Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 75 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Abstrak :
Pola makan, khususnya asupan asam lemak dapat merupakan informasi yang sangat berarti dalam memberikan pengertian atau penjelasan mengenai peranan hubungan diet dengan penyakit-penyakit kronis, khususnya pennyakit jantung koroner (PJK). Desain penelitian ini adalah “cross sectional”. Informasi dikumpulkan untuk dapat menggambarkan asupan nutrien khususnya asupan asam lemak pada 4 (empat) kelompok etnik yaitu: etnik Minangkabau, Sunda, Jawa dan Bugis. Persentase asam lemak jenuh terhadap total energi sekitar 20% pada keempak kelompok etnik ini.Persentase asam lemak tidak jenuh majemuk terhadap total energi berkisar diantara 4.4% sampai 4.6% pada kelompok etnik Sunda dan Jawa.Sedangkan pada kedua etnik lainnya, persentase asam lemak tidak jenuh majemuk terhadap total energi lebih rendah, 2.6% pada suku Minangkabau dan 2.8% pada suku Bugis. Persentase asam lemak tidak jenuh tunggal terhadap total energi lebih tinggi pada etnik Sunda dan Jawa (6.1% vs 5.5%) Sedangkan persentase asam lemak tidak jenuh tunggal terhadap total energi pada kedua etnik lainnya Minangkabau dan Bugis lebih rendah (2.6% vs 2.8). Berdasarkan ratio dari asam lemak tidak jenuh majemuk dengan asam lemak tidak jenuh tungal dan dengan asam lemak jenuh, dapat disimpulkan bahwa suku Minangkabau dan Bugis memiliki kualitas pola diet asupan lemak yang kurang baik. Selain kurang baiknya pola diet asuapan lemak, suku Minangkabau juga mengkomsumsi total asupan lemak yang cukup tinggi, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa suku Minangkabau mempunyai risiko tinggi terhadap dislipidemia dibandingkan dengan ketiga kelompok etnik lainnya. (Med J Indones 2005; 14:242-8)
The use of dietary pattern specifically fatty acids intake should prove to be an informative and powerful means to augment our understanding of the role of diet in chronic disease particularly CHD. Cross sectional study was implemented to describe the nutrients intake specifically fatty acids intake of 4 (four) ethnic groups in Indonesia, such as Minangkabau, Sundanese, Javanese and Buginese. The percentage of saturated fatty acid (SAFA) to total energy intakes were around 20%. The percentage of polyunsaturated fatty acid (PUFA) to the total energy were about 4.4% to 4.6% among the Sundanese and the Javanese.While among the other two ethnic groups, the percentage of PUFA to total energy were less, 2.6 % among the Minangkabau and 2.8% among the Buginese ethnic. The percentage of mono unsaturated fatty acid (MUFA) to total energy intake were higher among the two ethnic groups, Sundanese and Javanese (6.1% vs. 5.5%). While the percentages of MUFA between the other two ethnic groups Minangkabau and Buginese ethnic were lower (2.6% vs. 2.8%). Based on the ratio of PUFA: MUFA: SAFA, we could consider that Minangkabau and Buginese ethnic groups both had poor quality of dietary fat pattern. Having the poor quality of dietary fat pattern and higher fat intake, we might take into consideration that the Minangkabau ethnic groups, had higher risk toward dyslipidemia compared to the other three ethnic groups. (Med J Indones 2005; 14:242-8)
Medical Journal Of Indonesia, 14 (4) October December 2005: 242-248, 2005
MJIN-14-4-OctDec2005-242
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mirghani, Z.
Abstrak :
Tujuan: Untuk menganalisis dan mengidentifikasi asam lemak yang ditemukan dalam ?Ghee? buatan sendiri dan dalam minyak zaitun dan membandingkan dengan asam lemak yang ditemukan dalam bilasan bronkus pada anak dengan pneumonia lipoid. Metode: Asam lemak yang ditemukan dalam lemak ?Ghee? dan minyak zaitun dianalisis dengan kromatografi gas. Derivat metil ester untuk analisis GC disiapkan langsung dari minyak zaitun atau dari Ghee menggunakan metanol-HCl anhidrat. Bronkoskopi dan lavage bronkoalevolar dilakukan pada delapan anak usia antara 2 dan 4 tahun, semua dengan riwayat menggunakan Ghee buatan sendiri atau minyak zaitun pada posisi terlentang. Hasil: Analisis asam lemak dalam Ghee dan minyak zaitun menunjukkan pola kromatografi gas yang sama seperti pada lavage bronkoalevolar. Kesimpulan: Ketiga asam lemak terdeteksi bertanggung jawab atas terjadinya pneumonia lipoid. Pneumonia lipoid harus menjadi salah satu diagnosis banding pada anak-anak yang mengalami gangguan pernapasan.
