABSTRAK Penyakit Diabetes Melitus (DM ) cukup tinggi prevalensinya (1,5 - 2,3 % ) dan cenderung terus meningkat seiring dengan perubahan pola makan dan pola hidup masyarakat. Oleh karenanya penyakit DM perlu mendapat perhatian serius, karena penyakit ini menetap seumur hidup dengan komplikasi yang banyak ragamnya, serta dapat berakibat fatal. Pengelolaan DM terdiri dari 4 pilar, yaitu perencanaan makan, olah raga, obat - obatan dan edukasi. Edukasi bagi penderita DM dilakukan oleh berbagai disiplin ilmu antara lain melibatkan dokter, apoteker, ahli gizi dan perawat, sehingga memerlukan keseriusan dalam penanganannya. Mengingat jumlah Rumah Sakit yang melaksanakan edukasi bagi penderita DM masih terbatas jumlahnya, maka diharapkan RSUP Fatmawati yang juga berstatus sebagai Rumah Sakit Pendidikan dapat mengelola Klinik Edukasi DM secara profesional dari sisi manajemen dan pelayanan. Pada penelitian ini peneliti melakukan analisis manajemen Klinik Edukasi DM RSUP Fatmawati sejak berdirinya yaitu Mei 1995 sampai dengan Juli 1998. Penelitian ini menggunakan rancang penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan cara triangulasi metoda dan sumber data. Analisis data dilakukan dengan teknik analisa isi, kemudian hasil yang didapat dibandingkan dengan teori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek manajemen Klinik Edukasi DM RSUP Fatmawati belum dilaksanakan secara optimal. Antara lain, (1) sebagian SDM belum menjalankan tugasnya sebagaimana mestinya, (2) tidak adanya dana operasional, (3) masih kurangnya peralatan yang dibutuhkan, (4) pelaksanaan SOP belum sesuai, (5) Uraian tugas belum dilakukan dengan baik, (6) Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara atasan dan bawahan, (7) Fungsi pengawasan dari pimpinan kurang. Hal ini semua mempengaruhi kinerja Klinik Edukasi. Diharapkan dengan dilakukannya penelitian ini dapat memberikan masukan bagi manajemen Klinik Edukasi DM, sehingga dapat meningkatkan kinerja. Dengan demikian fungsi Rumah Sakit dalam melayani masyarakat mencakup aspek promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, khususnya bagi pasien DM.
ABSTRACT Analysis Management of Diabetic Clinical Education Fatmawati Hospital Jakarta The prevalence of Diabetic disease is quite high (1,5 - 2,3 % ) and tend to increase in line with change of eating style and life style. Due to that diabetic disease needs to get serious attention, because it will stay long life with its various complications which could bring fatal impact. Managing diabetic consist of 4 pillars, i.e ; meals planning, sports, medicine and education. The education for diabetic patient is executed by several disciplines involving physician, pharmacist, nutricist, nurses for serious handling. Considering that only few hospitals conduct education for diabetic patient , Fatmawati Hospital as a teaching hospital hope could manage the Diabetic Educating Clinic profesionally. In this research , I conduct a management analysis of the Education Diabetic Clinic at Fatmawati Hospital, since its established in May 1995 until July 1998. This research is made by using Case Study design with a qualitative approach . Data validation was done using triangulation of method and data sources. The data analysis was done with Content Analysis techniques, and were compared by the theory afterwards. The research shown that the management aspects was not conducted properly in the Diabetic Clinical Education of Fatmawati Hospital. For instance, (1) a few staff in the diabetic clinic were not doing their job very well, (2) there is no operational budget, (3) this clinic face a problem causing by needed equipment, (4) the standard operating procedure has not been followed properly , (5) the job description were not doing well yet, (6) the coordination and the communication between the manager and the staff were not doing well, (7) the manager has not been a function control yet. and lack of the controlling function manager. These were influenced the diabetic clinic performance. Hopefully, this research could give a feedback to the management of the diabetic clinic, in order to increase their performance. So the hospital could fulfil its functions as a promotion, prevention, curative and rehabilitation facility, especially for the diabetic patients.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Desianti Pritasari
