Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Marbun, Yohana Derty
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor yang mendorong perempuan Batak Toba untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam mewujudkan nilai-nilai budaya (hagabeon, hamoraon dan hasangapon) yang menjadi tujuan hidup orang Batak toba di dunia ini. Landasan teoretis penelitian ini adalah gender, budaya Batak dan entrepreneurship. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang berperspektif perempuan, dengan studi kasus perempuan pedagang emas berlian yang dilakukan di sekitar Pasar Senen Jakarta Pusat. Subjek penelitian berjumlah tiga belas orang, lima orang sebagai informan kunci dan delapan sebagai informan pendukung, dan asli perempuan Batak Toba yang menikah dengan laki-laki Batak Toba, memiliki anak serta berumur 30 - 70 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya patriarki dalam masyarakat Batak Toba yang patrilineal (mengambil garis keturunan dari jalur ayah) dan mengakibatkan perempuan tidak menerima waris. Akibatnya, perempuan Batak Toba memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. Dengan kemampuannya memperoleh uang yang banyak, keberadaannya dalam keluarga batak menjadi lebih diperhitungkan. Hal itu berdampak pula pada keluarga luas dan komunitasnya sehingga membuat perubahan nilai budaya pada masyarakat Batak Toba. Entrepreneurship of Batak Women - A Case Study Of Gold Vendors In Pasar Senen, Central JakartaThe research aims to gain understanding on the factors motivating Toba Batak Women to implement the cultural values of Toba Batak, namely hagabeon (having offspring), hamoraon (live in welfare), and hasangapon (be respectable). For theoretical background, the research touches on the culture of Toba Batak, gender relations within the culture, and entrepreneurships. Using qualitative approach, interview and observation are done to thirteen women, five of whom are key informants. All of the subjects are within the range of 30 - 70 old of age, Toba Batak indigenous married to Toba Batak men, and having children in their marriage. It is found that Toba Batak women have to live in a patriarchal culture, with a patrilineal system - that they even do not entitled to inheritance. In order to survive, and in the mean time to struggle for the three ideal values (hagabeon, hamoraon and hasangapon), they then develop a strong character of entrepreneurship. Able to gain money, they experience more acceptance and respect from the members of their nuclear family. It affects as well their position in the extended family and the community. In the long run, the entrepreneurship of Toba Batak women might fasilitate the change in the norms and cultural practice of the Toba Batak society.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T11457
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nenny Anggraini
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini berawal dari pemikiran diperlukannya suatu kajian tentang perbedaan di dalam perilaku pengusaha industri kecil dalam hal sikap kewirausahaannya.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan di antara tiga kelompok pengusaha industri kecil, yaitu kelompok pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil serta kelompok pengusaha industri kecil pria dan wanita. Selanjumya, penelitian ini bertujuan untuk menemukan kombinasi terbaik dari sembilan aspek sikap kewirausahaan yang memaksimalkan perbedaan antar kelompok dan kemudian memprediksi pengelompokan pengusaha industri kecil atas dasar aspek-aspek tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga terhadap keberhasilan pengusaha industri kecil. Keberhasilan pengusaha industri kecil ditinjau dari aspek administrasi dan keuangan, aspek pemasaran, aspek produksi, aspek manajemen dan aspek personalia yang ditentukan oleh BPLIP, selaku pihak pengelola Perkampungan Industri Kecil (PIK) Pulogadung.

Banyak ahli mengaaakan, bahwa peranan sikap kewirausahaan sangat menentukan kesuksesan seorang pengusaha dalam menjalankan usahanya. Menurut beberapa ahli, diantaranya Swasono (1984) dan Sukardi (1989) mengatakan bahwa dunia usaha dapat berkembang dengan baik serta mampu mengantisipasi perkembangan dimasa depan, apabila para pelakunya mempunyai semangat dan motivasi berprestasi serta berjiwa kewirausahaan yang tinggi. Tetapi selanjutnya dikatakan pula oleh Swasono (1984) dan Muhammad (1992), perkembangan tingkat kewirausahaan masyarakat Indonesia masih kurang bila dibandingkan dengan negara lain. Untuk itu perlu diadakan penelitian empiris terhadap sikap kewirausahaan yang dimiliki para pengusaha di Indonesia, khususnya pengusaha industri kecil di wilayah DKI Jakarta.

Pertanyaannya adalah apakah ada perbedaan di antara pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil serta di antara pengusaha pria dan wanita dan apakah ada aspek sikap kewirausahaan tertentu dari sembilan aspek yang ada yang dimiliki oleh kelompok pengusaha industri kecil yang berhasil yang membedakan dengan kelompok lain serta apakah ada hubungan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga dengan keberhasilan pengusaha industri kecil.

Untuk mendapatkan jawaban dilakukan studi lapangan "non eksperimental" dan melakukan pengujian hipotesis. Alat pengumpul data dengan kuesioner dan data dokumentasi dari BPLIP Pulogadung. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tatap muka dibantu wawancara. Metode pengolahan dan analisa data. untuk alat penelitian dengan uji keterandalan skala dan uji validitas butir dengan korelasi butir skor total: untuk pengujian hipotesis digunakan uji T, uji F, metode analisa regresi berganda dan metode analisa diskriminan tiga kelompok pada taraf signifikansi 0.05 dengan bantuan program komputer SPSSIPC + ver 4.0.

