Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Millati Syamila
Abstrak :
Tingginya durasi penggunaan internet dan kesulitan dalam mengontrol penggunaan internet di kalangan remaja saat ini dapat berpotensi mengakibatkan penggunaan internet yang problematik. Adanya keyakinan metakognisi yang maladaptif bahwa dengan menggunakan internet dapat meregulasi emosi negatif secara efektif diduga dapat memediasi hubungan antara kesulitan regulasi emosi dan penggunaan internet yang berpotensi problematik pada 261 sampel remaja usia 11 hingga 20 tahun (perempuan 66.28%, M = 15). Analisis dilakukan dengan metode kuantitatif non-eksperimental menggunakan Hayes PROCESS Mediation Analysis. Penggunaan internet yang problematik diukur dengan skala GPIUS2, regulasi emosi diukur dengan DERS-SF, serta keyakinan metakognisi maladaptif diukur dengan skala MCQ-30. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keyakinan metakognisi maladaptif berperan dalam memediasi hubungan antara penggunaan internet yang berpotensi problematik dan kesulitan regulasi emosi pada remaja secara parsial. Kesulitan regulasi emosi ditemukan dapat memengaruhi penggunaan internet yang berpotensi problematik baik secara langsung maupun tidak langsung. Penemuan ini mengimplikasikan bahwa intervensi penggunaan internet problematik pada remaja dapat mempertimbangkan regulasi emosi dan input informasi yang tepat dalam mengembangkan keyakinan metakognisi yang adaptif. ......Adolescents' exessive use of the internet and lack of control in using internet might potentially result in problematic internet use (PIU). In a sample of 261 typical adolescents aged 11 to 20 years (female 66.28%, M = 15), the association between emotion regulation difficulties and Internet users problematik is assumed to be mediated by the maladaptive metacognitive beliefs that utilizing the internet may effectively decrease negative emotions. Hayes PROCESS Mediation Analysis, non-experimental quantitative methods were used for the analyses. The GPIUS2 scale was used to test potentially PIU, the DERS-SF was used to measure emotion regulation difficulties, and the MCQ-30 scale was used to measure maladaptive metacognitive beliefs. The findings demonstrated that the association between penggunaan internet problematik and emotion regulation difficulties was partially mediated by maladaptive metacognitive beliefs. It has been discovered that potentially problematic internet use is both directly and indirectly by emotion regulation difficulties. This research suggests that problematic internet use interventions for adolescents ought to take emotion regulation, appropriate information input in developing adaptive metacognitive beliefs into account.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khoyrunnisaa Annabiilah Amila Fiartri
Abstrak :
Meski secara teoretis diduga sebagai hambatan utama pencapaian pertumbuhan pascatrauma, peran disregulasi emosi terhadap pertumbuhan pascatrauma jarang sekali diteliti secara empiris. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah benar terdapat hubungan negatif signifikan antara disregulasi emosi dan pertumbuhan pascatrauma; dan jika iya, apakah penggunaan regulasi emosi interpersonal merupakan moderator signifikan. Partisipan merupakan 388 dewasa muda Indonesia 87,1% wanita; Musia = 21,06, SD = 2,12) yang pernah mengalami kekerasan dan/atau penelantaran di masa kecil. Disregulasi emosi diukur menggunakan Difficulties in Emotion Regulation Short Form DERS SF, regulasi emosi interpersonal diukur menggunakan Interpersonal Emotion Regulation Questionnaire IER-Q, dan pertumbuhan pascatrauma diukur menggunakan Posttraumatic Growth Inventory (PTGI). Melalui analisis moderasi ditemukan bahwa disregulasi emosi memprediksi pertumbuhan pascatrauma secara signifikan (b = -0,3683, t(384) = -6,235, p < 0,001) dan penggunaan regulasi emosi interpersonal bukan merupakan moderator signifikan (b = 0,0027, t(384) = 0,850, p > 0,001). Bukti empiris ini menekankan betapa penting teregulasi dengan baiknya emosi negatif dan perasaan distres untuk mencapai pertumbuhan pascatrauma.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rachma Sayekti
Abstrak :