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya data mengenai pengiriman pasien oleh perusahaan-perusahaan yang menjalin perjanjian kerja sama dengan Rumah Sakit PERTAMINA Klayan. Data tersebut menunjukkan terdapat 3 dari 14 perusahaan yang menjalin PKS pada tahun 2002 tidak melakukan pengiriman pasien sedangkan 11 perusahaan lainnya yang melakukan pengiriman pasien ke RS PERTAMINA Mayan di tahun 2002 pada bulan - bulan tertentu tidak mengirimkan pasien. Tujuan peneiitian ini adalah mengetahui faktor-faktor pada perusahaan dan faktor - faktor pada rumah sakit yang dapat menyebabkan perusahaan yang menjalin PKS melakukan dan tidak melakukan pengiriman ke RS PERTAMINA Klayan. Disain penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan interaksi simbolik. Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan mengambil data langsung ke sumber data. Informan dalam penelitian ini adalah pihak yang berwenang membawahi masalah kesehatan karyawan disetiap perusahaan dan karyawan perusahaan yang pernah merasakan pelayanan RS PERTAMINA Klayan. Dalam penelitian ini digunakan triangulasi dengan sumber untuk menjaga keabsahan data. Pada penelitian ini diamati faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadi atau tidaknya pengiriman pasien, yaitu: 1. Faktor Perusahaan: Karakteristik Perusahaan, Angka Kesakitan, Kebijakan, Penilaian terhadap isi PKS dan Pengambilan Keputusan. 2. Faktor rumah sakit: Pelayanan, Fasilitas Pelayanan, Waktu, Tarif dan Informasi. Hasil penelitian menunjukan terjadinya pengiriman dari 11 perusahaan di tahun 2002 ke RS PERTAMINA Klayan (RSPK) disebabkan oleh karakteristik perusahaan yang menimbulkan kebutuhan akan pelayanan kesehatan seperti yang dimiliki oleh RSPK, sebaran tempat tinggal karyawan perusahaan yang dekat dengan lokasi RSPK, pimpinan perusahaaan yang memutuskan menjadikan RSPK sebagai pusat rujukan, pelayanan dokter dan perawat RSPK yang dinilai baik oleh informan, tarif rawat inap dan rawat jalan RSPK yang dinilai sesuai dengan kualitas pelayanan, kecepatan pelayanan rawat inap RSPK dan pendekatan persuasif mengenai informasi pelayanan RSPK. Faktor penyebab tidak terjadinya pengiriman pasien oleh 3 perusahaan dan faktor penyebab pengiriman pasien 11 perusahaan tidak optimal ke RSPK di tahun 2002 adalah 68,58% sebaran tempat tinggal seluruh karyawan di 14 perusahaan dikategorikan jauh dari lokasi RSPK, karyawan sebagai pengambil keputusan mempunyai banyak pilihan rumah sakit karena perusahaan memiliki perjanjian kerjasama (PKS) dengan rumah sakit lain selain RSPK, fasilitas kesehatan karyawan yang ditanggung perusahaan terbatas, isi PKS antara RSPK dengan perusahaan tidak mengikat perusahaan untuk mengirim pasien hanya kepada RSPK, image tarif RSPK yang mahal bagi karyawan 3 perusahaan yang tidak melakukan pengiriman pasien ke RSPK ditahun 2002, lamanya penagihan dari pihak rumah sakit kepada perusahaan membuat perusahaan merasa dirugikan baik secara waktu, ketepatan pelaksanaan pasal penagihan PKS dan materi khususnya yang terjadi pada PT Terminal Batubara Indah cabang Cirebon. Literatur: 24 buku (1977 -- 2002)
The Analysis Causation Factor Member of Agreement Company Sent and Not Sent Their Patient to PERTAMINA Klayan Hospital in CirebonThis research have a background data about quantity patient from companies that have master of agreement (MOU) with PERTAMINA Klayan hospital. From 14 companies, 3 of them not sent their patient to PERTAMINA Klayan hospital in 2002. in the other side 11 companies which sent their patient, in a certain month doesn't sent their patient. The aim of this research is to find out the causation factor at the company and hospital which is cause companies with MOU sent and not sent their patient to PERTAMINA Klayan hospital. This approach is qualitative approach with symbolic interaction research has been carried out based on data from interview. Informant in this research who is a person with authorithy on official health care problem in every company and company's employee who are ex. patient PERTAMINA Klayan hospital. This research take triangulation data in order to preserve validity of data. This research observe causaction factor companies with MOU sent or riot sent their patient, as follow as: 1. Company Factor: Company Characteristic, Figure of Illness, Policy, Proportion Section of MOU and Decision Making. 