Sampel penelitian 115 orang pengusaba konveksilgarment di lingkungan PIK Pulogadung, Jakarta Timur. Pengambilan sampel dengan menggunakan teknik "non probability sampling" yang tergolong "purposive".

Hipotesis-hipotesis penelitian : ada perbedaan sikap kewirausahaan di antara pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil dan ada perbedaan sikap kewirausahaan di antara pengusaha pria dan wanita; ada aspek sikap. kewirausahaan tertentu dari Sembilan aspek sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh kelompok pengusaha industri kecil yang berhasil yang membedakan dengan kelompok pengusaha industri kecil stasis dan tidak berhasil; dan ada hubungan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga secara bersama-sama dengan keberhasilan pengusaha industri kecil.

Hasil penelitian : ada perbedaan yang signifikan dalam hal sikap kewirausahaan di antara kelompok pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil ; dan yang membe-dakan secara maksimal antara kelompok pengusaha industri kecil berhasil, statis dan tidak berhasil adalah aspek swa kendali dan prestatif; ada perbedaan yang signifikan dalam hal sikap kewirausahaan di antara pengusaha industri kecil pria dan wanita; ada hubungan yang signifikan antara sikap kewirausahaan, usia, lama berusaha, tingkat pendidikan, jenis kelamin dan latar belakang keluarga secara bersama-sama dengan keberhasilan pengusaha industri kecil dan yang memberikan sumbangan yang terbesar adalah variabel sikap kewirausahaan dan variabel tingkat pendidikan.

Saran yang disampaikan : potensi sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh pengusaha industri kecil dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas SDM; BPLIP sebagai pengelola PIK Pulogadung hendaknya mempertimbangkan sikap kewirausahaan yang dimiliki oleh calon pengusaha yang akan memasuki lokasi PIK; bagi pengusaha industri kecil yang tidak berhasil hendaknya diberi pelatihan dalam hal "need for achievement" dan perencanaan keija serta mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang bersifat psikologik, menambah variabel-variabel penelitian yang diduga ikut mempengaruhi sikap kewirausahaan dan memperluas jumlah serta jenis sampel penelitian.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh. Solehatul Mustofa
Abstrak :
Tesis ini berjudul Kewirausahaan Masyarakat Industri pada Sebuah Desa di Jawa, Studi kasus Terhadap Munculnya Golongan Pengusaha Industri di Desa Loram Kulon, Kec. Jati. Kab. Kudus. Masalah yang menjadi titik tolak dalam penulisan tesis ini adalah hubungan antara unsur-unsur dari sistem kebudayaan masyarakat dan kemunculan golongan pengusaha industri yang berjumlah relatif banyak pada suatu masyarakat Jawa yang dalam kasus ini adalah masyarakat Desa Lorain Kulon. Ada pun tuiuan penulisan tesis ini adalah untuk menunjukkan: 1. Bahwa elemen ekonomi merupakan bagian yang terintegrasi dari sebuah organisasi sosial; 2. karena itu, proses-proses ekonomi dipengaruhi, ditetapkan dan tergantung kepada antara lain kepentingan politik, kekerabatan dan aspek kehidupan sosial lainnya; 3.. hubungan dialektis antara elemen dalam organisasi sosial dalam mengantisipasi perubahan-perubahan ekonomi, teknologi dan percepatan arus informasi; 4. munculnya golongan pengusaha erat kaitannya dengan nilai-nilai yang dianut masyarakat di mana sektor swasta dilihat setara dengan sektor pemerintah. Penulisan tesis ini didasarkan pada studi lapangan dengan menggunakan metode penelitian kasus. Subyek penelitiannya adalah masyarakat sebuah desa, yaitu Desa Lorain Kulon. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengamatan terlibat dan wawancara mendalam. Berdasarkan tinjauan teoritis, kemunculan golongan pengusaha dalam suatu masyarakat berhubungan dengan unsur-unsur kebudayaan atau sistem kehidupan masyarakat yaitu ada unsur-unsur dari sistem kehidupan masyarakat tersebut yang bersifat menunjang. Beberapa kajian terdahulu menunjukkan bahwa unsur-unsur sistem kehidupan masyarakat yang menunjang berbeda-beda antara masyarakat yang satu dan yang lainnya. Di antaranya ada yang mengaitkan dengan unsur agama. sebagian lagi mengait.kan dengan sistem kekerabatan struktur keluarga pola pengasuhan anak migrasi dan kebebasan kultural. Penelitian terhadap kemunculan pengusaha industri di Loram Kulon memperlihatkan ada hubungan antara: a. di satu pihak terdapat golongan masyarakat yang memiliki pekeraaan sambilan sebagai tukang, buruh trampil di perusahaan industri rumah tangga dan perajin serta pedagang kecil. dan b. di pihak lain, terdapat kondisi-kondisi dalam lingkungan masyarakat Lorain Kulon yang meliputi: 1) warga masyarakat Loram Kulon tidak lagi mengandalkan kehidupan ekonominya pada usaha pertanian, 2) terkaitnya Desa Loram Kulon dengan berkembangnya Kudus sebagai pusat kegiatan perdagangan dan industri, yang ditandai dengan ramainya perdagangan di pasar--pasar tradisional dan komplek pertokoan di Kab. Kudus maupun di pesisir pantai utara P. Jawa, 3) kebijakan pemerintah mengembangkan sarana/ prasarana perhubungan. transportasi, telekomunikasi serta pusat perdagangan. 4) makin dihargainya ketrampilan dan keberhasilan usaha ekonomi, 5) berkembangnya kebiasaan migrasi dan meluasnya pengetahuan masyarakat Loram Kulon tentang pasar. 8) munculnya lembaga/ orang yang dapat berfungsi menunjang penghimpunan modal, 7) terdapat banyak warga masyarakat yang pendidikan formalnya rendah sehingga peluang kerja yang mudah dimasuki oleh mereka adalah pekerjaan informal, dan 8) banyak keluarga yang menyertakan/ membiarkan anak-anak mereka bekerja pada perusahaan industri rumah tangga, 9) sistem agama yang menghargai macam-macam jenis pekerjaan halal dan dihormatinya orang-orang yang menjalankan perintah agama khususnya naik haji sehingga mendorong sejumlah warga mencari kekayaan material.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1995
T4255
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karel Sesa
Abstrak :
Perkembangan Kewiraswastaan Suku Bangsa Irian tidak terlepas dari pengaruh proses perubahan sosial dan pembangunan yang dialami oleh Masyarakat asli Irian di Daerah Irian Jaya. Proses perubahan tersebut dalam sistem pemerintahan atau rezime, yakni di masa Pemerintahan Kolonialisme Belanda tahun 1950-an hingga 1970-an dan masa peralihan dari pemerintahan Belanda cq pemerintahan PAD (United Nation of Temporary Authority) UNTEA kepada pemerintahan Republik Indonesia tanggal 5 Mei 1963. Akibat proses ini, berdampak terhadap perkembangan Kewiraswastaan Suku bangsa Irian. Artinya hampir semua jenis kegiatan usahanya nampak semakin terus mengalami penurunan tingkat perkembangannya. Hal ini mungkin disebabkan oleh arah dan strategi kebijaksanaan yang sangat makro sentris dan tidak sehatnya persaingan dalam dunia usaha kecil di Irian Jaya termasuk pengaruh kondisi manajemen Umum (Universal) dan kondisi spesifik (mikronya) dalam mengelola kegiatan usahanya.