Abstract
Aim: To analyze and identify the fatty acids found in homemade ghee and in olive oil and compare those to fatty acids found in bronchoalevolar lavage of children with lipoid pneumonia. Methods: The fatty acids found in homemade fat ?Ghee? and olive oil were analyzed by gas chromatography. Methyl ester derivatives suitable for GC analysis were prepared directly from olive oil or from Ghee using anhydrous methanolic-HCl. Bronchoscopy and bronchoalevolar lavage was performed in eight children aged between 2 and 4 years, all with history of using homemade ghee and/or olive oil in the recumbent position. Results: The analysis of fatty acids in Ghee and olive oil show similar gas chromatographic pattern as those of bronchoalevolar lavage. Conclusion: The three fatty acids responsible for the deleterious effects of lipoid pneumonia were identifi ed. Lipoid pneumonia should be one of the differentials diagnosis in children presenting with respiratory distress.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Abdiel Sophian Nehemia
Abstrak :
Ester asam lemak-karbohidrat dapat dibuat dari reaksi esterifikasi antara sukrosa dengan asam lemak minyak sawit. Reaksi esterifikasi dilakukan secara enzimatis menggunakan lipase Candida rugosa bebas maupun terimobilisasi pada nanopartikel Fe3O4?Kitosan. Hasil sintesis nanopartikel Fe3O4?Kitosan dikarakterisasi dengan FTIR (Fourier Transform Infra Red). Selanjutnya, lipase diimobilisasi dan diuji persen loading serta aktivitas katalitiknya. Didapatkan persen loading imobilisasi sebesar 31,46%, aktivitas hidrolisis 7,08 U/mL, dan aktivitas spesifik 2,02 U/mg, dengan efisiensi imobilisasi sebesar 4,49%, dan penurunan aktivitas sebesar 95,32%. Pada reaksi esterifikasi menggunakan enzim terimobilisasi dalam pelarut n-heksana dan t-butanol, didapatkan persen konversi ester tertinggi pada rasio sukrosa : asam lemak 1:90 dengan persen konversi masing-masing sebesar 1,23% dan 4,08%.
Carbohydrate-fatty acid ester can be synthesized by esterification reaction between sucrose and palm oil fatty acid. The esterification reaction was carried out enzymatically using free and immobilized Candida rugosa lipase on Fe3O4?Chitosan nanoparticles. The synthesized Fe3O4?Chitosan nanoparticles were characterized by FTIR (Fourier Transform Infra Red). The lipase was immobilized and then the loading percentage and the catalytic activity were determined. The loading percentage of the immobilized enzyme was 31.46% with hydrolytic activity of 7,08 U/mL, the specific activity of 2,02 U/mg, the immobilization efficiency was 4.49%, and the enzyme activity was decreased by 95.32%. In the esterification reaction using immobilized enzyme in n-hexane and t-butanol, the highest ester conversion percentage were obtained by using the ratio of sucrose : fatty acid 1:90 with the conversion percentage of 1,23% and 4,08% respectively.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54308
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindyara Nayanda
Abstrak :
Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit mematikan nomor dua di Indonesia. Risiko terserang penyakit ini pun cukup tinggi pada masyarakat, yang sebenarnya dapat dicegah dengan mengkonsumsi omega 3 dan omega 6 seperti AA, dan EPA. Kandungan omega 3 dan omega 6 terbanyak yang saat ini umum dimanfaatkan berasal dari minyak ikan. Namun, ketersediaan ikan dan juga kualitas perairan Indonesia yang kurang bagus sehingga memungkinkan potensi tercemarnya ikan menjadi salah satu tantangan terbesar. Terdapat berbagai jenis mikroorganisme yang dapat digunakan sebagai sumber alternatif asam lemak. Pada penelitian ini akan digunakan mikroorganisme fungi kapang jenis Aspergillus oryzae. Kapang digunakan dalam penelitian ini sebab memiliki berbagai keuntungan seperti lebih mudah dalam penanganan, dapat tumbuh dalam pH rendah serta dapat mendagradasi sumber karbon yang kompleks. Dalam penelitian ini, akan dilakukan penelitian menggunakan metode fermentasi terbaru yaitu three-stage fermentation dengan variasi waktu kultivasi. Metode fermentasi ini akan terbagi menjadi tiga tahapan dimana tahap pertama merupakan tahap pembelahan, tahap kedua merupakan tahap biosintesis lemak dan tahap terakhir merupakan tahap sintesis asam lemak AA dan EPA. Variasi waktu kultivasi akan dilakukan pada tahap kedua dan tahap ketiga untuk mengetahui waktu optimum yang dibutuhkan. Waktu kultivasi paling optimal pada tahap kedua adalah 2 hari dengan produktivitas lipid sebesar 17,2 atau setara dengan 0,1341 g sedangkan variasi waktu kultivasi optimal untuk tahap ketiga adalah hari pertama dimana dihasilkan asam lemak tak jenuh sebesar 54,51 dan asam lemak tak jenuh sebesar 36,73 . Komposisi asam lemak tak jenuh yang dihasilkan antara lain 29,1 oleat, 25,4 linoleat, 0,01 AA dan 0,01 EPA.
