Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Faradina Chitra
Abstrak :
Penelitian ini membahas evaluasi penerapan food safety dan analisis risiko pada proses pengelolaan makanan untuk pekerja pabrik X di catering Cianjur pada tahun 2014. Proses pengelolaan makanan di catering Cianjur meliputi proses penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan bahan makanan, pengolahan makanan, pengangkutan makanan, dan penyajian makanan. Penelitian mengacu pada standar AS/NZS 4360:2004 dengan menggunakan analisis risiko semikuantitatif dan FAO/WHO (2011) dengan menggunakan analisis kualitatif. Tujuan dari skripsi ini adalah untuk mendapatkan gambaran penerapan food safety dan tingkat risiko pada setiap proses pengelolaan makanan di catering Cianjur. Hasil penelitian adalah gambaran penerapan food safety dan tingkat risiko berdasarkan penerapan food safety pada setiap proses. Hasil penelitian dapat menjadi dasar pertimbangan program pengendalian risiko di catering Cianjur.
This study discusses about evaluation on the implementation of food safety and risk analysis on food management process for X factory worker, at Cianjur Catering in 2014. The food management processes at Cianjur Catering include reception of groceries, storage, preparation, food processing, food transporting, and food serving. This study is conducted based on AS/NZS 4360:2004, and uses semi quantitative risk analysis and based on FAO/WHO (2011), uses qualitative risk analysis. The goal of this study are to obtain overview of the implementation of food safety and risk value in each process of the food management processes. The result of this study are an overview of the implementation of food safety and the levels of risk, based on the food safety implementation in each process. This result may be used as a basis consideration for the risk control programs at Cianjur Catering.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58545
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zayd Alfi Haydar
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menilai food safety menggunakan sistem Hazard Aanalysis Critical Control Point dan Good Manufacturing Practices sebagai dasar food safety pada pengolahan makan siang karyawan PT.TaishoTahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan desain studi cross-sectional. Data dikumpulkan dengan cara observasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini penilaian GMP di catering Masitoh dan Cafetaria PT.Taisho sudah baik, serta pedoman HACCP terhadap pengolahan produk Telur Mata Sapi pada menu makan siang karyawan PT.Taisho Depok.
This study aims to assess food safety using Hazard Aanalysis Critical Control Point and Good Manufacturing Practices system as the basis for food safety in the producing of employee?s lunch PT.Taisho 2015. This research use study design qualitative descriptive cross-sectional. Data collected by observation and interview. Results from this study is GMP assessment in Masitoh catering and PT.Taisho cafeterias is good, and HACCP guidelines for the processing of fried egg as products on the employees lunch menu at PT.Taisho Depok.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60835
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana Sanjaya
Abstrak :
ABSTRAK
Terjadinya foodborne disease pada karyawan akan mempengaruhi poduktifitas kerja dan merugikan perusahaan. Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perlu dilakukan berbagai hal yang dapat menjamin tersedianya makanan yang aman dikonsumsi oleh karyawan. Penelitian ini bertujuan menilai peranan pedoman sederhana Five Keys to Safer Food untuk mencegah terjadinya foodborne disease dikaitkan dengan food safety audit yang telah dilakukan oleh perusahaan. Penelitian dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada 30 orang penjamah makanan, observasi kesesuaian tindakan dengan posedur serta penilaian kembali 10 indikator audit yang mendapatkan nilai terendah pada audit sebelumnya. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan bermakna dari pengetahuan dan perilaku responden (p=0.001) mengenai pentingnya pemisahan makanan mentah dan makanan matang untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang. Berdasarkan perhitungan statistik dan observasi lapangan, dapat disimpulkan bahwa prosedur kerja perusahaan sudah baik, namun belum terimplementasikan seluruhnya. Perusahaan disarankan melakukan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan responden serta melakukan food safety audit secara rutin untuk mengetahui kondisi aktual agar dapat mempertahankan atau meningkatkan aspek food safety dalam rangka pencegahan terjadinya foodborne disease.