2. Hospital Factor: Service, Facility of service, Time, Price and Information. In 2002, the result of this research show that sent from 11 companies to PERTAMINA Hospital Klayan was caused by company's character which was appeared the need of healthy service like PERTAMINA Hospital Klayan, employee's residence which is near from PERTAMINA Hospital Klayan as center referral, service PERTAMINA Hospital Klayan doctor and nurses who judged kind by informant, hospitalize fee which is according to service quality, speed of hospitalize service PERTAMINA Hospital Klayan and persuasive approximation about PERTAMINA Hospital Klayan service information. The cause factor does not sent the patient by 3 companies and the cause factor sent patient from 11 companies were optimal to PERTAMINA Hospital Klayan in 2002 around 68,58% spread of residence whole of in 14 companies. Those categories are far from PERTANIINA Hospital Klayan location, the employee has many options because the company had MOU (member of understanding) with another hospital beside PERTAMINA Hospital Klayan, the facility of employee's health who guaranteed by company, the content of MOU between PERTAMINA Hospital Klayan with company is not to set the company to send the patient to hospital, the expensive fee in PERTAMINA Hospital Klayan for employee 3 companies which is not sent to hospital in 2002, the time limit of debt from hospital to company make they feel lost, in time, accuracy of debt chapter and especially in PT Terminal Batubara Indah Cab. Cirebon. Literature: 24 books (1977-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13037
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elly Ratna Primayanti
Abstrak :
Rumah sakit secara umum yang menghadapi berbagai tantangan dalam melaksanakan fungsinya sebagai institusi pelayanan kesehatan dalam upaya mengembangkan fungsi sosial dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan. Hal ini disebabkan berbagai hal, antara lain permintaan pasar yang semakin mengarah pada kualitas pelayanan, dicanangkannya pelayanan prima, kebijakan tentang pelayanan pasien miskin, akreditasi rumah sakit, lahirnya UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, maraknya Lembaga Swadaya Masyarakat sebagai kontrol sosial. Penjabaran tentang fungsi sosial rumah sakit tersebut dapat diketahui dari Pasal 25 Permenkes Nomor 159 b tahun 1988 tentang Rumah Sakit Nasional Jo. SK Menkes Nomor 378 tahun 1993 tentang pelaksanaan fungsi sosial rumah sakit swasta, dinyatakan "Setiap rumah sakit harus melaksanakan fungsi sosialnya dengan antara lain menyediakan fasilitas untuk merawat penderita yang tidak mampu. Bagi rumah sakit pemerintah sekurang-kurangnya 75% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia, sedangkan bagi rumah sakit swasta sekurang-kurangnya 25% dari kapasitas tempat tidur yang tersedia. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pelaksanaan kebijakan Permenkes No. 159b tahun 1988 tentang penerapan fungsi sosial dalam pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah Tarakan dengan tujuan khusus : Pemahaman kebijakan tentang fungsi sosial rumah sakit dalam kaitannya dengan penerapan fungsi sosial rumah sakit, pelaksanaan penerapan kebijakan fungsi sosial rumah sakit dan penilaian pelaksanaan Permenkes No. 159b /Menkes/Per/1111988 tentang penerapan fungsi sosial rumah sakit. Hasil penelitian menunjukk`an bahwa pemahaman manajer kesehatan terhadap kebijakan fungsi sosial ialah terjadi salah persepsi di pejabat Depkes, yaitu Permenkes 159b/Menkes/Per/1111988 telah diganti SK Menkes 582/Menkes/SK VII1997. Pemahaman dari RSUD Tarakan tentang kebijakan fungsi sosial rumah sakit hanya diketahui oleh level manajer 1 dan level manajer 2. Lever manejer 3 dan manajer 4 hampir seluruhnya baru tahu ada kebijakan fungsi sosial rumah sakit dan merasa hanya menjalankan kebijakan fungsi sosial rumah sakit sebagai perintah atasan. RSUD Tarakan telah melaksanakan fungsi sosial dengan tempat tidur kelas III 41,41% dengan BOR kelas 111 73,23%, klaim yang dikeluarkan untuk fungsi sosial rumah sakit 23,29% dari hasil pendapatan rumah sakit. Disarankan agar antara Permenkes 159blMenkeslPer/1111988 Pasal 25 dan SK Menkes RI No. 582/ MenkesISKIVI/1997 sehingga harus dilakukan peninjauan kembali 2 ketentuan yang menetapkan besarnya jumlah tempat tidur, meskipun RSUD Tarakan dalam pelaksanaannya tidak memenuhi ketentuan Permenkes 159b tahun 1988 Pasal 25 ternyata dengan tempat tidur 41,41% BOR nya 73,23%. Hal ini dipertimbangkan agar rumah sakit dibebaskan untuk mengatur tempat tidur.