Cardiovascular disease is the second biggest killer in Indonesia. The percentage risk of stricken by this disease is so high in community. Which are actually this disease can be prevent with dietary consumes of omega 3 and omega 6 such as AA and EPA. Omega 3 and omega 6 is often found in fish oil. However, the fish availability and the quality of Indonesia rsquo s ocean that tainted with heavy metals can be dangerous and also become the biggest problems of production omega 3 and omega 6 from fish. With the problem above the alternative sources of omega 3 and omega 6 is needed. Whereas the source must be able to produce oil in large number without taking a large amount of land and also economic. There are several kind of microorganism that can be use as an alternative source of fatty acid. In this research, Aspergillus oryzae will be used as fungi microorganism. Fungi used in this research, because it has a lot of advantages such as ease to handle, easily grow in low pH and able to degradate more complex carbon sources. In this research, the fermentation will be process with three stage fermentation strategy with variation of time culture. This fermentation method will be divided into three stage where the first stage will be focused in cell propagation and second stage will be focused in lipid biosynthesis and the last stage will be for production of AA and EPA. In each stage the medium will be specific with the purpose. The time culture variation will be run in second and third stage. The most optimal cultivation time that run in second stage was 2 days with 17.2 lipid productivity or equal to 0.1341 g on the other hand the most optimal cultivation time that run in third stage was 1 days with 54.51 Unsaturated fatty acid and 36.73 saturated fatty acid. The composition of unsaturated fatty acids are 29.1 oleat acid, 25.4 linoleat acid, 0.01 AA and 0.01 EPA.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Utami
Abstrak :
Seiring dengan meningkatnya prevalensi penyakit degeneratif, khususnya Penyakit Kardiovaskuler ( PKV) di Indonesia, berkembang pula pemasaran global bermacam - macam suplemen makanan. Hal yang penting diperhatikan konsumen suplemen makanan adalah memahami cara penggunaannya yang benar. Mereka perlu memperoleh petunjuk dari ahli tentang manfaat suplemen, bagaimana pengaturannya dalam makanan sehari - hari, serta perilaku sehat yang menunjang agar manfaat suplemen lebih efektif. Salah satu suplemen yang beredar di Kotamadya Bandung 1998 adalah suplemen dengan komposisi utama omega -3. Berdasarkan pengamatan, pemasaran multi level marketing (MLM) berhasil menjaring konsumen yang leas. Pada pemasaran ini konsumen memperoleh bimbingan dan konsultasi pemahaman penggunaan suplemen, dengan demikian diasumsikan bahwa konsumen memiliki pengetahuan gizi yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi pengaruh pengetahuan gizi terhadap penggunaan suplemen omega - 3, setelah dikontrol oleh faktor -pendapatan, tingkat konsumsi lemak, kebiasaan olahraga dan merokok. Penelitian ini menggunakan rancangan kasus kontrol marching umur dan jenis kelamin, dengan sampel 91 pasang responden. Pengolahan data menggunakan program Epi Info 6 dan Stata 4. Analisis yang dilakukan meliputi analisis univariat, bivariat dan stratifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan gizi baik mempunyai kemungkinan 5,18 kali menggunakan suplemen omega-3 dibandingkan dengan responden dengan pengetahuan gizi kurang. Pengaruh pengetahuan ini menurun menjadi 4,24 kali setelah dikontrol oleh tingkat pendidikan . Demikian pula pengaruh pengetahuan gizi menurun dari 5,18 kali menjadi 4,71 kali setelah dikontrol oleh kebiasaan olahraga . Nampaknya cars pemasararan MLM pads lokasi penelitian, menjadi faktor penentu baiknya pengetahuan gizi responden. Pemasaran dengan MLM sebaiknya melibatkan tenaga ahli dalam operasional sehari ? hari. Hal ini merupakan salah satu perlindungan kepada konsumen, dan meningkatkan efektifitas suplemen omega - 3, serta menghindari kesan bahwa pemasaran ini hanya bersifat bisnis semata. Penyuluhan yang terns - menerus dan berkesinambungan perlu menjadi program utama pada perusahan distributor suplemen omega - 3. Efektifitas manfaat suplemen omega -3 serta studi kualitatif pads penggunaan suplemen omega-3 dapat menjadi lanjutan penelitian yang telah dilakukan. ......Effect of Nutrition Knowledge on Health Food Supplement of Omega-3 in Dislipidemia cases in the Municipality of Bandung Year 1998The Coronary Heart Disease (CHD) as one of the masnifestation of degenerative diseases tends to increase in prevalence year by year. Accordingly, there