Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ridhan Adli Faisal
Abstrak :
Pasar saham Indonesia mendapatkan kenaikan jumlah investor sebesar 838% dari tahun 2016 ke tahun 2021. Beberapa peneliti mengatakan bahwa masyarakat akan berpartisipasi di pasar saham ketika literasi keuangan mereka tinggi. Namun, berdasarkan survey yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, masyarakat Indonesia yang memiliki literasi keuangan yang baik hanya sebesar 4.92%. Hal ini menimbulkan pertanyaan apakah investor baru yang bergabung di pasar saham memang memiliki literasi keuangan yang baik. Pertanyaan ini akan coba dijawab dengan menggunakan tes empiris yang didapatkan dari kuesioner. Literasi keuangan juga akan dianalisis untuk melihat pengaruhnya terhadap aloaksi aset di saham jika dibandingkan dengan total aset finansial lainnya. Hubungan ini dicoba untuk dilihat menggunakan regresi dengan karakterisitik demografi sebagai kontrol variabel. Variabel instrumental menggunakan dua tahap regresi digunakan untuk mengatasi permasalahan edogenitas yang mungkin muncul. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memahami kondisi saat ini dari investor Indonesia di pasar saham dan dapat membantu semua pemangku kepentingan dalam membuat rencana serta penyesuaian terhadap regulasi dan strategi yang dibutuhkan. ......Indonesia Stock Market gained more than 838% of new investors from 2016 to 2021. Some researchers suggest that more people could be participating in the stock market if their financial literacy was high. However, according to a survey conducted by the Indonesia Financial Services Authority in 2019, Indonesians that were well-literate about the stock market were only around 4,92%. This raises questions whether the investors that were participating in the stock market really have a high enough level of financial literacy. This question was attempted to be answered by using an empirical test that was obtained by surveying. Financial literacy was also analyzed to understand its impact on how much of the investors' assets is allocated to the stock market compared to their total financial. This relationship was attempted to be discovered by using a regression analysis with some demographic characteristics used as control variables. Instrumental variables with two stage regression were used to tackle an endogeneity problem that might. This research helps to understand the current condition of investors in the Indonesian Stock Market to help all stakeholders to make plans and adjustments to the regulations and strategies accordingly.
Depok: Fakultas Ekonomi dan BIsnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randy Rahmadi
Abstrak :
Penelitian ini membahas potensi perusahaan mengalami financial distress dengan menggunakan model Altman Z-score di perusahaan di industri kelapa sawit pada keadaan harga komoditas dan nilai tukar rupiah terhadap US Dolar mengalami pelemahan. Dalam penelitian ini perusahaan kelapa sawit dibandingkan kinerja keuangannya (dalam hal potensi mengalami financial distress) antara perusahaan yang memiliki bisnis pada industri hilir dan yang tidak memiliki bisnis di industri hilir. Penelitian ini menggunakan data 10 perusahaan kelapa sawit yang telah terdaftar di bursa efek Indonesia sejak tahun 2011 yang mana 4 diantaranya melakukan diversifikasi pada industri hilir. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa secara bersama-sama turunnya harga komoditas dan turunnya nilai tukar rupiah terhadap US Dolar memiliki pengaruh secara signifikan terhadap potensi terjadinya financial distress. Selain itu perusahaan yang tidak melakukan diversifikasi pada unit bisnis industri hilir memiliki potensi kebangkrutan lebih banyak dengan kejadian sebanyak 11x dalam 6 tahun terakhir atau setara dengan 30.6% dari data yang ada. Sedangkan pada perusahaan yang memiliki diversifikasi pada industri hilir hanya mengalami sebanyak 1x atau sebesar 4.2%. ......This study discusses the potential for Palm Oil Companies experiencing financial distress by using a model of the Altman Z-score in the condition of weakening commodity prices and the Rupiah exchange rate against the US dollar weakened. This study compares financial performances of Palm Oil Companies with diversified business in downstresam industry and those without diversified business. The results indicate that simultaneously falling commodity prices and the falling value of the rupiah against the US dollar had a significant influence on the potential financial distress. In addition, the company that not conducting a diversification on the downstream industry business unit has a potential bankruptcy more to the events as much as 11x in the past 6 years, equivalent to 30.6% of the existing data. While the company has diversified in the downstream industry only experienced as 1x or by 4.2%
