Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Umar Baihaqki
"Pemberdayaan adalah sebuah istilah yang problematik. Sebagai sebuah turunan dari konsep pembangunan, pemberdayaan dijadikan solusi untuk menambal Iubang-lubang pembangunan. lerbagai fakta empiris menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menjamin terciptanya pemerataan hasil-hasil pembangunan. Pemberdayaan menjadi jembatan penghubung jurang ketimpangan sosial akibat pembangunan yang tidak merata. Melalui berbagai program pemberdayaan, warga negara yang tidak beruntung diikutsertakan dalam berbagai kegiatan yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Akan tetapi, dalam konteks Indonesia, sejak tahun 1970an istilah pemberdayaan didiskusikan dan dipraktekkan dalam bentuk kebijakan, istilah tersebut belum menemukan maknanya yang tepat. Pemberdayaan lebih sering menjadi jargon dan retorikan dari pemerintah maupun masyarakat sipil untuk menjadikan mereka yang tidak beruntung sebagai objek kepentingan mereka. Pemberdayaan yang seperti itu justru membuat warga negara semakin terekslusi dari pembangunan. Tesis ini akan mendiskusikan pemberdayaan dalam makna yang sebenarnya. Hanya saja, cakupannya dibatasi dalam tata ruang wilayah pesisir.
Ada dua alasan yang melatarbelakangi pembatasan ini. Pertama, konsep pembangunan masyarakat Iebih memungkinkan menerapkan model pembangunan lokal (locallity development) yang terbatas pada tingkat lokal secara geografis. Model ini diharapkan Iebih mampu menggerakkan masyarakat yang memiliki kesamaan kebutuhan dan kepentingan dibandingkan dengan wilayah yang Iebih Iuas, serta mampu mengantisipasi perbedaan karakteristik antara wilayah daratan dengan wilayah pesisir dan kelautan, Kedua, pembatasan ini jugs dilatarbelakangi oleh prioritas permasalahan sosial, yaitu tereksklusinya komunitas pesisir secara sosial, ekonomi dan politik dalam pembangunan di republik ini. Tiga aiternatif model pemberdayaan komunitas pesisir diuji dengan pendekatan kuantitatif dalam tesis ini. Ketiga alternatif model tersebut adalah model koperasi, model pusat komunitas dan model inti plasma. Sebagai lokus peneiitian adalah Kecamatan Pelabuhanratu, yang menjadi sentra perikanan di sepanjang garis Pantai Selatan Pulau Jawa.
Hasil analisis data dari responden ahli yang diolah melalui teknis Analytic Hierarchy Process (AHP) menempatkan model koperasi sebagai alternatif model yang memiliki peluang keberhasilan tertinggi di Pelabuhanratu. Akan tetapi, basil survey atas 55 responden di Desa Pelabuhanratu menunjukkan adanya kekecewaan atas kinerja koperasi maupun program-program bantuan yang disalurkan kepada warga. Hasil survery juga menemukan tetap terbukanya peluang bagi perbaikan model koperasi sehingga memberikan kepuasan bagi warga lokal yang mengikuti program pemberdayaan. Peluang tersebut bisa menjadi nyata bila model koperasi yang baru benar-benar memperlihatkan perbaikan kinerja, terutama pada sisi pelayanan.

Empowerment is a problematic concept. As a part of development theory, empowerment means to be the solution to cover everything that left behind in development process. There are many facts showing that a high economic growth doesn't always distribute equally in society. This condition is what make empowerment become a strategic issue in development. Through many empowerment program, every unlucky citizen were joined together and organized to help them to rise their quality of life. Unfortunately, in Indonesian context, the practical of empowerment progress is not as good as the discussion of the concept. Almost every empowerment practical experience in Indonesia has not find its true meaning. Empowerment is just a slogan and rhetoric from government or professional to cover their interest. This is why empowerment program only make community become dependent to the program or the actor, instead gaining a better wealth and better life. This thesis discuss empowerment concept in its true meaning. Only, the scope is limited to coastal area.