Pokok permasalahan yang nampak adalah semakin tidak berkembangnya kegiatan Kewiraswastaanya.Hal ini dapat tercermin dari berbagai kegiatan usaha yang selama ini dijalankan. Dalam menelaah permasalahan ini dilakukan penelitian interpretatif dan eveluatif. Jenis penelitian ini dimaksudkan agar penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan (in-put) bagi upaya perkembangan dan pembinaan dunia usaha khususnya para pengusaha kecil atau wiraswastawan Suku bangsa Irian. Sedangkan pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis kualitatif karena mendapatkan sejumlah informasi dari para responden yang diteliti.

Fokus pembahasan Teoritis yang berkaitan dengan Kewiraswastaan (Entrepreneurship) suku, khususnya suku bangsa Irian ditinjau dari segi ekonomi, segi sosiologis, dan segi budaya. Hasil temuan (Finding) mencakup dua kondisi pengaruh yaitu: (I.) Manajemen Umum (Universal) yang meliputi a) Kekurangan modal usaha terutama kredit perbankan sangat cenderung mempengaruh perkembangan kegiatan usahanya, b) Tidak tersedianya bahan Baku dan Penolong sangat cenderung mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usahanya, c) Sikap mental menghindari tanggub jawab atau penanggung resiko sangat canderung mempengaruhi perkembangan kegiatan usahanya selama ini, d) dalam mengelola manajemen usahanya sangat cenderung berazas kekeluargaan atau secara kebiasannya, e) masih tidak teratur dan kontinyu pembinaan dan Penyuluhan terutama pelaksanakan pendidikan dan latihan (diktat) manajemen dan pemasaran oleh instansi tehnis, sangat cenderung mempengaruhi perkembangan kewiraswastaan suku bangsa Irian dalam mengelola kegiatan usahanya f) Akibat pengaruh di masa silam/lalu sangat cenderung mempengaruhi para wiraswastawan suku bangsa Irian dalam mengelola berbagai kegiatan usahanya g) faktor rendahnya tingkat pendidikan juga sangat cenderung masih mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usahanya, dan h) faktor tingkat Penghasilan nampak juga sangat cenderung mempengaruhi dalam mengelola kegiatan usaha mereka. (2) Kondisi Spesifik (Mikro) meliputi: 1) Beban tanggungan sosial atau tanggungan keluarga yang melebih pertimbangan ekonomi, sehingga perhatiannya terhadap perkembangan kegiatan usahanya sedikit sekali, 2) kegiatan berusaha selalu didasarkan pada kebutuhan yang sangat mendesak. Artinya kalau terasa ada kebutuhan yang cukup mendesak barulah kegiatan usahanya dijalankan agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut, 3) kegiatan berusaha sebagian besar bersifat turun-temurun khusus pengrajin, dan 4) sebagian besar para pengusaha suku bangsa Irian bersifat individualis yang nampak juga berpengaruh terhadap pengelolaan kegiatan usahanya. Selain itu, permasalahan dalam Pengembangan Sektor Industri di Daerah Irian Jaya ada dua bagian, yaitu pertama, masalah yang dihadapi Pengusaha Industri dan, kedua Masalah Intensitas Kegiatan Pembinaan oleh instansi teknis Kanwil Departemen Perindustrian Propinsi, Irian Jaya.