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Frendy Pradana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku keuangan dengan pilihan instrumen investasi keuangan (terutama di deposito, saham, reksadana, emas, dan obligasi) para generasi millenial profesional. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian dan mengambil 214 responden dari generasi millennial yang bekerja di sektor profesional sebagai sampel. Data diolah dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan Analisis Kontingensi untuk mengetahui Chi-Square yang akan dibandingkan dengan Tabel Distribusi Chi-Square. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengetahuan keuangan, sikap keuangan, dan perilaku secara memiliki hubungan terhadap pilihan investasi Millennials. Berdasarkan hasil tersebut, direkomendasikan agar lembaga keuangan dapat memikirkan kembali model bisnis yang dapat diterapkan untuk menjangkau generasi millenial profesional serta dapat menciptakan produk-produk investasi dengan berbasis teknologi yang dapat dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan generasi millenial profesional. Selain itu, diharapkan pula agar pemerintah melalui/bersama dengan OJK diharapkan agar dapat memberikan edukasi agar dapat meningkatkan literasi/pengetahuan keuangan generasi millenial profesional untuk meningkatkan kemampuan generasi millenial dalam membuat suatu keputusan keuangan. ......This research aims to examine the correlation between the financial knowledge, financial attitude, and financial behavior of professional Millennials to the choice of financial investment instruments (especially in deposits, stocks, mutual funds, golds, and bonds). This research uses questionnaires as a research instrument and takes 214 millennials who work in the professional sector as samples. The data is processed by using descriptive statistical analysis and Contingency Analysis to figure out the Chi-Square which will be compared to the Chi-Square Distribution Table. The results of this study conclude that the investment choice of Millennials dependent to financial knowledge, financial attitude, and financial behavior. Based on these results, it is reccomended that financial institutions can review their business models which most suitable to be applied to reach out the professional millennial generation and can create technology-based investment products which can be personalized according to their needs. In addition, it is also hoped that the government through/together with OJK is expected to be able to provide education in order to increase the financial literacy of the professional millennial generation to improve their ability in making financial decisions.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Chairunnisa
Abstrak :
Akhir–akhir ini, berkembang fenomena influencer saham oleh influencer terkenal yang tampaknya mengarah pada bias perilaku pada pasar saham. Harga saham berubah secara signifikan setelah influencer saham membagikan informasi atau merekomendasi saham tertentu. Kami mengumpulkan data dari 132 investor individu yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Kami melakukan pengumpulan data melalui kuesioner dengan menggunakan 5 skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kredibilitas influencer memiliki pengaruh signifikan terhadap perilaku herding. Namun, tidak ada bukti yang signifikan bahwa literasi keuangan memoderasi pada hubungan tersebut. Menariknya, kami menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan signifikan pada perilaku herding antara investor millennial dan non millennial. ......Recently, there is a phenomenon in Indonesia’s capital market that famous influencers seem to lead to behavioral bias in the stock market. Stock price changes significantly after those stock influencers share information or recommend certain stocks. This research examines how the stock influencer’s credibility affects investors’ intention to invest in recommended stock. We collect data from 132 individual investors who participate in the research. We use a questionnaire with a 5-Likert scale. The result shows that an influencer’s credibility has a significant influence on investors’ herding behavior. However, there is no significant evidence that financial literacy matters in that relationship. Interestingly, we found there is no significant difference in herding behavior between millennial and non-millennial investors.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Febriana
Abstrak :