Analysis on Implementation of Hospital Social Function Policy Conducted in Tarakan Hospital, Central Jakarta Year 2004Hospitals face many challenges in implementing their function as health care institution related to the development of hospital social function and the duty to provide health care to the public. This complex situation is caused by market demand towards quality, prime service embark, policy on poor patient, hospital accreditation, Law No. 8/1999 on consumer's protection and the ever increasing number of NGO act as social control. The Minister of Health Decree Number 159b/1988 Chapter 25 on National Hospital and Minister of Health Decree Number 378/1993 on the implementation of social function of private hospitals stated that every hospital should implement its social function by, among others, providing facilities to poor patients, at least 75% of bed capacity for state-owned hospital and at least 25% for private hospital. This study objective is to analyze the implementation of Minister of Health Decree Number 159b/1988 on the implementation of hospital social function in Tarakan Hospital with specific objectives of investigating the understanding of the hospital social function among hospital managers, the implementation of hospital social function policy, and evaluation of Minister of Health Decree Number 159b/1988 on hospital social function implementation. The study shows that there is misperception on social function policy among hospital managers the Minister of Health Decree Number 159b/1988 has been replaced by Minister of Health Decree Number 582/1997. Understanding of hospital social function were only perceived by level 1 and level 2 managers. Level 3 and 4 managers did not notice the policy as legal document and implement the policy based on superior's command only. Tarakan Hospital has been implemented its social function by providing 41.41% class III wards with BOR of 73.23%, the hospital also claimed that they spent 23.29% of its income for social function. It is recommended to adjust and to review both the Minister of Health Decree Number 159b/1988 and the Minister of Health Decree Number 582/1997 as to not confuse hospital managers. Even though Tarakan Hospital was not complied to the Minister of Health Decree Number 159b/1988 but the hospital had provided 41.41% class III wards with BOR of 73.23%. It is also suggested that the hospital should given the freedom to determine the number of beds provided for social function. References: 25 (1986-2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13101
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Dwivieni
Abstrak :
Penelitian terhadap analisis pemanfaatan Sistem Informasi Manajemen RS.M.Ridwan Meuraksa dilakukan karena belum pernah dievaluasinya SIM berbasis komputer setelah 2 tahun diimplementasikan sehingga tidak diketahui bagaimana pemanfaatan SIM berbasis komputer tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berperan dalam pemanfaatan SIM di RS. M. Ridwan Meuraksa yang merupakan penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif Bahan penelitian berasal dari data primer dan sekunder dengan cara wawancara mendalam terhadap pelaksana dan penanggungjawab tim, telaah dokumen, serta pengamatan terhadap perangkat pendukung yang terdiri dari sumber daya manusia, sarana, prosedur-prosedur, kebijakan pimpinan dan kedudukan organisasi SIM terhadap rumah sakit. Dari penelitian didapatkan informasi SIM berbasis komputer di RS. M. Ridwan Meuraksa belum dimanfaatkan secara optimal karena belum mencukupinya sumber daya manusia, sarana, prosedur-prosedur pelaksanaan, kebijakan pimpinan, dan struktur organisasi pengelola SIM.