There are two reason for this limitation. First, community development as practical concept has a higher rate of success if running in a limited area. A local development model can generate better participation from the people to gain their needs together. This strategy also avoid generalization in implementing strategy of empowerment in land area and coastal area. Second, the priority in solving social and economic problem in coastal community. The Indonesian coastal community has already excluded from national social and economic development for many years. Three aIterratives of coastal community empowerment model are tested in field research with quantitative approach. Those three models are cooperation model, community center model, and local company model. As the locus of the study, this research is conduct in Kecamatan Palabuhanratu of Sukabumi Regency in West Java province.
The founding of this study with Analytic Hierarchy Process (AHP) show that cooperation model is the most suitable model among the three alternatives. The local company model is in the second place. But, when a survey conduct to show community perception about the three alternatives, a surprising result was appear. The survey show that most of the community member in grass root level were disappointed to cooperation performance recently, This finding can be concluded that participation in empowerment program doesn't always support the success of the program and rise the quality of life from member of the community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T24394
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yahya Perwira Hakiki
"Masyarakat miskin atau kaum dhuafa mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-sehari dan menyebabkan munculnya permasalahan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi kesejahteraan sosial mereka. Untuk itu, pemberdayaan masyarakat adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan. Penelitian ini membahas mengenai program pemberdayaan ekonomi Rumah UMKM di kawasan Zona Madina yang dikembangkan oleh Dompet Dhuafa dengan fokus membahas kajian tahapan program pemberdayaan masyarakat menggunakan disiplin Ilmu Kesejahteraan Sosial. Tujuan penelitian adalah menjelaskan tahapan program Rumah UMKM, meliputi tahap persiapan, asesmen, perencanaan, implementasi, monitoring dan evaluasi, serta terminasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli hingga Oktober 2024 melalui observasi, studi dokumen, dan wawancara mendalam terhadap 9 informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Analisis data yang dilakukan adalah konseptualisasi dan coding data. Hasil penelitian menjelaskan bahwa tahapan program Rumah UMKM, yaitu tahap “analisis akar masalah” yang bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi pada program sebelumnya, tahap “perencanaan” yang bertujuan untuk merancang kegiatan sesuai permasalahan, tahap “implementasi” bertujuan untuk menjalankan program sesuai rencana, dan tahap “monitoring dan evaluasi” yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan penilaian terhadap dari produk, penerima manfaat serta program. Tahapan tersebut memiliki siklus spiral dan terlihat sesuai dengan framework tahapan pengembangan masyarakat oleh Adi (2024). Namun dengan perbedaan pada beberapa tahapan. Hasil penelitian ini menjawab tujuan penelitian, yaitu menggambarkan tahap persiapan dan tahap implementasi pada tahap “implementasi” program Rumah UMKM, tahap asesmen digambarkan pada tahap “analisis akar masalah”, tahap perencanaan digambarkan pada tahap “perencanaan”, tahap monitoring dan evaluasi digambarkan pada tahap “monitoring dan evaluasi”, serta tahap terminasi terlihat pada kegiatan “evaluasi penerima manfaat” pada tahap “monitoring dan evaluasi” dari program Rumah UMKM. Kesimpulan dari penelitian ini adalah masih kurangnya partisipasi masyarakat dalam beberapa tahapan program Rumah UMKM dan terlihat penerapan nilai-nilai agama yang terimplementasi pada program Rumah UMKM.

