Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wildan Prasetyo Utomo
"ABSTRAK

Bekerja di sektor usaha informal tidak terlepas dari bahaya-bahaya terkait pekerjaanya, Pembuat mebel merupakan pekerjaan yang berisiko untuk terjadinya keluhan MSS. Penelitian ini menggambarkan tingkat risiko Pekerjaan di mebel UD. AJ pada tahun 2015. Tingkat risiko postur dari pekerjaan dinilai menggunakan tool Rapid Entire Body Assesment (REBA), faktor lingkungan yang diteliti adalah kebisingan, getaran pada tangan, dan layout tempat kerja. Kebisingan diukur menggunakan sound level meter, getaran pada tangan dinilai menggunakan vibration meter dan layout tempat kerja dengan cara observasi. Penelitian ini juga melihat karakteristik pekerja dari segi usia, masa kerja, kebiasaan merokok dan IMT yang berkontribusi untuk terjadinya keluhan MSS pada pekerja. Penilaian keluhan pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map dengan jumlah pekerja sebanyak 7 orang. Penelitian bersifat deskriptif observasional dengan pendekatan cross sectional. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa semua pekerja mengalami keluhan MSS, tingkat risiko MSS sangat tinggi yaitu pada proses kerja finishing dan tingkat risiko tinggi pada proses kerja pemotongan kayu, penyatuan alas duduk, perakitan sisi kursi, penyerutan sisi kursi dan perakitan kursi. Keluhan terbanyak terjadi pada bagian bahu kanan (100%), pinggang bawah (71,4%). Tingkat risiko dapat diturunkan dengan menyediakan meja kerja dan kursi kerja yang sesuai serta lakukan perawatan rutin pada alat kerja. selain itu tidak lupa lakukan peregangan otot sebelum dan sesudah bekerja dan bekerja dengan sikap postur tubuh yang benar.


ABSTRACT

Working in the informal sector can not be separated from the occupational hazards, one of those occupational hazards is ergonomic hazard. Worker who made furnitures have a risky job to MSS complaint. This study describe physical, individual, workplace level of risk from that job assessed using by REBA tools, the environmental factors studied were noise, hand vibration, and the layout of the workplace. Noise is measured using sound level meter, hand vibration was assessed using the vibration meter and layout of the workplace assessed by observation. This study also assessed the characteristics of workers in terms of age, how long the worker has been work, smoking habits and BMI which contribute to the occurrence of MSS complaint to workers. Assessment of worker complaints using questionnaires NBM which is total of workers are 7 person. This study is descriptive observational study with cross sectional approach. The result showed that all workers have MSS complaints, MSS very high level of risk found in during the process of finishing work. Below very high level is the high risk level which is found on wooden cutting work processes, unification cushion, seat side unification, shave side of the seat and the part seat unification. Most MSS complaints occur in the right shoulder (100%), lower back (71.4%). The level of risk can be reduced by providing a work desk and chair which is suitable to the worker and do the maintenance to all work equipment. Besides that, do not forget to stretch the muscles before-after work and working with the correct posture.

"
Universitas Indonesia, 2015
S60430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyo Ari Prastiyo
"Pratik kerja dalam pendidikan teknologi dan kejuruan di Indonesia memiliki risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bagi para guru, siswa, teknisi serta dapat berdampak terhadap masyarakat sekitar. Implementasi K3 di SMK belum mendapatkan perhatian yang memadai dari semua pihak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui implementasi K3 pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kota Bekasi Tahun 2023. Metode penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Kerangka konsep penelitian ini menggunakan metode The Egg Aggregated guna menghasilkan gambaran implementasi K3 yang mengkaji dimensi implementasi K3 meliputi dimensi organisasi, dimensi teknologi dan dimensi manusia. Lokasi penelitian di enam Sekolah Menengah Kejuruan di Kota Bekasi. Sampel penelitian ini berjumlah 1.505 siswa, 63 guru dan 6 tenaga pendidikan, sedangkan informan penelitian meliputi kepala sekolah atau kepala program jurusan di SMK berjumlah 6 orang. Data pengukuran dimensi organisasi menggunakan pedoman wawancara, dimensi organisasi menggunakan observasi dan dimensi manusia menggunakan kuesioner online yang berisi pernyataan pengetahuan 5 butir, persepsi 10 butir, sikap 10 butir dan kesadaran berperilaku K3 10 butir. Kuesinoer telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian ini adalah implementasi K3 di enam SMK Kota Bekasi, ditinjau baik dari dimensi organisasi, dimensi teknologi maupun dimensi manusia berkategori cukup. Sub dimensi organisasi yang perlu ditingkatkan adalah penilaian risiko, sedang sub dimensi teknologi yang perlu ditingkatkan adalah petunjuk titik kumpul.