Analysis of Management Information System, Hospital of M. Ridwan Meuraksa December 2002 - February 2003Research towards analysis of management information system, Hospital of M. Ridwan Meuraksa implemented due to the absence of evaluation of computer oriented after 2 years and does not understand how to apply it. This research is intended to understand factors which are playing role in management information system at hospital of M. Ridwan Meuraksa being the case study by qualitative. approach. Research material originates from primary and secondary data by profound interview against supporting equipment consisting of human resources, facilities, procedures, management policy and organization position of management information system to hospital. From research obtained information of management information system of computer oriented at the same not yet optimally used due to the decrease of human resources, facilities procedures for implementation, management policy, and manager organization structure of management information system.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hertantiono Kardiman
Abstrak :
Analysis of the Management of Referral Standard Operational Procedure at the Polyclinics of Arjawinangun General Hospital CirebonAt the end of 20th century, the development of health industry, especially the hospital sector growth very fast, and influence the development of regional Government's hospital. On the other hand level education and economic condition increasing and affecting their demand on health services. Therefore Regional Government's Hospital as the top of referral center in the regional level must be capable to manage the increasing demand by increasing quality of service to the community. Arjawinangun Hospital is type C general hospital and. owned by the Regional Government of Cirebon Regency. The hospital manage to increase quality of services through the introduction of referral procedure from general practitioner to the specialist doctors using the standard operating procedure of outpatient management. This study analyze the changes of the number of referral cases in the polyclinic of Arjawinangun Hospital. Secondly the study measure the level of satisfaction among the customer and doctors agree the introduction of standard operating procedure of outpatient management. The result shows that there is a sharp increased on the number of referral cases the specialist doctors, and a large number of patient, specialist doctors and general practitioner who are satisfied with the new the standard operating procedure of outpatient management. In conclusions the implementation of the standard operating procedure should be continuously monitored and supervise to increase the satisfaction among customer and doctors at Arjawinangun Hospital Cirebon. Bibliography : 23 (1971 - 1997)
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Guntur Setyono
Abstrak :
Subang General Hospital is the only public hospital in Subang Regency which has referral service of health service at the level of primary health service facility in Subang Regency. In doing some jobs, especially in managing medical service incentive, General Hospital have several hindrances, they are ; medical service incentive receiving is't suitable with planning, happen that too late medical service incentive receiving and procedure of medical service incentive estimated bureaucratic. Based on all above, examiner try to make some examinations, it's mean, can answer the problems like as: - How much preference medical service incentive received is - How on time medical service incentive receiving is - How simple bureaucratic to make medical service incentive is So that this examination means to know different characteristic time for medical service incentive receiving and different amount of medical service incentive in General Hospital Subang, by evaluative research with case study retrospective approach. We can understand this examination only use for case that examined and the result difficult to use as general for the other case. Based on data which have been collected since April 1994 until Maret 1997, the examiner found adjournment of medical service incentive sharing at the rate of 4,25 month from the month the incentive should be shared. There was also a difference of amount of the incentive to be paid from the factual incentive at about 35.154.787, 87 rupiahs. The examiner suggests Management of Subang General Hospital, based on the result of the research, to make budget planning which pays attention to effective regulations in order to be more accurate in sharing the incentive. It is better for the local government of Subang Regency to put the local regulations into effect, hence they are able to give authority to manage hospital's income and activate hospital cultivator team as well.
Rumah Sakit Umum Subang merupakan satu-satunya rumah sakit pemerintah yang ada di Kabupaten Daerah Tingkat II Subang yang melayani rujukan dari pelayanan kesehatan tingkat fasilitas pelayanan kesehatan pertama sewilayah Subang dan sekitarnya. Penelitian ini diharapkan mampu menjawab permasalahan-permasalahan sebagai berikut : - Bagaimana kecenderungan besarnya jasa medis yang diterima - Bagaimana ketepatan waktu penerimaan jasa medis - Bagaimana kecenderungan penyederhanaan birokrasi pengajuan jasa medis. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kesenjangan waktu penerimaan jasa medis dan kesenjangan besarnya jasa medis di rumah sakit umum Subang, dengan melalui penelitian evaluatif kualitatif (evaluatif research) dengan pendekatan studi kasus (case study) retrospektif. Dengan demikian dapat dipahami bahwa penelitian ini hanya berlaku untuk kasus yang diteliti saja dan hasilnya sukar untuk berlaku secara umum bagi kasus-kasus yang lainya. Berdasarkan data yang terkumpul sejak April 1994 sampai dengan Maret 1997 terjadi keterlambatan pembayaran rata-rata 4,25 bulan dari bulan seharusnya dibayar dan adanya perbedaan besarnya jasa medis yang seharusnya dibayar dengan kenyataan yang diterima rata-rata sebesar Rp 35.154.787,87,﷓ Peneliti menyarankan kepada Rumah Sakit Umum Subang untuk membuat perencanaan anggaran yang memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku sehingga lebih akurat dan bagi Pemerintah Daerah Tingkat II Subang sebaiknya mengeluarkan Peraturan Daerah yang bisa memberikan kewenangan mengelola penghasilan rumah sakit secara langsung serta mengaktipkan Tim Pembina rumah sakit.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Saptarini
Abstrak :
ABSTRAK
RSUD Pasar Rebo merupakan salah satu RSUD di daerah perkotaan yang berfugsi sebagai Rumah Sakit Rujukan untuk daerah Jakarta Timur dan sekitarriya. Banyak kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko yang datang ke Rumah Sakit ini. Masih belum adanya gambaran prosedur penatalaksanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko di RSUD Pasar Rebo selania ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah melakukan analisa untuk memperoleh gambaran proses penatalaksanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko di RSUD Pasar Rebo dengan ruang lingkup Instalasi Gawat Darurat, Poliklinik Kebidanan dan Kandungan, Kamar bersalin, Kamar Operasi sampai dengan Ruang Rawat Inap Kebidanan. Yaitu dengan melakukan analisa hubungan antara lima variabel dengan proses penatalaksanaan kasus ibu hamil dan bersalin berisiko, mengidentifikasi perrnasalahan yang ada pads alur proses dan akhirnya mengembangkan upaya untuk perbaikan bagi penatalaksanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko di RSUD Pasar Rebo. Kelima variabel tersebut adalah administrasi dan pengelolaan, staf dan pimpinan, fasilitas dan peralatan, kebijakan dan prosedur, evaluasi dan pengendalian mutu.