is also an improved market share of health foods. Considering that the consumers should be able to understand how to use appropriately those health foods, they should obtain accurate and adequate instructions about health foods including their advantages and disadvantages, purposes on daily consumption and healthy behavior toward effective treatment from health and nutrition specialist. One of the health foods, that has already been in the Bandung market in 1998 consisted omega-3. Based on a survey, a multi Ievel marketing ( MLM ) has been able to coup wider consumer. Through this marketing channel consumers obtained effective guidance and counseling to consume and its assumed that they obtained proper nutrition knowledge. This research has a main purpose to obtain effect of nutrition knowledge to use health food omega-3 controlled by several confounding factors such as occupation, education, salary, level of fat consumption, exercise and smoke behavior. It used a case - control design by mathing in age and sex of 91 pair of respondents. Data were analysed through Epi-Info 6 and Stata 4. It is conducted through univariate, bivariate and stratification analyse. Finding showed respondents who have better nutrition knowledge have 5.18 times to use omega-3 supplement compare to the low one. This effect decreased to 4.24 times after controlled by education. Furthermore, when association controlled by exercise behavior, the use of omega-3 decrease from 5.18 times to 4.71 times. As a result, sems that multi level marketing could be also a factor influencing respondents to have better nutrition knowledge. Finally, MLM encourages people to include health and nutrition specialist in daily operational. It has also purposes of directly providing assistance and protecting consumers, increasing effective omega-3 consumption and avoiding an image profit oriented. Sustainable nutrition education, also could be a priority program in the company distributoring omega-3. Studies in efficaly of omega-3 supplement in individual and exploring the rationale on using the supplement might be done in the future.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1998
T9575
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilani Kumala
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Survai Kesehatan Rumah Tangga 1992, menunjukkan angka kematian penyakit kardiovaskular di Indonesia telah menduduki urutan pertama. Platelet mempunyai peranan dalam terbentuknya aterosklerosis yang merupakan penyebab terjadinya penyakit kardiovaskular. Asupan asam lemak tak jenuh w-3 dalam makanan sehari-hari dapat mempengaruhi fungsi platelet yang meliputi menurunkan agregasi platelet dan pembentukan Tromboksan A2 (TXA2). Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh suplementasi asam lemak tak jenuh w-3 terhadap agregasi platelet dan TXA2 pada orang sehat. Penelitian dilakukan tehadap 11 orang laki-laki sehat, berusia 30-55 tahun dan tidak merokok. Penelitian dilakukan dalam 3 periode yaitu periode pengamatan, periode suplementasi dan periode setelah suplementasi dengan masing-masing periode 21 hari lamanya. Dalam periode suplementasi, setiap subjek penelitian tiap hari mendapat 6 kapsul w-3 yang setara dengan 6 gram asam lemak tak jenuh w-3 dan mengandung 1080 mg EPA dan 720 mg DHA. Pada setiap awal periode dan pada akhir penelitian dilakukan pemeriksaan agregasi platelet dan TX A2. Pada saat yang lama juga dilakukan analisis asupan makanan. Hasil dan Kesimpulan : Nilai rata-rata agregasi platelet pada awal periode pengamatan, awal periode suplementasi, hari pertama dan hari ke 22 periode setelah suplementasi berturut-turut adalah 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 dan 61,12 ± 7,8. Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada awal periode suplementasi dengan awal periode pengamatan menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna (p>0,05). Hasil uji t berpasangan terhadap agregasi platelet pada hari pertama periode setelah suplementasi dengan awal periode suplementasi dan pada hari ke 22 dengan hari pertama periode setelah suplementasi ternyata terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asam lemak tak jenuh w-3 dapat menurunkan agregasi platelet pada orang sehat. Data kadar TXA2 dalam penelitian ini tidak dapat diperoleh dengan lengkap pada ke tiga periode. Hanya tiga data kadar TXA yang lengkap diperoleh dari ke tiga periode tersebut oleh karena itu, tidak dapat dilakukan analisis statistik terhadap kadar TXA2. Dengan demikian pengaruh asam lemak tak jenuh terhadap pembentukan TXA2 dalam penelitian ini belum dapat disimpulkan.