Masalah tingkat literasi keuangan yang paling sering disoroti adalah variabel sosial-ekonomi dan demografi. Oleh sebab itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan variabel sosial-ekonomi dan demografi dengan tingkat literasi keuangan perempuan usia 20-39 tahun di DKI Jakarta baik secara parsial maupun simultan. Selain itu, untuk menganalisis tingkat literasi keuangan perempuan usia 20-39 tahun di DKI Jakarta. Variabel independen penelitian ini adalah variabel dari status perkawinan, pekerjaan, anggota keluarga yang menjadi tanggungan (sosial-ekonomi) dan variabel demografi yang terdiri dari usia, tingkat pendidikan, tingkat pendidikan orang tua, pendapatan. Variabel dependen literasi keuangan terdiri dari tiga dimensi yaitu sikap keuangan, perilaku keuangan, dan pengetahuan keuangan yang sesuai dengan penelitian oleh Potrich, Vieira, dan Kirch pada tahun 2015. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan instrument kuesioner yang diisi oleh 400 responden dengan teknik penarikan quota sampling. Uji Chi-Square dan Crosstabs digunakan untuk menganalisis hubungan pada data nominal dan ordinal pada variabel yang digunakan. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa variabel sosial-ekonomi dan demografi secara simultan memiliki hubungan positif signifikan dengan tingkat literasi keuangan. Sementara, variabel sosial-ekonomi (pekerjaan) dan variabel demografi (tingkat pendidikan, tingkat pendidikan orang tua, dan pendapatan) secara parsial memiliki hubungan positif signifikan dengan tingkat literasi keuangan perempuan usia 20-39 tahun di DKI Jakarta. ......The problem of the level of financial literacy that is most often highlighted is the socio-economic and demographic variables. Therefore, the aim of this study is to analyze the relationship between socio-economic and demographic variables with the level of financial literacy of women aged 20-39 years in DKI Jakarta, either partially or simultaneously. In addition, to analyze the level of financial literacy of women aged 20-39 years in DKI Jakarta. The independent variables of this study were variables of marital status, occupation, dependent family members (socio-economic) and demographic variables consisting of age, education level, parental education level, income. The dependent variable of financial literacy consists of three dimensions, namely financial attitudes, financial behavior, and financial knowledge which are in accordance with research by Potrich, Vieira, and Kirch in 2015. This research is a quantitative study using a questionnaire instrument filled with 400 respondents using withdrawal techniques. quota sampling. Chi-Square and Crosstabs tests were used to analyze the relationship between nominal and ordinal data on the variables used. The results showed that the socio-economic and demographic variables simultaneously had a significant positive relationship with the level of financial literacy. Meanwhile, socio-economic variables (occupation) and demographic variables (education level, parental education level, and income) partially have a significant positive relationship with the level of financial literacy of women aged 20-39 years in DKI Jakarta.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Shabira Wibowo
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh literasi keuangan dan sikap terhadap uang pada financial wellbeing dewasa muda usia 17-30 tahun di DKI Jakarta. Variabel bebas terdiri dari literasi keuangan dan sikap terhadap uang, sedangkan variabel terikat adalah financial wellbeing. Literasi keuangan diukur dengan dimensi financial attitudes, financial behavior dan financial knowledge berdasarkan teori Potrich et al., (2015). Sikap terhadap uang diukur dengan dimensi power prestige, retention time, distrust, quality, dan anxiety berdasarkan teori Yamauchi & Templer (1982) Financial wellbeing diukur dengan dimensi current stress management dan expected future financial berdasarkan teori Netemeyer et al., (2017). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode survei melalui penyebaran kuesioner secara online kepada 400 responden. Data dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif, analisis regresi linier sederhana dan uji wilcoxon-signed test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa literasi keuangan memiliki pengaruh signifikan terhadap financial wellbeing dewasa muda usia 17-30 tahun di DKI Jakarta. Sikap terhadap uang memiliki pengaruh signifikan terhadap financial wellbeing dewasa muda usia 17-30 tahun di DKI Jakarta. ......The purpose of this study is to analyze the impact of financial literacy and attitudes towards money on financial wellbeing of the young adult aged 17-30 years in DKI Jakarta. The independent variables of this study are financial literacy and attitude towards money, whilst the dependent variable is financial wellbeing. Financial literacy is measured by the dimensions of financial attitudes, financial behavior and financial knowledge based on Potrich et al., (2015). Attitudes towards money are measured by the dimensions of power prestige, retention time, distrust, quality, and anxiety from Yamauchi & Templer (1982). Financial well-being is measured by current stress management and expected future financial as proposed by Netemeyer et al., (2017). This research applies a quantitative approach using a survey method with online questionnaires that distributed to 400 respondents. The data were analyzed using descriptive statistical analysis, simple linear regression analysis and Wilcoxon signed test. The results of this study indicate that literacy has a significant effect on the financial well-being of young adults aged 17-30 years in DKI Jakarta. Attitudes toward money have a significant influence on the financial well-being of young adults aged 17-30 years in DKI Jakarta