ABSTRACT
The occurrence of foodborne disease will affect employeess works poductivity and hurt the company. To prevent this, a variety of things need to be done to ensure that each employee consume a safe food. This study aims to evaluate the rule of simple guidelines Five Keys to Safer Food to prevent foodborne disease associated with food safety audit conducted by the company. The study was conducted by giving questionnaires to 30 food handlers, observations of procedures compliance with actions and reassessment the lowest 10 indicators score from the previous audit. The result showed a significant association of the knowledge and behavior of the respondents (p = 0.001) on the importance of separation of raw foods and cooked foods to prevent cross contamination. Based on statistical calculations and field observations, it can be concluded that the company's operation procedures are good, but not yet entirely implemented. Companies are advised to do the training to enhance the knowledge of respondents and conduct a regular food safety audits to determine the actual conditions in order to maintain or enhance aspects of food safety to prevent the occurrence of foodborne disease.
2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedek Muhammad
Abstrak :
Globalisasi perdagangan makanan dan perkembangan teknologi dalam produksi perikanan, penanganan, pengolahan dan distribusi serta peningkatan kepedulian dan permintaan konsumen untuk keamanan dan mutu makanan yang tinggi menjadikan keamanan pangan dan jaminan kualitas yang tinggi dalam kepedulian publik dan perioritas bagi banyak pemerintah. Dalam hal pengelolaan perikanan, tahapan kegiatan pasca produksi menjadi hal yang penting dan perlu untuk diperhatikan dalam mengusahakan peningkatan nilai komoditas perikanan tangkap karena berkaitan erat dengan pengupayaan keamanan pangan dan jaminan kualitas ikan yang diharapkan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut mengenai peranan hukum dan kebijakan-kebijakan pemerintah terkait kegiatan pasca produksi dalam pengelolaan perikanan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan melihat pengaturan yang telah ada terkait dengan kegiatan pasca produksi dari tataran legislasi hingga petunjuk teknis. Ketentuan hukum mengenai kegiatan pasca produksi perikanan belum sepenuhnya diatur secara eksplisit untuk meningkatkan komoditas perikanan Indonesia di pasar lokal ataupun global. ......The globalization of food trade and technological developments in fisheries production, handling, processing and distribution as well as the increased consumer concern and demand for high food safety and quality make food safety and high quality assurance became public awareness and priority for many governments. In terms of fisheries management, post production activities stages are important and need to be taken into account in trying to increase the value of Indonesia rsquo s capture fishery commodities as they are closely linked to food security and quality assurance of expected fish. This study was conducted to find out more about the role of law and government policies related to post production activities in capture fisheries management in Indonesia. This study was conducted by looking at existing arrangements related to post production activities from the level of legislation to technical guidance. Legal provisions concerning post fishery production activities have not been fully explicitly regulated to increase Indonesian fishery commodities in local or global markets.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatul Laili
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keamanan pangan pada makanan di kantin Sekolah Dasar Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder, yang terdiri dari hasil uji laboratorium 63 sampel makanan dan hasil wawancara 63 penjamah makanan menggunakan kuesioner oleh peneliti utama. Hasil penelitian menunjukkan 9,5% sampel makanan tidak memenuhi syarat keamanan pangan karena terkontaminasi oleh Escherichia coli. Analisis bivariat dengan uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keamanan pangan dengan pencegahan kontaminasi silang (p=0,044). Sedangkan faktor karakteristik, tingkat pendidikan penjamah makanan, keikutsertaan pelatihan, pengetahuan, sikap, peilaku, kebersihan pangan, kebersihan pribadi penjamah makanan, kebersihan peralatan, dan sanitasi tempat pengolahan makanan tidak memiliki hubungan yang signifikan. Oleh karena itu, penjamah makanan di kantin Sekolah Dasar wilayah kecamatan Pancoran Mas perlu diberikan pembinaan terkait pengolahan makanan sesuai dengan prinsip higiene dan sanitasi yang baik, selain itu pihak sekolah harus selalu terlibat dalam pengawasan terhadap higiene dan sanitasi bangunan konter kantin, serta penerapan prinsipnya oleh penjamah makanan di konter kantin. Kata kunci: Konter kantin, sanitasi, keamanan pangan, sekolah dasar.