Work practices in technology and vocational education in Indonesia have occupational health and safety (OHS) risks for teachers, students, technicians and can have an impact on the surrounding community. The implementation of OHS in Vocational High Schools (VHS) has not received sufficient attention from all parties. The purpose of this study was to determine the implementation of OHS in VHS in Bekasi City in 2023. This research method is an observational descriptive with a quantitative and qualitative approach. The conceptual framework of this research uses The Egg Aggregated model to produce an overview of OHS implementation that examines the dimensions of OHS implementation including organizational dimensions, technological dimensions and human dimensions. The research locations are six Vocational High Schools in Bekasi City. The sample for this study was 1,505 students, 63 teachers and 6 educational staff, while the research informants included school principals or heads of departmental programs at Vocational High Schools, totaling 6 people. Data for measuring organizational dimensions used interview guidelines, organizational dimensions used observation and human dimensions used an online questionnaire containing 5 statements of knowledge, 10 points of perception, 10 points of attitude and 10 points of OHS behavior awareness. The questionnaire has been tested for validity and reliability. The results of this study are the implementation of OHS in six Vocational High Schools in Bekasi City, in terms of both the organizational, technological and human dimension are sufficient category. The organizational sub dimensional that needs to be improved is the risk assessment, while the technological sub dimensional that needs to be improved is the assembly point guide."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Eka Prasetya
"Pekerjaan konstruksi memerlukan perencanaan yang cukup matang, sebab pekerjaan tersebut melibatkan banyak aspek dan tenaga kerja. salah satu hal yang harus diperhitungkan dengan matang adalah keselamatan dan kesehatan kerja, sebab dalam pekerjaan konstruksi resiko terjadinya kecelakaan pada tenaga kerja dan lainnya cukup besar. Kecelakaan tersebut dapat terjadi pada pekerjaan yang berskala kecil hingga yang berskala besar. Kecelakaan yang terjadi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar baik dari segi biaya maupun dari segi tenaga kerja. Dalam pelaksanaan umumnya para perusahaan konstruksi mengacu pada Program K3 untuk diterapkan pada pekerjaan konstruksi yang sedang berlangsung. Namun ada standarisasi yang lebih baik yaitu Sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang berlaku di dunia. Sertifikasi tersebut memiliki tingkat yang lebih tinggi dalam hal standarisasi dibandingkan dengan pelaksanaan Program K3. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari Sertifikasi OHSAS 18001:1999 yang berlaku dan juga mempelajari proses-proses sertifikasi yang dilakukan pada perusahaan konstruksi terutama yang terkait dengan kendala dan manfaat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus, dimana studi kasus dilakukan untuk mengetahui proses-proses yang dilakukan perusahaan konstruksi dalam rangka permohonan sertifikasi OHSAS 18001:1999. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan cara melihat riwayat pekerjaan konstruksi yang dilakukan dan juga dengan teknik wawanara semi terkonstruksi. Dari hasil pengumpulan data tersebut dengan studi literatur yang ada. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan proses sertifikasi masih ditemukan kendala seperti kurangnya kesadaran dan pemahaman dari berbagai pihak, namun dapat dipecahkan dengan cara mengadakan pelatihan yang akan diikuti oleh semua pihak."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35130
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Didit Ahmad Aditya
"Dalam dunia konstruksi faktor keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja dari sebuah proyek sehingga dibutuhkan suatu mekanisme sistem manajemen K-3 yang terintegrasi dengan baik. Di Indonesia, pemerintah telah memberlakukan peraturan K-3 sebagai acuan standar bagi para kontraktor. Di luar peraturan yang diterbitkan pemerintah, terdapat pula sebuah sistem manajemen K-3 yang menyeluruh untuk menjaga dan meningkatkan keselamatan dan kesehatan kerja yang berlaku internasional, yaitu OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series).
Penelitian ini bertujuan untuk mengamati proses pelaksanaan sistem manajemen K-3 untuk mengidentifikasi langkah-langkah pelaksanaan OHSAS pada proyek konstruksi, kemudian melakukan penilaian seperlunya sesuai dengan kriteria OHSAS dan melihat hubungannya dengan kinerja K-3 proyek. Untuk tujuan tersebut dilakukan studi kasus pada sebuah proyek bangunan gedung dengan metode wawancara semi terstruktur, observasi lapangan dan penelusuran dokumen. Mengacu pada literatur, disusun 9 prosedur yang akan diamati dari proses tersebut, yaitu Penetapan Struktur Organisasi, Penyusunan Rencana K-3, Pengadaan Sarana dan Prasarana K-3, Pelaksanaan Kegiatan Terkait K-3, Pengukuran dan Pemantauan Kinerja, Pelaksanaan Tindakan Koreksi, Penanganan Kecelakaan Kerja, Pengendalian Bukti Kerja dan Pengendalian Subkontraktor yang terlibat.
Berdasarkan data pemantauan dan pengukuran kinerja, penerapan sistem manajemen K-3 berhasil meningkatkan kinerja K-3 proyek. Berdasarkan hasil wawancara, observasi lapangan dan penelusuran dokumen yang diperbandingkan ditemukan ketidak sesuaian pada beberapa prosedur. Dari seluruh prosedur yang diamati, prosedur yang paling berpengaruh adalah Penetapan Struktur Organisasi, dimana kelemahan prosedur ini menjadi penyebab ketidak sesuaian pada prosedur lain dalam sistem manajemen K-3.

