Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Fitria Dewi Rahmawati
"Kesehatan jiwa merupakan salah satu komponen penting dalam terwujudnya kualitas hidup bermasyarakat secara utuh. Pencegahan gangguan kesehatan jiwa dapat dilakukan dengan deteksi dini di sarana pelayanan kesehatan primer. Namun, tidak semua sarana pelayanan kesehatan primer mampu menyediakan layanan kesehatan jiwa. Perkembangan teknologi internet yang pesat saat ini dapat menjadi salah satu solusi berupa layanan deteksi dini menggunakan media internet berbasis website. Penelitian ini bertujuan untuk membangun prototipe deteksi dini kesehatan jiwa yang dapat digunakan masyarakat untuk deteksi kesehatan jiwa dan sebagai media promosi. Peneliti mengidentifikasi faktor determinan (man, material, method, machine dan market) untuk menentukan kebutuhan sistem menggunakan metode penelitian kualitatif. Prototipe sistem dikembangkan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC) dengan tahapan perencanaan, analisis, desain, dan implementasi sistem. Penelitian ini menghasilkan prototipe website yang memberikan informasi gambaran tingkat gangguan jiwa ringan pengunjung website sebagai portrait sederhana masalah kesehatan jiwa masyarakat, media informasi dan edukasi. Prototipe dapat dikembangkan dengan penambahan fitur chatting online serta pemetaan ODMK (Orang Dengan Masalah Kesehatan Jiwa) berbasis wilayah untuk mendukung akses pelayanan kesehatan jiwa masyarakat.
Mental health is an important component in the realization of the quality of life of society as a whole. The prevention of mental health disorders can be early detection in primary health care facilities. However, not all primary health care facilities are able to provide mental health services. The rapid development of Internet technology today can be a solution in early detection services using internet-based media website. This study aims to develop a prototype mental health early detection that can be used for detection of mental health community and media promotion. Researchers identify determinants mental health (man, material, method, machine and market) to determine the needs of system by using qualitative research methods. The prototype system was developed by System Development Life Cycle (SDLC) which the stages are planning, analysis, design, and implementation of system. This research resulted a prototype website thatprovides information level overview of mental disorder of visitors website as a simple portrait of mental health community problems, media information andeducation. The prototype can be developed with the addition of online chat features as well as mapping ODMK (People With Mental Health Problems) areabasedto support access community mental health services."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46113
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Braveman, Paul A.
Geneva: World Health Organization, 1994
362.12 BRA s
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Ni Made Dian Sulistiowati
"Remaja mengalami gangguan mental emosional sebanyak 4.3%, namun pelayanan kesehatan jiwa disekolah belum menjadi prioritas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas model promotif dan preventif dalam meningkatkan kesehatan jiwa pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain operational research yang terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap pertama studi kuantitatif dan kualitatif, tahap kedua pengembangan model, dan tahap ketiga studi kuantitatif quasy experiment pre-post test with control group pada remaja SMP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar remaja memiliki kesejahteraan emosi, psikis dan sosial yang tinggi, namun 53.20% memiliki gejala prodromal. Remaja memiliki faktor risiko (masalah teman sebaya dan masalah berasal dari dalam diri), faktor protektif (remaja berupaya mengatasi masalah dengan kemampuan diri dan dukungan keluarga dalam perkembangan remaja), dan upaya pelayanan kesehatan jiwa remaja (guru memahami kebutuhan remaja dan puskesmas memberi edukasi, memantau dan menerima rujukan). Intervensi model P2KJ, kemampuan prososial, masalah emosi berpengaruh terhadap kesehatan jiwa remaja. Rekomendasi penggunaan model P2KJ untuk peningkatan kesehatan jiwa remaja dengan melaksanakan usaha kesehatan jiwa sekolah (UKJS). Pelibatan perawat sekolah, guru, orang tua diperlukan sehingga membentuk sistem dukungan yang baik secara berkelanjutan dalam menjaga kondisi kesehatan fisik, psikis dan sosial remaja disekolah.