ABSTRACT
The purpose of this research is to identify the safetiness of foods in Pancoran Mas Elementary School canteen, Depok. This research accomplished by using a cross sectional method such as examining 63 food samples in laboratorium and interviewing 63 cafetaria food sellers by questionaires.The result of this research shows that 9,5% of food samples has not qualified the standard of food safetiness by containing Escherichia Coli. The Bivariate analysis with chi-square shows that there is a significant relation between the level of food safetiness and a cross-contamination preventing (p=0,044), while the other variables such as characteristic factors, education level of cafetaria food sellers, cafetaria food sellers participation in training program, knowledge, attitude, behaviour, food hygiene, self hygiene of cafetaria food sellers, utensils hygiene and sanitation system of cooking environment were not significant. According to the result of this research it is necessary to give a training program for food sellers in Pancoran Mas elementary school cafetaria about how to properly cook and produce food based on good sanitation and food hygiene standard. The Pancoran Mas Elementary School engagement in monitoring about the hygiene of it's cafetaria, the construction program of good sanitation infrastucture, and food producing hygiene principal application among the cafetaria food sellers also necessarilly needed.
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Farida
Abstrak :
Label pangan memiliki peranan yang penting dalam memengaruhi keputusan konsumenuntuk membeli produk pangan. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakansebagai upaya menjamin keamanan pangan melalui pencantuman informasi yang benardan jelas pada label pangan antara lain Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentangPangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan,dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2017tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Namun, implementasi kebijakan tersebut belumberjalan optimal dan masih banyak ditemukan pelanggaran label khususnya produkyang dihasilkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM pangan. Penelitianini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakanlabel pangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang. Penelitan ini dilakukandengan pendekatan kualitatif untuk menggali pandangan stakeholder melaluiwawancara mendalam serta fokus grup diskusi FGD . Dilakukan content analysisuntuk menyimpulkan fenomena tematik yang dilengkapi dengan observasi terhadap 12produk UMKM di Jakarta dan 7 produk UMKM di Semarang sebagai bentuk triangulasiuntuk menjaga validitas data. Analisis diperdalam dengan framework implementasikebijakan Edward III meliputi empat variabel yang mempengaruhi implementasikebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasilobservasi terhadap label UMKM pangan mendapatkan produk yang Tidak MemenuhiKetentuan TMK di Jakarta 91,6 dan Semarang 85,7 dengan pelanggarantertinggi adalah tidak tercantumnya keterangan kode produksi. Rendahnya penerapankebijakan label pangan antara lain disebabkan kurangnya dukungan pemerintahsehingga membatasi frekuensi sosialisasi, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasijuga memengaruhi koordinasi lintas sektor yang menyebabkan rendahnya keberhasilanprogram pengawasan dan pembinaan UMKM pangan. Penerapan kebijakan labelpangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang belum berjalan optimal yangdibuktikan dengan masih tingginya pelanggaran terhadap pencantuman keterangan padalabel. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat memperkuat frekuensi komunikasi,alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi serta koordinasi lintas sektor agar prosesimplementasi kebijakan oleh UMKM pangan baik di Jakarta maupun Semarang dapatberjalan optimal.Kata kunci:Implementasi kebijakan, label pangan, UMKM pangan. ......Food labels have an important role in affecting consumer decisions when purchasing aproduct. The government has set various policies in an effort to ensure food safetythrough correct and clear labelling, including Law No. 18 of 2012 on Food, GovernmentRegulation No. 69 of 1999 on Food Labelling and Advertisement, and Head of NationalAgency for Drug and Food Control Regulation No. 27 of 2017 on Food ProductRegistration. However, implementation of these policies is not optimal and manyviolations occur especially in Micro, Small, and Medium Food Enterprises MSME .This research is aimed analyzing the factors that affect the implementation of foodlabelling policies in food MSME in Jakarta and Semarang. This is a qualitative studyaimed at identifying stakeholder views through in depth interviews and Focused GroupDiscussions FGD . Content analysis was performed to determine the thematicphenomena, completed with observation of 12 MSME products in Jakarta and 7products in Semarang as a form of triangulation to maintain data validity. Analysis wasdetailed by framework implementation of Edward III policy which includes fourvariables that affect the implementation of a policy ndash communication, resources,disposition, and bureaucracy