Scope and Method of Study : Household survey 1992, showed mortality rate of cardiovascular disease in Indonesia has become the highest. Platelets have a role in atherosclerosis formation leading to cardiovascular disease. Dietary intake of w-3 polyunsaturated fatty acids can influence platelet function including the decrease of platelet aggregation and thromboxane A2 (TXA2) formation. The purpose of this study is to evaluate the effect of w-3 polyunsaturated fatty acids supplementation on platelet aggregation and TXA2 in healthy men. The subjects were 11 healthy men, 30 - 55 years of age and non smokers. The study conducted in three periods ; the run in period, the supplementation period and the post supplementation period, which each of lasted 21 days. During the supplementation period, each subject was administered 6 omega-3 capsules which equal 6 grams of w-3 polyunsaturated fatty acids and containing 1080 mg EPA and 720 mg DHA. Platelet aggregation and TXA2 measurement were conducted at the beginning of each period and the end of the study. At the corresponding points of time dietary intake analysis were also carried out. Findings and Conclusions : The mean value of platelet aggregation at the beginning of the run in period, the beginning of supplementation period, the first and the twenty second day of the post supplementation period were 57,10 ± 7,91; 56,62 ± 10,15; 49,97 ± 10,24 and 61,12 ± 7,82, respectively. T test dependent statistical analysis on platelet aggregation in the beginning of supplementation period against at the beginning of the run in period showed no significant change (p>0,05). T test dependent statistical analysis on platelet. aggregation at the first day of post supplementation period against at the beginning of supplementation period also at the twenty second day against the first day of the post supplementation period showed that there were significant change (p<0,05). It can be concluded that in healthy men supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids decreased platelet aggregation. Data of TXA2 levels in this study could not be completely obtained from all the three periods. Since only three datas of TXA2 could be obtained completely, no statistical analysis could be made. The effect of supplementation of w-3 polyunsaturated fatty acids on TXA2 formation in this study is still inconclusive.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zairida Rafidah Noor
Abstrak :
Asam lemak omega-3 merupakan komponen penting pada pembentukan sel saraf, retina dan membran sel. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa asam lemak omega-3 berkaitan dengan pertumbuhan janin. Ibu hamil dengan asupan asam lemak omega-3 yang tidak tercukupi memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). Di Indonesia, angka BBLR masih tergolong tinggi. Oleh karena itu, kecukupan asam lemak omega-3 sangat penting untuk diperhatikan pada ibu hamil sejak awal kandungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kecukupan asam lemak omega-3 ibu hamil di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah studi potong lintang. Subjek penelitian merupakan ibu hamil sehat dengan usia gestasi hingga 20 minggu. Kecukupan dinilai melalui pendataan asupan asam lemak omega-3, omega-6 beserta rasionya dan pemeriksaan kadar asam lemak omega-3 membran eritrosit. Data penelitian kemudian dianalisis dengan uji korelasi Spearman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asupan asam lemak omega-3 total subjek penelitian masih kurang akibat rendahnya rerata asupan ALA subjek, meskipun rerata asupan EPA dan DHAnya telah terpenuhi. Asupan asam lemak omega-6 total subjek telah terpenuhi, begitu pula dengan asupan LAnya, tetapi asupan AA subjek masih belum terpenuhi. Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 sebagian besar subjek masih kurang baik. Dari uji korelasi ditemukan adanya korelasi positif bermakna antara asupan EPA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,38), asupan DHA dengan kadar DHA (r=0,31), asupan EPA+DHA dengan kadar DHA (r=0,34) dan kadar EPA+DHA (r=0,35). Rasio asupan asam lemak omega-6/omega-3 ditemukan memiliki korelasi negatif bermakna dengan kadar EPA (r= ?0,34). Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa asam lemak omega-3 ibu hamil belum tercukupi sehingga diperlukan edukasi dan screening kecukupan asupan asam lemak omega-3 bagi ibu hamil sejak awal kandungan.