Adolescents experience mental emotional disorders as much as 4.3%, but mental health services in schools have not become a priority. This study aims to determine the effectiveness of promotive and preventive models in improving mental health in adolescents. This study uses an operational research design which consists of 3 stages, namely the first stage of quantitative and qualitative studies, the second stage of model development, and the third stage of a quantitative study of quasi experiment pre-post test with control group in junior high school adolescents. The results showed that most of the adolescents had high emotional, psychological and social well-being, but 53.20% had prodromal symptoms. Adolescents have risk factors (peer problems and problems that come from within), protective factors (adolescents try to overcome problems with their own abilities and family support in adolescent development), and efforts to provide adolescent mental health services (teachers understand the needs of adolescents and health centers provide education, monitor and receive referrals). The P2KJ model intervention, prosocial abilities, emotional problems affect adolescent mental health. Recommendations for using the P2KJ model to improve adolescent mental health by implementing school mental health efforts (UKJS). The involvement of school nurses, teachers, parents is needed so as to form a good support system on an ongoing basis in maintaining the physical, psychological and social health of adolescents at school."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
"Bila ditemukan pada stadium awal kanker payudara bisa disembuhkan. Oleh karena itu lakukan SADARI (periksa payudara sendiri ) secara rutin satu bulan sekali dan bila ada benjolan atau kelainan segera periksakan kedokter dan jangan ditunda. Tidak semua benjolan pada payudara adalah kanker. Apresiasi saya kepada tim penulis yang mau berbagi ilmu dan menggagas disusun buku ini. Ayo saling jaga dan saling peduli. Linda Agum Gumelar (Mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI dan penyintas kanker payudara) Kanker payudara adalah penyakit yang paling ditakuti kaum perempuan. Kadang-kadang kita bingung mau bertanya kepada siapa karena setidaknya jika kita melihat ada tanda-tanda gejala awal kita bisa mengantisipasi. Alhamdulillah senang sekali bisa mempunyai buku Cerdas Menghadapi Kanker Payudara untuk awam. Banyak informasi yang didapat dan membaca buku ini membuat kita menjadi pintar. Selamat ya untuk Tim Edukasi Medis Kanker Payudara. Terima kasih atas ilmu dalam buku ini yang diberikan untuk kita perempuan cerdas Indonesia. Arzeti Bilbina (Model pembawa acara dan politisi)"
Depok: Sinergi, 2017
616.994 TIM c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2020
616.994 TIM c
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Siti Nurlaelah
"Ketepatan aktivasi kode trauma dan tindakan keperawatan emergensi yang terstruktur merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan penanganan pasien politrauma. Penanganan pasien politrauma yang segera dan terstruktur dapat menurunkan risiko perburukan kondisi pasien, menurunkan angka kecacatan dan menyelamatkan nyawa pasien. Ketidaktepatan penapisan pasien politrauma di triage disebabkan karena belum adanya instrumen penapisan dengan indikator yang sensitif dan spesifik. Selain itu, kompleksitas kondisi pasien politrauma menuntut adanya penanganan yang cepat, tepat, komprehensif, dan terstruktur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen skrining politrauma di triage yang sensitif dan spesifik serta melakukan restrukturisasi intervensi keperawatan emergensi untuk pasien trauma yang disebut ELLASI. Penelitian ini menggunakan metode sequential exploratory mixed method yang meliputi 3 tahap. Tahap I: pengembangan instrumen Skrining Politrauma Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo (SPIC) melalui literature review, studi kualitatif, diskusi pakar (pannel expert), dan studi kuantitatif (pembuatan model skoring). Tahap II: uji nilai diagnostik instrumen SPIC dalam menapis politrauma dengan uji formulasi model skoring. Tahap III: uji efektivitas kombinasi instrumen SPIC+ELLASI dibandingkan SPIC+non ELLASI menggunakan randomized control trial (RCT) single blind. Penelitian ini menghasilkan instrumen SPIC yang sensitif (91%) dan telah mendapatkan HKI. Kombinasi instrumen SPIC dan ELLASI terbukti lebih efektif dalam meningkatkan waktu respons (p = 0,000), mencegah kondisi perburukan pasien (skor EWS p = 0,000), dan menjaga status metabolik pasien (pH p = 0,04; HCO3 p = 0,03) dibandingkan dengan kombinasi instrumen SPIC dan non ELLASI. SPIC dapat digunakan sebagai instrumen penapisan pasien politrauma di triage. Kombinasi SPIC dan ELLASI dapat meningkatkan luaran pasien.
Code trauma activation and emergency nursing intervention are factors affecting the success of polytrauma patient management. These factors can help prevent deterioration and death. There is no instrument to screen polytrauma patients in triage. The complexity of polytrauma patients’ condition requires fast, correct, comprehensive and structured intervention. This study aims to develop a polytrauma screening instrument and standardized emergency nursing intervention called ELLASI. This study used a sequential exploratory mixed method, which consisted of 3 phases. Phase 1: To develop an instrument of Skrining Politrauma Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo (SPIC) by using literature review, qualitative study, pannel expert, and quantitative. Phase 2: To test the diagnostic value of SPIC to screen polytrauma patients. Phase 3: To examine the effectiveness of SPIC and ELLASI in preventing deterioration, increasing response time, and maintaining the metabolic status of polytrauma patients using randomized control trials (RCT) single blind. This study produced SPIC with high sensitivity (91%). SPIC and ELLASI are effective in increasing response time (p = 0,000), preventing deterioration (EWS score p = 0,000), and maintaining metabolic status (pH p = 0,04; HCO3 p = 0,03) of polytrauma patients compare to SPIC and non ELLASI. SPIC can be used as a screening tool for polytrauma patients in Triage. SPIC and ELLASI can increase patients outcome."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library