Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nathania Andromeda
Abstrak :
Berdasarkan konsep WHO (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood Departemen Kesehatan menerapkan pelayanan kebidanan dasar melalui pertolongan persalinan aman dan bersih. Rumah sakit sebagai organisasi pelayanan kesehatan diharapkan dapat menjadi agen perubah perilaku hidup sehat dengan menjaga higienitas diri melalui praktek higienitas tangan. Membudayakan keselamatan pasien dengan melakukan praktek higienitas tangan yang baik dan benar diharapkan dapat menurunkan angka infeksi nosokomial. Di Indonesia angka kematian ibu masih merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan. Angka kematian ibu mengacu pada jumlah kematian ibu pada kehamilan, persalinan dan masa nifas. Penelitian dilakukan dengan metode kuantitatif menggunakan uji t test dan chi square serta regresi logistik berganda dengan analisis bootstrapping. Sampel adalah bidan di ruang bersalin RSB Asih Panglima Polim Jakarta dengan cara pengambilan data melalui observasi serta pengisian kuesioner. Cuci tangan responden yang sesuai standar “5 Kesempatan Higienitas Tangan” lebih banyak yang angka kepatuhannya (61.1%) masih di bawah ratarata, sedangkan pada standar “11 Langkah Cuci Tangan” didapatkan lebih banyak (55.6%) yang angka kepatuhannya di atas rata-rata. Faktor predisposisi yang secara statistik terbukti signifikan berhubungan dengan angka kepatuhan cuci tangan bidan adalah usia, masa kerja, pengetahuan, dan sensitifitas kulit, faktor pemungkin yang secara statistik terbukti signifikan berhubungan dengan angka kepatuhan cuci tangan bidan adalah pelatihan. Hasil uji multivariat menyatakan sarana prasarana dan kepatuhan terhadap standar “5 Kesempatan Higienitas Tangan” adalah faktor yang paling dominan mempengaruhi kepatuhan terhadap standar “11 Langkah Cuci Tangan”. Dibutuhkan perhatian lebih dari pihak manajemen dan dukungan pimpinan RS terhadap higienitas tangan agar dapat meningkatkan angka kepatuhan cuci tangan para petugas kesehatan di RSB Asih. ......Based on the concept of the WHO (1994): The Four Pillars of Safe Motherhood Department of Health implements a basic obstetric care through safe and clean delivery assistance. Hospital as a health care organization is expected to be the agents of change of health behavior by maintaining hygiene of self through hand hygiene practices. Cultivating patient safety by implementing a correct hand hygiene practice is expected to reduce the number of healthcare associated infection. In Indonesia mother death rates remains a major problem in the health sector. Mother death rates refers to the number of maternal deaths in pregnancy, childbirth and the postpartum period. The study was conducted by quantitative methods using T-test, chi square test and multiple logistic regression with bootstrapping analyses. The sample was a midwife in the delivery room RSB Asih Panglima Polim Jakarta by collecting data through observation and questionnaires. Hand-wash respondents according to the standard "5 Hand Hygiene Opportunities" more of the compliance rate (61.1%) is still below average, while the standard "11 Steps of Hand Wash" earned more (55.6%) are above the compliance rate average. Predisposing factors that are statistically proven significantly associated with hand washing compliance rate of midwives are age, years of service, knowledge, and sensitivity of the skin, enabling factors that are statistically proven significantly associated with hand washing compliance rate of midwives is training. The results of the multivariate test state that the infrastructure and adherence to standards "5 Hand Hygiene Opportunities" is the most dominant factor affecting adherence to the standard "11 Steps Hand Wash". It takes more attention from management and leadership support of the hospital to hand hygiene in order to increase the compliance rate of hand washing among health workers in RSB Asih
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Crisnah Indah
Abstrak :
Praktik cuci tangan merupakan faktor kunci dalam menurunkan dan mencegah infeksi terkait pelayanan kesehatan. Masih rendahnya praktik cuci tangan di kalangan petugas kesehatan menyebabkan angka infeksi di rumah sakit masih cukup tinggi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi elemen yang menjadi penyebab masih rendahnya praktik cuci tangan enam langkah melalui pendekatan elemen strategi implementasi multimodal WHO di RS Islam Siti Khadijah. Digunakan desain cross sectional dengan pendekatan kuantitatif dilanjutkan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan praktik cuci tangan enam langkah baik (61,9% ) dan ketersediaan air dan sabun merupakan faktor yang paling dominan berkontribusi terhadap pelaksanaan praktik cuci tangan enam langkah ......Hand