Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
Ida Sundari Husen
Jakarta: Grasindo, 2001
840.9 IDA m
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Miserables, Les
Connecticut : Longmeadow, 1991
840.9 MIS w
Buku Teks Universitas Indonesia Library
B.R.Aj. Kooswardini Retno Wulandari
Abstrak :
Gagasan absurditas Albert Camus membahas mengenai konfrontasi antara nalar manusia yang selalu mencari jawaban dan kepastian mengenai kehidupan dan dunia yang tidak pernah memberikan jawaban tersebut. Satu-satunya hal yang pasti hanyalah kematian, hal ini membuat Camus mengatakan bahwa hidup yang dijalani manusia di dunia ini adalah sia-sia dan membandingkannya dengan mite Sisifus.
Skripsi ini membahas bagaimana gagasan absurditas Camus tersebut ditampilkan dalam L?Étranger, sebuah roman yang bercerita mengenai Meursault, seorang manusia yang hidup tanpa mempedulikan norma-norma masyarakat dan dijatuhi hukuman mati. Pembahasan ini dilakukan baik melalui analisis alur dan pengaluran maupun analisis tokoh serta latar.
Albert Camus? idea on absurdity highlights the confrontation between men?s ratio that always seeks out answers and certainty on life and a world that never seems to provide that answer. The only certainty is death, this is what made Camus to mention that the life that we are all living is meaningless and have compared it to the Myth of Sisyphus. this thesis describes how Camus? idea of absurdity are shown in L?Étranger, following the story of Meursault, a man living outside the realms of civil conducts, who was sentenced to death. This paper will dissect the story through analysis of plot, characters and also settings.
Depok: Universitas Indonesia, 2009
S14459
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Badriyah A. S. Mukhlis
Abstrak :
Tujuan penulisan skripsi ini ialah menunjukkan bahwa fungsi keragaman ruang dalam lakon Lorenzaccio mendukung keragaman tokoh, peristiwa, waktu dan mendukung keutuhan karya. Metode penelitian yang dipakai ialah metode struktural yaitu suatu cara pendekatan intrinsik yang menggunakan Ilmu Bahasa sebagai dasarnya. Dasar teori yang dipakai ialah teori Anne Obersfeld mengenai alur, tokoh, ruang dan waktu yang terdapat dalam bukunya Lire le Theatre. Hasil penelitian membuktikan bahwa alur lakon tidak tunggal, tokoh beragam, ruang beragam dan waktu beragam. Ruang yang beragam mendukung keragaman peristiwa yang terjadi di dalamnya. Pergantian ruang terjadi sebagai konsekwensi dari perpindahan tokoh untuk melakukan tindakan. Waktu cerita yang beragam sesuai pula dengan keragaman ruang. Keragaman ruang terlihat mendukung keutuhan karya karena sesuai dengan keragaman alur, keragaman tokoh dan keragaman waktu sehingga terdapat keselarasan antara unsur-unsur tersebut dalam membentuk keutuhan karya. Selain itu terlihat pula dukungan keragaman ruang dalam fungsi utama ruang, yaitu pembentukan realita fiktif. Keragaman ruang bukanlah suatu yang berlebih-lebihan, melainkan wajar untuk menceritakan suatu realita fiktif yang betul-betul hidup sesuai dengan tema pergolakan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1987
S14288
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nuria Widyasari
Abstrak :
Komik Asterix hasil karya Rene Goscinny dan Albert Uderzo merupakan komik yang sangat terkenal bukan saja di negeri asalnya, Perancis, melainkan juga di seluruh dunia. Kejenakaannya begitu mudah dicerna, bahkan oleh masyarakat di negeri-negeri yang tidak memiliki atau mengetahui budaya Perancis sekalipun. Mengapa? Itulah yang dibahas di skripsi ini. Setelah diperhatikan dengan teliti, ternyata komik Asterix mengandung budaya-budaya modern yang mendunia, Padahal latar cerita komik itu berada pada jaman Galia Romawi, yaitu tahun 50 sebelum Masehi. Di sini jelas terjadi suatu anakronisme atau kerancuan waktu. Komik terdiri dari gambar-gambar dan teks yang merupakan satu kesatuan. Dalam komik Asterix ini, gambar-gambar dan teks yang tersaji hampir selalu berupa ikon dari realita masa kini, yang disesuaikan dengan latar cerita, yaitu tahun 50 sebelum Masehi. Sangat terasa bahwa budaya modern itu ada dalarn konsep-konsep ide yang dikemukakan sementara budaya Galia Romawi muncul pada visualisasinya. Dalam sebuah karya sejarah, anakronisme memang merupakan suatu kesalahan besar. Namun komik Asterix justru sengaja menggunakannya untuk menciptakan humor-humor segar. Bahkan dengan _kesalahan_ itu, tanpa disadari, para pembacanya telah mempelajari budaya dan sejarah Romawi serta budaya modern yang dimiliki negara lain. Memang inilah kekuatan komik tersebut.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1991
S14442
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Brereton, Margot
Harmondsworth, Middlesex : Penguin Books, 1956
848.91 BRE s
Buku Teks Universitas Indonesia Library