Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Agus Salim
Abstrak :
Perubahan sistem kebijakan nilai tukar di Indonesia pada 14 Agustus 1997 lalu, dari sistem mengambang terkendali ke sistem mengambang total, telah meningkatkan fluktuasi nilai tukar rupiah. Peningkatan fluktuasi nilai tukar ini akan menyebabkan peningkatan pada ketidakpastian nilai-nilai tukar untuk masa mendatang. Peningkatan ketidakpastian yang juga merupakan peningkatan resiko untuk sektor ekonomi yang berkaitan dengan nilai tukar diduga mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia. Variabel ketidakpastian nilai tukar diwakili oleh varian dari nilai tukar riil. Varian nilai tukar riil ini diolah menggunakan metode ARCH. Sedangkan model yang dipakai merupakan model kesetimbangan parsial pasar ekspor yang di-run menggunakan metode OLS. Persamaan ekspor dibagi kedalam empat skenario, ekspor total (dengan migas), ekspor tanpa migas sedangkan dua lagi adalah kombinasi kedua ekspor tersebut saat ada dan tidak ada regresor impor. Kesimpulan akhir yang didapat adalah ketidakpastian nilai tukar di Indonesia signifikan negatif mempengaruhi kinerja ekspor non migas dan tidak signifikan untuk ekspor total (dengan migas). Selain itu, impor bahan baku dan barang modal signifikan positif mempengaruhi ekspor Indonesia. Hal ini berarti bahwa kandungan impor dari barang-barang ekspor Indonesia masih sangat besar.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19276
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Wenda C. Kusumah
Abstrak :
Sebagai negara dengan sistim perekonomian terbuka sumber pendapatan Indonesia sangat tergantung pada pendapatan ekspornya. Keuntungan komparativ yang dimiliki Indonesia adalah pada usaha pertanian, karena subsektor perkebunan merupakan penyumbang devisa yang relatif besar pada sektor pertanian maka diperlukan penelitian akan perkembangan ekspor dari subsektor perkebunan tersebut untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor komoditi perkebunan Indonesia (KPI) baik pada sisi permintaan maupun pada sisi penawarannya. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi pada model ekonometri yang dimodifikasi dari model permintaan dan penawaran ekspor komoditi primer dari sekelompok Negara Sedang Berkem6ang ( NSB ) yang dibuat oleh Harian E. Bond Pada tahun 1987. Dari penelitian diketahui bahwa permintaan terhadap KPI dipengaruhi oleh harga relatif antara harga ekspor KPI terhadap harga produK sejenis di negara pengimpor dan tingkat pendapatan perkapita negara pengimpor. Sedangkan penawaran KPI dipengaruhi oleh tingkat harga relatif antara harga ekspor KPI dengan harga KPI di dalam negeri. harga relatif satu tahun lalu. kapasitas produksi perkebunan dan faktor kebijakan yang dikeluarkan untuk mendorong ekspor Indonesia. Variabel kapasitas produksi dan faktor kebijakan pada model penawaran ekspor KPI menghambat tingkat penawaran ekspor KPI, oleh karena itu perlu peningkatan peran dunia usaha dan formuiasi kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kapasitas produksi perkebunan di Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
S18421
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library