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif merupakan studi kasus dengan pendekatan pemecahan masalah. Hasil analisa situasi temyata penatalaksanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko tidak berbeda dengan penatalaksanaan kasus bukan rujukan dari ibu hamil dan bersalin berisiko. Gambaran kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko yang terbanyak datang ke RSUD Pasar Rebo adalah kasus perdarahan dalam kehamilan dan setelah persalinan serta abortus. Selain itu masalah yang ditemukan adalah pengisian rekam medik mengenai rujukan tidak dilakukan masih belum ditulisnya pembagian tugas pada masing-masing unit penatalaksana, kurangnya tenaga pelaksana, kurangnya fasilitas dan peralatan serta belum adanya protap penatalaskanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko. Juga masih diperlakukannya penyederhanaan alur proses penatalaksanaan kasus ibu hamil dan bersalin berisiko yang ada saat ini.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah penatalaksanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko di RSUD Pasar Reba yaitu dengan melengkapi pengisian rekam medik dengan data rujukan, ditulisnya struktur organisasi dan pembagian tugas, penambahan tenaga pelaksana, penambahan fasilitas dan peralatan serta dibuatkannya protap penatalaksanaan kasus rujukan ibu hamil dan bersalin berisiko serta penyederhanaan alur proses penatalaksanaan kasus ibu hamil dan bersalin berisiko yang ada saat ini di RSUD Pasar Rebo.

Daftar bacaan 60(1978 - 1997)
ABSTRACT
Analysis of Management in Referral Cases for Risk Pregnant Women and Labor at Pasar Rebo HospitalPasar Rebo Hospital is one of district hospital in urban area which functions as referral hospital for East Jakarta area and its surrounding. Many cases of referral cases of pregnant women. and risk labor come to this hospital. Recently there is no clear feature of management procedure in referral cases of risk pregnant women and labor at Pasar Rebo Hospital.

The objective of this survey is making analysis to get the picture of management procedure in referral cases for risk pregnant women and labor at Pasar Rebo Hospital. The scope of this analysis are emergency unit, obstetric and gynecology clinic, labor room, operating room, and maternity ward. The survey was conducted by analyzing the correlation among five variables of management procedure in risk pregnant women and labor; identifying the problems revealed in the flow of referral process, and finally extending the efforts of improving management procedure of the risk pregnant women and labor at Pasar Rebo Hospital. Those five variables are administration and management, staff and chief, facilities and equipment, policies and procedures, and evaluation and quality assurance.

This qualitative survey is case study with problem solving approach. The situation analysis resulting to the fact that management procedure for referral cases of risk pregnant women and labor is not different compared to non referral cases of risk pregnant women and labor. Other finding is the pattern of referral cases coming to Pasar Rebo Hospital are abortion, hemorrhagic ante partum, and hemorrhagic post-partum. The problems encountered in this analysis are referral data in medical record are not fulfilled, job description in every functional unit has not been written, the number of staff, equipment, and facilities are insufficient. Furthermore, the standard operating procedure for the management of referral cases of risk pregnant women and labor has not been done. In addition, the flow of management procedure of referral cases of risk pregnant women and labor should be simplified.

The conclusion of this survey are management procedure for referral cases of risk pregnant women and labor is not different compared to non-referral cases of risk pregnant women and labor the pattern of referral cases at Pasar Rebo Hospital are abortion, hemorrhagic ante partum, and hemorrhagic post-partum and management procedure for referral cases of risk pregnant women and labor should be improved.