Sedangkan Implikasi Kebijaksanaan dan Saran masing-masing mencakup; aspek pendidikan dan pelatihan, aspek pemasok bahan baku dan penolong, aspek permodalan bagi para wiraswasta suku bangsa Irian harus dapat disediakan kredit perbankan. Hal ini berkaitan erat dengan filosofinya bahwa:"apabila seseorang dapat memberikan sesuatu berupa barang atau uang dalam jumlah tertentu kepada orang lain, maka orang ini akan mengembalikan barang atau uang tersebut dalam jumlah yang sama besarnya kepada orang tersebut yang selalu bersifat kompetitif dan dilakukan secara turun-temurun" aspek pemasaran perlu ditekankan pada kreativitas (Creativity Push) untuk dapat memecahkan masalah lokal dan aspek tenaga kerja,bagi para pengusaha suku bangsa Irian harus disusun paket-paket (materi manajemen) pendidikan dan latihan manajemen dan pemasaran. Saran-saran kepada: 1. pihak wiraswastawan agar berusaha menghindari motivasi kerja yang lebih cenderung pada motivasi sosial dari pada ke motivasi ekonomi, serta perlunya meningkatkan kemampuan dan keterampilan dalam mengelola usahanya terutama pemanfaatan kredit perbankan. 2. pihak Kanwil agar menyiapkan tenaga pelatihan untuk bidang usaha tertentu dan melakukan monitoring yang teratur dan terusmenerus.