Poor people or the dhuafa have difficulty in meeting their daily needs and causing social problems that ultimately affect their social welfare. For this reason, community empowerment is one of the efforts that can be made. This study discusses the economic empowerment program of Rumah UMKM in the Zona Madina area developed by Dompet Dhuafa with a focus on discussing the study of the stages of the community empowerment program using the discipline of Social Welfare Science. The purpose of the study is to explain the stages of the Rumah UMKM program, including the preparation, assessment, planning, implementation, monitoring and evaluation, and termination stages. This study uses a qualitative approach with a descriptive study. Data collection was carried out from July to October 2024 through observation, document studies, and in-depth interviews with 9 informants selected using purposive sampling and snowball sampling techniques. The data analysis carried out was data conceptualization and coding. The results of the study explain that the stages of the UMKM House program, namely the "root cause analysis" stage which aims to identify problems that occurred in the previous program, the "planning" stage which aims to design activities according to the problems, the "implementation" stage aims to run the program according to plan, and the "monitoring and evaluation" stage which aims to determine the development and assessment of the product, beneficiaries and the program. These stages have a spiral cycle and are seen in accordance with the framework of community development stages by Adi (2024). However, with differences in several stages. The results of this study answer the research objectives, namely to describe the preparation stage and implementation stage at the "implementation" stage of the UMKM House program, the assessment stage is described at the "root cause analysis" stage, the planning stage is described at the "planning" stage, the monitoring and evaluation stage is described at the "monitoring and evaluation" stage, and the termination stage is seen in the "beneficiary evaluation" activity at the "monitoring and evaluation" stage of the UMKM House program. The conclusion of this study is that there is still a lack of community participation in several stages of the UMKM House program and the application of religious values ​​​​that are implemented in the UMKM House program. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Ardilla Rossa
"Bencana banjir yang melanda wilayah Jakarta menjadi tantangan yang signifikan, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah rawan bencana. Urbanisasi yang pesat serta berkurangnya ruang terbuka hijau semakin memperburuk risiko ini sehingga diperlukan pendekatan strategis berbasis komunitas untuk meningkatkan resiliensi masyarakat dalam menghadapi bencana, khususnya banjir. PT United Tractors Tbk melalui UTACTION menginisiasikan program Kampung Tangguh Bencana (KATANA) sebagai upaya peningkatan kesiapsiagaan bencana berbasis komunitas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahapan pemberdayaan komunitas serta strategi pengakhiran pada program KATANA di RW 04 Rawa Terate. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui studi dokumen dan wawancara mendalam yang dilakukan pada periode Juni hingga November 2024. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program KATANA terdiri dari tiga tahapan utama—pra-pelaksanaan, pelaksanaan, dan pasca-pelaksanaan—yang jika dielaborasi terdiri dari beberapa tahapan pemberdayaan komunitas yang sifatnya siklikal, meliputi tahap asesmen, perencanaan, persiapan, re-assessment, modifikasi rencana kegiatan, pelaksanaan, serta monitoring dan evaluasi. Meskipun masyarakat hanya dilibatkan pada tahap re-assessment, pelaksanaan, dan monitoring fasilitas, program KATANA membuahkan peningkatan kapasitas kolektif dan inisiatif tim Kelompok Siaga Bencana dalam evakuasi mandiri pada banjir Februari 2024. Strategi keberlanjutan program disusun secara bertahap melalui tiga pendekatan—phase down, phase out, dan phase over. Strategi ini menitikberatkan pada pengembangan kapasitas internal komunitas, pembentukan local hero, serta integrasi dengan pemerintah daerah. Kesimpulan dari penelitian ini menegaskan bahwa program KATANA tidak hanya memperkuat resiliensi tim Kelompok Siaga Bencana melainkan juga membangun kemandirian mereka sebagai agen perubahan dalam pengurangan risiko bencana. Pendekatan berbasis komunitas dalam program tanggung jawab sosial perusahaan mampu menciptakan dampak berkelanjutan apabila diiringi dengan strategi pemberdayaan melalui kolaborasi multi-sektor. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai pentingnya pemberdayaan komunitas sebagai bagian dari pembangunan sosial yang inklusif dan berkelanjutan. Rekomendasi utama mencakup peningkatan keterlibatan masyarakat pada seluruh tahapan program dan pengembangan sistem monitoring yang adaptif untuk mendukung evaluasi kebutuhan dan kemandirian komunitas dalam jangka panjang.