Penggunaan internet yang bermasalah merupakan dampak negatif dari penggunaan internet yang tidak bijaksana. Penggunaan internet yang bermasalah pada umumnya terjadi pada masa remaja. Pada masa ini, remaja cenderung memiliki masalah dengan emosinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masalah emosi pada remaja dengan penggunaan internet yang bermasalah. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilaksanakan di enam Sekolah Menengah Pertama di Kecamatan Pancoran Mas Depok, dengan jumlah subjek penelitian ini adalah 300 sampel orangdengan setiap sekolahnya terdiri dari 50 sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner Strength and Difficulties SDQ dan Young rsquo;s Internet Addiction TestScale. Penelitian menunjukkan bahwa 39,3 sampel mengalami masalah emosi dan 27 mengalami penggunaan internet yang bermasalah. Tidak terdapat hubungan bermakna antara masalah emosi dengan penggunaan internet yang bermasalah P>0,05. Masalah emosi berhubungan dengan strategi coping mechanism. Pada perempuan cenderung menggunakan coping mechanism yang pasif dan menghindar dibandingkan dengan laki-laki yang menggunakan coping mechanism aktif sehingga lebih protektif. Penelitian yang dilakukan oleh Wei-Po Chou di Thailand menujukkan bahwa seseorang dengan coping mechanism yang pasif tidak berhubungan dengan kejadian penggunaan internet yang bermasalah. Selanjutnya, hal ini bisa terjadi karena internet dijadikan tempat menyalurkan kelabilan emosi dengan bersosialisasi lebih mudah melalui media sosial. Penelitian ini hanya menilai hubungan masalah emosi dan penggunaan internet yang bermasalah dalam satu waktu. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui faktor-faktor yang berkaitan dalam penggunaan internet yang bermasalah pada remaja.
The problematic use of internet is a negative impact of unwise internet use. This problematic internet usage generally occurs at adolescence. At this time, adolescents tend to have problems with their emotions. This study aims to determine the relationship between emotional problems in adolescents and problematic internet use.This study used a cross sectional design conducted in six junior high schools in Pancoran Mas Depok sub district with the number of subjects of this study being 300 people samples with each school consisting of 50 samples. This study uses Strength and Difficulties SDQ questionnaires and Young 39 s Internet Addiction Scale. The results showed that 39.3 of the samples experienced emotional problems and 27 experienced problematic internet usage. There was no significant association between emotional problems and problematic Internet use P 0.05 . Emotional problems relate to coping mechanism strategy. In women tend to use passive coping mechanism and avoid compared with men who use active coping mechanism so that more protective. Research conducted by Wei Po Chou in Thailand shows that a person with a passive coping mechanism is not associated with a problematic internet usage event. Furthermore, this can happen because the internet is used as a place to deliver emotional instability by socializing more easily through social media. This study only assesses the relationship of emotional problems and problematic internet use at one time. Need to do further research to know the factors related in internet usage problem in adolescent.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tika Bisono
Abstrak :
Buku ini kumpulan tanya jawab orang tua mengenai berbagai macam masalah yang kerap timbul pada masa remaja.
Jakarta: Pustaka Populer Obor, 2009
158.3 TIK m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ihsanti Amalia
Abstrak :
ABSTRAK
Masa remaja merupakan masa perkembangan yang berisiko karena pada masa ini remaja rentan terhadap berbagai gangguan kesehatan mental. Salah satu faktor yang menyebabkan munculnya gangguan kesehatan mental pada remaja adalah tekanan yang tinggi dari orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah tekanan dari ayah dan ibu memiliki perbedaan serta melihat apakah tekanan dari ayah dan ibu memiliki hubungan dengan gangguan kesehatan mental yang banyak dialami oleh remaja, yaitu depresi dan emotional problems. Penelitian ini merupakan one-shot study and school-based yang dilakukan di 5 SMA pada 5 wilayah urban di DKI Jakarta. Data penelitian didapat secara langsung menggunakan paper and pencil technique pada 628 siswa SMA di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan Inventory of Parental Influence IPI untuk mengukur parental pressure, Hopkins Symptom Check-List 25 HSCL-25 untuk mengukur depresi, dan Strength and Difficulties Questionnaire SDQ untuk mengukur emotional problems. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara parental pressure ayah dan ibu. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa parental pressure ayah dan ibu memiliki hubungan signifikan dengan emotional problems, namun tidak berhubungan dengan depresi pada siswa SMA di DKI Jakarta.
