Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 181 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fransisca Rekyan Maya
Abstrak :
ABSTRAK
Uji rasio probabilitas sekuensial untuk menguji bahwa standar deviasi dari distribusi normal tidak melebihi suatu nilal tertentu, di mana banyaknya pengamatan yang diperlukan oleh pengujian tidak ditentukan terlebih dahulu melainkan merupakan variabel random. Aplikasi pengujian sekuensial untuk menguji standar deviasi dari diameter dalam pipa elbow hasil produksi PT. Bukaka Forging Industries dengan data berdistribusi normal
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
St Louis : Elsevier Saunders , 2006
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sapto Jumono
Abstrak :
Pokok permasalahan dalam penilitian ini adalah kinerja keuangan industri perbankan Indonesia tahun 1992-1996 ditinjau dari struktur laba apakah perolehan Net Interest Margin (NIM) dapat menutup Overhead Cost Bank (OHB) dan bila digunakan acuan Pakmei 1993 dalam keadaan sehat atau tidak serta bagaimana perbandingan pendapatan bunga sebagai pendapatan primer bila dibandingkan dengan pendapatan non bunga (Fee Based Income) sebagai pendapatan sekunder. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan struktur laba dan tingkat kesehatan industri perbankan Indonesia, beserta perbedaan rata-rata rasio yang berhubungan dengan profitabilitas baik antar tahun maupun antar kelompok bank di Indonesia selama periode 1992-1995. Sumber data diperoleh dari laporan keuangan publikasi terutama neraca dan rugi laba baik yang diterbitkan oleh Bank Indonesia maupun Media lain yang dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Alat analisis yang relevan dan digunakan dalam penelitian ini adalah Return On Assets (ROA) dan Rasio Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (Rasio BO/PO) sebagai alat ukur tingkat kesehatan rentabilitas yang mengacu pada Pak Mei 1993; untuk mengetahui perkembangan perbandingan antara pendapatan bunga dan Fee Based Income (FBI) maka digunakan rasio FBI /Total Income, FBI/Interest Income dan FBI/Net Interest Margin ; sedangkan untuk mengetahui perkembangan Aktiva Produktip (AP) dalam kaitannya dengan biaya dan hasil-nya digunakan rasio Overhead Cost Bank/AP, NIM/ AP dan AP/Total Aktiva. Disamping alat analisis di atas digunakan pula ANOVA 2 Ways dengan menggunakan MSUSTAT, agar dapat diketahui apakah ada beda signifikan rata-rata rasio profitabilitas industri perbankan baik antar tahun maupun antar kelompok bank selama periode 1992-1996. Hasil analisis dan pembahasan ternyata menunjukan bahwa selama periode 1992-1996 industri perbankan Indonesia ditinjau dari struktur laba adalah sehat dengan tingkat kesehatan yang meningkat (acuan Pak Mei 1993) tapi secara umum Net Interest Margin (NIM) tidak dapat menutup Overhead Cost Bank(OHB), temyata laba yang diperoleh meskipun positip dan meningkat karena perolehan Fee Based Income (FBI). Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah analisis tabulasi menunjukan struktur laba industri perbankan Indonesia periode 1992-1996 sehat tapi N1M tidak dapat menutup OHB. Analisis stastistik (ANOVA 2 Ways Factor), menyatakan bahwa hasil uji ANOVA antar tahun menunjukan seluruh Ho diterima kecuali rasio FBI/TI sedangkan hasil uji ANOVA antar kelompok menunjukan seluruh Ha diterima. Jadi artinya, kinerja industri perbankan ditinjau dari aspek rentabilitas secara umum tidak beda signifikan selama periode 1992-1996 namun bila ditinjau antar kelompok bank ternyata ada beda signifikan antara kelompok bank asing, bank campuran, BUMN Devisa, BUMN Non Devisa dan bank Persero.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizasjah Daud
Abstrak :
ABSTRAK
Telah banyak disepakati bahwa analisis cairan sendi berperanan penting untuk menegakkan diagnosis kelainan sendi yang berhubungan dengan efusi cairan dalam ruang sendi. Dengan melakukan analisis cairan sendi, dapat diperoleh informasi yang tepat tentang kelainan sendi. Hasii uji serologis atau kimia darah yang abnormal seperti,f aktor reumatoid yang positif, terdapatnya antibodi antinuklir atau peningkatan kadar asam urat darah dapat menimbulkan interpretasi yang salah dan tidak dapat menentukan sifat kelainan yang terjadi di dalam persendian.

Pada beberapa kelainan sendi dengan efusi seperti yang terjadi pada artritis kristal, artritis septik, "systemic lupus erythematosus" serta beberapa kelainan sendi lainnya, diagnosis dan etiologi kelainan sendi dapat ditegakkan dengan analisis cairan sendi dalam waktu yang relatif singkat.