Omega-3 fatty acids are important components of neural, retinal and cell membranes. Latest findings show that omega-3 fatty acids play a role in fetal growth. Pregnant women with low intakes of omega-3 fatty acids were found to have higher risk of low birth weight (LBW). In Indonesia, LBW prevalence is still high. Thus omega-3 fatty acids sufficiency is of great importance starting early in pregnancy. The aim of this study is to determine omega-3 fatty acids status of pregnant women in Indonesia. The design of the study is cross-sectional. Subjects are healthy pregnant women with gestational age up to 20 weeks pregnancy. Omega-3 fatty acids status obtained from interview on intakes of omega-3 fatty acids and level of omega-3 fatty acids in erythrocyte membrane. The data?s then analyzed using Spearman correlation test. The study results show that total omega-3 fatty acids intakes are insufficient, due to low ALA intake, even though EPA and DHA intakes are sufficient. Intakes of total omega-6 fatty acids and LA are sufficient but AA intake is very low. The ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be higher than expected. Spearman correlation test shows significant positive correlations between intake of EPA and DHA level (r=0.34), intake of EPA and EPA+DHA level (r=0.38), intake of DHA and its level (r=0.31), intake of EPA+DHA and DHA level (r=0.35), intake of EPA+DHA and its level (r=0.34). Ratio of omega-6/omega-3 fatty acids intake is found to be significantly correlated with EPA level (r=?0.34). In conclusion, omega-3 fatty acids intake of pregnant women in Indonesia is still insufficient. Therefore, education to increase omega-3 fatty acids intake during pregnancy and screening of omega-3 fatty acids intake need to be perform early in pregnancy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miza Agria Yudisti
Abstrak :
ABSTRAK
Asam lemak tak jenuh rantai panjang diakui sebagai zat gizi kunci dalam pertumbuhan dan perkembangan mental. Plasma darah dianggap sebagai biomarker yang baik untuk mengkonfirmasi asam lemak yang diasup. Namun, factor individu sangant mepengaruhi hubungan antar keduanya, khususnya polimorfisme gen. Studi ini bertujuan untuk mengetahui peran polimorfisme gen FADS dalam hubungan antar asupan makan dan kadarnya dalam plasma. 115 anak berusia 12-16 bulan dihitung asupan makannya dengan Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) dan diidentifikasi genotypenya.kadar asam lemak dalam plasma dianalisa dengan metode gas chromatography. Hasil studi ini menunjukkan bahwa asupan asam lemak rantai panjang tidak adekuat (EPA=22%, DHA=25%, N-6-LC PUFA=58%, and N-3-LC PUFA=37%). Dengan asupan yang sebanding, anak yang memiliki allele A cenderung memiliki plasma yang lebih tinggi dari anak yang tidak memiliki allele A (p<0.05 untuk total LC PUFAs dan N6-LC PUFA). Allele A menunjukkan adanya kemungkinan metabolism asam lemak yang efisien.
