Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anggiana Diniary
"Timbulan sampah makanan di Indonesia diprediksikan terus bertambah setiap tahunnya apabila permasalahan ini tidak diatasi dengan serius. Upaya pengelolaan sampah makanan perlu dilakukan guna mengurangi dampak negatifnya pada lingkungan, sosial, dan ekonomi. Penelitian mengenai faktor pendorong intensi melakukan upaya pengelolaan sampah makanan rumah tangga antargenerasi masih terbatas. Penelitian ini berusaha mengatasi limitasi tersebut dengan mengembangkan model penelitian menggunakan theory of interpersonal behavior serta aspek ekonomi dan religiusitas untuk menjelaskan perilaku mengelola sampah makanan rumah tangga. Hipotesis pada penelitian ini adalah adanya pengaruh yang signifikan antara faktor emosi, sosial, kognitif, ekonomi, dan religiusitas dengan intensi perilaku mengelola sampah makanan antar generasi. Sebanyak 935 muslim Indonesia berpartisipasi dalam survey penelitian. Hasilnya menunjukan bahwa anticipated guilt, sense of community, awareness of consequences, environmental knowledge, financial concern, dan religiosity berpengaruh positif signifikan terhadap intensi mengelola sampah makanan pada generasi Y dan Z. Namun penelitian ini tidak menemukan hubungan yang signifikan antara financial concern terhadap recycle intention pada generasi Y dan Z. Ditemukan juga bahwa anticipated guilt tidak signifikan memengaruhi reuse intention dari generasi Y, financial concern tidak signifikan memengaruhi reuse intention dari generasi Z, dan religiosity tidak signifikan memengaruhi reduce, reuse, dan recycle intention dari generasi Z. Hasil penelitian ini memberikan implikasi yang signifikan kepada pemerintah dan pembuat kebijakan, organisasi sosial, dan akademisi yang tertarik untuk mengembangkan strategi untuk mendorong perilaku pengelolaan sampah makanan rumah tangga.

Food Waste in Indonesia is predicted to increase every year if the problems are not taken seriously. The role of food waste management is important as an effort to reduce its negative effect for the environment, society, and economy. Studies on the driven factor of intention to manage household food waste between generations are still limited. We thus address this gap by developing a research model with Theory of Interpersonal Behavior which includes economy and religiosity factors to explain food waste management behavior. The model hypothesis significant association between emotion, social, cognitive, economic, and religiosity factors with food waste management behavioral intention between generations. A total of 935 Indonesian Muslims participated in this research. The result shows that anticipated guilt, sense of community, awareness of consequences, environmental knowledge, financial concern, and religiosity are positively associated with the intention to manage food waste in generations Y and Z. However, this study did not find a significant relationship between financial concern and recycle intention. It was also found that anticipated guilt did not have a significant impact on reuse intention of the generation Y, financial concern did not have a significant impact with reuse intention of the generation Z, and religiosity did not have a significant impact with reduce, reuse, and recycle intentions of the generation Z. The findings of this study provide implication for policy makers, NGO, and academics that are interested in developing strategies to encourage household food waste management behavior"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurahma Herwinda Putri
"Pertumbuhan penduduk Indonesia diperkirakan akan terus meningkat dan akan berdampak besar bagi berbagai sektor termasuk limbah padat. Persentase sampah terbesar yang dihasilkan di Indonesia diketahui merupakan sampah organik, khususnya sisa makanan. Hal ini mengkhawatirkan karena semakin tinggi pertumbuhan penduduk maka akan semakin banyak sampah yang terbuang dan tak terkelola. Selain itu, pertambahan jumlah penduduk juga menjadi tantangan terhadap ketersediaan sumber daya alam yang terbatas. Besarnya timbulan limbah di sisi lain sebetulnya dapat menjadi sumber daya alternatif untuk mengatasi masalah ini. Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk menganalisis permintaan masyarakat Desa Padamukti terhadap teknologi dan produk hasil pengolahan sampah organik sisa makanan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya agar dapat menjadi bahan acuan untuk menjadi program pengolahan sampah organik menjadi produk olahan yang bernilai tinggi dan diminati masyarakat. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dimana pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan membagikan kuisioner. Hasil dari kuisioner yang dibagikan akan diolah menggunakan analisis deskriptif statistik dan regresi linier berganda untuk menemukan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi besar permintaan tersebut. Berdasarkan data yang diperoleh 46% responden setuju dan 14% responden sangat setuju membutuhkan teknologi untuk mengolah sampah sisa makanan yang dihasilkan dengan teknologi yang paling diminati adalah komposting dengan besar persentase responden setuju sebesar 38% dan sangat setuju sebesar 30%. Sedangkan sebesar 49% responden setuju dan 14% responden sangat setuju tertarik membeli produk hasil pengolahan sampah sisa makanan dengan produk yang paling diminati adalah biogas dengan persentase responden setuju sebesar 36% dan sangat setuju sebesar 22%. Faktor kebutuhan, kemudahan, biaya, dan pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan akan teknologi pengolah sampah dengan nilai signifikansi berurutan dari 0,03; 0,04; 0,04; dan 0,03 sedangkan faktor kualitas, sifat yang ramah lingkungan, distribusi, dan pendapatan rumah tangga berpengaruh signifikan terhadap permintaan akan produk hasil pengolahan sampah organik sisa makanan di Desa Padamukti dengan nilai signifikansi berurutan dari 0,02; 0,01; 0,02; dan 0,03. Penyediaan bantuan sarana dan prasarana pengolahan sampah organik sisa makanan oleh pemerintah diperlukan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengolah sampah. Pemberian penyuluhan dan pelatihan terhadap berbagai jenis teknologi pengolahan sampah organik sisa makanan beserta manfaat yang dapat diberikan kepada masyarakat juga diperlukan untuk memberikan pilihan bagi masyarakat dalam mengolah sampah yang dihasilka