Kesimpulan mencakup (A) Pengaruh kondisi Fungsi Manajemen Umum (Universal ), dan (B) Pengaruh Kondisi Spesifik (mikro) yang pada umumnya sangat cenderung masih terus-menerus mempengaruhi perkembangan kewiraswastaan suku bangsa Irian dalam mengelola berbagai kegiatan usahanya di Daerah Irian Jaya.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina
Abstrak :
Sejalan dengan semangat entrepreneurship, telah terjadi perubahan yang signifikan dalam status beberapa perguruan tinggi negeri, dari PTN menjadi BHMN, termasuk IPB BHMN. Konsekuensi dan perubahan IPB menjadi IPB BHMN juga membawa akibat pada Perpustakaan IPB yakni, perubahan visi, misi dan orientasi perpustakaan sesuai dengan status BHMN. Untuk mewujudkan entrepreneurship di perpustakaan tentu perlu di bangun karakteristik entrepreneurship para pengelolanya. Adanya karakteristik entrepreneurship pada perpustakaan dan para pengelolanya, maka dapat lebih mengembangkan dan memanfaatkan semaksirnal mungkin sumber daya perpustakaan dan guna mendapatkan keuntungan bagi kesejahteraan pengelolanya. Penelitian tentang entrepreneurship ini dilakukan pada Perpustakaan IPB. Berdasarkan hasil penelitian awal yang dilakukan pada Perpustakaan IPB ditemukan adanya entrepreneurship dalam pcngelolaan perpustakaan. Permasalahan dalam penelitian ini berfokus pada karakteristik entrepreneurship dalam Perpustakaan IPB dilihat pada level Teks, Praktik Wacana dan Praktik Sosial-budaya. Berdasarkan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) menganalisa karakteristik entrepreneurship dalam Perpustakaan IPB pada level teks, praktik wacana dan praktik sosial-budaya; 2) menemukan kesesuaian karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB pada level teks, praktik wacana dan praktik sosial-budaya; 3) menemukan ideologi yang bekerja di baik perubahan PTN menjadi BHMN melalui analisis wacana karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB BHMN. Penelitian ini hanya meneliti aspek yang berkaitan dengan tujuh karakteristik entrepreneurship di lihat pada konsep visi, keinginan untuk mengambil risiko, fokus pada pengguna, inisiatif, kreativitas, dorongan untuk sukscs dan inovasi ada dalam Perpustakaan IPB. Penelitian ini termasuk penelitian kualitatif dengan metode penelitian Analisis Wacana Kriris Norman Fairclough, yakni: analisis wacana pada level macro (wacana Teks), level meso (Praktik Wacana), dan level makro (Praktik social-budaya). Penelitian ini dilakukan tiga tahap kerangka analisis yang digunakan. 1), deskripsi, yakni menguraikan isi dan analisis secara deskriptif atas teks, praktik wacana, dan praktik sosial-budaya tanpa dihubungkan dengan aspek lain. 2), Interpretasi, yakni menafsirkan Teks dihubungkan dengan manajemen perpustakaan yang dilakukan. 3), Eksplanasi, bertujuan untuk mencari pcnjelasan atas penafsiran pada tahap kedua. Penjelasan itu dapat diperoleh dengan mencoba menghubungkan produksi teks (praktik wacana) dengan praktik sosial-budaya suatu Perpustakaan Perguruan Tinggi BHMN berada. Berdasarkan analisa dan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1) Adanya karakteristik entrepreneurship pada Perpustakaan IPB yang terlihat dari wacana Teks (Konsep dan Aksi), Praktik Wacana (Produksi/Pengelola Perpustakaan dan Konsumsi/Pengguna), Praktik Sosial-budaya. 2). Ada beberapa kesesuaian karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB pada level teks dan praktik wacana. Kesesuaian ini juga terdapat pada Praktik Sosialbudaya. 3). Ada ideologi kapitalisme yang bekerja di balik perubahan PTN menjadi BHMN melalui analisis wacana karakteristik entrepreneurship Perpustakaan IPB BHMN. Penelitian ini perlu dilanjutkan dengan topik yang lebih detail dan lebih tajam dibandingkan penelitian yang peneliti telah dilakukan. Kesimpulan dalam penelitian ini tidak berlaku umum dan hanya berlaku pada Perpustakaan IPB saja. In line with the entrepreneurial spirit, there was significant change happen in the state own university, the change is the form of institution, from PTN institution become BHMN. IPB is one of the some institutions that were change, from IPB to IPB BHMN. The consequence of the change has the affect to vision, mission and orientation of the library vision to accommodate the changes in the institution. The organizer or personnel in the library has to develop entrepreneurship characteristic. This is important thing to make realization of the entrepreneurship in the library. The existence of the entrepreneurship characteristic in the organizer or personnel in the library will more effective to developing and exploiting of library resources to gain benefit and welfare for the library and its organizer or personnel. The research about entrepreneurship has been conduct in the IPB Library. The preliminary research in the IPB BHMN was found that there is entrepreneurship exist in the library management. The matter in this research was focused to the entrepreneurship characteristic in the IPB Library in the level Texts, Discourse Practice and Socio-cultural Practice. Base on that matter, the purposes of this research are: 1) to analyze the characteristic entrepreneurship in the IPB Library in the level texts, discourse practice and socio-cultural practice; 2) to find true relation of the entrepreneurship characteristic of IPB Library in text level, practical discourse and social-culture practice; 3) to find what ideology exist and work behind the change of the PTN to BHMN. The research is only check the aspect that have the relation with seven entrepreneurship characteristic in term of vision concept, willingness to take risk, costumer focus, initiative, creativity, desire to success and innovation that exist in the IPB Library This research is qualitative research with discourse analysis Norman Fairclough method, such as: discourse analysis in micro level (text discourse) mesa level (discourse practice) and macro level (socio-cultural practice). This Research was conducted with three phase analysis framework. 