ABSTRAK
Long Chain Polyunsaturated Fatty Acids (LC PUFAs) are known as key nutrient for brain development and cognitive function which intermediated by plasma level. Plasma level in blood was mentioned as a good biomarker of related dietary fatty acids intake. However, role of individual factors particularly gene polymorphism also plays role on their relationship. This study was aimed to assess LC PUFAs intake, its plasma level, and the moderation effect of Single Nucleotide Polymorphism (SNP) in FADS gene on their relationship. A total of 115 children aged 12-16 month were assessed their usual intake using Semi Quantitative-Food Frequency Questionnaire (SQ-FFQ) and were genotyped for rs174468 (G>A). Plasma LC PUFAs were measured by gas chromatography. The result of usual intake of LC PUFAs were lower than recommendation (EPA=22%, DHA=25%, N-6-LC PUFA=58%, and N-3-LC PUFA=37%). Despite comparable intake of LC PUFAs, children who have allele A have much higher plasma level (p<0.05 for total LC PUFAs and N6-LC PUFA). Allele A on this SNP might be related to a good response for dietary intake or efficient metabolism of LCPUFAs
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mentari Zikri Anty
Abstrak :
Asam lemak telah diketahui menghasilkan senyawa yang bermanfaat melalui transformasi secara sederhana, karena mengandung rantai hidrokarbon dan gugus karboksilat yang reaktif. Berbagai penelitian telah dilakukan tentang aktivitas antimikroba, antidiabetik, antiinflamasi, dan antikanker dari turunan asam lemak. Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa ester asam lemak dengan kurkumin menggunakan esterifikasi Steglich, melalui reaksi kopling dengan DCC dan katalis DMAP. Senyawa ester diindentifikasi menggunakan KLT dengan eluen n-heksana:etil asetat (1:1, v/v) dan didapatkan nilai Rf untuk produk ester lebih tinggi daripada prekursor. Nilai Rf produk ester di asam lemak dengan kurkumin lebih tinggi daripada mono asam lemak dengan kurkumin. Purifikasi produk dilakukan dengan kromatografi kolom gel silika menggunakan eluen n-heksana:etil asetat (12:1, v/v). Hasil pemurnian produk dikarakterisasi dengan spektrofotometri FT-IR dan UV-Vis. Karakterisasi menggunakan FT-IR menunjukkan adanya serapan baru gugus fungsi ester C=O pada bilangan gelombang 1760 cm-1 – 1735 cm-1. Terdapat pula puncak serapan gugus fungsi C=O karboksil keton pada 1640 cm-1 -1620 cm-1, gugus fungsi C=C aromatik pada 1650 cm-1 – 1566 cm-1, gugus fungsi C-O aromatik pada 1310 cm-1 – 1250 cm-1, dan C-O-C pada 1075 cm-1 – 1020 cm-1. Perbedaan produk ester di dan mono yaitu, pada mono masih adanya serapan O-H fenolik yang tidak mengalami reaksi esterifikasi. Hasil karakterisasi produk ester dengan UV-Vis menunjukkan adanya pergeseran batokromik pada produk ester mono asam lemak. Hasil uji toksisitas terhadap Daphnia magna menunjukkan nilai LC50 produk senyawa ester dioleat-kurkumin sebesar 189,91 mg/L dan monooleat-kurkumin sebesar 98,68 mg/L. Berdasarkan nilai LC50, ester monooleat-kurkumin dikategorikan sangat toksik dan berpotensi sebagai senyawa bioaktif. Hasil uji antimikroba produk ester terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli menunjukkan aktivitas antimikroba yang lemah. ......Fatty acids have been known to produce useful compounds through simple transformations, because they contain a reactive hydrocarbon chain and carboxylic group. Various studies have been conducted on the antimicrobial, antidiabetic, anti-inflammatory, and anticancer activities of fatty acid derivatives. In this study, the synthesis of fatty acid ester compounds with curcumin was carried out using Steglich esterification. Esterification was carried out by coupling reaction with DCC and DMAP catalyst. The ester compounds were identified using TLC with n-hexane: ethyl acetate (1:1, v/v) as the eluent and the Rf value for the ester product was higher than that of the precursor. The Rf value of di ester products fatty acids with curcumin was higher than mono fatty acids with curcumin. The product was then purified using silica gel column chromatography with n-hexane:ethyl acetate (12:1, v/v) as the eluent. Product purification was carried out using silica gel column chromatography with n-hexane:ethyl acetate (12:1, v/v) as the eluent. The purified product was characterized by FT-IR and UV spectrophotometry. Characterization using FT-IR showed new absorption of ester functional group C=O at wave number 1760 cm-1 – 1735 cm-1. There were also absorption peaks of the C=O carboxyl ketone functional group at 1640 cm-1 -1620 cm-1, the aromatic C=C functional group at 1650 cm-1 – 1566 cm-1, the aromatic C-O functional group at 1310 cm-1 – 1250 cm-1, and C-O-C at 1075 cm-1 – 1020 cm-1. The difference between di and mono ester products is that only mono exhibited the O-H absorption of free phenolic group of curcumin. The monofatty acid ester product showed bathochromic shift by UV analysis. The toxicity test results on Daphnia magna showed that the LC50 value of the dioleic-curcumin ester compound was 189.91 mg/L and monooleate-curcumin was 98.68 mg/L. Based on the LC50 value, the monooleic-curcumin ester is categorized as very toxic and had potential as a bioactive compound. The antimicrobial test results of the ester products against Staphylococcus aureus and Escherichia coli showed that these compounds were categorized as weak antimicrobial agents.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoanita Hijriyati