ABSTRACT
Adolescents is a risky period because at this time various mental health problems are common among adolescents. Mental health problems in adolescents can be caused by various factors, one of those is high pressure from parents. The aim of this study is to examine the differences between parental pressure from father and mother, and to investigate whether there is any correlation between parental pressure and common mental health on adolescent, namely depression and emotional problems. This study was a one shot sudy and school based research, conducted in five high school in five urban cities of DKI Jakarta. Research data were collected by face to face paper and pencil technique on 628 high school students in DKI Jakarta. This study used Inventory of Parental Influence IPI to measure parental pressure from father and mother, Hopkins Symptom Check List 25 HSCL 25 to measure depression, and Strength and Difficulties Questionnaire SDQ to measure emotional problems. The results shows that there was a significant difference between parental pressure from father and mother. In addition, the results of the study also shows that parental pressure of father and mother have significant relationship with emotional problems, but not related to depression on high school students in DKI Jakarta.
2017
S70075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fabrila Hasti Endah Ramadani
Abstrak :

Pendahuluan: Remaja mengalami perkembangan dalam berbagai aspek dan remaja akan memberikan berbagai respons terhadap perkembangannya. Respon maladaptif yang rentan dialami remaja adalah penyalahgunaan NAPZA. Penyalahgunaan NAPZA dapat disebabkan oleh harga diri rendah yang dialami remaja. Faktor-faktor yang menyebabkan harga diri rendah remaja diantanya masalah emosi dan perilaku, rendahnya perilaku prososial serta pola asuh orang tua. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan harga diri dan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Metode: Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif. Teknik yang digunakan adalah purposive sampling dan stratified-cluster sampling dengan jumlah responden sebanyak 268 remaja SMA di Jakarta Selatan. Data diambil menggunakan enam kuesioner yaitu data demografi, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, dan Drug Abuse Screening Test-20. Hasil: Remaja SMA di Jakarta Selatan memiliki tingkat harga diri sedang sebesar 54,9% dan 77,6% bersih dari penyalahgunaan NAPZA. Faktor risiko masalah emosi dan perilaku memiliki hubungan bermakna dengan harga diri remaja, sedangkan perilaku prososial dan pola asuh tidak memiliki hubungan yang bermakna dengan harga diri. Masalah emosi dan perilaku, perilaku prososial, serta pola asuh orang tua tidak berhubungan dengan penyalahgunaan NAPZA pada remaja. Rekomendasi: Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar mengembangkan promosi kesehatan jiwa pada pencegahan penyalahgunaan NAPZA dengan kontrol diri, pelatihan penyelesaian masalah dan pembentukan kader kesehatan remaja, school nurse, dan life skills serta program preventif penurunan harga diri dengan menyediakan ekstrakurikuler. Selain itu, penelitian diharapkan dapat menjadi dasar dalam pemberian program kuratif dan rehabilitatif pada remaja yang menyalahgunakan NAPZA.


Introduction: Adolescents develop in various aspects and they will provide various responses to their development. Maladaptive responses that are vulnerable to adolescence are drug abuse. Drug abuse can be caused by low self-esteem experienced by adolescents. Factors that cause adolescent low self esteem include emotional and behavioral problems, low prosocial behavior and parenting style. This study aims to determine the factors associated with self-esteem and drug abuse in adolescents. Method: The research design uses descriptive correlative. The technique used was purposive sampling and stratified-cluster sampling with the number of respondents as many as 268 high school adolescents in South Jakarta. Data was taken using six questionnaires, namely demographic data, Strength and Difficulties Questionnaire, Typology of Parenting Style, Coopersmith Self Esteem Inventory, and Drug Abuse Screening Test-20. Results: High school adolescents in South Jakarta have a moderate self-esteem rates of 54,9% and 77,6% are clear of drug abuse. Risk factors for emotional and behavioral problems have a significant relationship with adolescent self-esteem, while prosocial behavior and parenting style do not have a meaningful relationship with self-esteem. Emotional and behavioral problems, prosocial behavior, and parenting style are not related to drug abuse in adolescents. Recommendation: The results of this study are expected to be the basis for developing mental health promotion on the prevention of drug abuse by self-control, problem solving training, and establishment of adolescent health cadres, school nurses, and preventive programs to reduce self-esteem by providing extracurricular activities. In addition, research is expected to be the basis for giving curative and rehabilitative programs to adolescents who abuse drugs.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peter, Julie Anne
Abstrak :
Summary: High school student Daelyn Rice, who's been bullied throughout her school career and has more than once attempted suicide, again makes plans to kill herself, in spite of the persistent attempts of an unusual boy to draw her out.
Bandung: Mizan Media Utama, 2014
813 PET b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library