Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yasmina Hasna
"Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan akurasi persepsi pengamat terhadap ciri kepribadian pemilik sepatu berdasarkan tingkat ekspresi diri pada sepatunya. Pemilik sepatu dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pemilik sepatu yang mengekspresikan diri pada sepatu dan pemilik sepatu yang mengekspresikan diri pada benda lain, untuk membedakan tingkat ekspresi diri pada sepatu. Skripsi ini memperbaiki beberapa kelemahan prosedur penelitian dari studi sebelumnya Loora, 2017 yang menemukan tidak ada perbedaan pada akurasi persepsi pengamat terhadap ciri kepribadian pemilik sepatu yang mengekspresikan diri pada sepatu dan benda lain. Modifikasi yang dilakukan pada skripsi ini adalah menambahkan jumlah responden, mengubah kriteria responden, mengubah definisi aspek-aspek sepatu, dan menambahkan ilustrasi aspek-aspek sepatu.
Hasil menunjukkan bahwa pengamat lebih akurat memersepsi ciri kepribadian pemilik sepatu yang mengekspresikan diri pada sepatu, dibanding pemilik sepatu yang mengekspresikan diri pada benda lain. Pengamat berhasil memersepsi ciri openness to experience dan conscientiousness pemilik sepatu yang mengekspresikan diri pada sepatu.

This study aims to compared observers accuracy on the shoes owners personality based on the level of self expression on their shoes. Shoe owners divided into two groups based on the level of self expression on shoes shoe owners who express themselves through shoes and shoes owners who express themselves through other objects. This thesis is conducted to improve Loora 2017 which found that there was no difference between the accuracy of observers perception on the shoe owners who express themselves through shoes and those who express themselves through other objects. This thesis modificated Loora 2017 by adding more respondents, changing respondent's criteria, changing definition of shoe's aspects, and adding shoe's aspects illustration.
The results of this thesis indicates that observers are more accurate to the perceived personality of shoe owners who express themselves through shoes, compared to those who express themselves through other objects. Openness to experience and conscientiousness of shoe owners that express themselves through shoes were accurately perceived by observers.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Iza Yurista
"Tulisan ini membahas berbagai perspektif tentang hijab antara akademisi, masyarakat barat, feminis, politisi dan perempuan berhijab. Mereka memiliki interpretasi yang berbeda mengenai hijab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis alasan perempuan Muslim menggunakan hijab yang bertolak belakang dengan penyataanpernyataan dari orang-orang yang yang mendukung pelarangan penggunaan burqa. Penelitian ini diurai dengan penjelasan singkat tentang hijab dan dilanjutkan dengan analisis tentang isu pelarangan penggunaan niqab atau burqa dan alasan perempuan menggunakan hijab. Data diperoleh dari tinjauan pustaka dan video.
Hasil dari penelitian ini adalah perdebatan terjadi karena kurangnya pengetahuan tentang Islam dari pihak-pihak yang melarang penggunaan burqa dan mereka mengabaikan alasan perempuan-perempuan Muslim menggunakan hijab. Perempuan Muslim di negara-negara barat melihat hijab sebagai bentuk kebebasan bagi mereka dan ekspresi diri untuk mendekatkan kepada Sang Pencipta tanpa paksaan.;Muslim women who wear hijab.

All of them have their own interpretation regarding hijab. The purpose of this research is to analyze Muslim women?'s reasons in donning hijab which contradicts with the statements of people whom support burqa ban. The research sets out with brief explanation of hijab, and then it is followed by an analysis of niqab or burqa ban issue and women?s reasons of wearing hijab. Data are obtained from literature reviews and watching videos.
The result is the debate occurs because people, who support the burqa ban, have poor knowledge about Islam and they ignore Muslim women?s reasons of wearing hijab. Muslim women in Western countries find hijab as their liberation and their self-expressions in order to be closer to God without being forced.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nita Trismaya
"Disertasi ini mendiskusikan gejala sosial kembalinya kebaya sebagai busana nasional setelah mengalami masa ‘kehilangan’ seusai reformasi tahun 1998 akibat terjadinya perubahan struktur sosial politik bersamaan dengan keruntuhan Orde Baru. Struktur sosial politik berperan penting dalam perjalanan eksistensi kebaya sehingga ketika negara tidak hadir dalam pemosisian kebaya, maka para aktor yang berasal dari masyarakat mengambil alih peran ini. Salah satu aktor-aktor ini adalah perancang mode yang merancang kebaya berdasarkan selera pasar dan cenderung tidak mematuhi pakem. Di tengah kondisi ini, muncul para perempuan yang mendirikan komunitas kebaya dengan visi mengembalikan kebaya sebagai busana nasional dan mengenalkannya kembali ke masyarakat.  Penelitian ini dilakukan di Jakarta dan sekitarnya. Data penelitian ini dikumpulkan dengan metode observasi partisipasi, wawancara mendalam, dan kajian pustaka. Penelitian ini menunjukkan bahwa kembalinya kebaya dalam masyarakat modern saat ini dilatarbelakangi perubahan sosial politik pasca reformasi di Indonesia dan peran para aktor yang mengubah bentuk dan fungsi kebaya. Aksi para perempuan dalam proses retradisionalisasi kebaya mengatasnamakan nasionalisme namun tidak semua memiliki visi yang sama karena kebaya juga menjadi media mengekspresikan diri para perempuan dari komunitas kebaya.  