1), Description: elaborate the content and analysis descriptively for text, discourse practices, and socio-cultural practices without attributed by another aspect. 2) Interpretation, interpret the Text and relate the interpretation to library management adopted. 3) Explanation, to find explanation of interpretation as in second step. Explanation was obtained by trying to make relation between text productions (discourse practice) with socio-cultural practice at Library in Higher Education BHMN. Base on analysis and result of this research, the conclusions are: 1) there are existent of characteristic entrepreneurship in IPB Library, as seen from Text discourse (Concept and Action), Discourse Practice (Production/Library Organizer and Customer/User), Socio-Cultural Practice. 2) There are some relevant entrepreneurship characteristics in IPB Library at Text level, Discourse practice and in level socio-cultural practice. 3) There was Capitalism ideology, exists and works behind the exchange of PTN to BHMN. This research need to continue in detail topic and more focus, compare to researcher conduct in this research. The conclusions in this research not applied generally and applicable in IPB Library only.
2005
T15372
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fawzan Ramon
Abstrak :
Kondisi perekonomian saat ini cenderung membuat banyak perusahaan yang mengalami downsizing, yang diakibatkan makin sedikitnya perusahaan yang menyediakan lapangan pekerjaan, sehingga kita dituntut untuk dapat mencari peluang untuk mendapatkan pekerjaan atau menciptakan lapangan pekerjaan dengan memulai suatu bisnis sandhi dengan berbagai peluang dan tantangan. Siapapun dapat memilih usaha yang mereka inginkan dan mampu melakukannya, dengan kinerja sesuai dengan yang diharapkan. Bukan hanya dengan mengandalkan strategi dan faktor-faktor yang mendukung kegiatan usaha tersebut, setiap orang yang melakukan usaha perlu memiliki jiwa kewirausahaan serta memiliki orientasi pasar yang tepat dari usaha yang dijalankannya. Membangun kewirausahaan, berarti harus percaya diri karena akan berhadapan dengan ketidakpastian, dan harus aktif menemukan hal-hal baru serta selalu berpikir mencari peluang atau kesempatan. Tampaknya usaha warnet memberikan peluang untuk meraih keuntungan, sehingga banyak orang yang berminat dan melakukan usaha itu. Internet merupakan salah satu faktor penyebab bermunculannya begitu banyak warnet. Pengusaha warnet merupakan orang-orang yang berani mengambil peluang dan risiko, karena pelayanan yang diberikannya dengan mudah dapat segera ditiru oleh warnet lain. Hal ini disebabkan oleh kemajuan teknologi informasi yang tersedia bagi siapa saja asalkan mempunyai sumber daya finansial yang cukup. Tentunya bagi pengusaha warnet yang berfikir, mereka tidak akan berhenti dengan memberikan layanan akses intemet saja. Mereka akan berusaha memberikan layanan-layanan tambahan di atas usaha warnet-nya apakah itu memberikan jasa pembuatan website, mailing list, pengajaran internet, e-commerce dan masih banyak lagi jasa tambahan di atas usaha warnet yang akan memberikan nilai tambah bahkan memberikan keuntungan finansial yang jauh lebih besar daripada sekedar usaha warnet. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh dari kecenderungan kewirausahaan (entrepreneurial proclivity) dan orientasi pasar (market orientation) terhadap kinerja bisnis (business performance) yang dimediasi oleh struktur organisasi (organizational structure). Penelitian bertujuan untuk mengetahui : 1. Pengaruh kecenderungan kewirausahaan terhadap kinerja bisnis. 2. Seberapa besar pengaruh kecenderungan kewirausahaan terhadap struktur organisasi. 3. Hubungan antara struktur organisasi dengan orientasi pasar 4. Seberapa besar pengaruh orientasi pasar terhadap kinerja bisnis. Obyek penelitian ini adalah para pengusaha warnet yang berada di Kotamadya Depok. Data diperoleh dengan menyebarkan kuesioner sebanyak 60 buah pada warnet-warnet yang ada di Kotamadya Depok berdasarkan survai lokasi warnet yang telah dilakukan sebelumnya. Pengolahan data menggunakan metode factor analysis dan regresi linier dengan perangkat lunak SPSS versi 11.0 Hasil analysis atas data penelitian memperlihatkan bahwa tidak terdapat hubungan dan pengaruh yang signifikan antara berbagai variabel penelitian, seperti hubungan antara : (l) kecenderungan kewirausahaan dengan struktur organisasi, (2) orientasi pasar dengan kinerja bisnis, (3) kecenderungan kewirausahaan dengan orientasi pasar, dan (4) kecenderungan kewirausahaan dengan kinerja bisnis. Hubungan yang signifikan hanya terdapat antara variabel struktur organisasi dengan orientasi pasar dan antara variabel struktur organisasi dengan kinerja bisnis. Selain karena faktor perbedaan kategori usaha, dimana penelitian Matsuno, Mentzer, dan Ozsomer (2002) yang mengambil responden perusahaan - perusahaan besar manufaktur telah menunjukkan hasil uji yang berbeda, faktor lain adalah skala usaha yang berpengaruh terhadap struktur biaya operasional warnet menjadi penjelasan yang logis mengapa hasil penelitian seperti diatas (semakin besar skala warnet, semakin besar struktur organisasi, tentu semakin banyak SDM yang terlibat yang akan meningkatkan biaya operasional usaha warnet).
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Imam Aminuddin
Abstrak :
Perubahan yang sangat cepat di lingkungan pendidikan tinggi tidak terbatas pada stakeholders seperti dosen, mahasiswa, pengguna, pasar tenaga kerja dan orang tua mahasiwa, bahkan pesaing, baik pendidikan tinggi sejenis maupun bukan sejenis. Era persaingan telah memasuki lingkungan pendidikan tinggi. Persaingan rnenuntut adanya organisasi yang senantiasa dinamik, fleksibel, dan mampu beradaptasi dengan jaman. Organisasi yang bersifat inovatif, imajinatif, kreatif, berani mengambil risiko dan berkewirausahaan akan Iebih mampu beradaptasi terhadap industri yang berubah dengan cepat (Kotter & Heskett;1992:45).