The recommendation from this survey are fulfilling the referral data in medical record specifying job description in every functional unit increasing the number of hospital staff, facilities and equipment and conducting permanent operating procedure in the management of risk pregnant women and labor in every functional unit at Pasar Rebo Hospital. In addition, the recent flow of management procedure for referral cases of risk pregnant women and labor at Pasar Rebo Hospital should be simplified.

References 60 (1978 - 1997)
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Abdullah
Abstrak :
Banyak pengelola Rumah Sakit telah melaksanakan kegiatan pemasaran walau belum didasari oleh manajemen pemasaran yang benar sehingga hasilnya belum optimal. Agar kegiatan pemasaran dapat berjalan sesuai dengan tujuannya maka diperlukan adanya kegiatan manajemen atau manajerial yang utama meliputi perencanaan, organisasi, koordinasi kerja dan pengawasan. Kegiatan pemasaran yang direncanakan dengan baik, diorganisasikan, dikoordinasikan serta diawasi akan membuahkan hasil yang memuaskan. Kegiatan pemasaran yang seperti itulah yang disebut sebagai kagiatan Manajemen Pemasaran. Manajemen Pemasaran di Rumah Sakit X dalam pengamatan penulis selama melakukan kegiatan residensi beberapa waktu sebelumnya belum mempunyai departemen pemasaran formal dan belum menerapkan seluruh fungsi pemasaran. Dimana dari analisa situasinya Rumah Sakit X mempunyai beberapa peluang dan ancaman, seperti adanya perluasan kapasitasnya dan tingginya tingkat persaingan antar Rumah Sakit dewasa ini. Dengan adanya usulan model pengembangan manajemen pemasaran ini diharapkan dapat membantu dalam menghadapi permasalahan yang ada. Tujuan penelitian adalah membuat beberapa model manajemen pemasaran baik yang bersumber dari industri jasa kesehatan maupun industri jasa lainnya, yang kemudian akan dikaji kekuatan dan kelemahan dari masing-masing model untuk dibuat menjadi suatu karya (design) model yang sesuai untuk pengembangan manajemen pemasaran di Rumah Sakit X. Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kualitatif dengan metode penelitiannya diskriptif analitik. Dari hasil penelitian tampak bahwa team pemasaran atau manajemen pemasaran Rumah Sakit X masih bergerak dalam ruang lingkup yang masih terbatas, baik dalam perencanaan pemasaran, struktur organisasi, pelaksanaan kegiatan dan pengawasan pemasaran yang dilakukannya. Usulan pengembangan model ini diharapkan dapat menjadi masukan yang berguna bagi pengembangan manajemen pemasaran di Rumah Sakit X. Daftar Pustaka : 29 (1980 ? 1996)
The Development of Marketing Management Model in the Hospital XMany hospital have carried out marketing activities, but they have not used correct marketing management, and the result is not maximum. In order to work as the plan, marketing activities need management activities or the main managerial which include Planning, organization, working coordination and control of marketing activities which are planned carefully, organized, coordinated and fully controlled with the hope to get best result. These activities are called marketing Management activities. As he writer observed juicing the residential program, the hospital "X" doesn't have a formal marketing department and it has not applied all marketing functions. Where from the situational analysis the hospital "X" has both opportunities and threats, such as capacity improvement and high competition among hospitals. The idea of improvement model of marketing management hopefully can help to face the existing problems. The aim of the observation is to make some models of marketing management both from the industry of health services and other service industries. Then based on these models, we can observe each model for its strength and weaknesses so in the end we can create a model which is suitable for improving marketing management in the Hospital "X". It is a qualitative observation with a model of analytical descriptive examination. From the observation we can conclude that the marketing team or marketing management in the hospital "X" work with a limited scope, such as in marketing plan, organization structure, activities performance and marketing control. The idea- of improving this model hopefully can be used for marketing management improvement in the Hospital "X".