Pada keadaan tertentu, walaupun analisis cairan sendi tidak bersifat diagnostik, akan tetapi pemeriksaan ini dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang. Analisis cairan sendi dapat digunakan untuk membedakan suatu kelainan sendi degeneratif dari berbagai kelainan sendi inflamatif. Dengan memeriksa cairan sendi, beberapa kemungkinan diagnosis banding ada kelainan sendi yang dihadapi akan dapat disingkirkan, sehingga arah penatalaksanaannya dapat ditentukan dengan lebih seksama. Selain itu aspirasi cairan sendi dapat mengurangi tegangan membran sinovial, sehingga penderita akan segera merasakan perbaikan kelainan sendi yang dideritanya.

Beberapa penelitian cairan sendi yang pernah dilakukan umumnya cenderung untuk mengevaluasi nilai diagnostik suatu parameter cairan sendi tertentu untuk menegakkan diagnosis kelainan sendi tertentu yang spesifik.

Pada pihak lain, sekalipun telah terdapat berbagai standard analisis cairan sendi, masih jarang dilakukan evaluasi nilai diagnostik pemeriksaan ini, walaupun analisis cairan sendi sangat penting untuk menunjang diagnosis klinis efusi sendi, terutama pada keadaan klinis yang meragukan.

Selain itu anggapan yang salah bahwa prosedur analisis cairan sendi merupakan pemeriksaan yang sukar dilakukan serta memerlukan biaya yang tinggi, menyebabkan prosedur yang dapat menghasilkan informasi yang sangat berharga dan mullah dikerjakan ini seringkali tidak dilakukan.