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Putri Cholifatus Sholichah
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat literasi keuangan (financial literacy) dan self control serta pengaruhnya terhadap pengambilan keputusan kredit pada pengusaha Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di DKI Jakarta. Financial literacy pada penelitian ini diukur melalui kemampuan berhitung dan pengetahuan keuangan responden, sedangkan self control diukur melalui perilaku keuangan responden. Sampel penelitian ini terdiri dari 202 responden yang memenuhi kriteria sebagai usaha menengah berdasarkan omset/pendapatan atau kekayaan usahanya, pernah melakukan kredit dan berdomisili di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dan diolah dengan metode analisis regresi probit ordinal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan pada pengusaha UMKM golongan menengah tergolong sedang dan tingkat literasi keuangan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan kredit bagi pengusaha UMKM walaupun bukan merupakan penentu utama untuk mengambil keputusan kredit. Pengambilan keputusan kredit pengusaha dapat dipengaruhi oleh beragai faktor seperti pendidikan, kurangnya pengetahuan tentang kredit, kondisi keuangan perusahaan, dan faktor-faktor lainnya. Sedangkan self control pada kredit produktif tidak memiliki pengaruh pada pengambilan keputusan kredit ......This study aims to determine the effect of financial literacy and self control on credit decision making made by Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) owners in DKI Jakarta. Financial literacy in this study is measured through the cognitive ability of respondents to count and the financial knowledge of respondents and self control measured through the financial attitude respondents. The sample of this study consists of 202 middle class entrepreneurs in DKI Jakarta. This research uses quantitative methods and is processed with ordered probit regression analysis methods. The results show that the level of financial literacy among middle class entrepreneurs in MSMEs varies from low, medium and high. The level of financial literacy affects frequency of credit decision making for MSMEs entrepreneurs. Therefore, it is not the main determinant of entrepreneurs to take credit. The credit decision making can be influenced by various factors such as education, lack of knowledge about credit, the company's financial condition, and other factors. Whereas self control on productive credit has no influence on credit decision making.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arumandira Sekar Prasetyanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan financial literacydan financial distress/financial well-beingpada karyawan yang berkerja di bidang keuangan dan bidang non keuangan di DKI Jakarta.Sampel terdiri dari 290 responden yang terdiri dari 145 karyawan yang bekerja di bidang keuangan dan 145 karyawan yang bekerja di bidang non-keuangan di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan survei kuisioner secara onlinedengan data primer yang dianalisis menggunakan statistik deskriptif dan uji beda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pada variabel financial literacyantara karyawan yang bekerja di bidang keuangan dengan karyawan yang bekerja di bidang non keuangan. Namun, pada variabel financial distress/financial well-beingtidak terdapat perbedaan antara karyawan yang bekerja di bidang keuangan dengan karyawan yang bekerja di bidang non keuangan. Selain itu, tidak ada faktor sosialekonomi dan demografi yang berpengaruh terhadap financial literacy, sedangkan faktor pendapatan adalah faktor sosialekonomi dan demografi yang berpengaruh terhadap financial distress/financial well-being. ......This study aims at analysing the difference in financial literacy level and financial distress/well-being level between employees who are working in financial and non-financial sector. The sample amounts to 290 employees, which then grouped  into equally balanced number representing the financial and non-financial sector. This study uses quantitative approach with online survey and  analyzed using descriptive statistics, different test (independent sample t-test), and Kolmogorov-Smirnov Test. The result shows that there is a difference between the two groups in financial literacy level with Employees Working in the Financial Sector group shows superior level compares to the Employees Working in the non Financial Sector  group. In terms of financial distress/well-being variabel, is the result shows no difference between the two grupsAnother result is there are no socioeconomic and demographic factors that affect financial literacy, while income factors are socioeconomic and demographic factors that affect financial distress /financial well-being.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library