washing practice is key factor to decrease and prevent of health-care assosiated infections. Poor of hand washing practice among healthcare workers causing hospital infection rates are still high. This study aimed to identify the elements that cause the low six-step of hand washing practice through the element of WHO multimodal strategy implementation approach in Siti Khadijah Islamic Hospital, Palembang in 2016. The design was cross-sectional, used quantitative approach, continued by qualitative approach. The results showed that the six-step of hand-washing practice was good (61.9%) and availability of water and soap to be the most dominant factor contributed to the implementation of six steps of hand washing practice
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adisa Yusuf Reksoprodjo
Abstrak :
Salah satu bentuk pola hidup bersih adalah mencuci tangan. Cuci tangan dapat mendatangkan banyak manfaat, antara lain mencegah infeksi yang ditularkan melalui kontak langsung, mencegah infeksi nosokomial serta menurunkan jumlah flora transien. Saat ini, banyak pihak, yang terlibat dalam pelayanan kesehatan, tidak perhatian terhadap kebiasaan mencuci tangan. Hal ini dijumpai tidak hanya dari kalangan rumah sakit dan paramedis, bahkan sampai mahasiswa kedokteran. Penelitian menggunakan desain potong lintang untuk mengetahui asosiasi antara jumlah sumber informasi dengan pengetahuan, sikap, serta perilaku cuci tangan serta faktor-faktor yang berhubungan pada populasi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Angkatan 2007. Pemilihan populasi ini diharapkan dapat mewakili masyarakat Indonesia yang terpelajar sebagai gambaran umum kebiasaaan mencuci tangan. Penelitian cuci tangan ini mengambil data perilaku melalui hasil observasi dan data pengetahuan serta data sikap dari pengisian kuisioner oleh responden. Berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi dan menggunakan metode convenient sampling serta informed consent, didapati 96 responden dengan profil sosiodemografi 49% responden berusia 19 tahun, 61.5% responden adalah perempuan, 95.8% responden tidak memiliki riwayat alergi, dan 56.3% responden mendapatkan informasi cuci tangan yang baik dan benar dari satu sumber informasi saja. Pada penelitian ini jumlah sumber informasi, jenis kelamin, dan riwayat alergi tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pengetahuan, sikap serta perilaku cuci tangan mahasiswa FKUI angkatan 2007. Pengecualian dari hasil tersebut adalah hubungan jenis kelamin terhadap perilaku dan pengetahuan terhadap sikap yang mempunyai hubungan bermakna. Responden perempuan punya peluang perilaku cuci tangan lebih baik sebesar 3,3 kali lipat dibanding laki-laki (95% CI:1.4 – 7.9). Sedangkan, responden yang berpengetahuan baik memilki peluang sikap cuci tangan lebih baik sebesar 3.5x dibanding yang berpengetahuan buruk (95% CI: 1.1 – 11.0) ......Handwashing is the implementation of healthy lifestyle nowadays. There are many benefit from it, such as prevent the nosocomial infection, direct-contact transmission diseases, and reducing the amount of transient flora. Nowadays, handwashing matter has still been ignored, not only from hospital society and paramedic, but also from the medical student. This study is aimed obtaining the association of source information with knowledge about, attitude toward, and also behaviour of handwashing and investigating its influencing factors. This study was conducted at Faculty Medicine University of Indonesia (FMUI) involved students from year 2007 as a study subjects. With convenient sampling and based on eligibility of the inclusion criteria, 96 study subjects were recruited and they voluntarily signed the informed consent paper. The data of behaviour handwashing was taken with observation checklist. Self-completed questionnaire was used to collect data of knowledge about and attitude toward handwashing. Based on the socio-demography variables, 49% were 19 years old, 61,5% were women, and 95,8% didn’t have any alergic history, 56,3% got about the good handwashing from one source. The study shows that gender, alergic history, and good handwashing information sources haven’t significant association, statistically, with knowledge about, attitude toward, and also behaviour of handwashing. Nonetheless, female student is 3.34 times better than male student to have a good behaviour in handwashing (95% CI:1.4 – 7.9). Knowledgeable student tend to have better attitude toward handwashing 3.55 times than poor knowledge student (95% CI: 1.1 – 11.0). To conclude, variable that have a significant association with behaviour of handwashing is gender. Plus, the knowledge about handwashing is vital in improving attitude toward handwashing to a better degree.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library