Untuk menghadapi persaingan, Akademi Kimia Analisis Bogor harus menjadi organisasi yang berkewirausahaan. Visi AKA Bogor yaitu ?Menjadi perguruan tinggi yang mandiri dan unggul dalam menghasilkan tenaga profesional dan kompeten di bidang kimia anafitik serta menjadi mitra industri dalam pemecahan masalah" merupakan indikator adanya penerapan prinsip kewirausahaan. Namun demikian, bagaimanakah penerapan prinsip kewirausahaan tersebut ?

Penelitian ini menggunakan metode peneiitian deskriptif analitis yang dimaksudkan memberikan gambaran terhadap suatu fenomena sosial atau permasalahan terlentu. Kewirausahaan diukur dengan menggunakan 48 buah pernyataan yang dikembangkan Spencer & Spencer ditambah 13 buah pernyataan tentang inovasi yang dikembangkan oleh Dimension Development International.

Dan populasi penelitian sebesar 110 orang, yang masuk dalam kriteria dosen, pegawai administratif dan Iaboran serta telah bekerja di AKA Bogor minimal 3 tahun berturut-turut adalah 80 orang. Dari 80 buah kuisioner yang dibagikan, kembali sebanyak 70 buah (86,5%).

Hasil penelitian menemukan bahwa 40% responden berpendapat bahwa penerapan prinsip kewirausahaan di AKA Bogor masih rendah. 34.29% menggolongkannya pada kategori sedang dan hanya 14,29% yang berpendapat bahwa penerapan prinsip kewirausahaan di AKA Bogor masuk dalam kategori tinggi. Adapun untuk tingkat inovasi sebesaar 12,86% responden menganggap tergolong dalam kategori rendah, 55.71% dalam kategori sedang dan 31,43% menggolongkannya dalam kategori tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip kewirausahaan di Akademi Kimia Anahsis Bogor masih rendahdan tingkat inovasi cenderung dalam kategori sedang. Keberanian mengambil risiko yang menjadi salah satu ciri organisasi berwirausaha masuk dalam kategori sedang dan persepsi responden yang menyatakan bahwa Kemampuan organisasi dalam melihat dan menangkap peluang yang ada masih rendah. Dalam perkembangan selanjutnya sangat diperlukan pemupukan semangat kewirausahaan dan mengembangkan perilaku inovatif. Sebaiknya AKA segera mengantisipasi perubahan yang terjadi dengan meninggalkan kebiasaan lama yang manajemennya terlalu berhati-hati dalam mengambil suatu tindakan dan berubah menjadi Iembaga pendidikan yang selalu berusaha menyesuaikan diri terhadap perubahan.
A rapid change in the environment of higher education is not limited only on stakeholders such as lecturers, students, users, work fields, and parents, or even competitors like similar education or different education. The competitive era has entered the environment of highger education. This competition demands the existance of organisation with the development of era. The organisation which is innovative, imaginative, creative, and brave to take changes and do entrepreneurship, will be more capable to adapt with the extreme changes in industry (Kotter & Heskett ; 1992 : 45).

In order to deal with the competition, AKA Bogor has to be an organisation with the soul of entrepreneurship. The perspective of AKA Bogor which is "To be an independent and excellent higher education in producing professional and competent output in the field of analytical chemistry and become partner for industries in solving problem" is an indicator of the existance of application of entrepreneurship principals. However, how is the implementation ofthe principals?.

This research uses analytical descriptive research method that aims to give description of a social phenomenon or particular problem. The entrepreneurship it self is measurred by using 48 questions which were developed by Spencer & Spencer and added with 13 questions about innovation which were developed by Dimension Development International.

From the 110 research population, objects that are included in the criteria of lectures, administrative employees, and laboratory assistants who have vcrked at least 3 years in a row are 80 people. From 80 spreaded questionaires, 70 questionaires were returned (87,5%).

The result of the research finds out that 40% of the respondents think that the application of entrepreneurship principals in AKA Bogor is still low, 34,29% consider it in a medium category, and only 14,29% have opinion that the application of entrepreneurship principals in AKA Bogor is included in in a high category. While for the innovation level, 12.86% of respondents are considered it as low category, 55.71% as a medium category. and 31.43% as a high category.