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daisy Novira
Abstrak :
Bagian Pendaftaran merupakan elemen kunci dalam kordinasi kegiatan departemental di rumah sakit yang diawali dengan registrasi pasien. Pengelolaan yang baik di bagian ini dapat memberikan kesan kepada pasien terhadap mutu pelayanan rumah sakit secara umum. Bagian Pendaftaran Klinik Spesialis Rumah Sakit Mitra Keluarga (RSMK) melayani pendaftaran pasien dari pukul 07.00 -21.00 WIB. Tingginya kedatangan pasien lama pada jam jam tertentu yaitu pukul 09.00-10.00 WIB, pukul 13.00-14.00 WIB dan pukul 17.00-18.00 WIB tidak diimbangi dengan petugas pendaftaran yang melayani di Bagian Pendaftaran. Petugas pendaftaran yang melayani prosedur pendaftaran pasien berjumlah 3 (tiga) orang untuk tiap shift, masing-masing bertugas melayani pendaftaran pasien lama , pendaftaran pasien baru dan mengantar kartu status pasien ke poliklinik yang bersangkutan. Disamping kegiatan tersebut, petugas juga harus menjawab panggilan telpon dan pelayanan informasi langsung sehingga menambah kesibukan petugas. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian di Bagian Pendaftaran Klinik Spesialis RSMK dan mencari model yang sesuai untuk diterapkan. Populasi penelitian adalah kunjungan pasien lama dengan sampel penelitian kunjungan pasien lama periode 1- 8 Desember 1995. Untuk analisa data dan simulasi model antrian digunakan perangkat lunak Q.S.B (Quantitative System for Business) yaitu Queueing System Simulation, serta perangkat lunak Microsoft Excell 5.0. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran tentang karakteristik sistem antrian di Bagian Pendaftaran Klinik Spesialis yaitu sistem antrian dengan sumber populasi tak terbatas, tingkat kedatangan dan tingkat pelayanan secara acak sehingga mengikuti distribusi probabilitas Poisson, disiplin antrian FIFO (First In First Out), dan struktur antrian single channel single phase. Rata-rata kedatangan pasien 36 orang per jam dengan waktu pelayanan 1,62 menit. Utilisasi petugas 93,698 % dan pasien yang menunggu dalam antrian berjumlah 12,7636 orang dengan rata-rata waktu tunggu 20,999 menit. Hasil simulasi model antrian alternatif ketiga dengan melibatkan petugas pendaftaran pasien baru, rata-rata waktu pelayanan 2 menit dengan satu jalur antrian menghasilkan utilisasi petugas masing-masing 74,76 % dan 76,93 %. Rata-rata waktu menunggu pasien dalam antrian menjadi 2,8782 menit dan jumlah pasien yang menunggu berkurang menjadi 2,2444 orang. Dengan penambahan seorang petugas diharapkan pembagian tugas dan kerja lebih terarah dan menghasilkan kegiatan produktif lainnya , misalnya mengembangkan sistem perjanjian di Bagian Pendaftaran . Penelitian mengenai perhitungan biaya waktu yang hilang akibat pasien harus menunggu den biaya pengadaan pelayanan di Bagian Pendaftaran diharapkan dapat dilakukan oleh peneliti lain disamping penelitan mengenai scheduling pasien. Daftar Bacaan : 27 (1957 -1995 )
The Admitting department is a key element in the coordination of hospital departmental activity that begins with patient registration. This is accomplished by conveying an image to the patient of a sensitive and caring health care provider of quality care. The Admitting department of Mitra Keluarga Private Hospital service hours open daily ( Monday to Saturday ) from 7 a.m to 9 p.m. The arrival rate of patient is very high at a certain time e.g at 9-10 a.m, 1-2 p.m and 5-6 p.m, so the admitting staff cannot cope with them. The three admitting staff work at the admitting department for each shift. One for the recurring patient admission, one for the new patient admission and the other one for delivering patient medical record to the clinics. Beside the main activity, they have to answer the phone calls and give information to the patient. The primary objectives of the study were to assess the characteristics of queuing system of the recurring patient and the suitable queuing model for the admitting department. The research is an operational research for one week period observation as research samples. The software of QSB (Quantitative System for Business) e.g Queuing System Simulation and Microsoft Excell 5.0 are being used for analyzing the data and matching the queuing model. The result of the study showed that the characteristics of queuing system of the admitting department are unlimited calling population, the arrival rate and the service rate are proportional to Poisson distribution, the FIFO (First In First Out) queue discipline and single channel single phase queuing structure. The average of patient arrival rate is 36 with 1.62 minutes average service time. The utilization of server is 93.698%. The average number of patients in the queue is 12.7636 persons with the average time a patient spends in the queue is 20.999 minutes. By applying the third alternative queuing model, there has been a decrease in the utilization of servers (74.76% and 76.93%), the average number of patients in the queue (2.2444 persons) and the average time a patient spends in the queue (2.8782 minutes). The study of the lost time of persons waiting for service plus the wages of persons who provides the service and the study of patient scheduling are being suggested to the next researcher. References : 27 ( 1957-1995) viii + 87 Pages : 9 Tables, 11 Schemes, 15 Graphics, 8 Enclosures
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>