Abstrak :
Latar Belakang: Omega-3 sebagai salah satu jenis asam lemak takjenuh dapat membentuk: ikatan fosfogliserida membran sekaligus menentukan fluiditasnya. Peningkatan fluiditas membran diduga dapat meningkatkan laju difusi oksigen melewati membran sehingga kecepatan akumulasi lak1at akan menurun dan respon kelelahan dapat ditunda. Hal ini ditandai dengan meningkatnya daya tahan konstraksi otot rangka selama melakukan kerja fisik. Tujuan: Mengetahui pengaruh omega-3 suplementasi omega-3 1400mg/hari selama 8 minggu terhadap daya tahan konstraksi otot rangka selama kerja fisik intensitas sedang durasi panjang. Metode: Penelitian ini menggunakan desain pre-post intervention kontrol diri sendiri pada 10 omng pria dewasa sehat berusia 20-24 tahun. Subyek penelitian diberikan suplemen omega-3 dosis 1400 mg/hari selama 8 minggu. Parameter yang diukur adalah kadar laklat datrah dan durasi kerja selama melakukan kerja fisik intensitas sedang durasi panjang pada treadmil sebelum dan setelah perlakuan. Hasil: Kadar laklat darah menurun secara bermakna dari minggu 0 keminggu 8. Penurunan ini terjadi pada saat pre-exercise (p=003), pada 10 menit exercise (p=OOI),. dan saat lelah (p=003). Didapati pula adanya peningkatan nilai rerata durasi kerja fisik secara bermakna (p=0.005) dari 24.44=11.74 menit di minggu 0 menjadi 27.99±12.41 menit di minggu 8. Selain itu, terdapat respon penurunan danyut jantung yang bermakna pada saat exercise (p=003), pada 10 menit exercise (p=0.014). dan saat lelah (p=025) disertai perubaban tekanan darah yang tidalk bermakna. Kesimpulan: Penurunan kadar laktat darah secara bermakna setelah suplementasi omega-3 dengan dosis 1400 mg/hari selama 8 minggu mencerminkan perbaikan suplai oksigen di sel otot rangka. Peningkatan durasi kerja fisik yang bermakna pada penelitian ini mencerminkan peningkatan daya tahan konstraksi otot rangka yang disebabkan oleh meningkatnya kemampuan sel otot rangka untuk menyediakan energi melalui metabolisme aerobik. ......Background: Omega-3 as one of polyunsaturated fatty acids (PUFAs), bind to membrane glycerophospholipid and determine its fluidity. The increase of membrane fluidity is thought to improve oxygen diffusion rate through membrane and causing reduction of lactate accumulation This condition characterized by the improvement of skeletal muscle endurance during moderate activity. Objective: Knowing the effects of 1400 mg/day omega-3 suplementation in 8 weeks on skeletal muscle endurance, during moderate physical work intensity fur non-athlete adults. Method: Pre-post intervention design with self control is applied on this reaserach to 10 healthy males in 20-24 years of age. Omega-3 suplementation is given to subjects in 1400 mg/day fur 8 weeks. Parameters being measured are blood lactate level and physical work duration before,and after treatment. during moderate physical work intensity on treadmill. Result: Blood lactate level significantly from week to week-3. The decrease is found a1 pre-exercise (p=Q.003), Hl minutes of exercise (p=Q.OOl), and when subjects report tiredness (p=Q.003). Then is also a significant increase (p=0.005) on mean value of physical work duration from 24. l1.74 week into 27.99±12.41 minutes in week-8. Moreover, then is a significant decrease in heart rate at pre-exercise (p9).003), 10 minutes of exercise (p=0.O14), and when subjects report tiredness (p=OJl25). This condition is accompanied by unsignificant changes of blood pressure. Conclusion: Significant decrease of blood lactate level after 8 weeks of 1400 mg/day omega-3 suplementation reflecting improvement of oxygen supplu into skeletal muscle. Whereas significant increase of physical work duration in this research reflecting improvement of skeletal muscle endurance. This condition results from the improvement of skeletal muscle ability to supply energy through aerobic metabolism. Significant decrease of heart rate which accompanied by unsignificant changes of blood pressure in this research, reflecting improvement of heart pump capacity and providing a better oxygen supply into skeletal muscle.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2009
T31971
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>