Finally, we can conclude that; first, the application of entrepreneurship principals in AKA Bogor is still low and the level of innovation in considerably in medium category. Second, the courage to take some risks which becomes one of characteristics of organisation with entrepreneurship point of view, is in the medium category. Third, the perception of the respondents which states that the ability of organisation in looking at and capturing the exist chages, is still low. In the next development, it is extremely needed to encourage the spirit of entrepreneurship and develop the innovative behaviour. AKA Bogor should soon anticipate current changes by leaving old habits in which the management is over cautius in taking risks by altering in becoming an organisation which always tries to adapt with changes.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T21568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosari Sariasih
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam kondisi lingkungan dinamis dan cenderung turbulent, perusahaan harus bertahan dan memimpin pasar dengan sustainable competitive advantage. Dikarenakan turbulensi, perubahan pasar semakin sengit, cepat dan terkadang unpredictable. Dengan demikian, perusahaan memerlukan tingkat market orientation yang tinggi untuk memahami pasar. Secara internal, seluruh anggota perusahaan perlu mengembangkan Entrepreneurial Attitude Orientation yang seringkali dianggap hanya ada di perusahaan start ups. EAO dapat pula muncul di perusahaan besar dalam bentuk yang berbeda. Interface kewirausahaan dengan pemasaran dikenal dengan Entrepreneurial Marketing (EM). Ada dugaan bahwa tingginya kadar MO dan tingginya EAO akan mengakibatkan EM yang tinggi pula. Penelitian ini dimaksudkan menggali hal tersebut.
ABSTRACT
In dynamic and turbulent environment, company needs to survive and lead the market by achieving sustainable competitive advantage. Due to the turbulence, changes in market become severe, faster, and sometimes unpredicted. Thus, company needs a high market orientation to understand the market. Internally, all company members need to improve Entrepreneurial Attitude Orientation which is often misinterpreted to apply only in startup business ventures. EAO might appear in big companies, in different forms. The interface between entrepreneurial and marketing is known as Entrepreneurial Marketing (EM). It is suspected that higher MO and EAO level will impact on higher EM. This research intends to dig this matter.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34710
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Munandir
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai knowledge inertia dan persepsi terhadap lingkungan yang mempengaruhi perilaku kewirausahaan dalam menciptakan suatu sikap adaptabilitas stratejik. Perilaku kewirausahaan memiliki urgensi untuk dimiliki saat ini untuk mampu mengidentifikasi dan mengeksploitasi peluang sebagai bentuk respon terhadap perubahan lingkungan dan menjadi adaptif lebih cepat dari pesaing. Efektifitas implementasinya dipengaruhi oleh persepsi individu terhadap lingkungan yang dihadapinya dan knowledge inertia yang ada. Knowledge inertia adalah konsep baru yang masih memiliki banyak ruang untuk penelitian lebih lanjut. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan obyek penelitian para pekerja tingkat manajemen pertama dan menengah di suatu BUMN yang sedang mengalami perubahan lingkungan secara signifikan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa knowledge inertia memiliki pengaruh negatif terhadap perilaku kewirausahaan dan setiap dimensi lingkungan memiliki pengaruh yang berbeda pada pembentukan knowledge inersia dan perilaku kewirausahaan. Selain itu, terbukti bahwa perilaku kewirausahaan memiliki pengaruh positif pada sikap adaptabilitas stratejik. ......The focus of this study is to analyze knowledge inertia and the environment perception which influenced the entrepreneurial behavior in developing strategic adaptability behavior. Entrepreneurial behavior has been considered to be an urgent concept to be implemented nowadays, since it enable the ability to identify and exploits new opportunities as a response to environment changes and means to be adaptive much faster than competitor. The effectiveness of the entrepreneurial behavior is affected by individual?s perception of the environment and the existed knowledge inertia. Knowledge Inertia is considered as a new concept with a lot of areas to be investigated. The study is conducted in quantitative method with first line and middle management employee in a SOE which in a state of significant environment changes as the research object. The result has shown that knowledge inertia has a negative influence to entrepreneurial behavior and each environment dimension has a distinct influence to the formation of knowledge inertia and entrepreneurial behavior. In addition, the study also has shown that entrepreneurial behavior has a positive influence to the strategic adaptability behavior.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vitrio Wibisono
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji tentang pengaruh entrepreneurial orientation terhadap kemampuan pembelajaran strategi dan kinerja perusahaan. Penelitian juga menginvestigasi lebih lanjut pengaruh dimensi respon pasar dalam meningkatkan hubungan entrepreneurial orientation terhadap kemampuan pembelajaran strategi dan kinerja perusahaan, termasuk mengkaji dan menguji pengaruh pembelajaran strategi terhadap kinerja perusahaan. Seperti yang telah diungkapkan oleh banyak penelitian, kinerja perusahaan sangat penting untuk bertahan hidup dan pembelajaran strategi sebagai sarana untuk beradaptasi dengan lingkungan (pesaing, pelanggan, ataupun trend pasar). Menanggapi hal tersebut penelitian ini dilakukan di lingkungan Industri Layanan Komputer dan Peranti Lunak dengan mengambil 126 sampel perusahaan kecil-menengah di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa entrepreneurial orientation secara positif mempengaruhi kemampuan pembelajaran strategi tetapi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini mendukung bahwa entrepreneurial orientation memiliki pengaruh tidak langsung terhadap kinerja perusahaan, yang dimediasikan oleh dimensi respon pasar tetapi tidak ditemukan bukti empiris bahwa pembelajaran strategi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang menerapkan enterpreneurial orientation dan responsif terhadap pasar akan dapat terus adaptif dengan lingkungan dan dapat meningkatkan kinerja. ......This research mainly investigates the influence of entrepreneurial orientation to firm performance and strategic learning capability. It also further analyzes the impact of market responsiveness to firm's strategic learning capability and performance, and tests whether strategic learning has an impact on performance or not. Previous study argued, that achieving higher performance is needed in order to survive, to generate competitive strategy, and to adapt to surrounding environment (competitors, customers, market trends). This research was carried by using 126 samples of small- to medium-sized firms located in Jakarta, from Computer Services and Software Industry. The research result shows that entrepreneurial orientation influence significantly to firm's strategic learning capability. It also supports empirically that entrepreneurial orientation is not directly affecting firm performance moreover this research didn't find any empirical evidence that shows whether strategic learning has an impact to firm's performance. This research underlines the importance of market responsiveness in order to enhance entrepreneurial orientation in order to achieve firm performance and strategic learning capability. Furthermore it can be concluded, a firm that implements entrepreneurial orientation and be responsive to market enjoys higher benefit such as be able to survive and to adapt to the fast-changing, unpredictable, and high competitive environment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>