Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edit Estetika
Abstrak :
Value at risk (VaR) merupakan metode yang dapat digunakan untuk mengestimasi potensi kerugian terbesar (maksimal) yang dapat terjadi sebagai akibat fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing dalam periode waktu tertentu. Bank Syariah dihadapkan pada masalah bagaimana menentukan maksimal risiko nilai tukar (exchange rule risk) yang ditanggung selama 1 hari, 5 hari dan 20 hari untuk suatu valuta asing dengan tingkat kepercayaan sebesar 95%, berapa besar portofolio risiko exchange rate yang ditanggungnya untuk periode dan tingkat kepercayaan yang sama serta bagaimana cara melakukan validasi model untuk melihat tingkat akurasinya dan jenis validasi model apakah yang dapat digunakan untuk mengukur keakuratan model dalam mengestimasi maksimum kerugian dan realisasi kerugian. Untuk menjawab masalah tersebut, digunakan metodologi sebagai berikut: mengumpulkan data kurs tengah harian dan data posisi devisa neto untuk mata uang yang ditransaksikan di Bank Syariah selama periode tertentu, menentukan confidence level dan time harizon. Menghitung return harian masing-masing kurs. Melakukan uji stasionaritas, bila data tidak stasioner dilakukan derencing. Bila data stasioner dilanjutkan dengan uji normalitas data dan uji heteroskedastik. Dari uji normalitas akan diperoleh nilai alpha yang akan digunakan, sedangkan uji heteroskedastik akan menghasilkan nilai standard deviasi. Menghitung nilai VaR dengan formula value at risk. Hasil perhitungan VaR tersebut diuji validitasnya dengan uji bucktesting.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T13570
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tristy Novalia
Abstrak :
Tesis ini menguji secara empiris dinamika hubungan pertumbuhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terhadap pertumbuhan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dan Trade-Weighted Index (TWI). TWI merupakan nilai tukar efektif absolut yang tidak hanya menggambarkan nilai satu nilai tukar saja. Penelitian ini dilakukan terhadap 11 negara mitra dagang utama yang memenuhi nilai ekspor dan impor terbesar seluruh komoditas ditahun 1999 (memenuhi 70%) dan nilai tukar masing-masing negara terhadap dolar Amerika, guna memenuhi perhitungan TWI Indonesia. Seluruh variabel penelitian menggunakan data bulanan dari tahun 1999-2013 dengan menggunakan model Vector Auto Regression (VAR). Kausalitas Granger menggambarkan adanya hubungan satu arah antara IHSG, dengan TWI dan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Dari pengestimasian model VAR dapat disimpulkan bahwa IHSG dapat menjadi leading indicator terhadap sektor riil. Selain menggunakan VAR, penelitian ini juga menggunakan Impulse Response Function (IRF) dan Variance Decomposition (VD). Dari analisis IRF, diperoleh bahwa IHSG dan TWI merespon negatif terhadap shock nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. TWI juga merespon negatif terhadap shock IHSG. Sedangkan, kecepatan penyesuaian respon IHSG lebih cepat dibandingkan TWI terhadap nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Namun terhadap shock IHSG, TWI memiliki kecepatan respon yang lebih cepat. Sedangkan pada hasil analisis VD, tenyata yang memberikan kontribusi pengaruh yang paling besar terhadap TWI adalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. ......This thesis empirically test the relationship dynamics of growth of Jakarta Composite Index (JCI) on the growth of Exchange Rate against the US Dollar and Trade-Weighted Index (TWI). TWI is an absolute effective exchange rate and does not express the price of any single currency. This study was conducted on 11 major trading partners that meet the export and import value of all commodities most in 1999 (meet 70%) and the exchange rate of each country against the US dollar, in order to meet the TWI of Indonesia. The entire study variables using monthly data from the years 1999-2013 with Vector Auto Regression (VAR) models. Granger causality describe a one-way relationship between JCI, with TWI and the rupiah against the US dollar. Estimating by the VAR model, it can be concluded that JCI can be a leading indicator of the real sector. In addition to using the VAR, this study also uses Impulse Response Function (IRF) and Variance Decomposition (VD). From the analysis of IRF, obtained that JCI and TWI respond negatively to the shock value of Rupiah against USD, TWI also responded negatively to the shock of JCI. Meanwhile, the speed of adjustment JCI responses faster than TWI against USD. But,TWI has a faster speed response against JCI shocked. While the results of the analysis of VD, poorer that the greatest influence on the TWI is Rupiah against USD.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Muhammad Candra Fajar Sodiq
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian bertujuan untuk mencari tahu secara komprehensif preferensi kondisi nilai tukar dalam ilmu ekonomi Islam melalui metode Islamisasi Ilmu Ekonomi IOE . Penggunaan metode IOE berarti akan melibatkan perspektif sejarah, fikih, dan juga ekonomi. Dalam perspektif sejarah, ditemukan padanan kasus baik kondisi nilai tukar yang stabil maupun tidak stabil dalam sejarah peradaban Islam. Berdasarkan pendapat Al-Maqrizi dan Al-Asadi dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi nilai tukar yang stabil menjadi kondisi nilai tukar yang ingin dicapai oleh pemerintahan Islam pada masa lalu. Namun secara teknis untuk mencapai kondisi tersebut masih diperdebatkan antara penggunaan sistem nilai tukar tetap atau melalui kontrol moneter. Kemudian dari perspektif fikih, terdapat hikmah dari adanya pengaturan pertukaran mata uang adalah untuk mendorong stabilitas nilai tukar yang secara normatif menguatkan bahwa ilmu ekonomi Islam menginginkan nilai tukar yang stabil. Terakhir dari perspektif ekonomi, pengujian regresi menunjukkan hubungan yang negatif antara volatilitas nilai tukar dengan pertumbuhan perdagangan internasional dan hubungan yang positif terhadap inflasi. Artinya bahwa volatilitas nilai tukar menjadi variabel yang kontraproduktif terhadap stabilitas perekonomian. Sehingga secara keseluruhan dapat ditarik kesimpulan bahwa preferensi kondisi nilai tukar dalam ilmu ekonomi Islam melalui metode IOE adalah kondisi nilai tukar yang stabil dengan derajat kestabilan tidak kaku.
ABSTRACT
This study aims to find out comprehensively the preference of exchange rate condition in the Islamic economics through the method of Islamization of Economics IOE . The use of the IOE means it will involve a historical, fiqh, and economic perspective to the case. In the historical perspective, it found the equivalent case of both stable and unstable exchange rate conditions in the history of Islamic civilization. Through the opinions of Al Maqrizi and Al Asadi, it could be concluded that exchange rate stability was the conditions of exchange rate that the Islamic government had been trying to achieve in the past. However, technically to achieve the condition was debated between the use of fixed exchange rate system or through the monetary control. Then from the fiqh perspective, the wisdom of the currency exchange arrangement is to encourage exchange rate stability which normatively will corroborate Islamic economics preference to the stable exchange rate. Finally from economic perspective, regression testing shows a negative relationship between exchange rate volatility and the growth of international trade and a positive relationship to inflation. This means that exchange rate volatility becomes a counterproductive variable to the stability of the economy. So overall it can be concluded that the preference of exchange rate condition in Islamic economics through IOE method is stable condition of exchange rate with not rigid in stability degree.
2017
S68560
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library