Flood disasters in Jakarta pose significant challenges, especially for communities residing in disaster-prone areas. Rapid urbanization and the reduction of green open spaces have exacerbated these risks, necessitating strategic community-based approaches to enhance resilience against disasters, especially floods. PT United Tractors Tbk, through its UTACTION initiative, introduced the Kampung Tangguh Bencana (KATANA) program as an effort to strengthen community-based disaster preparedness. This study aims to describe the stages of community development and the exit strategies implemented in the KATANA program in RW 04 Rawa Terate. This research uses a descriptive qualitative approach, utilizing data collection methods such as document analysis and in-depth interviews conducted between June and November 2024. The findings reveal that the KATANA program comprises three main stages—pre-implementation, implementation, and post-implementation—which, when elaborated, consist of cyclic processes, including assessment, planning, preparation, re-assessment, activity plan modification, implementation, and monitoring and evaluation. Although community involvement was primarily concentrated in the re-assessment, implementation, and facility monitoring stages, the program successfully enhanced collective capacity and initiatives, as demonstrated by the self-evacuation efforts conducted by the Kelompok Siaga Bencana team during the February 2024 flood. Program sustainability strategies were systematically structured through three phases—phase down, phase out, and phase over—emphasizing the development of internal community capacity, the formation of local heroes, and integration with local government systems. The study concludes that the KATANA program not only strengthens the resilience of the Kelompok Siaga Bencana team but also fosters their self-reliance as agents of change in disaster risk reduction. Community-based approaches in corporate social responsibility programs can generate sustainable impacts when supported by structured empowerment strategies and multi-sectoral collaboration. This research is expected to provides insights into the critical role of community development as an integral component of inclusive and sustainable social development. The primary recommendations include enhancing community participation across all stages of the program and developing an adaptive monitoring system to support the evaluation of needs and foster long-term community self-reliance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putu Widiastiti Giri
"ABSTRAK
Siswa dengan underachievement pada pelajaran Matematika menunjukkan adanya prestasi yang lebih rendah dari potensi yang sesungguhnya dimiliki. Kesenjangan antara prestasi dan potensi siswa ini disebabkan oleh rendahnya regulasi diri dalam belajar Matematika. Penerapan Self Regulation Empowerment Program SREP merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan regulasi diri dalam belajar yang diberikan secara individual. Penelitian yang berdesain single subject experimental study ini bertujuan untuk menguji efektivitas SREP dalam meningkatkan regulasi diri dalam belajar sekaligus prestasi Matematika pada siswa dengan underachievement di SMP. Data diperoleh melalui alat ukur Motivated Strategies and Learning Questionnaire MSLQ , Self Regulated Learning SRL Microanalysis, dan tes prestasi Matematika. Melalui pengujian statistik yaitu reliability change index RCI disertai dengan analisis kualitatif, diketahui bahwa SREP dapat memberikan peningkatan signifikan pada regulasi diri dalam belajar RCI = 3.07, p 6 menurut Perels, Dignath, Smith, 2009 pada siswa dengan underachievement pada siswa SMP. Ketika dilakukan follow up, siswa menggunakan aplikasi dari tahapan regulasi diri dalam belajar tidak hanya di pelajaran Matematika, tetapi juga pelajaran lainnya seperti IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

ABSTRACT
Students with underachievement in Mathematics had actual achievement that falls below their potential achievement. This kind of discrepancy could be caused by their self regulated learning. Self Regulation Empowerment Program SREP intervention was an alternative way to enhance self regulated learning. This single subject experimental study aimed to determine the effectiveness of SREP in enhancing both self regulated learning and Mathematics achievement for student with underachievement in middle school. The data was collected by using Motivated Strategies and Learning Questionnaire MSLQ , Self Regulated Learning SRL Microanalysis, and Mathematics achievement test and analyzed by using reliability change index RCI and qualitative method of analysis. The result showed that SREP was able to enhance self regulated learning significantly RCI 3.07, p 6 based on Perels, Dignath, Smith, 2009 for students who have underachievement in middle school. Follow up data showed that students also has applied stages of self regulated learning not only in Mathematics but also in other school subjects such as science, social science, Bahasa, and English."
2016
T47339
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library