Indonesia's population growth is expected to continue to increase and will have a major impact on various sectors including solid waste. The largest percentage of waste generated in Indonesia is known to be organic waste, especially food waste. This is concerning because the higher the population growth, the more waste will be wasted and unmanaged, the increase in population is also a challenge to the availability of limited natural resources. The amount of waste generated on the other hand can be an alternative resource to overcome this problem. Therefore, this study was conducted to analyze the demand of the Padamukti Village community for technology and products from processing the organic food waste and the factors that influence it so that it can be used as reference material to become a program for processing organic waste into processed products that are of high value and are of interest to the public. The research was conducted with a quantitative approach where data collection was carried out by interviewing and distributing questionnaires. The results of the distributed questionnaires will be processed using statistical descriptive analysis and multiple linear regression to find out what factors influence the demand. Based on the data obtained, 46% of respondents agree and 14% of respondents strongly agree that technology is needed to process food waste produced the most desirable technology is composting with a large percentage of respondents agreeing at 38% and strongly agreeing at 30%. Meanwhile, 49% of respondents agree and 14% of respondents strongly agree that they are interested in buying products from food waste processing with the most desirable product being biogas with the percentage of respondents agreeing at 36% and strongly agreeing at 22%. The factors of need, convenience, cost, and household income have a significant effect on the demand for waste processing technology with sequential significance values of 0,03; 0,04; 0.04; and 0,03 while factors of quality, environmentally friendly nature, distribution, and household income have a significant effect on the demand for products from processing organic food waste in Padamukti Village with sequential significance values of 0,02; 0,01; 0,02; and 0,03. The government needs to provide facilities and infrastructure for processing food waste and organic waste to facilitate the community in processing waste. Providing counseling and training on various types of food waste processing technology along with the benefits that can be provided to the community is also needed to provide choices for the community in processing the waste they produce."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idhar Muhtar
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara langsung jumlah jejak karbon yang dihasilkan oleh limbah makanan dari rumah makan di kota Ternate. Analisis ini menggunakan variabel bebas yaitu jumlah piring yang disampling dan berat dari limbah makanan yang dihitung pada setiap kategori yang ada. Serta, variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dalam hal ini adalah emisi CO2 yang dihasilkan dari sampah makanan. Penelitian ini menggunakan metode literatur sebagai bahan pertimbangan, serta perhitungan dari jejak karbon menggunakan faktor emisi yang sudah ditetapkan oleh penelitian terdahulu. Dari hasil penelitian yang didapatkan bahwa komposisi limbah makanan yang di rumah makan pada kota Ternate didominasi oleh makanan pokok dalam hal ini nasi sebesar 38%, daging 35%, dan sayuran 13% dengan hasil rata-rata limbah makanan secara keseluruhan adalah 89,77 g/piring/hari. Jejak karbon yang dihasilkan sebesar 55,3 kg CO2eq/piring/tahun dan sekitar 75,2% total jejak karbon diakibatkan karena limbah makanan kategori pokok.

This undergraduate thesis aims to directly analyze the amount of carbon footprint produced by food waste from restaurants in the city of Ternate. This analysis uses the independent variables, namely the number of plates sampled and the weight of food waste calculated for each category. Also, the dependent variable, namely the variable that is influenced by the independent variable in this case is CO2 emissions generated from food waste. This study uses the literature method as a consideration, as well as the calculation of the carbon footprint using emission factors that have been determined by previous studies. From the results of the study, it was found that the composition of food waste in restaurants in the city of Ternate was dominated by staple foods in this case rice by 38%, meat 35%, and vegetables 13% with an overall average yield of food waste was 89,77 g/plate/day. The carbon footprint produced is 55,3 kg CO2eq/plate/year and about 75,2% of the total carbon footprint is caused by food waste in the main categories."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library