This dissertation is discussing about social symptoms of the reappearance of kebaya as national dress, temporarily ‘disappeared’ after reformation era in 1998, due to social and politic structural changes, along with the collapse of the New Order era. The social and political structures play an important role in the journey of kebaya existence, when there is non-existence of government’s presence in positioning of kebaya, all artists that came from society, take over this role. These artists are fashion designers, they design kebaya based on market taste and they tend not to comply with the standard. In this condition, a group of women established a kebaya community with the vision to restore kebaya as a national dress and re-introduce it to the society.  This research is conducted in Jakarta and surrounding sites. The data is collected based on participated observation method, and literature review. This research shows that the re-appearance of kebaya in modern society this time is motivated by social and political changes post reformation in Indonesia, and the roles of the artists that transform the shape and function of kebaya. The action of women in the process of kebaya retraditionalization on behalf of nationalism, but not all of them have a same vision, because kebaya is also becomes a media to self expression to those women from kebaya community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahla Hauramanda
"Penggunaan TikTok yang populer di kalangan remaja berfungsi sebagai sarana ekspresi diri, namun juga dapat mendorong terjadinya perbandingan sosial yang berpotensi memengaruhi persepsi tubuh. Remaja sering membandingkan diri dengan orang lain di TikTok, yang dapat menurunkan kepuasan terhadap penampilan fisik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perbandingan sosial melalui TikTok sebagai sarana ekspresi diri dengan tingkat citra tubuh pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Sebanyak 443 remaja laki-laki dan perempuan berusia 13–19 tahun yang berdomisili di Jakarta Pusat dan aktif menggunakan TikTok dipilih sebagai responden menggunakan teknik purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner Upward and Downward Comparison Scale (UDACS) dan Body Shape Questionnaire (BSQ). Instrumen UDACS telah diuji oleh peneliti dengan nilai korelasi 0,5–0,8 dan Cronbach’s Alpha sebesar 0,94, sementara BSQ dinyatakan valid dan reliabel oleh Sitepu et al. (2020). Hasil analisis data univariat menunjukkan sebanyak 60,7% remaja berada pada tingkat perbandingan sosial sedang dan 44,2% berada pada tingkat sangat memperhatikan bentuk tubuh. Hasil analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Square menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara perbandingan sosial melalui TikTok dan tingkat citra tubuh remaja (p = 0,001). Hasil penelitian ini memberikan rekomendasi perlunya literasi media dan penguatan kepercayaan diri agar remaja dapat menyikapi perbandingan sosial di TikTok terhadap citra tubuh secara lebih sehat.

The widespread use of TikTok among adolescents serves as a medium for self-expression, but it may also encourage social comparison that potentially affects body perception. Teenagers often compare themselves with others on TikTok, which can lead to decreased satisfaction with their physical appearance. This study aims to examine the relationship between social comparison through TikTok as a form of self-expression and the level of body image among adolescents. This research employed a quantitative design with a cross-sectional approach. A total of 443 male and female adolescents aged 13–19 years, residing in Central Jakarta and actively using TikTok, were selected as respondents using purposive sampling. Data were collected using the Upward and Downward Comparison Scale (UDACS) and the Body Shape Questionnaire (BSQ). The UDACS instrument was tested by the researcher with correlation values ranging from 0.5 to 0.8 and a Cronbach’s Alpha of 0.94, while the BSQ was declared valid and reliable by Sitepu et al. (2020). Univariate analysis showed that 60.7% of adolescents had a moderate level of social comparison, and 44.2% showed a high level of concern with body shape. Bivariate analysis using the Chi-Square test revealed a significant relationship between social comparison through TikTok and adolescents' body image levels (p = 0.001). This study recommends the importance of media literacy and self-confidence reinforcement so that adolescents can respond more positively to social comparison and body image issues related to TikTok use."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library