In construction world, occupational safety factor influence project performance greatly, it need a mechanism of occupational health and safety management system that well integrated. In Indonesia, government had enforced rules of occupational health and safety as a standard reference for contractors. Outside the rules that government published, there is also an occupational health and safety management system applied world-wide to keep and improve the quality of occupational health and safety, which is OHSAS 18001:1999 (Occupational Health and Safety Assessment Series). This study aims to observe the management system's implementation applied in construction project in order to identify the steps of the process, asses the process and looking for relations with project safety performance.
For that goal, a case study is executed on a building project by doing semi-structured interviews, field observation and document analysis. Referring to literatures, listed 9 procedures that will be observed from the process, which is Determining Organization?s Structure, Developing Plans, Providing Tools and Facilities, Executing Activities and Programs, Measuring and Observing Performance, Enforcing Correction Acts, Handling Accident Case, Controlling Work Evidence and Controlling Subcontractors Involved.
Based on performance's measurement, implementing the management system had proofed to successfully improve the level of occupational health and safety of the project. Based on comparing the results of interviews, observations and analysis, some non conformances were found on several procedures. From all procedures observed, one that influence other mostly is Determining Organization?s Structures, where weakness of this procedure causes non conformances in other procedures.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewis, M.
London : MacDonald and Evans, 1978
331.25 DEW l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London: Hamlyn Publishing Group Limited, 1979
331.25 MAN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional , 2000
331.25 SAT
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
London:: Oxford University Press, 1970
613 PRO
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Samsuridjal Djauzi
Jakarta: Kompas, 2005
613 SAM p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Ismail
"Ruang Lingkup dan Metodologi Penelitian
Basemen adalah suatu bangunan di bawah tanah yang digunakan sebagai tempat parkir atau tempat pemberhentian kendaraan bermotor. Petugas parkir terpajan emisi mobil seperti timbal dll. Penggunaan masker hidung untuk melindungi karyawan tersebut selama bekerja tidak pernah diterapkan. Emisi timbal adalah zat yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Studi ini mengidentifikasi kegunaan masker karbon aktif untuk mengurangi konsentrasi timbal dalam tubuh manusia yang diukur dengan konsentrasi timbal di dalam urin. Bermacam literatur menyebutkan bahwa masker karbon aktif dapat mengurangi konsentrasi timbal melalui inhalasi. Studi ini adalah studi eksperimental secara random. Duapuluh-dua karyawan dipilih, terdiri dari 11 sebagai kelompok studi dan 11 sebagai kelompok kontrol. Kelompok studi memakai masker hidung karbon-aktif sedangkan kelompok kontrol memakai masker hidung biasa. Lama intervensi satu bulan. Jenis data yang dikumpulkan adalah konsentrasi timbal di dalam urin, umur, lama kerja, tingkat pendidikan, status gizi, kebiasaan merokok, dan lama pemakaian masker hidung. Survei lingkungan dilakukan pads 13 lokasi di basemen.
Resit dan Kesimpulan
Hasil studi ini menunjukkan bahwa konsentrasi timbal di udara basemen 0,008 mg/m3. Nilai ini masih dibawah nilai ambang batas yang ditetapkan oleh Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja No. SE-01IMEN/1997 : 0,05 mg/lm3 (50 µ/m3). Data ini membuktikan bahwa tidak ada perbedaan bermakna antara umur, lama kerja, tingkat pendidikan, status gizi, kebiasaan merokok, dan lama pemakaian masker hidung antara kelompok studi dan kontrol. Konsentrasi timbal di dalam urin setelah pengamatan 15 hari dan 30 hari menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara kelompok studi dan kontrol yang memakai masker hidung dan terpajan emisi timbal.

The Correlation Between The Use of Masks with Plumbum Concentration in Urine among the Parking Attendants Exposed to Lead Emission at a Company at a Mall Basement in Jakarta, 2004 The Scope and Methodology
The basement is an underground construction either used as car park or car stopping area. The parking attendants were exposed by vehicle emission such as lead etc.The use of masks to protect employees while working has never been applied. Lead is an agent which may cause serious hazard human health. This study was designed to identify the effectiveness of carbon active mask to reduce lead concentration in human body by measuring urinary lead concentration in urine. Various literatures described that carbon active mask could reduce lead concentration through inhalation. This study was an experimental study with randomization. Twenty-two employees were recruited, consisting of 1 1 as the study group and 1 1 as the control group. The study group used carbon-active masks while the control group used regular masks. The duration of intervention was one month. Types of data collected were lead concentration in urine, age, duration of work, level of education, nutritional status, smoking habit, and duration of using masks. The environmental survey was carried out in 13 locations at the basement.
Results and Conclusions
The results showed that lead concentration in the air at the basement was 0,008 mg/m3. It is still below the threshold limit value according to the standard as described in the letter of Labor Minister No.SE-0I/MEN11997 which is 0,05 mg/lm3 (50 µ/m3). These data indicated that considering the urinary lead content, there were no significant differences among age, duration of work, level of education, nutritional status, smoking habit, and duration of using masks between the study and the control groups. The lead concentration in urine after 15 days and 30 days of observation showed significant differences between the study and control groups who used masks and were exposed to Iead emission.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
T12383
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>