structure. Observations of MSME food labels revealedmajor violations in Jakarta 91.6 and Semarang 85.7 as production codes werenot printed on the labels. This low rate of policy implementation was caused by the lackof government support which limited socialization frequency, resource allocation,monitoring and evaluation that also affected coordination across sectors that caused alow success rate of the monitoring and maintenance program for food MSME.Implementation of food labeling policies in food MSME in Jakarta and Semarang is notoptimal as proven by the high rate of violations towards items to be posted on foodlabels. Therefore, the government should enhance the frequency of communication,resource allocation, monitoring and evaluation, as well as coordination across sectors toensure optimum implementation of the policy in Jakarta and SemarangKey words Implementation of policies, food labelling, food MSME
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50555
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Kartika Ramadhani
Abstrak :
Penyakit akibat makanan merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang disebabkan oleh pangan yang tercemar bahan-bahan yang dapat membahayakan kesehatan. Sistem jaminan mutu pangan yang dapat mencegah kotaminasi makanan oleh berbagai cemaran adalah Hazard Analysis Critical Control Point HACCP. Aplikasi HACCP didukung oleh program prasayarat atau prerequisite program PRP sebagai fondasi sistem keamanan pangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran implementasi HACCP sebagai sistem keamanan pangan. Pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan desain studi kasus. Penelitian dilakukan di salah satu restoran cepat saji ternama di wilayah Jakarta Barat dengan melakukan kunjungan langsung ke lokasi penelitian untuk melakukan observasi penyelenggaraan makanan, wawancara karyawan, dan melakukan telaah dokumen berkaitan dengan sistem keamanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Restoran X telah mengimplementasikan sistem keamanan pangan HACCP dengan dasar penerapan PRP. Aplikasi sistem keamanan pangan berupa penerapan Standard Operational Procedure SOP yang mengatur mengenai pembuatan produk, penggunaan dan perawatan alat, pelayanan kepada pelanggan, serta perilaku karyawan. Penerapan PRP perlu ditingkatkan dengan memaksimalkan pemantauan hama, pemeriksaan kesehatan karyawan, penerapan SOP perilaku karyawan, serta pelatihan hygiene dan sanitasi. Restoran X sebagai gerai cabang telah menerapkan 7 prinsip HACCP, walaupun masih perlu meningkatkan implementasi prinsip pemantauan critical control point CCP, dan dokumentasi HACCP. ......Foodborne disease is a public health issue which is caused by food which contaminated with harmful contaminants related to health. A food quality assurance system which could prevent any food contamination is Hazard Analysis Critical Control Point HACCP. HACCP application supported by prerequisite program PRP as foundation of food safety system. This research aims to see the overview of HACCP implementation as food safety system. Approach used is qualitative research with case study design. This research was conducted at one of the fast food restaurants in West Jakarta, Indonesia by conducting direct visits to the research site to observe the implementation of food service management, interviewing employees and reviewing documents related to the food safety system. Research shows result that Restaurant X has implemented HACCP food safety system with PRP based. The application of food safety system has done in the form of Standard Operational Procedure SOP implementation which regulates the food production, tools utilization and maintenance, service to customer, and employee behavior. The implementation of PRP needs to be enhanced by maximizing pest control, employee health monitoring, employee behavior SOP implementation, and hygiene and sanitation training. In conclusion, Restaurant X as a branch outlet has implemented seven HACCP principles, although it still needs to be improved in the critical control point CCP monitoring principles and the HACCP documentation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Florentinus Gregorius Winarno
Bogor: M-BRIO press, 2004
664.07 WIN k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
This book presents a comprehensive and substantial overview of the emerging field of food safety engineering, bringing together in one volume the four essential components of food safety: the fundamentals of microbial growth food safety detection techniques microbial inactivation techniques food safety management systems Written by a team of highly active international experts with both academic and professional credentials, the book is divided into five parts. Part I details the principles of food safety including microbial growth and modelling. Part II addresses novel and rapid food safety detection methods. Parts III and IV look at various traditional and novel thermal and non-thermal processing techniques for microbial inactivation. Part V concludes the book with an overview of the major international food safety management systems such as GMP, SSOP, HACCP and ISO22000.
