Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Rusdhy Hariawan Hamid
Abstrak :
ABSTRAK
Analisis Penerimaan Profesional Pemberi Asuhan TerhadapKebijakan Pemeriksaan Serologis HIV Ibu Hamil Di Rumah Sakit Umum DaerahProvinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2018Salah satu metode untuk mencegah penularan HIV/AIDS adalah ProgramPencegahan Penularan dari Ibu ke Anak PPIA dengan skrining universal untukkehamilan. Telah dikeluarkan Surat Edaran Menteri Kesehatan NomorGK/MENKES/001/I/2013 sebagai dasar bagi Direktur RSUD Prov. NTB untukmengeluarkan surat edaran Nomor: 824/15/RSUDP/2017 Tentang Layanan PPIA.Penelitian ini bertujuan menganalisis penerimaan profesional pemberi asuhanterhadap kebijakan pemeriksaan serologis HIV ibu hamil di RSUD Prov. NTB,yang dilakukan dengan analisis deskriptif kualitatif-eksploratif. Pengambilan datadilakukan melalui wawancara mendalam, telaah dokumen dan observasi lapanganserta triangulasi sebagai upaya untuk menjaga validitas data. Analisis dipertajamdengan kerangka Five Stages of Grief dan Second Victim. Para pemberi asuhansecara umum mendukung kebijakan surat edaran, meskipun ada pula yang beradadalam posisi netral. Kegiatan PPIA sudah berlangsung dan proses pelaksanaannyaamat ditentukan oleh pelayanan pada poli VCT . Posisi para pemberi asuhanberada dalam situasi atau fase yang berbeda-beda, mulai dari fase depresi sampaikesiapan berdamai dalam penerimaan penugasan pelayanan PPIA. Perlupenanganan khusus berupa konsultasi psikologis pada profesional pemberi asuhanyang cenderung berada dalam fase depresi. Optimalisaasi pengelolaan sumber dayamanusia melalui pelatihan khusus merupakan rekomendasi yang dapatditindaklanjutiKata kunci:HIV/AIDS, PPIA, profesional pemberi asuhan.
ABSTRACT
Analysis of Professional Health Worker Acceptance on Policy ofSerologic HIV Screening on Expectant Mother in West Nusa Tenggara ProvincePublic Hospital in 2018Prevention from Mother to Child Transmission PMTCT is one of the program toreduce the transmission of HIV AIDS, including universal screening for pregnantwomen. Based on circular letter from The Minister of Health No.GK MENKES 001 I 2013 , the director of West Nusa Tenggara Province Hospitalhas signed a circular that regulates the PMTCT in the Hospital surat edaranNomor 824 15 RSUDP 2017 Tentang Layanan PPIA . The aim of this study is toanalyze the acceptance of professional health worker to the Regulation of universalscreening of HIV on expectant mother in the hospital, using a descriptiveexplorative analysis with in depth interview, document survey and observation,including triangulation in order to have a valid data. Five stages of grief and secondvictim theory was used to make a precise analysis. The professional health workersupports the regulation of PMTCT in the hospital generally, few of them stands inneutral position. PMTCT program is running on condition the dependency on VCTclinic support in counseling. The health workers are in the different depressionstage of grief, including bargaining and depression stage in order to accept theobligation on PMTCT. Particular recommendation of psychology consultation fordepression stage. Need more effort to optimalyze the management of humanresources with special training as a strong recommendation.Keywords HIV AIDS, PMTCT, professional health worker
2018
T50773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dzul Fahmi Afriyanto
Abstrak :
Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi sel darah putih yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh yang dapat terjadi pada populasi berisiko seperti Lelaki Berhubungan Seks Dengan Lelaki (LSL). Kasus LSL yang terinfeksi HIV/AIDS menempati posisi pertama terbanyak di Kabupaten Gresik dibandingkan dengan populasi berisiko lainnya. Hal ini diperlukan tindakan pencegahan HIV/AIDS pada LSL. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis persepsi LSL dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di Kabupaten Gresik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan disain studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dilaksanakan pada bulan April-Mei 2022 pada 8 informan meliputi 6 LSL, seorang staf Dinas Kesehatan Kabupaten Gresik, dan seorang staf Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Gresik. Hasil penelitian menunjukkan perilaku pencegahan HIV/AIDS yang dilakukan LSL adalah penggunaan kondom saat berhubungan seksual, melakukan pemeriksaan VCT, dan melakukan pengobatan ARV bagi yang HIV (+). Perilaku tersebut dipengaruhi persepsi kerentanan dan persepsi bahaya/kesakitan terhadap HIV/AIDS, persepsi manfaat dan hambatan untuk melakukan perilaku tersebut, memiliki keyakinan dapat melakukan perilaku tersebut, dan adanya isyarat untuk melakukannya yang berasal dari teman dekat, keluarga, pasangan, dan petuhgas kesehatan. Untuk itu, perlu dilakukan pelatihan teori perilaku HBM terhadap petugas puskesmas dan menerapkan pendidikan sebaya kepada komunitas LSL tentang perilaku pencegahan HIV/AIDS ......Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects white blood cells which causes a decrease in immunity that can occur in at-risk populations such as Men Who Have Sex With Men (MSM). MSM cases infected with HIV/AIDS occupy the first position in Gresik Regency compared to other at-risk populations. The purpose of this study was to analyze the perception of MSM in HIV/AIDS prevention in Gresik Regency. This research uses a qualitative approach, with a case study design. Data collection was carried out by in-depth interviews carried out in April-May 2022 with 8 informants including 6 MSM, 1 staff from the Gresik District Health Office, and 1 staff from the Gresik District AIDS Commission. The results showed that HIV/AIDS prevention behaviors carried out by MSM were using condoms during sexual intercourse, conducting VCT examinations, and taking ARV treatment for those who were HIV (+). These behaviors are influenced by perceptions of vulnerability and perceptions of harm/illness to HIV/AIDS, perceptions of the benefits and barriers to performing these behaviors, having the belief that they can perform these behaviors, and the presence of cues to do so from close friends, family, partners, and health workers. Therefore, there is a need for training in the theory of HBM behavior for health workers and applying peer education to the MSM community about HIV/AIDS prevention behavior.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Rianita
Abstrak :
ABSTRAK
Salah satu faktor risiko tingginya penularan IMS-HIV/AIDS adalah banyaknya pelanggan yang dilayani seorang WPS. Makin besar jumlah pelanggan, makin besar kemungkinan tertular HIV. Sebaliknya jika WPS telah terinfeksi IMS-HIV, maka makin banyak pelanggan yang mungkin tertular darinya. Rendahnya penggunaan kondom pada transaksi seks merupakan suatu masalah yang harus diperhatikan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktorfaktor yang berhubungan pada WPS dengan HIV/AIDS terhadap perilaku penggunaan kondom pada pelanggannya di Lokalisasi Batu 15 Kota Tanjungpinang tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Populasi studi adalah seluruh WPS dengan HIV/AIDS yang ada di Lokalisasi Batu 15, dengan jumlah sampel 45. Hasil penelitian didapatkan WPS dengan HIV/AIDS yang konsisten terhadap penggunaan kondom adalah 48.9%. Analisa menggunakan uji chi square, menunjukan bahwa terdapat hubungan antara variabel pendidikan, jumlah pelanggan, riwayat penyakit IMS, riwayat penyakit HIV, ketersediaan kondom dan dukungan teman sebaya dengan perilaku penggunaan kondom. Belum tercapainya target nasional penggunaan kondom pada WPS yaitu 60 %, maka perlu adanya kebijakan untuk condom use 100% di Lokalisasi Batu 15 dan promosi kesehatan tentang peningkatan pengetahuan HIV/AIDS dan penggunaan kondom
ABSTRACT
One of the highest risk factor for transmission of IMS-HIV/AIDS is the number of WPS. The more customers, the greater the likelihood of HIV infection. Conversely, if the WPS was infected with an STI, HIV medications, the more customers who might be infected. Low condom use in sex trafficking is a problem that must be taken into account. The purpose of this study was to determine the factors associated with WPS HIV/AIDS, condom use behavior to its clients in the localization of 15 Tanjungpinang City in 2011. In this study used cross-study design. WPS is the entire population with HIV/AIDS in localization of Batu 15, the number of samples, 45. Results of WPS with HIV/AIDS is consistent condom use rate of 48.9%. Analysis of the use Chi-square test, showed that there was a correlation between variables, the number of clients, the history of STDS, history HIV disease, the availability of condoms and peer support with the behavior of condom use. Not achieving national targets on the WPS is 60% condom use, it's a 100% condom use policy in the localization of Batu 15 and health promotion increased knowledge about HIV / AIDS and condom use.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library