Dengan terdapatnya peningkatan automatisasi laboratorium, sebenarnya pada saat ini pemeriksaan beberapa parameter cairan sendi telah dapat dikerjakan sekaligus dalam waktu yang relatif singkat dengan menggunakan multi channel analyzer. Akan tetapi karena adanya berbagai keterbatasan dalam hal sarana peralatan, reagen, dana dan tenaga yang terlatih, agaknya perlu ditetapkan suatu pemeriksaan cairan sendi rutin yang mudah dilakukan dengan biaya yang terjangkau.
1988
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sonny Feisal Rinaldi
Abstrak :
Urutan penyalcit yang mempunyai rate teltinggi dalam laporan SKRT 95 adalah anemia. Untuk itu diperlukan bentuk pclayanan keschatan berupa pelayanan laboratodum agar dapat dilakukan deteksi dini dari anemia. Beberapa parameter yang mcrupakan penunjang untuk diagnosis anemia adalah Jumlah eritrosit, Hemoglobin, dan Hematokrit Dalam pcrkembangan laboratorimn dituntut untuk dapat meningkatkan kuantitas dan kualilas pelayanannya, tidak hanya harus baik dari sisi kualitas pemeriksaan tetapi dituntut pula untuk dapat mengeluarkan hasii pemeriksaan dengan oepat. Untuk memcnuhi kebutuhan tersebut salah sam cara yang dilalcukan adalah den gan menggunakan alat otomatis seperti haematology analyzer. Sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, laboratoxium wajib menjaga mutu dari hasil pemeriksaan yang dikelnarkannya. Salah satu upaya dalam menjaga mutu adalah dengan penggunaan bahan kontrol dalam melaknkan pemeriksaan. Penggunaan balhan kontrol- komersial terhitung cukup mahal untuk digmmakan secara 111611. Untuk itu pcrlu diupayakan penggunaan bahan kontrol altematif Dalam hal ini adalah bahan kontrol dari spesimen pasien dan rata-rata harian. Dengan demikian perlu diuji bahan kontrol spesiemen pasien dan rata-rata harian pasien dari sisi akurasi yang terdiri dari validitas, reliabilitas dan presisi Serta dari sisi biaya yang digunakan dibandingkan dengan penggunaan bahan kontrol komersial sebagai gold Standar. Peneiitian dilakukan dengan studi potong lintang, dilalcukan di laboratorium Rumah Sakit Umum Cbt Cmh Bandung selama bulan Juli 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa validitas bahan kolrtrol spesimen pasien dan rata-rata harian adalah kurang baik jika dibandingkan dengan bahan kontrol komersial. Hal ini ditunjuldcan dengan nilai koefisien korelasi yang lebih kecil dari 0,5. Sedangkan untuk reliabiliias bahan kontrol spesimen pasien dan rata-rata harian adalah baik. Hal ini ditunjukkan dcngan uji Cochran yang memberikan nilai p lebih besar dari pada 0,05. Sedangkan prcsisi bahan kontrol spesimen pasien cukup baik dengan ditunjukkan olch selang pada kepercayaan 95% yang pendek. Presisi untuk kontroi rata-rata harian kurang baik, hal ini ditunjukkan dengan selang pada kepercayaan 95% yang cukup lebar j ika dibandingkan dengan bahan kontrol komersial. Dengan hasil seperti di atas menunjukkan bahwa bahan kontrol dari spesimen pasien dan rata-rata harian dapat digunakan sebagai bahan kontrol, dengan beberapa catatan.. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa ke dna bahan kontrol altematif tersebut adalah eiisien, karena biaya pemekaiannya Iebih kecil dari pada biaya penggunaan bahan konuol kqmersial. ......Anemia is the highest rate of disease in SKRT 95. To detect the Anemia, we needexamination using laboratory facility as one of health service. The parameter which is used to diagnose anemia are erytrocyt count, hemoglobin, and hematokrit. As one of health service, laboratory has to keep the quality of examination, one way to keep the quality is by using control specimen in the examination. To use the control comercial specimen is expensiveenoug there fore use the alternatif control specimen such as control specimen from patient (random duplicate sample) and mean daily specimen Before using the control specimen from patient (random duplicate sample) and mean daily specimen we must test the acuracy from validity, reliability, and precision also economically in price compare with control comercial specimen as blood standard. The design study is crossectional which was conducted in the laboratori Cbt Cmh Hospital in July 2001. The result showed that the validity of control patient specimen and mean daily specimen are not good enough compared with comercial control specimen according to the value ofcorclation coeiiicient which lees than 0,5. But the reliability is as good as comercial control specimen which are showed from the p value of Cochran tes lees than 0,05_ And the precision of the patien contrrol specimen and daily specimen is good enough which is showed from the short range in 95% confident interval. By the study showed that patient control specrmen ana mean oauy spcuuucrr can be use as control specimen- lt means that both of thmalternatif control are efficien in cost compared with comercial control specimen.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T6418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Iswanto
Abstrak :
Perkembangan dunia perbankan di Indonesia saat ini, menunjukkan trend yang tidak jelas. Sejak krisis perbankan periode Tahun 1997 - 1998, kinerja perbankan sampai saat ini semakin tidak jelas dan cenderung makin sulit untuk diidentifikasi. Itu ditandai dengan banyaknya kredit bermasalah yang ada dalam sistem perbankan. Sementara proses restrukturisasi dan penyehatan perbankan sampai saat ini, belum memperlihatkan hasil - hasil yang cukup signifikan. Perkembangan sektor perbankan yang belum jelas, ternyata memberikan dampak yang sangat mendalam terhadap perkembangan di sektor riil. Sebelum adanya krisis, mayoritas kegiatan sektor riil didukung oleh sistem pendanaan dari perbankan. Namun, dengan kegagalan perbankan menghadapi krisis ekonomi, mengurangi kemampuannya untuk menjadi penggerak perekonomian. Akibatnya, hampir semua proyek yang sebelumnya banyak mengharapkan kucuran kredit, harus ditunda atau mencari sumber - sumber lainnya. Sumber kegagalan perbankan dalam mengatasi krisis, sebenarnya telah dimulai dengan adanya liberalisasi perbankan melalui Paket Deregulasi Perbankan Oktober 1988 (Pakto 88). Dasar pemikiran dari Pakto tersebut sebenarnya mendorong perbankan untuk lebih mampu mandiri, kompetitif dan sehat. Namun, dalam perkembangannya, pengelola perbankan tidak mampu menerjemahkan ataupun mengikuti harapan dari Pakto tersebut. Perbankan hanya melihat deregulasi tersebut sebagai peluang untuk melakukan ekspansi dalam berbagai bidang. Ekspansi perbankan tersebut diarahkan kedalam berbagai sektor ekonomi, tanpa disertai dengan kemampuan manajerial, pengawasan dan visi yang memadai. Itu sangat terlihat pada unsur pengelola perbankan, pemerintah dan bahkan Bank Indonesia sebagai pengawas keberadaan perbankan. Pengelolaan perbankan umumnya didominasi oleh; ? Pihak - pihak yang kurang memahami bisnis perbankan, dan cenderung menyamakannya dengan usaha perdagangan ? Manajemen yang tidak profesional (belum berpengalaman ataupun kemampuannya yang memang tidak memadai) ? Penghimpunan dana melalui cara - cara yang tidak wajar. Pada saat yang sama, Bank Indonesia (BI) sebagai Bank Sentral melakukan tugasnya sebagai pengawas bank komersial. Dalam prakteknya, BI tidak mampu melaksanakan salah satu tugasnya tersebut, ini disebabkan oleh beberapa hal; n Nuansa politis n BI ikut menjadi pemain/pengelola bank n Karyawan yang kurang profesional
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18850
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toemin A. Masoem
Jakarta: UI-Press, 1997
371.26 TOE e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London : Elsevier, 2005
616.75 FOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bates, Barbara
Philadelphia : J.B. Lippincott, 1991
616.075 4 BAT g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Delp, Mahlon
Philldedelphia: Wb sounder company , 1981
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>