Chichester: Wiley Blackwell, 2012
664.06 HAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handayani
Abstrak :
ABSTRAK
Pengolahan tepung ikan dari limbah hasil perikanan sebagai bahan baku pupuk organik telah mulai berkembang di Indonesia. Pemanfaatan ini memberikan nilai ekonomis bagi limbah hasil perikanan dan devisa negara serta berdampak positif bagi lingkungan. Di sisi lain, ekspor tepung ikan untuk pupuk dengan pasar tunggal Jepang mengalami penolakan karena sering terkontaminasi hewan selain ikan, seperti material sapi dan material ayam yang dikhawatirkan akan menjadi media pembawa penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kontaminasi material hewan selain ikan pada tepung limbah ikan untuk pupuk dengan menggunakan metode polymerase chain reaction (PCR), mengetahui pada tahapan proses mana terjadinya kontaminasi material hewan selain ikan, serta pengembangan sistem pengolahan tepung limbah ikan untuk pupuk dengan mengadopsi sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), yang dilakukan di suplier atau pengumpul di Muara Angke - Jakarta serta unit pengolah tepung ikan di Sidoarjo dan Banyuwangi - Jawa Timur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tahap suplier dan unit pengolahan tepung limbah ikan, kontaminasi material ayam dan material sapi positif terdeteksi melalui identifikasi DNA dengan metode pengujian PCR, yaitu 133 bp untuk ayam dan 271 bp untuk sapi. Perlakuan penambahan bulu ayam pada tepung ikan sebesar 5%, 10%, 15% dan 20 % memberikan hasil yang berbeda nyata terhadap peningkatan protein non nitrogen tepung ikan, sehingga penambahan material ayam diduga sengaja ditambahkan untuk mengelabui (economic fraud) peningkatan protein tepung ikan. Penerapan sistem Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) secara kosisten dapat meningkatkan jaminan mutu tepung limbah ikan. Peran pemerintah dalam sistem sertifikasi, yaitu sertifikat HACCP untuk proses pengolahan tepung ikan dan sertifikat kesehatan (Health Certificate) untuk produk akan mampu menyelesaikan kasus penolakan tepung limbah ikan di negara importir khususnya Jepang. Direkomendasikan bahwa pengolahan tepung ikan untuk pupuk perlu menerapkan sistem pengendalian mutu berdasarkan konsepsi HACCP.
ABSTRACT
Processing of fish meal from fishery waste as raw material for organic fertilizer has been processed in Indonesia. The utilization of fishery waste generate economic value and foreign exchange as well as posotive impact to the enviroment. On the other hand, export of this product to Japan, considered as a single market destination, have been rejected quite often due to its contaminated by other animal material such as bovine and chicken which could be used as media of diseases. The objection of this study are to identify animal material contamination other than fish in fish meal product using polymerase chain reaction (PCR) methode and processing step contaminated, as well as development of product processing system by adopting HACCP in supplier and processing unit in Muara Angke – Jakarta, Sidoarjo – East Java and Banyuwangi - East Java. The result shows that in the supplier and processing unit, contaminants of bovine and chicken material have been detected using DNA identification by polymerase chain reaction (PCR), which are 133 bp for chicken and 271 bp for bovine material. Treatments carried out by addition of chicken feather of 5%, 10%, 15% and 20% to the product, show significantly different increasing of protein content detected, of which this economic fraud have always done by supplier and processor. Consistent implementation of HACCP system will increasing the quality assurance of product. Government roles in HACCP certification system for product processing ang Health Certificate to the product will give solution to eliminate rejection in country destination, especially Japan. It is highly recommended that application of the haccp system in processing of fish meal shall be implemented.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T38684
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>